Menurut Emerson Yuntho yang merupakan Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan
Indonesia Corruption Watch (ICW), ada 10 hal yang membuat koruptor di Indonesia tidak merasakan
efek jera yaitu :
2. Proses hukum hanya menjerat pelaku korupsi, bukan hanya keluarga atau kerabat yang terkait
dalam kasus pencucian uang.
3. Hukuman hanya berupa pemenjaraan, tidak memiskinkan pelaku korupsi. Padahal, menurut
Emerson, rata-rata koruptor itu lebih takut disita harta dan kekayaannya ketimbang dipenjara
dalam waktu lama.
4. Hakim menjatuhkan hukuman uang pengganti, tetapi hukuman itu bisa diganti dengan
subsider pemenjaraan. Pada akhirnya koruptor memilih dipenjara.
5. Pemerintah melalui petugas lapas dinilai masih memberikan kemewahan bagi para koruptor.
Misalnya, lapas khusus yang menyediakan berbagai fasilitas bagi koruptor.
6. Mantan terpidana koruptor masih bisa mengikuti pemilu legislatif dan pemilihan kepala
daerah. Hal ini sebagai dampak tidak dicabutnya hak politik bagi terpidana kasus korupsi
7. Para koruptor dalam status tersangka dan terdakwa masih dapat menjadi pejabat publik dan
masih mendapat pensiun.
8. Walaupun ditetapkan sebagai terdakwa, seorang koruptor tidak dilakukan penahanan dan
pencekalan.
9. Hukuman tidak membuat jera, misalnya, ada terdakwa kasus korupsi, yakni Nazaruddin dan
Artalita Suryani, yang masih bisa menjalankan bisnis.
10. Walaupun berstatus tersangka atau terdakwa, seorang koruptor masih bisa menduduki jabatan
publik.