Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI

Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015

Kajian Senyawa Bioaktif Buah Kenari Segar (Canarium Vulgare Leenh)


Meitycorfrida Mailoa

Staf Pengajar Program Studi THP Faperta Unpatti

ABSTRAK
Kenari merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak tumbuh di daerah Indonesia Bagian Timur, seperti
Sulawesi Utara dan Maluku. Di Maluku, kenari sangat digemari oleh konsumen karena rasanya enak. Orang
Maluku gemar mengkonsumsi kenari mentah (masih segar/belum dikeringkan), dan disamping itu kenari
dijadikan sebagai bahan tambahan kue. Kenari kaya akan asam lemak jenuh maupun asam lemak tidak jenuh.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui senyawa bioaktif apa saja yang terkandung di dalam biji kenari segar.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode GC-MS dengan menggunakan tiga pelarut yaitu metanol,
kloroform dan n-heksan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1). Biji kenari segar mengandung asam
lemak tidak jenuh yang dapat dikategorikan sebagai senyawa bioaktif yaitu asam lemak omega 6, asam
lemak omega 7 dan asam lemak omega 9 dan squalene ; 2) Biji kenari segar juga mengandung antioksidan
yaitu tokoferol atau vitamin E.
Kata Kunci: Kenari, Metanol, Kloroform, n-Heksan

PENDAHULUAN
Kenari merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak tumbuh di daerah Indonesia bagian
Timur, seperti Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara. Kenari dapat dijumpai sepanjang tahun
karena biji kenari yang sudah dikeringkan mempunyai umur yang relatif lama. Di Maluku, musim
kenari antara satu wilayah dengan wilayah lain berbeda sehingga hal ini yang juga menyebabkan
kenari dapat tersedia sepanjang tahun.
Ada dua spesies kenari di Indonesia yaitu Canarium vulgaree Leenh dan Canarium indicum
Leenh. Canarium vulgare Leenh banyak terdapat pada Sangihe Talaud, Sulawesi, Flores, Maluku,
Maluku Utara, sedangkan Canarium indicum Leenh banyak terdapat pada Sulawesi, Maluku,
Maluku Utara (Media Informasi Kesehatan Indonesia, 2012). Menurut Djarkasi dkk (2007), buah
kenari berbentuk lonjong (ovoid) sampai agak bulat, dengan dimensi morfologi 2-4 x 4-6 cm, dan
pada umumnya berwarna hijau pada saat masih muda, berubah menjadi hijau tua agak kegelapan
sampai kehitaman. Buah kenari terdiri dari kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), dan
bagian tempurung dan isinya (endocarp). Bagian endocarp, sering disebut sebagai nut-in-shell
(NIS), terdiri dari tempurung dan biji yang dibungkus oleh kulit ari (testa). Biji yang dipisahkan
dari testa adalah bagian yang dapat dimakan (edible portion).
Tanaman merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan bioaktif. Menurut
Khomsan (2006), senyawa bioaktif merupakan senyawa yang mempunyai efek fisiologis dalam
tubuh yang berpengaruh positif terhadap kesehatan manusia. Dikatakannya pula bahwa asam lemak
tidak jenuh dapat dikategorikan sebagai senyawa bioaktif karena fungsinya untuk meningkatkan
kesehatan, sedangkan menurut Winarti (2010), asam lemak tidak jenuh dapat mencegah terjadinya
penyempitan pembuluh darah akibat menempelnya kolesterol di dalam pembuluh darah.
Penelitian ini akan menguji senyawa apa saja yang terkandung dalam biji kenari segar,
menggunakan metode GC-MS dengan tiga jenis pelarut.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu biji kenari segar, metanol. kloroform, N-Heksan, Kertas
Saring Whatman No. 1.

Metode
Dilakukan ekstraksi biji kenari segar dengan menggunakan pelarut polar (metanol), pelarut
semi polar (kloroform) dan pelarut non polar (n-heksan) (Gambar 1)

ISBN: 978-602-7998-92-6 A-259


Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015

500 g bahan segar (dipotong kecil-kecil/1 x 1)

Dimasukkan ke dalam botol kaca

Dimaserasi dalam l l metanol/kloroform/n-heksan (selama 24 jam)

Disaring melalui kertas Whatman No.1


(Residu dimaserasi ulang 2X dengan cara yang sama)

FILTRAT

Pelarut diuapkan dengan Rotavapor Vakum


( suhu 30⁰C, tekanan 40 mbar)

Ekstrak Metanol Biji Kenari


Ekstrak Kloroform Biji Kenari
Ekstrak N-Heksan Biji Kenari

Gambar 1. Mekanisme Ekstraksi Dengan Pelarut

Selanjutnya semua sampel (ekstrak metanol, ekstrak kloroform dan ekstrak n-heksan)
diinjeksikan ke GC-MS untuk mengetahui senyawa-senyawa apa saja yang terkandung di dalam
biji kenari. GC - MS (Kromatografi Gas – Spektrometer Massa) merupakan metode yang
mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometer massa untuk mengidentifikasikan senyawa
yang berbeda dalam analisa sampel. Kromatografi Gas berfungsi sebagai alat pemisah berbagai
komponen campuran dalam sampel, sedangkan Spektrometer Massa berfungsi untuk mendeteksi
masing-masing molekul komponen yang telah dipisahkan pada sistem Kromatografi Gas. Analisis
GC – MS merupakan metode yang cepat dan akurat untuk memisahkan campuran dalam jumlah
yang kecil, dan menghasilkan data yang berguna mengenai struktur serta identitas senyawa
organik.
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis dienjeksikan pada fase gerak menggunakan
semprit kecil.
Fase gerak membawa sampel melalui fase diam yang ditempatkan dalam kolom.
Sampel dalam fase gerak berinteraksi dengan fase diam dengan kecepatan yang berbeda-
beda. Interaksi yang terjadi secara cepat akan keluar dari kolom terlebih dahulu, sementara
yang lambat akan keluar paling akhir
Molekul-molekul memerlukan jumlah waktu yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk
keluar dari kromatografi gas (kolom) menuju ke detektor, dan ini memungkinkan
spektrometer massa untuk menangkap, ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan
mendeteksi molekul terionisasi secara terpisah.
Detektor akan memberikan sinyal yang kemudian ditampilkan dalam komputer sebagai
kromatogram. Pada kromatogram, sumbu x menunjukkan waktu retensi sedangkan sumbu
y menunjukkan intensitas sinyal.
Dalam detektor selain memberikan sinyal sebagai kromatogram, komponen-komponen
yang terpisah akan ditembak elektron sehingga terpecah menjadi fragmen-fragmen dengan
perbandingan massa dan muatan tertentu (m/z).
Fragmen-fragmen dengan m/z ditampilkan komputer sebagai spektra massa, dimana sumbu
x menunjukkan perbandingan m/z sedangkan sumbu y menunjukkan intensitas.
Dari spektra tersebut dapat diketahui struktur senyawa yaitu dengan membandingkannya
dengan spektra massa standar dari literatur yang tersedia dalam komputer.
Pendekatan pustaka terhadap spektra massa dapat digunakan untuk identifikasi bila indeks
kemiripan atau Similarity Index (SI) berada pada rentangan ≥ 80%.

ISBN: 978-602-7998-92-6 A-260


Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil penelitian dengan metode GC-MS yang didahului dengan ekstraksi biji kenari
segar menggunakan tiga jenis pelarut, disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Senyawa-Senyawa Pada Biji Kenari (Hasil Analisa GC-MS)*
TINGKAT
No NAMA SENYAWA Rumus PEAK WAKTU AREA KEMIRIPAN PELARUT
Molekul RETENSI (%) (%)
1 2,5 – Dimethyl-4-hydroxy-3
(2H) - furanone C6H8O3 8 7.910 5.18 94 METANOL

2 5 - Hydroxymethylfurfural
C6H6O3 13 9.962 8.83 94 METANOL
3 Dodecanoic Acid C12H24O2 18 13.937 1.31 98 METANOL

4 Hexadecanoic Acid (Asam


Palmitat) C16H32O2 4 18.395 2.79 98 KLOROFORM

5 2H-1-Benzopyran-6-ol, 3,4-
dihydro-2,8-dimethyl-2 (δ-
tokoferol) C27H46O2 28 30.401` 1.02 99 METANOL

6 Neophytadiene 7,11,15 –
Trimethyl, 3 – Methylene – 1
- Hexadecene C20H38 1 17.078 0.57 99 KLOROFORM

7 Octadecanoic Acid (Asam


Stearat) C18H36O2 5 18.574 1.03 93 KLOROFORM

8 9 - Octadecanoic Acid
(Asam Oleat/ Asam lemak
Omega 9) C18H34O2 16 20.429 9.13 93 KLOROFORM

9 Thiosulfuric Acid H2S2O3 8 18.856 1.06 91 KLOROFORM


10 Pentadecanoic Acid C15H30O2 13 19.822 3.34 93 KLOROFORM
11 Cis-Vaccenic Acid C18H34O2 14 20.156 12.77 95 KLOROFORM

12 Pyridine – 3- carboxamide,
oxime, N – (2-
trifluoromethylphenyl) C13H10F3N3 17 21.002 4.77 91 KLOROFORM
O
13 9 – Octadecenal C18H34O 23 23.276 10.24 95 KLOROFORM
14 9,17 – Octadecadienal C18H32O 25 24.003 0.61 93 KLOROFORM
15 Squalene C30H50 36 27.952 2.46 99 N-HEKSAN

16 Beta - Tocopherol C28H48O2 33 32.654 1.07 99 KLOROFORM

17 Hexacosanoic Acid C26H52O2 3 18.429 0.47 90 N-HEKSAN


18 2,3 – Dihydroxypropyl
elaidate C21H40O4 14 20.156 6.96 95 N-HEKSAN

19 Cyclopropaneoctanal, 2-octyl
C19H36O 19 21.130 1.27 91 N-HEKSAN
20 cis-13,16-docasadienoic acid/
(asam dokosadienoat/asam
lemak omega 6) C23H42O2 37 29.354 2.56 95 N-HEKSAN
*Hasil Analisa GC-MS pada Lab.Forensik Mabes Polri, Jakarta (2013)

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji kenari segar mengandung 4
senyawa, ekstrak kloroform biji kenari segar mengandung 11 senyawa dn ekstrak n-heksan biji
kenari segar mengandung 5 senyawa.

A-261
ISBN: 978-602-7998-92-6
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI
Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015

Asam lemak tidak jenuh yaitu antara lain asam lemak omega 6, asam lemak omega 7 dan
asam lemak omega 9 yang ditemukan pada biji kenari segar dapat dikategorikan sebagai senyawa
bioaktif, seperti yang dikemukakan oleh Khomsan (2006) dan Winarti (2010) bahwa asam lemak
tidak jenuh yang tinggi pada bahan pangan berpotensi sebagai senyawa bioaktif karena dapat
meningkatkan kesehatan. Menurut Haryadi dan Triono (2006), asam lemak omega 9 mampu
menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Sebuah penelitian di University of Alberta (2008)
mencoba memberikan makanan yang mengandung vaccenic acid/asam lemak omega 7 kepada
tikus dan hasilnya menunjukkan bahwa setelah 16 minggu terjadi penurunan total kolesterol,
penurunan kolesterol LDL dan penurunan level trigliserida (Wikipedia, 2014).
Selain asam lemak tidak jenuh, squalene juga dapat dikategorikan sebagai senyawa bioaktif
karena squalene dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut Liu et al (2009), squalene
merupakan komponen utama dari minyak ikan hiu yang memiliki manfaat bagi kesehatan,
diantaranya adalah kemampuan untuk menurunkan tekanan darah, bobot badan dan kolesterol
dalam darah.Dikatakan juga oleh Raw et al (1998) bahwa squalene juga bermanfaat sebagai
kemopreventif terhadap kanker usus.
Dari hasil penelitian ini, ternyata biji kenari segar mengandung beberapa senyawa baik
senyawa bioaktif, antioksidan (tokoferol), dan lain-lain, sehingga biji kenari memiliki peluang
untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional.

KESIMPULAN
Ditemukan beberapa senyawa bioaktif pada biji kenari segar yaitu antara lain : asam lemak
omega 6, asam lemak omega 7, asam lemak omega 9, dan squalene, juga terdapat antioksidan
yaitu tokoferol (vitamin E).

DAFTAR PUSTAKA

Djarkasih G.S.S., S. Raharjo, Z. Noor dan S. Sudarmadji, 2007. Sifat Fisik dan Kimia Minyak
Kenari. Agritech 27 (4) : 165 – 175
Djarkasih G.S.S., 2008, Karakterisasi Dan Stabilitas Oksidatif Minyak Biji Kenari, Disertasi,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Haupt Angela, May 15, 2013. Diet Changes That Might Cut Breast Cancer Risk dala Minyam US
News : Health and Wellness pada health.usnews.com
Khomsan A., 2006, Solusi Makanan Sehat. PT Rajagrafindo Persada.Jakarta.
Liu Y, Xu, X.Bi.D.Wang, X. Zhang, X. Dai, H. Chen dan W. Zhang, 2009. Influence of Squalene
Feeding on Plasma Leptin, Testosteron and Blood Pressure in Rats. Indian J. Med.Res, 129
: 150-153.
Media Informasi Kesehatan Indonesia, 2012. Buah Kenari pada http://www.kesehatan 123.com
Muchtadi Dedy, 2012. Pangan Fungsional dan Senyawa Bioaktif. Alfabeta. Bandung
Ozkan G., dan M.Ali Koyoncu, 2005. Physical and Chemical Composition of Some Walnut
(Juglans regia L.) Genotypes Grown in Turkey. Grasas J. Aceiteis .56 (2) : 141-146
Pan A., Q.Sun, J.E. Manson, W.C.Willet and F.B.Hu, 2013. Walnut Consumption Is Associated
With Lower Risk of Type 2 Diabetes in Women. JN The Journal Of Nutrition (Abstr)
Tamat S.R., T. Wikanta dan L.S. Maulina, 2007. Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Senyawa
Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva reticulate Forsskal. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia 5 (1) : 31-36
University of Alberta, 2008. Natural Trans Fats Have Health Benefits. University of Alberta.
Wikipedia, 2014. Kenari. id.wikipedia.org/wiki/kenari.
Winarti S., 2010. Makanan Fungsional. Graha Ilmu. Yokyakarta.

A-262
ISBN: 978-602-7998-92-6

Anda mungkin juga menyukai