Anda di halaman 1dari 66

(FAQ)

FREQUENTLY
ASKED
QUESTION
PENERBITAN SURAT KETERANGAN IMPOR (SKI),
SURAT KETERANGAN EKSPOR (SKE), DAN
IZIN SPECIAL ACCESS SCHEME (SAS) KOSMETIKA

DIREKTORAT PENGAWASAN KOSMETIK


BADAN POM
2019
FREQUENTLY ASKED QUESTION
PENERBITAN SURAT KETERANGAN IMPOR (SKI),
SURAT KETERANGAN EKSPOR (SKE), DAN
IZIN SPECIAL ACCESS SCHEME (SAS) KOSMETIKA
ISBN :
978-602-53942-1-8
Penerbit :
Direktorat Pengawasan Kosmetik
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan dan Kosmetik
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Cetakan Pertama : Jakarta, Desember 2019
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa ijin tertulis dari penerbit.
KATA
PENGANTAR
Dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan menipisnya entry
barrier membuat pasar Kosmetika semakin berkembang pesat baik
di dalam negeri maupun internasional. Bahan baku/produk jadi
Kosmetika dapat dengan mudah masuk ke dalam wilayah
Indonesia dan terdistribusi secara cepat hingga ke seluruh lapisan
masyarakat. Selain itu, Kosmetika dalam negeri juga dituntut
untuk bisa bersaing di pasar global sehingga para pelaku usaha
berlomba-lomba untuk memasarkan produknya. Untuk itu, dalam
rangka memperlancar arus barang yang keluar dan masuk untuk
kepentingan perdagangan serta mendukung pelaku usaha dalam
memasarkan produknya telah memenuhi syarat keamanan,
manfaat, dan mutu, BPOM juga berkontribusi dalam memberikan
informasi terkait pelayanan publik di bidang impor dan ekspor
Kosmetika melalui penyusunan penerbitan Frequently Asked
Questions (FAQ) Penerbitan Surat Keterangan Impor (SKI), Surat
Keterangan Ekspor (SKE), dan Izin Special Access Scheme (SAS)
Kosmetika.

FREQUENTLY
ASKED FAQ
QUESTION
Puji Syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menerbitkan FAQ Penerbitan
Surat Keterangan Impor (SKI), Surat Keterangan Ekspor (SKE),
dan Izin Special Access Scheme (SAS) Kosmetika. Penyusunan FAQ
ini dirasakan sangat penting mengingat BPOM dituntut untuk
terus bergerak melakukan pengawasan Kosmetika yang beredar
dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam hal ini
pelaku usaha Kosmetika. Selain itu, dengan adanya kebijakan post
border membuat proses pengawasan pemasukan Kosmetika
berubah dimana SKI Kosmetika tidak menjadi persyaratan untuk
barang keluar dari wilayah kepabeanan. Hal tersebut membuat
keresahan dari pelaku usaha Kosmetika terhadap penerapan
kebijakan post border. Terkait munculnya banyak pertanyaan terkait
ketentuan, persyaratan, dan mekanisme post border dari pelaku
usaha, Direktorat Pengawasan Kosmetik memandang perlu untuk
menerbitkan buku Frequently Asked Questions (FAQ) Penerbitan
Surat Keterangan Impor (SKI), Surat Keterangan Ekspor (SKE),
dan Izin Special Access Scheme (SAS) Kosmetika.
Semoga buku FAQ ini dapat bermanfaat, khususnya bagi pelaku
usaha di bidang Kosmetika, sehingga dapat lebih memahami
regulasi dan tata cara pengajuan Surat Keterangan Impor (SKI),
Surat Keterangan Ekspor (SKE), dan Izin Special Access Scheme
(SAS) Kosmetika.

Jakarta, Desember 2019


Direktur Pengawasan Kosmetik

Drs. Arustiyono, Apt., MPH

FREQUENTLY
ASKED FAQ
QUESTION
TIM
PENYUSUN
Pengarah : Drs. Arustiyono, Apt., MPH
Ketua : Dra. Tita Nursjafrida, Apt., MKM
Anggota :
1. Dra. Yurita Amarya Sariwating, Apt., MKM
2. Ambar Setyorini, S. Si., Apt.
3. Aprilya Tris Susanti, S. Farm., Apt.
4. Aziz Jihaduddin, S. Farm., Apt.
5. Dany Dwi Agistia, S. Farm., Apt.
6. Didi Suhendi, A. Md.
7. Dinny Anggraini, S. Si., Apt.
8. Erni Riza, S. Kom.
9. Fithra Indah Nuranisa, S. Farm., Apt.
10. Melinda Lusiana, S. Farm., Apt.
11. Noer Annisa Septiyanti, A. Mf.
12. Reza Ismail Abdul Rahman, M. Farm.
13. Sulistyowati, S. Farm, Apt.
14. Yogaswara Tawang Gumbara, S. Farm, Apt.
15. Yogi Ahmat, A. Mf.
16. Yusmawarni, SH

FREQUENTLY
ASKED FAQ
QUESTION
DAFTAR ISI
I. KATA PENGANTAR ............................................................................... i
II. TIM PENYUSUN ........................................................................................ iii
III. DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
IV. FAQ ................................................................................................................... 1
A. UMUM .................................................................................................... 1
1. Ketentuan Importasi .................................................................... 2
2. Ketentuan Eksportasi .................................................................. 18
3. Registrasi Akun E-bpom ............................................................ 23
B. TATA CARA PENGAJUAN .......................................................... 26
1. Pengajuan Surat Keterangan Impor (SKI) ........................... 27
2. Pengajuan Surat Keterangan Ekspor (SKE) ........................ 42
C. PEMASUKAN KOSMETIK MELALUI JALUR
SPECIAL ACCESS SCHEME (SAS) ................................................. 46
1. Ketentuan Izin Special Access Scheme (SAS) ..................... 47
2. Tata Cara Pengajuan Izin
Special Access Scheme (SAS) ......................................................... 49
IV. LAMPIRAN .................................................................................................. 53
IV.1 Surat Pernyataan untuk Pengajuan SKI Bahan Baku ..................... 54
IV.2 Pelaporan Pendistribusian Bahan Parfum
yang Diimpor Sebelumnya ....................................................................... 55
IV.3 Surat Pernyataan untuk Pengajuan SKI Produk Jadi ..................... 56
IV.4 Surat Pernyataan Sampling ...................................................................... 57
IV.5 Surat Permohonan untuk Pengajuan Izin
Special Access Scheme (SAS) ....................................................................... 58
IV.6 Surat Pernyataan Tidak Diperjualbelikan untuk
Pengajuan Izin Special Access Scheme (SAS) ........................................ 59
IV.7 Surat Kuasa
(Jika Importir berbeda dengan Pemilik Notifikasi) ........................ 60

FREQUENTLY
ASKED iv FAQ
QUESTION
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ)

A.
UMUM
FREQUENTLY
ASKED 1 FAQ
QUESTION
1. Ketentuan Importasi

a. Apa saja peraturan yang dipergunakan


sebagai dasar penerbitan Kosmetika
yang berasal dari luar wilayah
Indonesia (impor)?

Peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam proses penerbitan SKI,


yaitu :
1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2017 tentang Jenis dan
Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Badan POM
2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
3) Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.
HK.00.05.23.4416 Tahun 2008 tentang Tingkat Layanan (Service
Level Arrangement) di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan dalam Kerangka Indonesia National Single Window
4) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 29 Tahun
2017 tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan
ke dalam Wilayah Indonesia
5) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 30 Tahun
2017 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke
dalam Wilayah Indonesia
6) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun
2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Elekronik Sektor Obat dan Makanan
7) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan
8) Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No. 12 Tahun
2019 tentang Cemaran dalam Kosmetika Permohonan Surat
Keterangan Impor (SKI) Kosmetika
9) Surat Edaran No. HK.06.4.41.413.08.18.1231 Tahun 2018 tentang
Pengujian Cemaran Mikroba dan Logam Berat pada Sertifikat
Analisis untuk Pengajuan Permohonan Surat Keterangan Impor
(SKI) Kosmetika

FREQUENTLY
ASKED 2 FAQ
QUESTION
b. Apakah Kosmetika yang
akan diimpor harus
ternotifikasi?

Kosmetika yang akan diimpor masuk


ke dalam wilayah Indonesia dengan
tujuan untuk diedarkan, baik untuk
diperjualbelikan maupun diberikan
secara gratis sebagai sampel kepada
konsumen, harus ternotifikasi. Akan
tetapi, jika Kosmetika yang diimpor
ditujukan untuk keperluan khusus,
yaitu sampel kosmetika untuk proses
registrasi (notifikasi), riset, pameran,
dan/atau untuk penggunaan sendiri,
kosmetika tersebut diperbolehkan
tidak ternotifikasi dan pemasukannya
dalam jumlah terbatas.

FREQUENTLY
ASKED 3 FAQ
QUESTION
c. Bagaimana pengurusan izin
pemasukan Kosmetika impor
yang sudah ternotifikasi?

Izin pemasukan Kosmetika impor yang sudah


ternotifikasi diajukan melalui permohonan
Surat Keterangan Impor (SKI) di Badan POM.

d. Bagaimana pengurusan izin


pemasukan Kosmetika impor
yang ditujukan untuk
keperluan khusus?

Izin pemasukan Kosmetik impor untuk


keperluan khusus diajukan melalui
permohonan izin Special Access Scheme (SAS).

FREQUENTLY
ASKED 4 FAQ
QUESTION
e. Apa yang dimaksud dengan
Surat Keterangan Impor (SKI)?

Surat Keterangan Impor (SKI), yaitu


persetujuan pemasukan bahan/produk jadi
Obat dan Makanan yang diberikan oleh
Badan POM, berupa :
1) SKI Border yaitu surat persetujuan
pemasukan bahan/produk jadi untuk
komoditi obat dan obat tradisional ke
dalam wilayah Indonesia.
2) SKI Post Border yaitu surat persetujuan
pemasukan bahan/produk jadi untuk
komoditi obat kuasi, Kosmetika,
suplemen kesehatan, dan pangan
olahan ke dalam wilayah Indonesia.

FREQUENTLY
ASKED 5 FAQ
QUESTION
f. Apa perbedaan antara
SKI Border dengan
SKI Post Border?

Perbedaan antara SKI Border dengan Post


Border, yaitu untuk SKI border dapat diartikan
SKI menjadi persyaratan untuk keluarnya
barang dari wilayah kepabeanan sehingga
tanpa adanya SKI, barang tidak akan dapat
keluar dari wilayah kepabeanan.
Sedangkan, SKI Post Border dapat diartikan
bahwa SKI tidak menjadi syarat keluarnya
barang dari wilayah kepabeanan, sehingga
importir dapat mengurus SKI sebelum atau
s e t e l a h b a r a n g k e l u a r d a r i w i l aya h
kepabeanan.

FREQUENTLY
ASKED 6 FAQ
QUESTION
g. Apakah pemilik izin edar
boleh memberikan kuasa
kepada Importir lain untuk
melakukan importasi
produknya?

Pe m i l i k i z i n e d a r d i p e r b o l e h k a n
memberikan kuasa kepada Importir lain
untuk melakukan importasi produknya.

h. Persyaratan apa yang harus


dilampirkan jika pengajuan SKI
dilakukan oleh kuasa dari
pemohon notifikasi ?

Dalam hal pemasukan Kosmetika dilakukan oleh


kuasa, maka harus dilampirkan surat kuasa yang
disahkan oleh notaris. Surat kuasa har us
mencantumkan alamat dan status gudang tempat
penyimpanan produk dengan jelas.

FREQUENTLY
ASKED 7 FAQ
QUESTION
SKI Post Border harus diajukan
setiap kali kedatangan
Kosmetika dari luar wilayah
Indonesia. Pengajuan SKI Post
Border sebaiknya dilakukan
sebelum Kosmetika tiba di
pelabuhan/bandara, yaitu
setelah invoice keluar atau saat
Kosmetika sudah dikemas dan
siap untuk dikirimkan.

FREQUENTLY
ASKED 8 FAQ
QUESTION
j. Apakah Kosmetika yang
keluar dari wilayah kepabeanan
tanpa adanya SKI dapat
langsung diedarkan?

Kosmetika yang keluar dari wilayah


kepabeanan tidak dapat diedarkan
sebelum memiliki SKI dari BPOM.
Importir harus segera mengurus SKI
setelah Kosmetika keluar dari wilayah
kepabeanan. Kosmetika tersebut
harus digudangkan terlebih dahulu
dan tidak diperbolehkan untuk
diper jualbelikan atau diedarkan
sampai SKI keluar. Kosmetika dapat
diperjualbelikan atau diedarkan hanya
jika sudah memiliki SKI.

FREQUENTLY
ASKED 9 FAQ
QUESTION
k. Bagaimana jika SKI
terbit setelah importir
mengurus PIB atau setelah
barang keluar dari
wilayah kepabeanan?

Jika SKI diajukan dan diterbitkan


setelah importir mengurus PIB, maka
importir harus melakukan self assessment
pada sistem e-bpom dengan cara :
a. Pada akun importir, pada menu
utama pilih Pengajuan Impor
b. Pilih menu Realisasi
c. Pilih Periode PIB
d. Pilih Status Izin “Belum Ada Izin”
e. Pilih data PIB yang berstatus merah
(belum ada izin)
f. Pada Kolom SKI, Klik Pilih Izin
g. Cari dan Pilih SKI yang telah
direkomendasi sesuai dengan
produk yang diajukan pada PIB
h. Klik Simpan
i. Data PIB yang berwarna merah
akan menjadi kuning.

FREQUENTLY
ASKED 10 FAQ
QUESTION
l. Apakah setelah dilakukan
self assessment oleh importir,
data realisasi impor yang
berwarna kuning akan
berubah menjadi hijau?

Sampai saat ini, secara


sistem status realisasi impor
berwar na kuning belum
dapat ber ubah menjadi
hijau.

FREQUENTLY
ASKED 11 FAQ
QUESTION
m. Bagaimana untuk mengetahui
apakah HS Code suatu bahan/
produk Kosmetika memerlukan
SKI dari BPOM atau tidak?

HS Code bahan Kosmetika yang memerlukan izin


dari BPOM dapat dilihat pada Lampiran Peraturan
Kepala BPOM No. 29 Tahun 2017 tentang
Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan
ke Dalam Wilayah Indonesia, sedangkan untuk
produk jadi Kosmetika dapat dilihat pada Lampiran
Peraturan Kepala BPOM No. 30 Tahun 2017
tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan
ke Dalam Wilayah Indonesia.

Pengecekan HS Code juga dapat dilakukan pada


website http://intr.insw.go.id/, lalu pilih “Indonesia
NTR”, kemudian pilih “HS Code Information”,
kemudian pilih parameter “HS Code”, kemudian
ketikkan “HS Code”, lalu klik “search” maka akan
muncul perizinan yang diperlukan. Resume

SEND
SEND

FREQUENTLY
ASKED 12 FAQ
QUESTION
n. Bagaimana jika terjadi
perbedaan penetapan HS Code
antara Ditjen Bea dan Cukai (DJBC)
dengan dokumen SKI?

Kewenangan penetapan HS Code di bidang


kepabeanan di Indonesia adalah DJBC. Untuk
itu, jika terdapat perbedaan HS Code, maka
importir diarahkan untuk mengikuti yang telah
ditetapkan oleh DJBC. Selain itu, untuk
menghindari terjadinya perbedaan penetapan
HS Code, sebaiknya dari awal importir sudah
melakukan konsultasi ke DJBC untuk Penetapan
Klasifikasi Sebelum Impor (PKSI) sehingga pada
saat penerbitan SKI tidak terjadi kesalahan atau
perbedaan HS Code. .

FREQUENTLY
ASKED 13 FAQ
QUESTION
o. Apakah yang dimaksud dengan
jenis komoditi untuk pengajuan
SKI Kosmetik, bahan baku
Kosmetik dan bahan kimia
HS Kosmetik?

Jenis komoditi untuk pengajuan SKI,


yaitu:
a. Kosmetik : untuk pengajuan produk
jadi Kosmetika
b. Bahan Baku Kosmetik : untuk
pengajuan bahan baku dengan HS
Code Bahan Kosmetika dan bahan
baku tersebut dipergunakan untuk
Kosmetik
c. Bahan Kimia HS Kosmetika : untuk
pengajuan bahan baku dengan HS
Code Bahan Kosmetika namun
bahan baku tersebut dipergunakan
untuk selain Kosmetika (dengan
catatan bahan tersebut digunakan
untuk komoditi yang ada di Badan
POM, misalnya sebagai bahan
tambahan pangan)

FREQUENTLY
ASKED 14 FAQ
QUESTION
p. Bagaimana jika HS Code
merupakan bahan Kosmetika namun
dipergunakan untuk selain komoditi
yang ada di Badan POM (misalnya,
sebagai bahan untuk cat)?

Untuk HS Code yang merupakan bahan Kosmetika


namun pada kenyataannya bahan tersebut tidak
dipergunakan untuk memproduksi Obat dan
Makanan (di luar komoditi yang ada di Badan
POM), Badan POM sudah tidak lagi mengeluarkan
Surat Keterangan Komoditi Non Obat dan
Makanan (SKK NOM), sehingga importir tidak
perlu melakukan pengurusan izin di Badan POM.
Namun, jika diperlukan, importir dapat melakukan
penginputan pada e-bpom, untuk kemudian Badan
POM akan menolak permohonan tersebut,
sehingga Importir akan mendapatkan notifikasi
penolakan. Hal ini sesuai Perka BPOM No. 29
Ta h u n 2 0 1 7 , b a h w a B a d a n P O M t i d a k
mengeluarkan SKK NOM.
Caranya, Importir memilih kolom peruntukkan
“Bukan untuk Obat dan Makanan”. Secara
otomatis, sistem akan melakukan penolakan
(penolakan ini tidak dikenakan biaya PNBP).

FREQUENTLY
ASKED 15 FAQ
QUESTION
q. Berapa maksimal jumlah item
dalam 1 (satu) kali pengajuan
atau 1 (satu) nomor aju?

Dalam 1 (satu) kali pengajuan atau 1 (satu)


nomor aju dapat memuat paling banyak 20
(dua puluh) item produk. Jika dalam 1
(satu) invoice terdapat 100 item produk,
maka dapat dilakukan 5 (lima) kali
pengajuan SKI atau 5 (lima) nomor aju.

r. Berapa biaya
pengajuan SKI?

Biaya untuk pengajuan SKI, yaitu :


1) SKI Bahan Baku : Rp 50.000,-/
item produk
2) SKI Produk Jadi : Rp 100.000,-/
item produk

FREQUENTLY
ASKED 16 FAQ
QUESTION
s. Berapa lama timeline penerbitan
SKI bahan Kosmetika
atau produk jadi (Kosmetika)?

Evaluasi atas dokumen


persyaratan SKI dilaksanakan
paling lama 1 (satu) Hari Kerja
(8 jam kerja) sejak permohonan
diterima lengkap dan benar.
Penerimaan dokumen
(elektronik) di atas jam 12.00
WIB akan diproses pada hari
b e r i k u t n ya . Pe n e r i m a a n
dokumen (elektronik) pada hari
libur, akan diproses pada hari
kerja berikutnya.

FREQUENTLY
ASKED 17 FAQ
QUESTION
2. Ketentuan Eksportasi

a. Apa saja peraturan


yang dipergunakan
sebagai dasar penerbitan
SKE Kosmetika?

Peraturan yang digunakan sebagai acuan


dalam proses penerbitan SKE yaitu:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2017 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis PNBP yang Berlaku pada
Badan POM
2) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik
3) Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor 26 Tahun
2018 tentang Pelayanan Perizinan
Ber usaha Terinteg rasi secara
Elekronik Sektor Obat dan
Makanan

FREQUENTLY
ASKED 18 FAQ
QUESTION
b. Apa yang dimaksud
dengan SKE?

SKE merupakan kepanjangan


dari Surat Keterangan Ekspor,
yaitu surat keterangan yang
diterbitkan oleh Badan POM
yang dibutuhkan oleh industri
untuk mengekspor produk jadi
maupun bahan baku Obat dan
Makanan.

FREQUENTLY
ASKED 19 FAQ
QUESTION
c. Apa saja jenis-jenis
dokumen SKE Kosmetika?

SKE Kosmetika terdiri dari beberapa jenis dokumen,


yaitu :
1) Certificate of Free Sale (CFS) merupakan surat
keterangan yang diterbitkan oleh Badan POM yang
menyatakan bahwa Kosmetika telah terdaftar di
Badan POM dan diedarkan di wilayah Indonesia.
2) Certificate of Health (CoH) merupakan surat
keterangan yang diterbitkan oleh Badan POM yang
menyatakan Kosmetika aman/layak digunakan oleh
manusia.
3) Surat Keterangan Sertifikat CPKB merupakan surat
keterangan yang diterbitkan oleh Badan POM yang
menyatakan bahwa Industri Kosmetik telah
menerapkan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik
dalam pembuatan kosmetiknya dan memiliki
sertifikat CPKB.
4) Certificate of Pharmaceutical Product (CPP) merupakan
surat keterangan yang diterbitkan oleh Badan POM
yang memuat informasi lengkap suatu Kosmetika
dan menyatakan Kosmetika tersebut telah terdaftar
dan diproduksi dengan menerapkan Cara
Pembuatan yang Baik (CPOB/CPKB).

FREQUENTLY
ASKED 20 FAQ
QUESTION
d. Apakah pelaku usaha
yang akan melakukan ekspor
wajib mengurus SKE?

Pelaku usaha yang akan melakukan ekspor


t i d a k wa j i b m e n g u r u s S K E k a r e n a
pengajuan SKE bersifat sukarela (voluntary).
Pelaku usaha yang akan melakukan ekspor
harus mengajukan SKE jika terdapat
permintaan dokumen ekspor dari Negara
tujuan ekspor.

e. Apakah Kosmetika yang


akan diekspor harus
dinotifikasi?

1) Kosmetika yang akan diekspor tidak wajib


dinotifikasi, jika Kosmetika yang diproduksi
hanya ditujukan khusus untuk ekspor.
2) Kosmetika yang akan diekspor wajib
dinotifikasi jika Negara tujuan ekspor
meminta dokumen ekspor berupa Certificate of
Free Sale (CFS). Hal ini karena pada dokumen
CFS menjelaskan bahwa Kosmetika tersebut
telah terdaftar di Badan POM dan telah
beredar di wilayah Indonesia.

FREQUENTLY
ASKED 21 FAQ
QUESTION
f. Berapa biaya
pengajuan SKE?

Biaya untuk pengajuan SKE adalah


Rp 50.000,-/ item produk.

g. Berapa lama timeline


penerbitan SKE Kosmetika?

Evaluasi atas dokumen persyaratan Surat


Keterangan Ekspor Kosmetika
dilaksanakan paling lama:
1) 3 (tiga) Hari untuk Certificate of
Pharmaceutical Product (CPP)
2) 2 (dua) Hari untuk Certificate of Free
Sale (CFS), Certificate of Health, atau
surat keterangan sertifikat CPKB
sejak permohonan diterima lengkap dan
benar.

FREQUENTLY
ASKED 22 FAQ
QUESTION
3. Registrasi Akun
E-bpom

a. Apa saja persyaratan


registrasi akun pada
aplikasi e-bpom?

Dokumen persyaratan yang dibutuhkan Importir untuk


mengajukan registrasi akun pada aplikasi e-bpom,
yaitu:
1) Surat permohonan yang ditandatangani oleh
Direktur atau kuasa Direktur bermaterai cukup
(format dapat didownload pada aplikasi e-bpom)
2) Asli Surat Per nyataan Penanggung Jawab
bermaterai (format dapat didownload pada aplikasi
e-bpom)
3) Asli Nomor Induk Berusaha (NIB)
4) Asli Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
5) Asli Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6) Asli Surat Kuasa Pemasukan yang dibuat dalam
bentuk Akta Umum oleh Notaris, dalam hal
pemohon SKI merupakan perusahaan yang diberi
kuasa untuk mengimpor
7) daftar HS Code yang akan diimpor
Dokumen persyaratan tersebut harus diupload pada
aplikasi e-bpom.

FREQUENTLY
ASKED 23 FAQ
QUESTION
b. Bagaimana cara melakukan
registrasi akun perusahaan
pada aplikasi e-bpom?

Untuk Importir belum memiliki akun perusahaan


pada aplikasi e-bpom, dapat mengajukan
permohonan pembuatan akun perusahaan melalui
website https://e-bpom.pom.go.id dengan cara :
1) Buka Menu Utama
2) Pilih “Registrasi Baru”
3) Isi Form elektronik berupa Data Pendaftar,
Data Gudang, Data Penanggung Jawab
Layanan Ekspor Impor, dan Data Login (User
Name)
4) U p l o a d d o k u m e n p e r s ya r a t a n u n t u k
pengajuan akun perusahaan
5) Klik “Disclaimer”
6) Masukan kode berupa huruf sesuai yang
tampil pada layar
7) Klik “Submit”
8) Setelah pelaku usaha mengajukan registrasi
akun, akan dilakukan verifikasi oleh Admin.
9) Bila hasil verifikasi sudah sesuai, maka pelaku
usaha dapat melakukan pengajuan SKI/SKE.

FREQUENTLY
ASKED 24 FAQ
QUESTION
c. Bagaimana jika perusahaan
telah memiliki akun e-bpom
pada komoditi lain, seperti pangan
atau obat, namun belum memiliki
akun pada Kosmetik?

Untuk Importir yang telah memiliki akun


pada komoditi lain, maka Importir
diminta untuk melakukan penambahan
komoditi dengan cara :
1) Buka Menu Utama
2) Pilih “User Management”
3) Pilih “Daftar Komoditas”
4) Klik “Tambah Komoditas”
5) Pa d a k o l o m Ko m o d i t a s, p i l i h
“Kosmetik, Bahan Baku Kosmetik,
dan HS Code Kosmetik”.
6) S e t e l a h I m p o r t i r m e l a k u k a n
p e n a m b a h a n k o m o d i t a s, a k a n
dilakukan verifikasi oleh Admin.
7) Bila hasil verifikasi sudah sesuai,
maka Importir dapat melakukan
pengajuan SKI/SKE untuk komoditi
Kosmetik.

FREQUENTLY
ASKED 25 FAQ
QUESTION
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ)

B.
TATA CARA
PENGAJUAN

FREQUENTLY
ASKED 26 FAQ
QUESTION
1. Surat Keterangan Impor
(SKI)

a. Bagaimana persyaratan
pengajuan SKI bahan
Kosmetika?

Dokumen persyaratan yang dibutuhkan


Importir untuk mengajukan SKI bahan
Kosmetika, yaitu:
1) Surat Pernyataan (format terlampir pada
Lampiran)
2) Faktur/invoice
3) Sertifikat analisis
4) Material safety data sheet (MSDS)
5) Surat pernyataan yang diterbitkan oleh
produsen bahan parfum bahwa parfum
dibuat sesuai dengan pedoman
International Fragrance Association (IFRA
khusus bahan Kosmetika berupa bahan
parfum) dan
6) pelaporan pendistribusian bahan parfum
yang diimpor sebelumnya (format
terlampir pada Lampiran).
Dokumen persyaratan tersebut diupload pada
aplikasi e-bpom.

FREQUENTLY
ASKED 27 FAQ
QUESTION
b. Adakah persyaratan lainnya untuk
pengajuan SKI Kosmetika karena
terjadi reimportasi
(pemasukan kembali Kosmetika
yang telah diekspor)?

Jika terdapat Kosmetika lokal yang


telah diekspor, namun dimasukkan
kembali ke dalam wilayah Indonesia
(terjadi penolakan oleh negara tujuan),
maka diperlukan persyaratan lain yang
harus dilampirkan pada saat pengajuan
SKI, yaitu :
1) surat keterangan ekspor yang
diterbitkan oleh Badan POM atau
dokumen ekspor dan/atau
dokumen lainnya dari instansi
terkait yang menunjukkan bahwa
Kosmetika tersebut berasal dari
wilayah Indonesia
2) surat alasan pemasukan kembali
dari Kosmetika tersebut.

FREQUENTLY
ASKED 28 FAQ
QUESTION
c. Bagaimana persyaratan
pengajuan SKI Kosmetika?

Dokumen persyaratan yang dibutuhkan


Importir untuk mengajukan SKI
Kosmetika, yaitu:
1) Surat Pernyataan (format terlampir
pada Lampiran)
2) Faktur/invoice
3) Sertifikat analisis
Sertifikat analisis paling sedikit harus
memuat nama produk, parameter uji
sesuai dengan ketentuan, hasil uji,
metode Analisa, nomor batch/nomor
lot/kode produksi, tanggal produksi,
dan tanggal kedaluwarsa.
4) Persetujuan izin edar/notifikasi
Kosmetika
Dokumen persyaratan tersebut harus
diupload pada aplikasi e-bpom.

FREQUENTLY
ASKED 29 FAQ
QUESTION
d. Apa saja parameter uji
yang diharuskan tercantum
pada sertifikat analisis
Kosmetika?

Parameter uji Kosmetika yang harus


tercantum dalam sertifikat analisis, yaitu
selain parameter yang ditetapkan oleh
perusahaan juga harus dicantumkan
parameter uji sesuai dengan ketentuan yaitu
m e n g a c u p a d a S u r a t E d a r a n N o.
HK.06.4.41.413.08.18.1231 Tahun 2018
tentang Pengujian Cemaran Mikroba dan
Logam Berat pada Sertifikat Analisis untuk
Pengajuan Permohonan Surat Keterangan
Impor (SKI) Kosmetika. Pada Surat Edaran
tersebut tercantum persyaratan pengujian
mikrobiologi dan logam berat sesuai dengan
sub kategori sediaan.

FREQUENTLY
ASKED 30 FAQ
QUESTION
e. Apakah diperbolehkan sertifikat
analisis diterbitkan oleh
laboratorium ketiga yang
ditunjuk oleh produsen
di negara asal produk?

Sertifikat analisis diperbolehkan berasal dari


laboratorium ketiga yang ditunjuk oleh
produsen di negara asal produk. Dalam hal
penerbit sertifikat analisis berbeda dengan
produsen, maka nama produsen juga harus
dicantumkan pada sertifikat analisis.

FREQUENTLY
ASKED 31 FAQ
QUESTION
f. Berapa lama batas masa simpan
(batas kedaluwarsa) Kosmetika
yang diperbolehkan
untuk diimpor?

Kosmetika yang diperbolehkan


untuk diimpor harus memiliki
masa simpan (batas kedaluwarsa)
paling sedikit 1/3 (satu pertiga)
masa simpan. Jika produk
Kosmetika kurang dari 1/3 (satu
pertiga) maka pengajuan SKI
ditolak.

FREQUENTLY
ASKED 32 FAQ
QUESTION
g. Apa yang dilakukan jika
masa berlaku notifikasi
kurang dari 3 (tiga) bulan?

Jika masa berlaku notifikasi kurang


dari 3 (tiga) bulan, maka
permohonan SKI harus dilengkapi
dengan bukti penerimaan
pendaftaran ulang dari Direktorat
Re g i s t r a s i O b a t Tr a d i s i o n a l ,
Suplemen Kesehatan dan Kosmetik.

FREQUENTLY
ASKED 33 FAQ
QUESTION
h. Apakah ada format khusus
untuk faktur/invoice pada
persyaratan SKI produk
jadi Kosmetika?

Tidak ada format khusus untuk invoice pada


persyaratan pengajuan SKI, namun terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Invoice harus mencantumkan nomor dan
tanggal invoice, nama dan alamat importir,
nama dan alamat eksportir.
2) Nama dan ukuran kemasan Kosmetika
pada invoice harus sama dengan nama dan
ukuran Kosmetika yang tercantum pada
notifikasi

FREQUENTLY
ASKED 34 FAQ
QUESTION
Nama Kosmetik yang tercantum pada
faktur/invoice harus sama dengan data
notifikasi. Dalam hal nama produk pada
faktur/invoice tidak sama dengan yang
tercantum pada data notifikasi (terdapat
kata yang tidak diizinkan pada saat
notifikasi), maka Importir harus
melampirkan surat keterangan dari
produsen, sebagaimana pada saat
pengajuan notifikasi. Sedangkan, untuk
p e r b e d a a n n a m a k a r e n a a d a n ya
keterbatasan pada sistem invoice dari
supplier, maka Importir melampirkan
surat keterangan yang menjelaskan
tentang perbedaan nama Kosmetika
tersebut. Jika perbedaan nama produk
pada invoice berupa singkatan, surat
keterangan harus menjelaskan makna
dari singkatan tersebut.

FREQUENTLY
ASKED 35 FAQ
QUESTION
j. Bagaimana cara menginput
nama Kosmetika, kemasan dan
satuan pada pengajuan SKI?

1) Nama Kosmetika/bulk diinput sesuai


d e n g a n n a m a Ko s m e t i k a p a d a
notifikasi. Sedangkan nama bahan
baku diinput sesuai nama bahan pada
invoice.
a) Untuk produk jadi dan bahan
baku, kolom tambahan yang
berisi ukuran kemasan produk
dihapus dan diberi tanda strip(-)
b) Untuk produk bulk, kolom
tambahan diisi sesuai dengan
nama produk pada invoice.
2) Kemasan diisi sesuai dengan jenis
kemasan yang tercantum pada
notifikasi. Misalkan, pada notifikasi
tercantum ukuran kemasan botol 100
REGISTER ml. Maka kolom kemasan diisi dengan
bottle. Satuan kemasan diisi 1 (satu).
3) Satuan dan jumlah satuan diisi sesuai
dengan invoice.

FREQUENTLY
ASKED 36 FAQ
QUESTION
k. Bagaimana jika produsen Kosmetika
tidak dapat melengkapi parameter uji
sesuai yang ditentukan/ditetapkan?

Jika produsen tidak dapat melengkapi parameter uji sesuai


yang ditentukan/ditetapkan, maka importir dapat
melakukan uji Kosmetika di laboratorium terakreditasi di
Indonesia melalui official sampling oleh petugas BPOM.
Importir mengajukan format surat pernyataan sampling
sebagaimana format terlampir pada Lampiran. Kemudian,
surat pernyataan tersebut dibuat sesuai format dan diupload
pada pengajuan SKI. Surat rekomendasi SKI diterbitkan
dengan catatan oleh evaluator bahwa importir bersedia
untuk dilakukan sampling terhadap Kosmetika yang
diajukan.
Setelah Kosmetika sampai di gudang importir, maka
importir harus menginformasikan kedatangan Kosmetika
tersebut melalui eksimkel.kos@gmail.com dengan
menyertakan nomor contact person dan alamat gudang
lengkap. Petugas BPOM akan memberikan konfirmasi
untuk jadwal sampling Kosmetika yang diajukan.
Petugas akan datang ke gudang importir untuk melakukan
pemeriksaan dan pengambilan sampel. Sampel yang telah
diambil diantarkan oleh petugas BPOM bersama Importir
ke laboratorium terakreditasi yang dipilih oleh Importir.
Biaya pengujian ditanggung oleh Importir.

FREQUENTLY
ASKED 37 FAQ
QUESTION
l. Apa yang harus dilakukan
oleh importir ketika hasil
pengujian telah selesai/
keluar dari laboratorium?

Setelah sertifikat hasil uji


laboratorium dari proses sampling
oleh BPOM keluar/terbit, maka
Importir memberikan sertifikat
tersebut kepada petugas BPOM
untuk diverifikasi dan dilegalisir
oleh pejabat struktural terkait.

FREQUENTLY
ASKED 38 FAQ
QUESTION
m. Apakah sertifikat hasil uji
laboratorium dapat digunakan
untuk pengajuan SKI selanjutnya?

Sertifikat hasil uji yang telah dilegalisir


dapat dilampirkan untuk pengajuan
SKI selanjutnya. Untuk parameter
mikrobiologi, sertifikat analisa dapat
digunakan selama 1 (satu) tahun sejak
sertifikat dikeluarkan, sedangkan
sertifikat hasil uji untuk parameter
logam berat dapat digunakan
selamanya sepanjang tidak ada
perubahan formula dan laporan
pelanggaran dari post-market.

FREQUENTLY
ASKED 39 FAQ
QUESTION
n. Berapa kali importir dapat
melengkapi kekurangan data
dalam pengajuan SKI
bahan baku dan
produk jadi Kosmetika?

Dalam hal hasil evaluasi berupa


penolakan karena kekurangan data,
importir dapat menyampaikan
tambahan data paling banyak 3
(tiga) kali dan dalam batas waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari.
Jika tambahan data diajukan
setelah melewati jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak Nomor Aju diterbitkan maka
data sebelumnya akan hilang secara
otomatis.

FREQUENTLY
ASKED 40 FAQ
QUESTION
o. Apakah biaya yang telah
dibayarkan/disetorkan ke rekening
Badan POM dapat dikembalikan
apabila permohonan SKI ditolak?

Jika permohonan SKI ditolak atau


permohonan SKI yang hilang secara
otomatis karena tambahan data
diajukan setelah melewati jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
Nomor Aju diterbitkan, maka biaya
yang telah dibayarkan tidak dapat
dikembalikan.

FREQUENTLY
ASKED 41 FAQ
QUESTION
2. Surat Keterangan Ekspor
(SKE)

a. Apa persyaratan pengajuan


SKE Kosmetika?

Dokumen persyaratan yang dibutuhkan Eksportir untuk mengajukan


SKE Kosmetika, yaitu:
1) Dokumen administratif meliputi:
a) Surat permohonan; dan
b) Bukti pembayaran penerimaan negara bukan pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Dokumen teknis meliputi:
a) Sertifikat CPOB atau sertifikat CPKB;
b) Persetujuan izin edar untuk Certificate of Free Sale dan
Certificate of Pharmaceutical Product;
c) Komposisi yang disetujui oleh Direktorat Registrasi Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik untuk
Certificate of Pharmaceutical Product;
d) Sertifikat analisa/hasil pengujian yang mencantumkan
parameter uji mutu dan metode pengujian dari laboratorium
yang sudah terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk Certificate of Health; dan
e) Berita acara pemeriksaan/tindak lanjut Corrective Action
Preventive Action inspeksi rutin/sertifikasi CPOB/CPKB dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Balai Besar/Balai
Pengawas Obat dan Makanan minimal 2 (dua) tahun terakhir
untuk Certificate of Pharmaceutical Product dan Surat
Keterangan Sertifikat CPKB.
Dokumen persyaratan tersebut harus diupload pada aplikasi e-bpom.

FREQUENTLY
ASKED 42 FAQ
QUESTION
b. Berapa maksimal jumlah item
dalam 1 (satu) kali pengajuan
atau 1 (satu) nomor aju?

Dalam 1 (satu) kali pengajuan atau 1 (satu)


nomor aju dapat memuat paling banyak 20
(dua puluh) item produk.

c. Apakah diperbolehkan nama


Kosmetika yang akan diekspor
berbeda dengan nama
Kosmetika pada notifikasi?

Nama Kosmetika yang akan diekspor


diperbolehkan berbeda dengan nama
Kosmetika pada notifikasi. Jika nama
Kosmetik yang akan diekspor berbeda
dengan data notifikasi, maka pelaku usaha
dapat mengajukan permohonan SKE
menggunakan format khusus (customize)
pada sistem e-bpom dengan mencantumkan
nama Kosmetika sesuai notifikasi dan nama
Kosmetika yang akan diekspor.

FREQUENTLY
ASKED 43 FAQ
QUESTION
d. Apakah diperbolehkan jika
pelaku usaha belum memiliki
sertifikat CPKB, namun ingin
mengajukan permohonan SKE?

Pelaku usaha yang belum memiliki sertifikat CPKB


tetap diperbolehkan mengajukan permohonan SKE
untuk jenis Certificate of Free Sale (CFS).
Certificate of Free Sale (CFS) yang diterbitkan tidak
dapat mencantumkan pernyataan bahwa “The
manufacturing plant has obtained "a Good
Manufacturing Practices" Certificate of Cosmetic from
National Agency for Drug and Food Control Republic of
Indonesia”. Untuk itu, pada saat mengajukan
p e r m o h o n a n C F S, p e l a k u u s a h a h a r u s
melampirkan surat permohonan khusus yang
menyatakan bahwa belum memiliki sertifikat
CPKB.

FREQUENTLY
ASKED 44 FAQ
QUESTION
e. Apakah pelaku usaha
diperbolehkan mengajukan
SKE untuk ekspor
Bahan Kosmetika?

Pelaku usaha yang akan melakukan ekspor


Bahan Kosmetik dapat mengajukan
permohonan SKE untuk jenis Certificate of
Health. Pada saat pengajuan Certificate of Health,
pelaku usaha harus melampirkan sertifikat
analisis hasil pengujian Bahan Kosmetika yang
akan diekspor.

f. Apa saja parameter uji


yang harus dicantumkan
pada sertifikat analisis
Kosmetika untuk permohonan
Certicate of Health?

Parameter uji yang harus dicantumkan pada


sertifikat analisis Kosmetika dapat mengacu pada
Peraturan Badan POM No. 12 tahun 2019 tentang
Cemaran dalam Kosmetika.

FREQUENTLY
ASKED 45 FAQ
QUESTION
C.
PEMASUKAN KOSMETIK
MELALUI JALUR
SPECIAL ACCESS SCHEME
(SAS)

FREQUENTLY
ASKED 46 FAQ
QUESTION
1. Ketentuan Izin
SPECIAL ACCESS SCHEME
(SAS)

a. Apa yang dimaksud


dengan izin SAS?

Izin Special Access Scheme (SAS) adalah


izin pemasukan Obat, Obat
Tr a d i s i o n a l , Ko s m e t i k a d a n
Suplemen Kesehatan ke dalam
wilayah Indonesia melalui
mekanisme jalur khusus untuk tujuan
riset/penelitian termasuk uji klinik,
pengembangan produk, sampel
registrasi, bantuan/hibah/donasi,
pameran serta memenuhi kebutuhan
khusus dalam kondisi tertentu.

FREQUENTLY
ASKED 47 FAQ
QUESTION
b. Apa saja yang termasuk
dalam pelayanan izin
SAS untuk Kosmetika?
Pelayanan izin SAS Kosmetika ditujukan
untuk Kosmetika impor yang belum memiliki
notifikasi BPOM namun untuk keperluan :
1) Sampel untuk registrasi;
2) Penelitian, pengembangan produk
dan/atau ilmu pengetahuan (riset); dan
3) Pameran
Untuk Kosmetika dilarang melakukan riset
yang dimaksud untuk mengetahui pasar.

c. Berapa biaya pengajuan


izin SAS?

Biaya untuk pengajuan izin SAS adalah


Rp 100.000,-/ item produk

FREQUENTLY
ASKED
QUESTION
48 FAQ
Rp.
2. Tata Cara Pengajuan Izin
SPECIAL ACCESS SCHEME
(SAS)

a. Apa persyaratan pengajuan


izin SAS Kosmetika?

Dokumen persyaratan yang dibutuhkan Importir


untuk mengajukan SAS Kosmetika, yaitu:
1) Dokumen administratif meliputi:
a) Surat permohonan dari importir/produsen
(format terlampir pada Lampiran)
b) Surat pernyataan dari pemohon untuk
tidak diperjualbelikan (format terlampir
pada Lampiran)
c) Faktur (invoice)
d) Packing list
2) Dokumen teknis meliputi:
a) Sertifikat Analisa;
b) Protokol penelitian atau pengembangan
produk untuk tujuan riset;
c) Surat dukungan penyelenggara pameran
untuk tujuan pameran;
d) Proposal untuk tujuan pameran; dan
e) Justifikasi jumlah kebutuhan.

FREQUENTLY
ASKED 49 FAQ
QUESTION
b. Bagaimana cara
melakukan pengajuan
izin SAS Kosmetika?

Pengajuan permohonan izin SAS


Kosmetika dapat dilakukan melalui
email skiske.kos@gmail.com dengan
meng-attached dokumen persyaratan
pada email tersebut.

FREQUENTLY
ASKED 50 FAQ
QUESTION
c. Apakah ada format
untuk membuat
proposal penelitian
atau pameran?

Dalam persyaratan pengajuan


permohonan izin SAS, tidak ada format
khusus untuk proposal penelitian atau
pameran. Pada prinsipnya, proposal
harus memuat latar belakang dan
tujuan pemasukan Kosmetika yang
belum ada izin edar BPOM, tempat dan
waktu dilaksanakannya penelitian atau
pameran, metode yang digunakan
dalam penelitian, penanggung jawab
penelitian atau pameran, penjelasan
terkait justifikasi jumlah kebutuhan.
Kosmetika yang akan digunakan
disesuaikan dengan Kosmetika yang
diajukan.

FREQUENTLY
ASKED 51 FAQ
QUESTION
d. Apakah Kosmetika yang
diimpor melalui jalur SAS
boleh dibagikan secara gratis
kepada konsumen saat pameran?

Tidak boleh. Pemasukan


Kosmetika ke dalam wilayah
Indonesia melalui jalur SAS
tidak boleh diedarkan
dan/atau diperjualbelikan
(termasuk dibagikan secara
gratis kepada konsumen),
maka pemasukannya hanya
dalam jumlah terbatas sesuai
dengan kebutuhan.

FREQUENTLY
ASKED 52 FAQ
QUESTION
LAMPIRAN

FREQUENTLY
ASKED 53 FAQ
QUESTION
FREQUENTLY
ASKED 54 FAQ
QUESTION
FREQUENTLY
ASKED 55 FAQ
QUESTION
FREQUENTLY
ASKED 56 FAQ
QUESTION
FREQUENTLY
ASKED 57 FAQ
QUESTION
Riset/Pameran/Registrasi

FREQUENTLY
ASKED 58 FAQ
QUESTION
Adalah Produk Jadi Kosme k dan produk tersebut hanya dipergunakan untuk riset/pameran/registrasi *)
dan dak diperjualbelikan, serta bertanggungjawab atas segala akibat penggunaan barang selama riset/
pameran/registrasi *)

FREQUENTLY
ASKED 59 FAQ
QUESTION
FREQUENTLY
ASKED 60 FAQ
QUESTION

Anda mungkin juga menyukai