Anda di halaman 1dari 3

Nama: Abdul Rosyid

Nim: 11170110000106

Teori Belajar
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal, yakni:
a. Teori Konektionisme
Menurut Thorndike, dasar dari belajar itu adalah asosiasi antara kesan panca
indera (Sense Impression) dengan Impuls untuk bertindak (impuls to Action).
Asosiasi yang demikian ini dinamakan “connecting”. Dengan kata lain, belajar
adalah pembentukan hubungan antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon
ini akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang
terus-menerus, hubungan antara stimulus dan respons itu akan menjadi terbiasa,
otomatis.
b. Teori Conditioning
Kalau seseorang mencium bau sate, air liur pun mulai. Demikian juga kalau
seseorang naik kendaraan di jala raya, begitu lampu merah, berhenti. Bentuk
kelakuan itu pernah dipelajari berkat Conditioning. Bentuk ini pernah dipelajari
oleh Pavlov dengan mengadakan percobaan dengan anjig. Tiap kali anjing itu
diberi makan, lampu dinyalakan. Karena melihat makanan, air liurnya keluar.
Begitu seterusnya hal itu dilakukan berkali-kali dan sering diulangi, sehingga
menjadi kebiasaan. Karena sudah menjadi kebiasaan, maka pada suatu ketika
lampu dinyalakan tetapi tidak diberi makanan, air liur anjing pun keluar.
Dalam praktik kehidupan sehari-hari pola seperti itu banyak terjadi. Seseorang
akan melakukan sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Misalnya, anak
sekolah mendengar lonceng, kemudian berkumpul, tentara akan mengerjakan atau
melakukan segala sesuatu gerakan karena aba-aba dari komandannya, permainan
sepak bola itu akan terhenti kalua mendengar bunyi pluit.
2. Teori Konstruktivisme
Disamping teori-teori tersebut, penting juga untuk diketahui mengenai “Teori
Kontruktivisme”. Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von
Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyatan yang ada. Tetapi
pengetahuan selalu merupakan akibat kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan
selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kgnitif kenyataan melalui kegiatan
seseorang.
Secara sederhana kontruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan kita
merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu
bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan sesuatu perumusan yang
diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Menrut Bettencourt (1989)
menyimpulkan bahwa kontruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas,
tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu.
Menrut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar merupakan proses
aktif dari si subjek belajar yang mengkonstruksi makna, sesuatu entah itu teks,
kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lainlain. Belajar merupakan proses
mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang
dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya
menjadi berkembang.
Jadi, menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di
mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga
mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari
3. Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne

Teori ini ditemukan 41d7 oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang
faktor-faktor yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya
diamksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang efektif. Analisanya
dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan
yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-
hal yang lebih sulit atau lebih kompleks. Menurut Gagne belajar memberi
kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang
logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek
belajar yang komulatif (gagne, 1968).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal.


Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan mudah, karena belajar
bersifat kompleks. Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah : mekanisme
dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks.
Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai
yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai
macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas atau outcome.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar (peserta didik) dari : 
Cognitive strategi (strategi kognitif) Belajar informasi verbal merupakan
kemampuan yang dinyatakan , seperti membuat label, menyusun fakta-fakta, dan
menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, seperti membuat
pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.

Kemampuan skil intelektual adalah kemampuan pembelajar yang dapat


menunjukkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa
berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan, menggunakan bahasa untuk
mengungkapkan konsep, menggunakan rumus-rumus matematika. Dengan kata
lain ia tahu “ Knowing how” Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang
mempengaruhi pilihan pembelajar (peserta didik) untuk melakukan suatu
tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang
ditokohkan, atau orang yang diidolakan.

Strategi kognitif adalah kemampuan yang mengontrol manajemen belajar si


pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk mengembangkan
kemampuan tersebut adalah dengan melatih pembelajar memecahkan masalah,
penelitian dan menerapkan teori-teori untuk memecahkan masalah ril dilapangan.
Melalui pendidikan formal diharapkan pembelajar menjadi “self learner” dan
“independent tinker”.

4. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)

Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yang erus menerus


antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah
perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa.
Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan
biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah
seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi. Menurut Piaget ada tiga
perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkekmbangan operasi
formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan
operasi nyata anak-anak dewas.

Daftar Pustaka

M. Sadirman A. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Wali Pers. 1986
http://pembelajaranoke.blogspot.com/2011/04/teori-belajar.html

Anda mungkin juga menyukai