APOTEK RAKYAT
Dosen Pembimbing :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga tugas makalah mata kuliah Farmakognosi ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Arif Alfian Rahman,
S.Farm., Apt. selaku dosen mata kuliah Perundang-undangan kesehatan dan etika
farmasi di Universitas Muhammadiyah Lamongan, yang telah memberikan materi
mengenai apotek rakyat.
Tujuan .....................................................................................................5
Kesimpulan .............................................................................................13
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan unsur vital dan salah satu elemen konstitutif dari
kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan
mendasar dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya
pemenuhannya. Salah satu strategi dalam meningkatkan derajat kesehatan
adalah mengupayakan pelayanan yang berkualitas kepada setiap masyarakat.
Sumber tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan paling berperan
dalam peningkatan kualitas. Didalam mengoptimalisasikan derajat kesehatan
masyarakat tersebut, pembangunan kesehatan diimplementasikan dalam
bentuk pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya pelayanan kefarmasian.
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dan sangat
menunjang dalam rangka upaya pembangunan dan pelayanan kesehatan yang
baik. Obat dan perbekalan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia
yang berfungsi sosial, sehingga tidak boleh dipergunakan sebagai komoditas
ekonomi semata, juga tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan.
Akses terhadap obat terutama obat essensial merupakan salah satu hak asasi
manusia.
Semua obat yang beredar harus dijamin keamanan, khasiat, dan
mutunya agar benar-benar memberikan manfaat bagi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat serta tidak merugikan masyarakat. Keterjangkauan
dan penggunaan obat yang rasional merupakan bagian dan tujuan yang harus
dicapai.
Salah satu tempat distribusi atau beredarnya obat-obatan serta
perbekalan kesehatan masyarakat adalah apotek. Apotek merupakan Salah satu
realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta yaitu
dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya ialah apotek.
Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan farmasi
dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa
fungsi kegiatan yaitu: pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan,
dan pembukuan, sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang
Apoteker Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang telah
dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan
ilmu akuntansi (accounting).
Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan
terjamin kepada masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan
untuk menertibkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan
kesempatan para apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian. Dalam
upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan
suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia
termasuk kesehatan, perlu kita harus mengetahui apotek rakyat dan peranan
apoteker di dalam apotek rakyat.
Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi
apotekernya di apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis
kefarmasian saja, melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan
prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang
memiliki kepentingan (stake holder) semata melainkan juga memiliki fungsi
sosial di masyarakat.
a. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
b. Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat
atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PerMenKes pasal 5 :
Apotek rakyat, kata Koesmedi, dulu diadakan karena belum ada sistem
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Karena obat-obatan sudah ada dalam
layanan JKN yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, apotek rakyat sebaiknya dihapus.
Analisa kasus :
Dari hasil analisis kasus tersebut, pemilik terkena pasal tentang
penyalahgunaan aturan Apotek Rakyat, dimana pemilik apotek tidak
mempekerjakan seorang apoteker dan hanya menyewa ijazah seorang apoteker
untuk memperoleh izin mendirikan Apotek Rakyat, serta menjual obat-obat
ilegal dan juga obat kedarluwarsa, sementara itu seorang pelaku juga menjadi
tersangka dalam pembuatan obat ilegal. Selain itu apoteker yang bersangkutan
juga bersalah karena memberikan ijazahnya begitu saja, serta tidak menjalan
kewajibanya sebagai seorang apoteker yang seharusnya mengontrol obat yang
datang atau disimpan di Apotek Rakyat.
Pasal dan sanksi terkait pelanggaran :
a. Pasal 197 Undang-Undang Kesehatan “ Setiap orang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi atau alat kesehatan yang
tidak memiliki ijin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat 1,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.500.000.000,-.
b. Sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan dalam Pasal 15 UU
Perlindungan Konsumen, berdasarkan Pasal 62 ayat 1 UU Perlindungan
Konsumen adalah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,-.
c. Izin Pendirian Apotek Rakyat diatur dalam PerMenKes RI
No.284/MENKES/Per/III/2007 Tentang Apotek Rakyat. Bagi yang
melanggar dapat dikenakan sanksi Tindakan Administratif berupa teguran
lisan, tertulis dan pencabutan izin pendirian.
d. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dapat dikenakan sanksi
, baik sanksi administratif maupun sanksi pidana. Sanksi administrasi yang
diberikan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/MENKES/SK/X/2002 dan PerMenKes No. 92/MENKES/Per/X/1993
adalah Peringatan secara tertulis kepada Apoteker secara tiga kali berturut-
turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan, teguran lisan,
pencabutan izin tenaga kesehatan, dan/atau pencabutan izin/ rekomendasi
klinik.
e. Jika seorang apoteker dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui
dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan atau organisasi profesi farmasi
yang menaunginya (IAI) dan mempetanggung jawabkannya kepada Tuhan
YME. Apabila apoteker melakukan pelanggaran kode etik apoteker, yang
bersangkutan dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan,
peringatan, pencabuta keanggotaan sementara, dan pencautan keanggotaan
tetap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya
pelayanan kefarmasian, penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, tetapi tidak
melakukan peracikan. Mengutamakan pelayanan obat generik dan dilarang
menyediakan narkotika, psikotropika, meracik obat dan menyerahkan obat
dalam jumlah yang besar. Apotek rakyat harus memiliki 1 orang apoteker
sebagai penanggung jawab dan dibantu oleh asisten apoteker.
Hasil analisa kasus apotek rakyat di Pasar Pramuka menunjukkan
bahwa pemilik terkena pasal tentang penyalahgunaan aturan Apotek Rakyat,
dimana pemilik apotek tidak mempekerjakan seorang apoteker dan hanya
menyewa ijazah seorang apoteker untuk memperoleh izin mendirikan Apotek
Rakyat, serta menjual obat-obat ilegal dan juga obat kedarluwarsa, sementara itu
seorang pelaku juga menjadi tersangka dalam pembuatan obat ilegal. Selain itu
apoteker yang bersangkutan juga bersalah karena memberikan ijazahnya begitu
saja, serta tidak menjalan kewajibanya sebagai seorang apoteker yang
seharusnya mengontrol obat yang datang atau disimpan di Apotek Rakyat.
Sanksi-sanksi yang dapat dibebankan kepada para pelaku pelanggaran
pada kasus tersebut yaitu :
a. Pengedaran obat ilegal, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
tahun dan denda paling banyak Rp. 1.500.000.000,-.
b. Perlindungan konsumen, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
tahun atau pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,-.
c. Izin mendirikan apotek rakyat, sanksi tindakan administratif berupa teguran
lisan, tertulis dan pencabutan izin pendirian.
d. Pelanggaran kode etik apoteker, dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat
berupa pembinaan, peringatan, pencabuta keanggotaan sementara, dan
pencabutan keanggotaan tetap. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker
secara tiga kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2
bulan, teguran lisan, pencabutan izin tenaga kesehatan, pencabutan izin/
rekomendasi klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Siswosoediro, Henry S., 2008, Buku Pintar Pengurusan Perizinan dan Dokumen,
Penerbit visimedia, Jakarta.
Spillane, James l., 2010, Ekonomi Farmasi, Yogyakarta, Penerbit Grasindo.
Suryadharma, B., 2009, Apotek Rakyat,
http://berlysuryadharma.blogspot.com/2009/06/apotik-rakyat.html, diakses
Kendari, 11 mei 2013.
Restiasari, Anggi., 2010, Tesis Kepastian Hukum Apotek Rakyat dan Pekerjaan
Kefarmasian, Semarang, Program Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan
Universitas Katolik Soegijapranata.
http://amp.kompas.com/megapolitan/read/2017/10/05/15231211/inilah-alasan-
apotek-rakyat-pasar-pramuka-kembali-beroperasi.