D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK V
CHELLY EVAULI SITORUS 1701011347
CHINTIKA SAIBILLA 1701011503
ERSAN DARMA P LAIA 1701011454
DELLA SAFIRA 1701011241
FARAH FADHILLAH 1701011278
FLORA AMINA NDRURU 1701011437
PUTRI MALAHAYATI 1701011133
TIAN SIREGAR 1701011298
PERSONALIA DALAM FARMASI INDUSTRI
CPOB merupakan kepanjangan dari cara pembuatan obat yang baik. CPOB
secara singkat dapat di defenisikan suatu ketentuan bagi industri farmasi yang dibuat
untuk memastikan agar mutu obat yang di hasilkan sesuai persyaratan yang
ditetapkan dan tujuan penggunaannya. Berikut adalah aspek-aspek yang terdapat
dalam CPOB:
1. Sistem mutu
2. Personalia
3. Bangunan dan sarana penunjang
4. Peralatan
5. Sanitasi
6. Produksi
7. Pengawasan mutu
8. Inspeksi diri dan audit mutu
9. Dokumentasi
Umum
Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan
berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil tidak dibebani
tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindari risiko terhadap mutu obat.
Industri farmasi harus memiliki struktu rorganisasi. Tugas spesifik dan kewenangan
dari personil pada posisi penanggung jawab hendaklah dicantumkan dalam uraian
tugas tertulis. Tugas mereka boleh di delegasikan kepada wakil yang ditunjuk serta
mempunyai tingkat kualifikasi yang memadai. Hendaklah aspek penerapan CPOB
tidak ada yang terlewatkan ataupun tumpang tindih dalam tanggung jawab yang
tercantum pada uraian tugas.
Personil kunci
Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi,kepala bagian Pengawasan
Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi utama
tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan kepala
bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) / kepala bagian Pengawasan Mutu
harus independen satu terhadap yang lain.
Hal yang perlu diperhatikan dalam personalia:
Setiap bagian dalam organisai perusahaan, dipimpin oleh orang yang berlainan.
Mereka tidak boleh mempunyai kepentingan lain diluar organisasi pabrik yang
dapat mambatasi tanggungjawabnya atau dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan pabrik dan finansial.
Manajer produksi dan pengawasan mutu haruslah seorang apoteker yang cakap,
terlatih, dan berpengalaman di bidang farmasi dan keterampilan dalam
kepemimpinan.
Setiap karyawan atau mereka yang secara langsung ikut serta dalam kegiatan
pembuatan obat, hendaklah mengikuti latihan mengenai prinsip CPOB.
Setelah pelatihan, dinilai prestasi karyawan apakah telah memiliki kualifikasi
yang memadai dalam melaksanakan tugas yang akan diberikan atau tidak
(Anonim, 2008).