Anda di halaman 1dari 9

ANALISA PERTUNJUKAN

SENI MUSIK TRADISIONAL

Disusun oleh
1. Sasmita
2. Yar Fadila
3. Rangga
4. Verick
5. Agus
6. Fahkri

Kelas X TKJ 2

SEKOLAH MUHAMMADIYAH 3 TERPADU


PEKANBARU
Judul Video : Parade Musik Daerah 2017
Provinsi Jawa Barat

Link : https://youtu.be/bzV_gVX90Mo
Deskripsi :
Pertunjukan seni musik tradisional adalah kegiatan
pameran musik tradisional dalam suatu keadaan,
dimana pada saat itu objek pengamatan utama adalah
tentang musik tradisional.
Parade Musik Daerah 2017 diselenggarakan di Sasono
Langen Budoyo-TMII diikuti oleh 18 Provinsi termasuk
salah satunya dari Provinsi Jawa Barat yang diwakili
oleh Ega Robot Percussion dari Kabupaten Bandung ini
masuk dalam 5 besar Penata Musik Unggulan Terbaik
dengan Judul Lagu Batik Kita
HASIL ANALISA

1. DAERAH ASAL SENI MUSIK YANG DI PERTUNJUKKAN


Dimana Gondang Orkestra memainkan alat musik Gondang dari
daerah Batak sedangkan Gamelan Jawa ISI Yogyakarta
memainkan alat musik Gamelan dari daerah Jawa.

2. JENIS SAJIAN PERTUNJUKAN SENI


Pertunjukan Mandiri (campuran atau gabungan vocal dan
instrumentalia)
Pertunjukan musik tradisional tersebut memiliki kebebasan
berekspresi terhadap pola sajian, penyusunan melodi, harmoni,
dan dinamika yang dimainkan pemusik.

3. ALAT MUSIK YANG DIMAINKAN DALAM PERTUNJUKAN

ARUMBA

Arumba adalah satu kelompok alat musik bambu khas Jawa Barat
yang dimainkan secara bersamaan untuk menghasilkan sebuah
pertunjukkan musik. Komposisi esemble dari Arumba sendiri terdiri
dari Angkung Solo, Gambang Melodi, Gambang Pengiring, Bass
Lodong, dan juga Gendang.
KENDANG

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul atau kerap disebut
juga ditepak. Tempo dan kekuatan pukulan menjadi kunci dalam
pementasan musik menggunakan alat musik tradisional ini.
Alat musik tradisional Jawa Barat ini terbuat dari kayu kelapa,
cempepak, ataupun nangka yang dilapisi kulit hewan seperti
kerbau atau kambing.

REBAB

Alat musik Rebab diyakini telah ada sejak abad ke-9 masehi. Kala
itu, alat musik tradisional ini memasuki daratan Sunda melalui para
pedagang Timur Tengah yang mengunjungi Indonesia. Awalnya,
alat musik ini terbuat dari tembaga dengan dua hingga tiga dawai.
Namun, kini Rebab telah banyak dibuat dari bahan kayu.
Cara memainkan alat musik tradisional Jawa Barat ini adalah
dengan cara digesek layaknya biola. Umumnya, Rebab dimainkan
bersama serangkainan alat musik Gamelan lainnya sebagai
pengiring beragam pertunjukkan seni tradisional.

KECAPI

Kecapi adalah alat musik tradisional khas Jawa Barat yang terbagi
menjadi dua jenis bagian.
Kecapi Indung atau kecapi induk yang memiliki ukuran lebih besar
dan berdawai 18 hingga 20 digunakan sebagai instrumen untuk
memimpin jalannya musik seperti memberikan intro hingga
menentukan tempo. Sedangkan Kecapi Rincik atau kecapi anak
dimainkan sebagai iringan musik dengan mengisi jeda-jeda antar
nada dengan frekuensi tinggi.

SERULING

Suling bambu adalah alat musik tradisional asal Jawa Barat selanjutnya
yang sudah banyak diketahui masyarakat. Kini suling ini telah banyak
dimodifikasi menjadi alat musik yang lebih modern. Namun, jika dalam
kebudayaan Sunda, alat musik suling terbuat dari bambu dan memilik
empat hingga enam lubang sebagai pengatur melodi dari yang hasilkan
oleh alat musik tiup ini.
GAMELAN DEGUNG

Gamelan Sunda atau Degung adalah ansambel musik tradisional asal


Jawa Barat. Terdiri dari suling degung, rebab, kecapi, bonang, kulanter,
jengglong, saron, gambang, panerus, gong, dan kendang.

SARON

Saron atau yang biasanya disebut juga ricik, adalah salah satu
instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Biasa Dimaiankan
Sebagai Alat Pelengkap Pagelaran Musik Gamelan, Biasa Juga Dijadikan
Pajangan/Hiasan Yang Unik Dan Menarik.

4. SEJARAH KESENIAN MUSIK DI DAERAH TERSEBUT


Sejarah kesenian degung telah ada sejak ratusan tahun
sebelum kemerdekaan RI, salah satunya pada masa kerajaan
Galuh. Pada masa itu lagu kesenian degung terpengaruh kondisi
sungai antara lain lagu Kintel Buluk hingga Sang Bango. Masa
Kasupuhan Sumedang kesenian degung juga ada yang dapat
jumpai di museum Prabu Geusan Ulun yang bernama Gamelan
Degung Pengasih
Gamelan ini adalah peninggalan Bupati Sumedang 1791-
1828 yaitu Pangeran Kusumadinata atau Pangeran Kornel. Sejarah
kesenian degung pada awal perkembangannya alami perubahan
termasuk cara penyajiannya. Hai ini terlihat Bupati Cianjur RT
Wiranatakusumah 1912-1920 yang ketika itu degung tanpa
nyanyian dan hanya gamelan saja.
Sejarah kesenian degung mulai dikenal publik setelah Bupati
Cianjur tersebut pindah ke Bandung. Sesudah diangkat menjadi
Bupati Bandung Ia membawa seperangkat gamelan degung
bernama Pamagersari.
Semenjak itulah alunan gamelan degung hiasi pendopo
agung. Kemudian popularitas kesenian degung makin tinggi pasca
Anang Thayib, sahabat Bupati Cianjur menggunakan kesenian
degung untuk keperluan dalam hajatannya. Sejak itu degung
makin terkenal hingga akhirnya terbentuk gamelan degung versi
baru dengan nama Purbasasaka.
Tahun 1926 kian populer degung isi ilustrasi film cerita
pertama di Indonesia berjudul Loetoeng Kasaroeng oleh L.
Heuveldrop dan G Kruger produksi Java Company Bandung. Lagu
Palwa khas kesenian degung juga hadir tahun 1956 dalam
pembukaan berita RRI bahasa Sunda kala itu. Selanjutnya lagu
degung kembangkan kembali dengan vokal grup Parahyangan
tahun 1958 pimpinan E. Tjarmedi
Kesenian Degung dalam Versi Modern
Sejarah kesenian degung terus mengalami perkembangan
yang cukup tinggi hal ini terlihat dari kuantitas jumlahnya cukup
banyak. Bahkan kesenian degung tidak hanya dalam bentuk
gamelan, tetapi mengalami perubahan yang arrasemen lebih
modern mulai tahun 1970-an
Hal itu terlihat setelah munculnya sejumlah musisi yang
mencoba arrasemen baru salah satunya Nano S dengan grup
Gentra Madya. Saat itu mampu memasukkan unsur baru dan laris
di pasaran antara lain Puspit tahun 1978. Kemudian lagu
Kalangkang populer oleh Nining Media dan Barman Syahyana
tahun 1986.

5. FUNGSI PERTUNJUKKAN MUSIK TRADISIONAL


Pertunjukan seni yang secara khusus menampilan musik tradisi
sebagai pertunjukan utama yang menghibur masyarakat.
Pertunjukan musik tradisional juga bertujuan untuk melestarikan
kekayaan budaya khususnya lagu daerah dan alat musik
tradisional Indonesia.

6. KRITIK DAN SARAN


Musik tradisional tersebut merupakan kolaborasi antara musik
yang bertangga nada Pentatonis (Gamelan Degung) dan Diatonis
(Seruling, Saron) dimana diatonis merupakan tangga nada yang
memiliki 7 nada pokok, sedangkan pentatonis merupakan tangga
nada yang hanya memakai 5 nada pokok. Kolaborasi nada diatonis
dan pentatonis ini menghasilkan keselarasan dan harmoni yang
indah.
Kolaborasi yang diciptakan antara alat musik tradisional dari Jawa
Barat tersebut memberikan corak warna nada baru yang unik dan
khas kepada para audiencenya. Pertunjukan musik tersebut juga
mencerminkan ilustrasi kekayaan budaya bangsa Indonesia yang
tercipta dari setiap nada/bunyi masing-masing alat musik
tradional.
Lagu yang dibawakan sinden begitu harmonis kolaborasi alunan
musik tradisional, sehingga tercipta keselarasan antara musik dan
vokalnya. Dinamika yang dimainkan termasuk cepat tabuhannya.
Masing-masing pemusik memakai busana daerah begitu pula
dengan penyanyinya sehingga memberikan suasana yang sangat
kental dengan kedaerahannya.

Anda mungkin juga menyukai