Anda di halaman 1dari 11

KLIPING ALAT MUSIK TRADISIONAL

KELOMPOK 7:
NAMA: 1. ANISA FITRIANA RISKI (03)
2. DIVAYANI APRILIA PUTRI (07)
3. GRESIKA PUTRI RAHMAWATI (10)
4. KIKI DWI PRATIWI (11)
1. Gendang

Alat musik gendang termasuk jenis alat musik ritmis.

Alat musik gamelan cara memainkan kendang secara sederhana adalah dengan dipukul atau ditepak
menggunakan telapak tangan. Bagian yang ditepak adalah sisi kanan dan kiri yang terbuat dari kulit
hewan.

Gendang berasal dari instrument tradisional dalam gamelan dari Jawa tengah.

Alat musik gendang terbuat dari kayu dengan selaput atau membran pada sisinya. Untuk membuat
gendang dibutuhkan batang pohon yang bagian dalamnya dilubangi, lalu dibentuk sedemikian rupa.
Batang pohon yang digunakan biasanya pohon nangka, kelapa dan cempedak.

Menurut sejarah yang sudah beredar di setiap kalangan masyarakat. Alat musik satu ini sudah
dimainkan sejak tahun 3.000 tahun yang lalu, tepatnya mulai diperkenalkan di negara Tiongkok China.
Bangsa China biasanya memainkan alat musik satu ini untuk upacara kesenian, acara ritual keagamaan.
Selain itu kendang juga berfungsi sebagai tanda waktu, sekaligus alarm bagi bangsa China pada saat itu.
Bahkan kendang juga memiliki fungsi lain oleh masyarakat China, yaitu sebagai awal mula peperangan
dengan kaum musuh. Gamelan berasal dari kata “gamel” yang dalam bahasa Jawa artinya memukul atau
menabuh, sedangkan akhiran “an” merujuk pada kata benda.

2. Seruling
Alat Musik seruling termasuk alat musik melodis.

Memainkan Alat Musik seruling menggunakan tiupan lembut agar menghasilkan nada-nada rendah.
Kedua, tiupan yang diberikan adalah dengan kekuatan sedang agar nada-nada yang dihasilkan pun
adalah nada-nada yang sedang dimana tidak tinggi maupun rendah. Dan yang terakhir adalah melalui
tiupan keras sehingga membunyikan nada-nada yang tinggi sebagai hasilnya.

Alat musik Suling bambu berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat.

Bahan pembuatan seruling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran
keduanya. Sedangkan seruling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi
perak.

Sejarah Alat Musik: beberapa suling sebagai peninggalan manusia purba Neanderthal. Peninggalan
diperkirakan telah berumur sekitar 40.000 tahun. Beda halnya dengan suling zaman sekarang yang
terbuat dari bambu, pada zaman purba dulu ia diciptakan dengan menggunakan tulang hewan sebagai
bahan utamanya. Manusia purba Neanderthal memiliki pemikiran yang sudah maju dan tidak sama
dengan manusia purba lainnya yang hanya bisa makan dan bertahan hidup saja. Bahkan, beberapa
ilmuwan percaya bahwa mereka memiliki kemampuan berpikir yang tidak kalah maju nya dengan
manusia modern zaman sekarang. Dengan ditemukannya suling berbahan tulang hewan tersebut pun
menandakan bahwasanya manusia purba ini telah memiliki kebudayaan yang tinggi.

3. Tifa
Alat Musik Tifa termasuk jenis alat musik ritmis.

Cara memainkannya dengan cara itabuh atau dipukul sehingga suara yang dihasilkan sama Hanya saja,
ukuran tifa dan cara mengikat kulit hewan sebagai penutup memengaruhi setiap jenis suara yang akan
dihasilkan.

Alat musik tifa berasal dari daerah Indonesia timur, tepatnya Papua dan Maluku.

Bahan Pembuatan tifa terbuat dari kayu, tifa pada bagian membrannya dibuat dari kulit binatang, yakni
biawak atau soasoa dan kulit rusa. Tifa memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari 60 sentimeter bahkan
ada pula yang mencapai tinggi lebih dari satu meter.

Sejarah Alat musik tifa dahulu terdapat sebuah wilayah di Biak ada 2 laki-laki bersaudara dengan
nama Fraimun dan Sarenbayer. Mereka memiliki hubungan yang sangat dekat sebab nama keduanya
memiliki makna yang saling berhubungan. Fraimun artinya sebuah senjata perang yang gagangnya bisa
digunakan untuk membunuh musuh. Sarenbayer terdiri dari dua kata “saren” dan “bayer” yang masing
memiliki arti busur dan tali busur. Sehingga bila disatukan bermakna anak panah yang terpasang pada
busur. Kedua kakak adik ini berpetualang meninggalkan desanya yang telah tenggelam. Sehingga tibalah
mereka pada sebuah daerah bernama Wampember yang terletak di daerah Biak Utara. Keduanya
akhirnya memutuskan untuk mentap di daerah itu. Pada waktu melakukan perburuan di malam hari,
mereka menemukan pohon opsur yang artinya pohon atau kayu yang bisa menghasilkan suara di tengah
hutan. Dikarenakan sudah terlalu larut malam, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan kembali
besok. Ketika keesokan harinya mereka mendapati bahwa pohon opsur itu ditinggali oleh lebah madu,
soa-soa, biawak, dan hewan-hewan kecil lainnya. Karena penasaran, akhirnya mereka menebang pohon
itu dan melubangi bagian tengahnya sehingga berbentuk seperti pipa. Untuk mengosongkan bagian
tengahnya, mereka menggunakan alat sederhana bernama nibong (besi panjang yang memiliki ujung
sangat tajam). Mereka juga membakar bagian tengah kayu tersebut agar terlihat lebih bagus. Ketika
menutup salah satu ujung kayu tersebut, mereka pada awalnya hendak memakai kulit paha sang kakak.
Namun setelah dipikir-pikir, pasti akan terasa sangat sakit, akhirnya mereka sepakat untuk
menggunakan kulit binatang soa-soa. Untuk menangkap soa-soa mereka menggunakan cara yang tidak
sembarangan. Hewan tersebut ditangkap dengan cara memanggilnya menggunakan bahasa Biak “Hei,
napiri Bo…” secara berulang-ulang kali. Sampai pada akhirnya soa-soa pun mengerti dan seperti hendak
menyerahkan dirinya. Lalu mereka menguliti hewan soa-soa itu dan kulitnya digunakan untuk menutupi
salah satu ujung kayu berbentuk pipa tersebut. Kerajinan tangan yang mereka buat yang kemudian
dikenal.

4. Kolintang

Kolintang adalah alat musik pukul tradisional minahasa dari Sulawesi utara, Indonesia yang terdiri dari
bilah-bilah kayu yang disusun berderet dan dipasang di atas sebuah bak kayu. Kolintang biasanya
dimainkan secara ansambel. Alat musik ini termasuk ke dalam alat musik pukul bernada. Menurut
Masruroh, kolintang masuk ke dalam keluarga marimbaphone tradisional dari Sulawesi Utara.

Cara memainkannya dengan digoyangkan atau digetarkan. Kolintang adalah salah satu alat musik
tradisional masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara. Biasanya alat musik tradisional ini digunakan untuk
mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, bahkan pertunjukan musik.

Berawal dari Sulawesi Utara hingga berbagai negara di dunia, alat musik tradisional Kolintang telah
diakui keindahannya di dunia internasional. Pada umumnya kolintang dibuat dari kayu pohon, pohon
yang digunakan adalah pohon pohon lokal seperti Kayu Pohon Wenuang, Kayu Pohon Waru, Kayu Pohon
cempaka atau Kayu Pohon Telur. Pohon pohon dipilih sebagai bahan pembuatan utama kolintang
karena kayu dari pohon tersebut memiliki tekstur yang kuat namun ringan.

Asal usul nama Kolintang terinspirasi dari nada yang dikeluarkan dari suatu alat musik seperti “Tong”
untuk nada rendah, “Ting” untuk nada tinggi, dan “Tang” untuk nada tengah, serta menggunakan istilah
“ber tong ting tang” sambil mengungkapkan kalimat “Maimo Kumolintang” untuk mengajak orang
memainkannya, sehingga lambat laun ungkapan tersebut berubah menjadi Kolintang.

5. Angklung
Alat musik termasuk jenis alat musik melodis.

Cara Memainkannya dengan cara digoyang goyang,sehingga angklung akan menghasilkan bunyi

Alat musik angklung berasal dari Jawa Barat

Bahan Pembuatan alat musik angklung dari bambu hitam,bambu temen

Sejarah Alat musik angklung adalah dari situs Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud RI, Angklung
adalah alat musik bernada ganda yang telah dikenal sejak abad ke-11. Untuk nama angklung sendiri
berasal dari Bahasa Sunday aitu angkleung-angkleungan. Terdiri dari dua suku kata yaitu angka yang
berarti nada dan lung yang berarti pecah. Bunyi pada angklung tersebut dihasilkan oleh benturan badan
pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam
setiap ukuran, baik besar maupun kecil.

6. Sasando

Alat musik sasando termasuk jenis alat musik melodis

Cara memainkannya dengan cara dipetik, namun biasanya dimainkan menggunakan kedua tangan
dengan arah yang berlawanan.
Alat musik sasando berasal dari pulau rote, Nusa Tenggara Timur.

Bahan Pembuatan alat musik dari Bambu,kayu,paku,penyangga,senar string,daun lontar.

Sejarah Alat musik sasando yaitu bermula dari kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan
jatuh cinta dengan putri Raja. Mengetahui Sangguana jatuh cinta terhadap putrinya, sang Raja
memberikan syarat kepada Sangguana untuk membuat alat musik yang berbeda dari musik lainnya.

7. Gambus

Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus
dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah
orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja.

Alat Musik Gambus adalah alat musik yang berasal dari Timur Tengah. Musik ini merupakan alat musik
petik. Sebuah Gambus biasanya memiliki paling sedikit 3 buah senar dan paling banyak 12 senar.
Biasanya Gambus dimainkan dalam sebuah kelompok musik atau orkes. Gambus dimainkan bersama
alat musik pukul seperti gendang.

Gambus dimainkan dengan cara dipetik, biasanya diiringi dengan instrument musik lain seperti gendang
sehingga dinamakan dengan orkes gambus.

Pengrajin alat musik gambus menggunakan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai bahan baku
utama, sementara itu kayu akasia (Accacia mangium), kayu mahoni (Swietenia mahagoni) dan kayu pulai
(Alstonia scholaris) dijadikan sebagai bahan baku alternatif untuk membuat alat musik gambus.

Alat musik gambus awalnya dikenal oleh masyarakat Melayu yang berdiam di wilayah pesisir pantai,
bersama dengan masuknya para pedagang dari daerah Timur Tengah pada abad ke 7 hingga abad ke 15-
an. Selain datang untuk berdagang, mereka juga berdakwah memperkenalkan ajaran Islam kepada
masyarakat setempat.

8.Rebab
Alat musik rebab adalah alat musik gesek dari bahan dasar kayu dan batok kelapa yang memiliki dua
buah dawai. Di Indonesia, rebab dikenal sebagai salah satu alat musik ansambel tradisional dalam
karawitan. Alat musik tradisional di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Namun, rebab
sebenarnya berasal dari dataran Arab yang berarti busur. Kamu juga bisa menemukan rebab di Persia
dan Malaysia bagian timur. Bentuk alat musik rebab mirip dengan biola dan cara memainkannya pun
sama yaitu dengan cara digesek (kordofon). Ada dua jenis alat musik rebab yang paling populer yaitu
rebab tangkai dan kabuli rebab. Rebab tangkai memiliki kaki pada bagian bawahnya sehingga bisa
dimainkan dalam posisi berdiri. Lain halnya dengan kabuli rebab yang dimainkan dengan cara
dipetik.Meskipun ada dua jenis yang berbeda, bentuk alat musik rebab sama saja. Secara umum,
bentuknya dibagi menjadi dua bagian utama yaitu watangan dan bokongan. Menurut awam yang
melihat dari bentuk fisiknya saja, kamu bisa melihat bagian tangkai dan tepinya. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini komponen yang terdapat pada alat musik rebab.

- Watangan adalah bagian leher yang berfungsi sebagai pegangan. Bagian ini biasanya terbuat dari
bahan kayu atau gading gajah. Pada bagian ujungnya ada dua telinga kayu untuk mengaitkan dawai atau
senar.

- Bathokan yaitu bagian bawah watangan yang terbuat dari kayu atau batok kelapa dan tertutup selaput
dari bahan kulit binatang. Bagian ini berfungsi sebagai kotak resonansi dan terdapat standar pada bagian
bawahnya.

- Sikilan adalah kaki rebab yang bisa dipakai sebagai dudukan rebab yang dapat menyentuk tanah.

- Senggreng merupakan penggesek biasanya terbuat dari kayu dan bulu ekor rebab yang dapat dikaitkan
pada kayu dan menyerupai busur.

Tinggi rebab yang umum digunakan biasanya berukuran 75 cm dan dimainkan dengan penggesek dalam
posisi duduk bersimpuh. Berdasarkan kepercayaan masyarakat melayu Riau, rebab bahkan perlu
memenuhi beberapa peraturan agar menghasilkan kualitas yang bagus.

Dalam pemilihan kayu, rebab hanya bisa dibuat dari kayu nangka, sena, atau belimbing. Waktu
pemotongan kayu juga tidak boleh dilakukan pada siang hari atau memasuki waktu Maghrib. Teknik
pemotongan kayu tidak boleh dilakukan secara sungsang dan kayu-kayunya tidak boleh dilangkahi
setelah ditebang.Dalam berbagai kesempatan, alat musik tradisional seperti rebab sering digunakan
sebagai pelengkap tradisi adat tertentu. Mungkin kamu juga sudah pernah melihat rebab di acara
televisi. Nah, fungsi alat musik rebab yang bisa ditemukan pada kegiatan berikut ini.
1. Pengiring pada pertunjukan wayang seperti wayang kulit dan wayang topeng kulit khas Betawi.

2. Pengiring sinden saat menyanyi pada acara pertunjukan karawitan dan gamelan.

3. Menginterpreasikan irama gamelan sebagai penyelaras cengkok penyanyi laki-laki dan sinden pada
beberapa acara gamelan.

4. Instrumen dalam ritual “Main Puteri” di daerah Kelantan, Terengganu, dan Malaysia Timur. Ritual
tersebut bertujuan buat memberikan penyembuhan bagi orang-orang yang sedang sakit. Biasanya, para
pemain rebab akan diundang ke rumah sakit karena dipercaya dapat membantu menyembuhkan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter.

5. Dimainkan di dalam acara pertunjukan teatrikal “Makyong” di Melayu Riau. Kedudukan alat musik
rebab memiliki nilai tinggi karena pembuatannya diatur dengan sejumlah peraturan yang tidak boleh
dilanggar. Biasanya terdapat ornamen-ornamen pada bagian badan rebab dan ornamen mahkota pada
bagian kepalanya. Rebab merupakan jenis alat musik Melodis.

9. Kecapi

Pengertian Alat Musik Kecapi (bahasa Inggris: lute) adalah sebuah alat musik dawai yang dipetik dengan
leher (baik ditekan atau tidak) dan punggung dalam yang melingkupi rongga berlubang, biasanya dengan
lubang suara atau lubang di badan. Lebih khusus, istilah “kecapi” dapat merujuk pada instrumen dari
keluarga kecapi Eropa. Kecapi merupakan alat musik petik yang termasuk kedalam kategori alat musik
kordofon yang dimana bunyi dihasilan dari senar atau dawai yang bergetar. Kacapi sendiri merupakan
alat musik yang dimainkan sebagai instrumen utama dalam Tembang Sunda, Mamaos Cianjuran dan
Kacapi suling. Akan tetapi dalam beberapa kesempatan alat musik ini tidak jarang dipadukan dengan alat
musik ritmis ataupun alat musik pukul seperti gendang.

Kacapi sendiri dimainkan dengan menggunakan jari tangan dan menggunakan notasi degung (notasi
yang merupakan bagian dari suatu sistem yang diberi nama sistem heptachordal pelog).

Kecapi adalah alat musik tradisional yang sudah dikenal sejak berabad-abad tahun yang lalu. Awal
mulanya kecapi berasal dari negeri China yang memiliki nama lain yaitu Ghuzeng. Dan kecapi biasanya
digunakan untuk mengiringi musik dengan alunan yang lembut dan mendayu.

Kecapi merupakan alat musik tradisional yang berkembang di daerah Jawa, yang lebih tepatnya diyakini
berasal dari daerah Kuningan Jawa Barat. Sejarah alat musik kecapi juga merujuk pada tanaman sentul,
yang mana kayunya diyakini digunakan untuk membuat alat musik kecapi. Di sunda sendiri kecapi
dijadikan alat musik utama dalam tembang sunda atau Mamaos Cianjuran dan kecapi suling.

Dalam sejarahnya kecapi mempunyai beberapa versi, pada umumnya kebanyakan menyebutkan kecapi
berasal dari Suku Sunda. Tetapi ada yang menyebutkan kacapi berasali dari Suku Bugis Makassar. Dalam
asal usul kacapi di Suku Sunda, kata kacapi dalam bahasa Sunda merujuk pada suatu jenis tanaman
sentul yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi. Sedangkan untuk Suku
Bugis terdapat sebuah cerita dimana kecapi diciptakan oleh seorang pelaut Bugis Makassar yang terkena
badai. Sesudah terkena badai pria tersebut mengambil sebagian tali layarnya dan diikatkan pada dayung
perahu kemudian dipetik dengan iringan lagu. Sesampainya di darat pria tersebut membuat sebuah alat
bunyi yang berbentuk perahu dua tali untuk gadis yang disukainya.

Untuk perkembangannya sendiri kacapi mulai menarik perhatian banyak orang, dari masyarakat lokal
hingga mancanegara. Sedangkan dalam bentuknya sendiri kacapi memiliki bentuk sederhana dan polos,
tetapi sekarang kacapi dapat dihiasi dengan ukiran-ukiran berbagai motif

Bahan untuk membuat Kecapi

Pembuatan Alat Musik Kacapi

Walaupun kelihatannya alat musik ini sederhana, tapi proses pembuatannya tidak sesederhana itu. Kayu
yang dijadikan bahan dasarnya itu berasal dari kayu Kenanga. Kayu tersebut sebelum digunakan harus
terlebih dahulu direndam selama 3 bulan, baru bisa dibentuk menjadi sebuah kecapi yang sesuai
kebutuhan.

Senar yang digunakan juga bukan senar dari kawat sembarangan. Melainkan dari jenis kawat suasa
(logam yang terdapat campuran emas dan tembaga) jika ingin mendapatkan kualitas suara yang bagus.
Namun, pada saat ini senar kecapi terbuat dari kawat baja karena mahalnya harga kawat suasa.

10. Bonang

Sebagai alat musik ensambel, gamelan terdiri dari beberapa instrumen musik, salah satunya adalah alat
musik bonang. Cara memainkan alat musik bonang adalah dengan dipukul dengan menggunakan wilaga.
Alat musik bonang berasal dari daerah Jawa Tengah, dan menurut sejarahnya, fungsi alat musik bonang
tentu akan banyak berkaitan dengan era transisi Hindu-Buddha.

Alat musik bonang masuk ke dalam kategori instrumen metalofon, yang artinya alat musik yang terbuat
dari bahan logam. Selain alat musik bonang, instrumen metalofon yang lain adalah gangsa, gender,
gong, saron, dan slenthem.
Alat musik bonang terbuat dari bahan logam, dan cara memainkan alat musik bonang adalah dengan
dipukul dengan wilaga. Wilaga merupakan sejenis palu yang terbuat dari kayu, dengan ujungnya yang
dilapisi kain.

Cara memainkan alat musik bonang, tentu akan menyesuaikan dari jenis atau ragam alat musik bonang.
Alat musik bonang terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Bonang Penerus

Jenis atau ragam alat musik bonang yang pertama adalah bonang penerus. Merupakan alat musik
bonang yang ukurannya paling kecil, tapi memiliki nada yang paling tinggi. Alat musik bonang penerus
biasanya digunakan pada lagu-lagu jalin.

2. Bonang Barung

Bonang barung yang memiliki ukuran sedang. Bonang barung memiliki susunan nada atau oktaf dari
sedang hingga tinggi. Secara teknik, cara memainkan alat musik bonang barung masih sama, tapi
peruntukannya yang berbeda. Alat musik bonang barung biasanya digunakan sebagai pembuka lagu,
dan dimainkan beriringan dengan alat musik harmonis.

3. Bonang Panembung

Terakhir adalah alat musik bonang panembung, yang ukurannya paling besar jika dibandingkan dengan
bonang penerus dan bonang barung. Dari segi bunyi, alat musik bonang panembung pun menghasilkan
nada atau oktaf tengah sampai rendah.

Sejarah Alat Musik Bonang

Bicara soal sejarah, alat musik bonang tentu tidak bisa lepas dari sejarah gamelan. Sejarah gamelan
menurut mitologi Jawa, diciptakan oleh Batara Guru. Relief gamelan sendiri ditemukan di dinding Candi
Borobudur, yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah. Relief gamelan yang ada di Candi Borobudur,
menampilkan beberapa alat musik, yang kemudian dianggap sebagai asal muasal dari gamelan. Sejarah
alat musik bonang juga tidak bisa lepas dari penyebaran Islam di Nusantara. Raden Maulana Makdum
Ibrahim atau yang juga dikenal dengan nama Sunan Bonang melakukan gubahan pada gamelan, dengan
menambahkan alat musik bonang pada ensambel gamelan. Disebutkan bahwa penambahan alat musik
bonang membuat gamelan lebih bernuansa zikir.

Anda mungkin juga menyukai