Anda di halaman 1dari 23

KONSEP SIMPLISIA DAN

EKSTRAKSI SERTA
SENYAWA MURNI
BAHAN ALAM
Defenisi Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan
untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah
dikeringkan.
Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa
tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman,
atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura
Folium (kecubung) dan Piperis nigri Fructus (lada).

Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara


spontan keluar dari tanaman atau dengan cara
tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya.

Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-


bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu
dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat
berupa hewan utuh atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
bahan kimia murni, misalnya: minyak ikan
(Oleum iecoris asselli) dan
madu (Mel depuratum).
Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah
simplisia berupa bahan pelikan atau mineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni, contoh: serbuk seng dan
serbuk tembaga.
Kemurnian Simplisia
Simplisia nabati :
Bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan,
bau dan warna, lendir dan cendawan dan tanda-
tanda pengotoran lain serta bahan lain beracun /
berbahaya.
Simplisia hewani :
Bebas fragmen hewan asing / kotoran hewan § Bau
dan warna, cendawan / tanda-tanda pengotoran
lain, bahan lain beracun / berbahaya.
Simplisia pelikan :
Bebas pengotoran tanah, batu, hewan, fragmen
hewan dan bahan asing lain
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Mutu Simplisia
1. Bahan baku dan penyimpanan bahan baku
Bahan baku simplisia, tanaman obat dapat
berupa tumbuhan liar atau berupa tumbuhan
budidaya.
2. Proses pembuatan simplisia
Pengeringan pada suhu terlalu tinggi akan
mengakibatkan perubahan kimia pada
kandungan senyawa aktif.
Proses Pembuatan Simplisia
 Simplisia dibuat dengan cara pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cepat,pada suhu
yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan
waktu lama akan mengakibatkan simplisia dapat
ditumbuhi kapang. Pengeringan pada suhu terlalu
tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada
kandungan senyawa aktif. Untuk mencegah hal
tersebut, bahan simplisia yang memerlukan
perajangan perlu diatur perajangannya sehingga
diperoleh tebal irisan yang pada pengeringannya
tidak mengalami kerusakan.
 Simplisia dibuat dengan proses fermentasi
Proses fermentasi dilakukan dengan saksama
agar proses tersebut tidak berkelanjutan kearah
yang tidak diinginkan.

 Simplisia dibuat dengan proses khusus


Pembuatan simplisia dengan cara penyulingan,
pengentalan eksudat nabati, pengeringan sari air
dan proses khusus lainnya dilakukan dengan
berpegang pada prinsip bahwa simplisia yang
dihasilkan harus memiliki mutu sesuai dengan
persyaratan.
 Simplisia pada proses pembuatan memerlukan
air
Pati, talk, dan sebagainya pada proses
pembuatannya memerlukan air. Air yang
digunakan harus bebas dari pencemaran racun
serangga, kuman patogen, logam berat, dan
lain–lain.
Defenisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan zat pokok yang
diinginkan dari bahan mentah obat menggunakan pelarut
yang dipilih di mana zat yang diinginkan larut. Karena tiap
bahan mentah obat berisi sejumlah unsur yang dapat larut
dalam pelarut tertentu, hasil dari ekstraksi tidak
mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai
macam unsur tergantung pada obat yang digunakan dan
kondisi dari ekstraksi.

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan


mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan
Metode Ekstraksi
Cara Dingin
- Maserasi
- Perkolasi

 Cara Panas
- Refluks
- Sokletasi
- Digesti
- Infundasi
- Dekoktasi
Senyawa Kimia Bahan Alam
Senyawa kimia metabolit sekunder yang umumnya
terdapat di dalam tumbuhan adalah tannin,
alkaloida, flavonoida, glikosida, glikosida antrakuinon,
saponin dan steroid/triterpenoid.
Tanin
Tanin adalah senyawa kimia yang kompleks (polimer)
terdiri dari beberapa senyawa polifenol,
tersebar luas pada seluruh tanaman pada daun
dan buah yang belum masak serta kulit kayu.

Sifat tanin adalah dapat mengendapkan protein


dan tidak dapat dikristalkan.
Tanin memiliki rasa sepat, pahit dan bobot molekul yang tinggi.
Secara garis besar tanin dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Tanin terkondensasi
2. Tanin terhidrolisis.

Tanin terkondensasi terdapat dalam paku-pakuan, gimnospermae,


terutama pada jenis tumbuh-tumbuhan berkayu.

Tanin terkondensasi secara biosintesis terbentuk dari kondensasi


katekin tunggal atau galotanin yang membentuk senyawa dimer
dan kemudian oligumer yang lebih tinggi.

Tanin terhidrolisis penyebarannya terbatas pada tumbuhan


berkeping dua. Contohnya seperti galotanin dan elagitanin

Tanin dapat dideteksi dengan sinar UV pendek berupa bercak lembah


yang bereaksi positif dengan setiap pereaksi fenol baku.

Uji identifikasi dengan penambahan FeCl3 terjadi warna biru,


biru kehitaman, hijau atau biru hijau dan endapan yang menunjukan
adanya tanin.
Alkaloida
Alkaloida adalah golongan senyawa kimia terbesar
yang banyak ditemukan pada tumbuhan.

Sekitar 5500 lebih jenis alkaloid diketahui,


bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen.

Alkaloid sering kali bersifat toksik bagi manusia,


tetapi banyak juga digunakan dalam bidang
pengobatan.

Alkaloid biasanya tidak berwarna, berbentuk kristal


tetapi beberapa alkaloid berbentuk cairan
misalnya nikotin pada suhu kamar.
Alkaloid dibentuk berdasarkan prinsip pembentukan
campuran dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
elemen yang mengandung N terlibat pada
pembentukan alkaloid, elemen tanpa N yang
ditemukan dalam molekul alkaloid dan reaksi
yang terjadi untuk pengikatan khas
elemen-elemen pada alkaloid.
Alkaloid dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu:
1. Berdasarkan asal biosintesisnya, yaitu:
- Golongan true alkaloida (alkaloida sesungguhnya), yaitu:
alkaloida yang dibiosintesis dari asam amino.
Contohnya: atropina, morfina, papaverina, reserpina, kuinina.
- Golongan pseudo alkaloida, yaitu alkaloida yang dibiosintesa
bukan dari asam amino.
Contoh ; kafeina, teobromina, kuinina, arekolina.

2. Berdasarkan letak atom nitrogen yaitu:


- Golongan non heterosiklik, disebut juga protoalkaloida,
yaitu alkaloida yang mana atom N-nya berada pada
rantai samping yang alifatis.
Contohnya : Efedrina yang terdapat pada Ephedra distachia.
- Golongan Heterosiklis, yakni atom N-nya berada atau
terdapat dalam cincin heterosiklik, contohnya pirolidin,
piperidin, isokuinolin, kuinolin dan indol.
Flavonoid
Menurut strukturnya, semua flavonoida merupakan senyawa
polifenol dengan inti flavon yang terdapat pada tumbuhan dan
semuanya mempunyai sejumlah sifat yang sama.

Struktur dasar golongan flavonoida dapat digambarkan


sebagai deretan senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka
karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzene
tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik 3 karbon.

Pembagian golongan ini berdasarkan atas


penambahan rantai oksigen hetero siklik dan
pebedaan distribusi dari gugus hidroksil, perbedaan
di bagian atom C3 menentukan sifat, khasiat dan
golongan atau tipe dari flavonoida
Penamaan flavonoid berasal dari bahasa latin yang mengacu pada
warna kuning dan sebagian besar flavonoid adalah berwarna
kuning. Flavonoid sering ditemukan dalam bentuk pigmen dan co-
pigmen. Flavonoid adalah golongan pigmen organik yang tidak
mengandung molekul nitrogen.

Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila


ditambahkan basa atau ammonia.

Pada tumbuhan tinggi flavonoid terdapat dalam akar, batang, daun,


dan bunga, terdapat dalam bentuk bebas maupun terikat sebagai
glikosida. Glikosidanya larut dalam air dan alkohol (pelarut polar),
sedangkan aglikonnya larut dalam pelarut non polar seperti eter, etil
asetat, aseton, dan lain-lain. Sebagai pigmen bunga, flavonoid
berperan dalam menarik serangga yang membantu dalam
penyerbukan, juga berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, antialergi,
anti pembekuan darah dan lain-lain.
Glikosida
Glikosida merupakan senyawa yang terdiri dari gula (glikon)
dan bukan gula (aglikon). Umumnya glikosida pada tumbuhan dapat
terhidrolisa dengan larutan asam sehingga bagian gula dan bukan
gula terpisah.

Berdasarkan atom penghubung bagian gula (glikon) dan bukan gula (aglikon)
maka glikosida dapat dibedakan menjadi :
 C-glikosida, jika atom C menghubungkan bagian glikon dan aglikon.
Contohnya : barbaloin.
 N-glikosida, jika atom N menghubungkan bagian glikon dan
aglikon. Contohnya : mangiferon
 O-glikosida, jika atom O menghubungkan bagian glikon dan
aglikon. Contohnya : salisin.
 S-glikosida, jika atom S menghubungkan bagian glikon dan aglikon.
Contohnya : sinalbin (Gunawan dan Sri Mulyani, 2004).
Tugas Individu
 Tuliskan Kelebihan dan Kekurangan Cara-cara
Ekstraksi Cara Dingin dan Cara Panas

 Tuliskan Prosedur Kerja masing-masing Ekstraksi


Cara Dingin dan Cara Panas

Jawaban ditulis di kertas dan dikumpul dengan cara


di fotokan dan di kumpulkan dalam satu folder, serahkan
Ke komting dan komting tolong emailkan ke saya ya...

Batas pengumpulan hari Kamis, 2 April 2020 pukul 12.00 WIB


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai