Anda di halaman 1dari 17

Nama-Nama Alat Musik Dari

Provinsi Sumatera
Barat,Yogyakarta, dan Sulawesi
Utara. Beserta Penjelasan Dan
Cara Memainkannya

Nama Kelompok :
Muhammad irfan
Soleh
Alat Musik Dari Povinsi
Sumatera Barat
Alat musik Tradisional Sumatera Barat yang pertama
bernama Saluang. Alat musik ini terbuat dari potongan
bambu pilihan, berdiameter 2-3 cm dan panjang sekitar 70-
90 cm. Bentuknya hampir sama dengan seruling, hanya saja
Saluang ini bagian pangkal dan ujungnya bolong.
Saluang menjadi alat musik ikonik milik
Minangkabau. Alat ini digunakan baik dalam acara
resmi maupun tidak, mulai dari acara adat, pentas
seni, iring-iringan pengantin hingga sebagai media
hiburan. Selain itu, Saluang menjadi pelengkap
instrumen musik di Ranah Minang.
Saluang ini juga memiliki beberapa jenis, bahkan di
setiap daerah punya jenis tersendiri, sebut saja
seperti Saluang Sirompak, Saluang Pauah, dan
Saluang Darek. Cara memainkannya juga hampir
sama dengan seruling, hanya meniup dan
memainkan lubangnya dengan jari.
Alat Musik Tradisional Sumatera Barat berikutnya bernama
Talempong, bentuknya melingkar dengan bagian tengah sedikit
menonjol ke atas dan dijadikan sebagai tempat pukulan. Bentuknya
hampir sama dengan Bonang dalam Gamelan Jawa. Bahannya
terbuat dari kuningan, kayu hingga batu.
Umumnya, Talempong berdiameter sekitar 15 sampai 17,5 cm,
bagian bawahnya bolong seperti mangkok yang telungkup, dan
diletakkan di 2 tali yang membentang membentuk persegi panjang.
Talempong digunakan dalam berbagai acara
baik acara adat maupun hiburan semata.
Bahkan, hampir semua musik pengiring Tarian
Sumatera Barat memakai Talempong sebagai
salah satu instrumennya. Sebut saja seperti
Tari Pasambahan, Tari Indang, Tari Piring dan
lain-lain. Cara memainkannya hanya dengan
memukul poros cembung bagian atasnya,
dengan menyesuaikan rima dan irama.
Alat Musik Tradisional Sumatera Barat yang terkenal berikutnya
bernama Sarunai (Serunai). Menurut sejarah, alat musik ini
berasal dari Lembah Kashmir, dataran India Utara dengan nama
awal Shehnai. Sarunai bentuknya hampir sama dengan Saluang,
tapi bagian ujungnya mengembang seperti terompet.
Bagian yang mengembang ini berfungsi untuk memperkeras
volume suara yang dihasilkan.
Alat Musik Khas Minangkabau yang satu ini
biasanya dimainkan dalam acara resmi maupun
hiburan, seperti pesta pernikahan, pengangkatan
penghulu, dan lainnya. Dimainkan secara
perorangan maupun beramai-ramai.
Serunai terbuat dari batang padi, kayu, bambu,
tanduk kerbau hingga daun kelapa. Pada bagian
pengatur suaranya, terbuat dari Kayu Capo atau
bambu talang yang ukurannya sebesar ibu jari
tangan yang jumlahnya 4 lobang. Alat musik ini
tergolong mudah dimainkan karena hanya
mengandung 4 lobang saja sebagai pengatur bunyi.
Lalu alat musik selanjutnya dari Sumatera Barat
adalah Pupuik Batang Padi, Pupuik adalah
sebutan untuk “Peluit”, alat musik tradisional
Sumatera Barat yang satu ini awalnya muncul
di Agam, Sumbar. Sesuai dengan namanya, alat
ini terbuat dari batang padi yang sudah tua
atau telah berbuku.
Cara membuat dan memainkannya
juga sangat sederhana, kamu hanya
perlu memecahkan bagian
pangkalnya (yang berbulu), hasil
pecahan tersebut akan menghasilkan
bunyi / suara ketika di tiup.
Alat Musik Khas Sumatera Barat yang terakhir adalah
Pupuik Tanduak, alat ini terbuat dari bahan dasar
tanduk kerbau, yang sangat mirip dengan terompet.
Pupuik Tanduak berfungsi sebagai alat untuk
mengumpulkan warga di suatu tempat, misalnya ketika
ada pengumuman penting yang hendak disampaikan.
Bunyi yang dihasilkan sangat keras dan melengking,
sehingga bisa terdengar dari kejauhan.
Cara membuatnya dan memainkannya
juga sederhana, hanya memotong ujung
tanduk dan dibuatkan rongga hingga ke
bagian ujung, lalu di tiup. Dahulunya, alat
ini juga dijadikan penghimbau ketika
telah memasuki waktu sholat atau
berbuka puasa.
Alat Musik Dari
Provinsi Yogyakarta
Alat musik pertama yang berasal dari provinsi
Yogyakarta adalah Gejong Lesung. Gejong
lesung adalah Alat musik yang dimainkan oleh
4 hingga 5 orang ini atau lebih diperdengarkan
sebagai instrument musik perkusi yang
mengandalkan alat penumbuk padi tradisional.
Alat tersebut dinamakan lesung dan alu/antan.
Untuk memainkannya, Lesung
dipukul dengan alu atau antan
pada bagian atas, samping,
tengah, atau tepat pada bagian
cekungan. Sehingga alat musik
tersebut akan menghasilkan suara
“thok thek thok thek” yang saling
berahut-sahutan dengan irama
indah.
Alat musik berikutnya yang berasal dari
provinsi Yogyakarta adalah Peking.
Alat musik tradisional ini termasuk kedalam
golongan jenis saron, atau dalam Gamelan
Jawa Peking disebut dengan Saron Panerun.
Peking menghasilkan nada suara yang paling
tinggi. Dengan bentuk fisik Peking yang
mempunyai 6 hingga 7 bilah yang disusun pada
bingkai kayu sebagai resonatornya.
Untuk memainkan Peking adalah
dengan cara dipukul pada
lempengan-lempengan yang akan
menghasilkan nada berbeda
sesuai pada ukuran serta
ketebalan bilah logam tersebut.
Lalu alat musik berikutnya yang berasal dari
provinsi Yogyakarta adalah Gong Kecil
(Kempul).
Kempul yang merupakan gong ukuran kecil ini
merupakan salah satu komponen gamelan
yang dimainkan dengan cara di tabuh
menggunakan alat pemukul khusus alat musik
Gong. Umumnya, Kempul digantung menjadi
satu dengan alat musik Gong lainnya. Ia juga
termasuk golongan instrumen keras dari
gamelan.
Alat musik tradisional ini berhubungan dengan
lagu atau gendhing, yang berfungsi sebagai
menandai aksen-aksen penting dalam lagu
kalimat tersebut.
Lalu alat musik berikutnya yang berasal dari
provinsi Yogyakarta adalah Slenthem.
Alat musik tradisional ini juga termasuk
instrument gamelan dengan bentuknya dari
lembaran lebar logam tipis yang diuntai
dengan tali, kemudian di rentangkan pada atas
tabung-tabung.
Slenthem dimainkan dengan cara ditabuh.
Sama halnya dengan saron, ricik, dan balungan
saat ditabuh, suara yang dihasilkan Slenthem
merupakan dengungan rendah atau gema yang
mengikuti nada alat musik tersebut.
Alat musik terakhir yang berasal dari provinsi
Yogyakarta adalah Gong Sebul. Gong sebul
merupakan alat musik tradisional yang terbuat
dari bambu. Walau diberi nama Gong, namun
bentuk fisik alat musik ini tidak seperti Gong
pada umumnya. Namun berupa sepotong
bambu petung atau bambu raksasa dengan
panjangnya sesuai dengan nada yang akan
dihasilkannya. Gong sebul dimainkan dengan
cara di tiup.
Alat Musik Dari Provinsi
Sulawesi Utara
Alat musik pertama yang berasal dari provinsi
Sulawesi Utara adalah Paree.
Alat musik ini berasal dari bambu kering yang
dapat kita temukan dari para petani. Biasanya
untuk mengeringkan bambu tersebut
dilakukan penjemuran saat matahari menyinari
di siang hari. Maka dari itu, alat musik paree ini
memiliki warna kecokelatan seperti bambu
yang sudah kering.
Untuk memainkan alat musik
paree ini dengan cara dipukul
menggunakan telapak tangan.
Dahulu, alat musik paree menjadi
alat seni hiburan yang mengisi
waktu senggang dan bisa juga
sebagai permainan antar anggota
kelompok masyarakat.
Alat musik berikutnya yang berasal dari
provinsi Sulawesi Utara adalah Sasesahang.
Alat musik Sulawesi Utara ini lumayan sulit
untuk dikenali. Bahan pembuatan alat musik
sasesahang ini berasal dari bambu yang
dibelah dan bambu lainnya dibentuk runcing
seperti paruh burung atau Garpu Tala.
Untuk memainkan alat musik sasesahang
adalah dengan cara dipukul dengan
menggunakan tangan kiri, yang mana jari
tangan kanan berada pada lubang sebagai
pengatur nada. Alat pemukul yang digunakan
adalah tongkat yang dilapisi bahan karet. Bunyi
yang dihasilkan alat musik sasesahang ini tidak
seperti gendang pada umumnya, melainkan
seperti dengungan, akan tetapi masih
terdengar lembut di telinga.
Alat musik berikutnya yang berasal dari
provinsi Sulawesi Utara adalah Salude.
Alat musik ini masih termasuk ke dalam jenis
alat musik Idokardofon. Pembuatan pada
badan alat musik salude berasal dari satu ruas
bambu dengan buah dawai yang dapat
menghasilkan bunyi. Sementara, dawai
tersebut dibuat dari kulit ari bambu. Terdapat
lubang pada bagian tengah badan bambu yang
berfungsi sebagai ruang resonansi.
Untuk memainkan alat
musik salude adalah
dengan cara dipetik
dengan menggunakan
pelepah pisang yang sudah
dimodifikasi dengan
sedemikian rupa.
Alat musik berikutnya yang berasal dari
provinsi Sulawesi Utara adalah Tutuba.
Alat musik Sulawesi Utara ini termasuk alat
musik dawai. Dari dari kalangan suku To Wana,
Sulawesi. Untucerita sejarahnya, keberadaan
alat musik tutuba ini berkembang k
memainkan alat musik tutuba adalah dengan
cara dipetik.
Pembuatan alat musik tutuba berasal dari
tanaman bambu. Umumnya, alat musik tutuba
dimainkan sebagai pengiring kesenian tari
tradisional Sulawesi, terutama tarian
tradisional Sulawesi Utara.
Alat musik terakhir yang berasal dari provinsi
Sulawesi Utara adalah Santu.
Pembuatan alat musik Sulawesi Utara ini
berasal dari bambu dan kayu. Pada zaman
dahulu, alat musik santu sering dimainkan oleh
para petani ketika merayakan hasil panen yang
berlimpah. Biasanya, pada waktu pertunjukkan
alat musik santu ini diletakkan dengan posisi
duduk bersila dan santu berada di dekapan
para pemain musik.
Untuk memainkan alat musik
santu adalah dengan cara dipetik.
Selain itu juga bisa dimainkan
dengan cara dipukul-pukul
dengan menggunakan tongkat.

Anda mungkin juga menyukai