Anda di halaman 1dari 15

Makalah Studi Kelayakan Apotek

Mata Kuliah : Manajemen Apotek

DosenPengajar :Nila Sari, SKM, MKM

DisusunOleh :

Desi Pradana 1848201004

Nurul Adibah 1848201008

Adhe Christie 1848201011

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

2020
STUDI KELAYAKAN

A. Latar Belakang Apotek

Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua

fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit

oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik adalah

menyediakan obat‐obatan dan perbekalan farmasi yang dibutuhkan masyarakat untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi

bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan karena investasi yang ditanam

pada apotek dan operasionalnya cukup besar. Pada saat ini kegiatan pelayanan

kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi

menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek

kefarmasian dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, definisi

apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker

bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat

akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/Per/X/1993 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu

tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan


farmasi kepada masyarakat. Untuk dapat memenuhi peraturan tersebut, studi kelayakan

dilakukan sebelum apotek didirikan.

B. Visi dan Misi

1. Visi : “ Kami Ada Untuk Kesehatan Anda “ Menjadikan apotek yang menerapkan

pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan terpercayabagi masyarakat dengan

memberikan pelayanan prima yang berlandaskan profesionalisme Apoteker

2. Misi :

a. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik bagi konsumen maupun tenaga

kerja

b. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif dengan

menerapkan konsep Pharmaceutical Care secara professional.

c. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa

melakukan perbaikan.
BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Apotek

a. Definisi apotek Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam

membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,

selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian

Tugas dan Fungsi Apotek Menurut PP No.51 tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah :

1). Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan

Apoteker.

2). Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

3). Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain

obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika.

4). Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,

penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat

atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan

obat tradisiona

Apoteker

Mengacu pada definisi apoteker di Kepmenkes No.1027 tahun 2004 maka untuk menjadi

seorang apoteker, seseorang harus menempuh pendidikan di perguruan tinggi farmasi baik

di jenjang S-1 maupun jenjang pendidikan profesi. Apoteker/farmasis memiliki suatu

perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom yaitu ISFI (Ikatan Sarjana

Farmasi Indonesia) yang sekarang menjadi IAI (Ikatan Apoteker Indonesia).


Standar pelayanan kefarmasian di apotek Berdasarkan Kepmenkes No.1027 tahun 2004

mencakup aspek : a. Pengelolaan sumber daya 1) Sumber daya manusia Sesuai ketentuan

perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional.

Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan

dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu

berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi

multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier

dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan

pengetahuan.

Sarana dan Prasarana

Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman

terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan

mudah diakses oleh anggota masyarakat. Dalam Permenkes No.922 tahun 1993 ayat 2

sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi

lainnya di luar sediaan farmasi dan ayat 3 apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan

komoditi lainnya diluar sediaan farmasi

hal ini berguna untuk menunjukan integritas dan kualitas produk serta mengurangi resiko

kesalahan penyerahan. Apotek harus memiliki :

1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien

2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur/materi

informasi

3. Ruangan tertutup untuk konseling

4. Ruang racikan

5. Tempat pencucian alat


BAB III

Metode

A. Alat dan Perbekalan Farmasi yang Diperlukan

1. Bangunan milik sendiri, Luas bangunan 15x10 m terdiri atas:


1) ruang tunggu, kasir, ruang kerjaapoteker dan konsultasi obat, ruang pelayanan
resep, tempat penyimpanan obat, ruang peracikan, ruang pencucian alat, dapur,
toilet dan tempat parkir
2) Bangunan dilengkapi dengan telepon, komputer, penerangan, televisi, sumber air,
alat pemadam kebakaran, ventilasi dan sanitasi yang mendukung, kipas angin dan
tempat sampah
2. Papan nama
Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan putih
di atas dasar biru tua, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi
dengan neon box. Papan nama apotek diletakkan di depan bangunanyang merupakan
identitas apotek, berisi nama apotek dan APA dengan No. SIA dan No. SP/SIK
terpasang jelas.
3. Perlengkapan :
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan adalah :
 Gelas ukur
 Labu erlenmeyer
 Beker glass
 Literan plastik 1 dan 2 liter
 Corong glass
 Timbangan dan anak timbangan (g/mg)
 Termometer
 Mortir dan stamper
 Spatel logam/tanduk plastik atau porselen
 Batang pengaduk
 Penangas air
 Kompor atau alat pemanas yang sesuai
 Panci rak tempat pengeringan alat
 Cawan porselin
 Spatula porselin
 Botol timbang
Alat perbekalan farmasi :
 Botol berbagai ukuran
 Tensimeter
 Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in 1)
 Pot plastik berbagai ukuran
 Lemari pendingin
 Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
 Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika dan bahan obat yang
berbahaya lainnya.
Wadah pembungkus dan pengemas :
 Etiket (biru dan putih)
 Kertas puyer
 Streples
 Wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat (tas plastik)
Alat administrasi :
 blanko pesanan obat
 blanko kartu stock obat
 blanko salinan resep
 blanko faktur dan blanko nota penjualan
 buku defecta
 buku ED
 buku Farmakope
 buku ISO atau MIMS
 buku pembelian
 buku penerimaan
 buku pembukuan keuangan
 buku pencatatan narkotik
 buku pesanan obat narkotik
 buku laporan obat narkotik
 buku pencatan penyerahan resep
 buku resep jika dokter akan beli obat
 kwitansi
 alat-alat tulis dan kertas

4. Perbekalan farmasi yang diperlukan


 Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)
 Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas
 Alat kesehatan : master, perban, termometer, sarung tangan, perban, alkes
steril, perbekalan rumah sakit.
 Bahan baku
 Perlengkapan bayi
C. Peluang/ Prospek Pemasaran

Berdasarkan data‐data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi

strategis daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang

penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap

apotek baru yang akan didirikan (SWOT ANALISIS).

1. Kekuatan / Strength

Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah

sebagai berikut :

a. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian

pharmaceutical care.
b. Apoteker Griya Sehat menerapkan konsep pelayanan kefarmasian “No Pharmacist
No Service”
c. Letak apotek berada di Jalan Imogiribarat dipinggir jalanyang ramai dilalui arus

kendaraan.

2. Kelemahan / Weakness

a. Merupakan apotek baru yang belum dikenal oleh masyarakat dan belum mempunyai

langganan yang loyal.

b. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan.

c. Kesadaran masyarakat untuk membeli obat di apotek masih rendah.

Untuk menutupi kelemahan tersebut maka:

a. Nama apotek harus dibuat besar dan diberi neon box, tanda/marka apotek dipasang

tepi jalan.

b. Disediakan parkir yang luas dan gratis.

3. Peluang / Opportunity

 Jumlah Penduduk disekitar apotek cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan

apotek yang potensial.

 Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan untuk

menjadi pelanggan.

Tenaga Kerja

A. Struktur organisasi

PSA APA

Aping
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, dengan rincian sebagai berikut :
APA AA
: 1 orang Pembantu Umum
Apoteker Pendamping : 1 orang
AA : 2 orang
Pembantu Umum : 1 orang
a. Apoteker Pengelola Apotek

1) Tugas dan wewenang:

a) Memimpin seluruh kegiatan apotek

b) Menginformasikan customer aturan pemakaian obat, efeksamping, dosis, dan

monitoring

c) Memuat laporan penjualan

d) Memeriksa penjualan per shift, laporan kasir, laporan pembelian

e) Mengatur jadwal asisten apoteker/ juru racik/ kurir

f) Kontrol kinerja karyawan

g) Tanggung jawab semua operasional yang bersifat operasi ke Dinas Kesahatan

h) Mengontrol laporan sebelum diberikan ke PSA

i) APA bertanggungjawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek serta

bertanggungjawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.

b. Apoteker Pendamping

1) Tugas dan wewenang:

a) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan selama

jam kerja apotek.

c. Asisten Apoteker
1) Tugas dan wewenang :

a) Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya sebagai asisten apoteker,

yaitu meliputi :

 Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep) sesuai

petunjuk pimpinan apotek.

 Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan dan meracik.

 Menghubungi dokter yang bersangkutan apabila resep tidak dapat dibaca.

 Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.

 Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (narkotik, psikotropik,

statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluarsa.

 Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran kegiatan

pembelian.

 Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur, mencatat ke

dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar daftar harga tetap up to date.

d. Kasir

Tugas dan wewenang

a) Membantu AA dalam pengadaan dan penyiapan obat

b) Menghitung modal awal

c) Melayani customer sesuai Visi dan Misi Apotek…

d) Melakukan transaksi seperti menerima dan mengembalikan uang.

Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan apotek dan melaksanakan tugas


sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek

B. Standar Operating Procedure (SOP)


a. SOP Pelayanan OTC

1) Pasien datang,

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang

dibutuhkan,

3) Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian bantu

pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,

4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

b. SOP Pelayanan OWA

1) Pasien datang,

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang

dibutuhkan,

3) Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya,

4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan

bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),

Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan maka pilihkan
obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum
pernah minum obat

SOP Meracik Obat

1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik

2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara

mencampur.

3) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya untuk diracik.

SOP Konseling OTC


1) Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan sudah

berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,

2) Menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut

3) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek seperti

yang diharapkan maka obat boleh diberikan,

Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien dipilihkan

obat yang tepat untuk kondisinya

SOP Konseling resep

1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,

2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien

tentang keluhan yang dialaminya,

Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan penggunaan

obat tersebut

c. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang

1) Saat barang datang dari PBF,

2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama

barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),

3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),

4) Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan no.

SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek,

5) Faktur diambi 1 lembar untuk arsip apotek,

6) Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di komputer,


7) Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada faktur

baru, apakah ada kenaikan atau tidak,

8) Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,

9) Hargai barang‐barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya. Untuk

obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek farmakologinya atau

berasarkan abjad,

10) Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing‐masing.

Aspek Modal dan Biaya

Terdiri dari :
1. Modal Tetap
a. Bangunan + Tanah Rp. 525.000.000,00
b. Perlengkapan Rp. 54.067.700,00
2. Modal Operasional Rp. 200.000.000,00
3. Modal Cadangan Rp. 29.932.300,00
4. PERHITUNGAN BEP TAHUN KE I
i. Pay Back Periode
Total Investasi
PBP = = = 6,2 tahun (6 tahun 2 bulan)
Laba Bersih Rp. ……..

ii. ROI (Return On Investement)


Laba Bersih
ROI = x 100 %
Total Investasi
Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP X Jumlah lembar resep / tahun

Anda mungkin juga menyukai