Anda di halaman 1dari 85

KOMPILASI TUTORIAL SKENARIO 1

VAGUS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
A. SKENARIO

Seorang perempuan berusia 24 tahun, diantar suaminya ke Poli Kandungan Rumah Sakit
dengan keluhan mual dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai pusing pagi hari.
Setelah dilakukan pemeriksaan disimpulkan bahwa pasien sedang hamil. Dokter mengatakan
bahwapada pemeriksaan USG tampak Gestasional Sac. Pasien disarankan melakukan
pemeriksaan ANC rutin ke dokter atau bidan terdekat.

B. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Ultrasonography
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000
kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.Pada awalnya
penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang
ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Dari sumber lain menyatakan bahwa, Ultrasonografi medis (sonografi) adalah
sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.

Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh


pasien.Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah
frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam
penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk
kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini yang dimanfaatkan
adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan
“berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit
lainnya.Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus
pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita
angina pectoris (nyeri dada).Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai
memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya
untuk terapi.Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang
dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria.Bersama dengan saudaranya, Freiderich,
seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada
otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang
tengkorak.Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data),
hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik
berintensitas rendah.

2. Antenatal care (ANC)

Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama


ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuba
dalam Febyanti 2012). Tujuan ANC yaitu memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin (Depkes RI, 2007).

Antenatal care sebagai salah satu upaya penapisan awal dari faktor resiko
kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama
kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan
janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya,
bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul
pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum
berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan antenatal care (Winkjosatro dalam Damayanti, 2013 ).

Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari
cakupan pelayanan antenatal, salah satunya yaitu cakupan kunjungan antenatal
yang kurang dari standar minimal. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau
melalui cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada
masa kehamilan dan tidak tergantung usia kehamilan (K1), sedangkan cakupan
kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan
antenatal setidaknya sebanyak 4 kali (Depkes RI, 2009).

Setiap wanita hamil mengahadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam


jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali kunjungan selama trimester
pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara
minggu 14-28) dan dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-
36 dan sesudah minggu ke 36) (Prawirohardjo, 2002).

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab ibu hamil kurang patuh dalam
melakukan ANC secara teratur dan tepat waktu antara lain : kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang ANC, kesibukan, tingkat sosial ekonomi yang
rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya kemudahan untuk pelayanan
maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obat
penyelamat jiwa (Sarwono, 2002).

Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan Kehamilan dapat menyebabkan tidak


dapat diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan
atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi. Deteksi saat
pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan penngendalian resiko
(Manuaba dalam Damayanti, 2013).
3. Gestasional Sac

Merupakan tanda awal kehamilan yang dapat dilihat melalui pemeriksaan USG
(Ultrasonography).

o Bentuk: halus; bulat atau oval


o Posisi: bagian rahim atau pertengahan rahim; eksentrik
o Dinding: echogenic, minimal 3mm tebal 2º sampai reaksi trofoblastik / dekidual
- Awal, 50% menunjukkan tanda decidual ganda.
1. Mual
1. Mual adalah kecenderungan untuk muntah atau sebagai perasaan di
tenggorokan atau daerah epigastrium yang memperingatkan seorang individu
bahwa muntah akan segera terjadi. Mual sering disertai dengan peningkatan
aktivitas sistem saraf parasimpatis termasuk diaphoresis, air liur, bradikardia,
pucat dan penurunan tingkat pernapasan. Muntah didefinisikan sebagai ejeksi
atau pengeluaran isi lambung melalui mulut, seringkali membutuhkan dorongan
yang kuat (Dipiro et al., 2015)
2. Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan
saja. Tanda mual dan muntah biasa muncul segera setelah implantasi dan
bersamaan saat produksi hCG mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon
plasenta inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada
chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah (Sherwood, 2013).
3. Mual pada kehamilan trimester 1 disebabkan karena adanya perubahan sistem
endokrin dan metabolisme selama kehamilan. Perubahan tersebut dapat
meningkatkan produksi hCG, estrogen dan progesteron. Kondisi tersebut
memicu mual dikarenakan kadar glukosa ibu hamil mengalami penurunan.
Keluhan mual pada kehamilan dapat diatasi dengan memberikan berbagai jenis
makanan yang tepat diantaranya dengan diet makanan tinggi karbohidrat dan
protein. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein salah satunya
dengan mengkonsumsi makanan yang terbuat dari biji gandum utuh
4. Hamil
A. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester
ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40)
- Terjadinya pembuahan akibat bersatunya sel telur dengan sel spermatozoa,
kemudian diikuti oleh beberapa proses, pembelahan dan selanjutnya hasil
konsepsi melakukan nidasi atau implantasi, maka selanjutnya hasil konsepsi
mengalami pertumbuhan dan perkembangan (Rukiyah, 2009).
- Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode ante partum. Periode antepartum dibagi menjadi 3
trimester yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau 3 bulan menurut
hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang
mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan lebih kurang 280
hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir. Pembuahan terjadi ketika
ovulasi lebih kurang 14 hari setelah HPHT (Varney, 2007).

RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja tanda kehamilan
Dibagi menjadi 3 yakni tanda tidak pasti, tanda mungkin hamil dan tanda pasti.
A. Tanda tidak pasti : Mual, muntah, berhenti menstruasi, mudah lelah, payudara
membesar, ngidam, pingsan.
B. Tanda pasti :Adanya denyut jantung janin,terlihatnya gestasional sac saat
pemeriksaan USG

2. Apa saja faktor-faktor penyebab mual dan pusing?


- Faktor penyebab pusing
- Tekanan darah rendah atau tinggi dapat memicu pusing.
- Masalah pada jantung seperti otot-otot jantung yang melemah atau
denyut jantung yang tidak teratur dapat mengakibatkan pusing di kepala.
- Demensia, tumor, migrain juga bertanggung jawab atas timbulnya
pusing.
- Penyebab lainnya adalah kurangnya olah raga dan juga faktor usia.
- Adanya infeksi telinga juga meyebabkan pusing dan sering pingsan.
- Faktor penyebab mual
Penyakit gastroenteritis adalah penyebab paling umum yang mengakibatkan
terjadinya mual dan muntah. Gastroenteritis adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri atau virus di perut. Selain menyebabkan mual dan muntah, gastroenteritis
biasanya juga mengakibatkan diare. Perlu diingat bahwa mual dan muntah
bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau kondisi
tertentu.
3. Bagaimana Cara menentukan Usia Kehamilan

Mengetahui kepastian kehamilan ibu, mengetahui usia kehamilan, mengetahui


jenis kelamin, mengetahui waktu persalinan, mengetahui adanya kelainan janin

4. Bagaimana konsep pemeriksaan ANC


- Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan
dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar
minimal pelayanan antenatal (Rhezvolution, 2009).
- Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan pengawasan wanita hamil ialah
menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum
sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental.
- Menurut Fitrihanda (2012), fungsi antenatal adalah sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.
b. Melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko tinggi dan
merujuk bila perlu.
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani
masalah yang terjadi.
- Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar
pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Ukur tinggi badan
b. Timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA)
c. Ukur Tekanan Darah
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
e. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
f. Pemberian Tablet besi (fe)
g. Tanya/Temu wicara
5. Bagaimana Tahapan Perlakuan ANC
- Kunjungan Pelayanan Antenatal Care Menurut Manuaba (1999), kehamilan
berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan wanita dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Trimester pertama ( 0-12 minggu)
b. Trimester kedua (13-28 minggu)
c. Trimester ketiga (29-40 minggu)
- Menurut Saifuddin (2002), setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi
yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu:
a. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke 14)
b. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke 36)

ANC dilakukan Untuk mengetahui perkembangan janin tiap trisemester sehingga terpantau
kondisi janin untuk persiapan persalinan

6. Apa saja USG dan Jenis USG


Menurut (Ksuheimi, 2008) jenis pemeriksaan USG ada 4 jenis, yaitu:
1. USG 2 Dimensi Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar
lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan
suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun
keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat
diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG
3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3
Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat
“bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin
di dalam rahim.
4. USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran
darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
 Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
 Tonus (gerak janin).
 Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
 Doppler arteri umbilikalis.
 Reaktivitas denyut jantung janin.
Pemeriksaan lain selain USG dan ANC adalah Kardiokartografi, menentukan
tinggi uterus
7. Apa peran Dokter dalam penanganannya

Farmako : Pemberian vitamin ( B1, B2, B6 )

Non Farmako : menyarankan ibu hamil untuk menambah waktu istirahat dan
mengurangi stress.

LEARNING OBJECTIVE
1. Terminologi Anatomi
 Bidang dan Regio Anatomi
 Gerakan Sendi
2. Kehamilan
 Tanda tanda prenatal
 Proses fertilisasi hingga implantasi
3. Embriogenesis
 Embriogenesis
 Organogenesis
 Anatomi bayi
 Tanda tanda congenital
4. Pemeriksaan
 HCG
 ANC
 USG
Terminologi Anatomi

A. Posisi tubuh
Posisi anatomi adalah posisi referensi standar tubuh yang digunakan untuk
menggambarkan lokasi berbagai struktur

1. Posisi anatomi (berdiri):

Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi berdiri dengan mata juga memandang
lurus. Telapak tangan menggantung pada sisi-sisi tubuh dan menghadap ke depan.
Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan tungkai kaki lurus sempurna. Posisi
anatomi sangat penting karena hubungan semua struktur digambarkan dengan
asumsi berada pada posisi anatomi.

2. Posisi supine (terlentang):

Pada posisi ini tubuh berbaring dengan wajah menghadap ke atas.Semua posisi
lainnya mirip dengan posisi anatomi dengan perbedaan hanya berada di bidang
horisontal daripada bidang vertikal.
3. Posisi prone (tengkurap):

Pada posisi ini, punggung menghadap ke atas.Tubuh terletak pada bidang


horisontal dengan wajah menghadap ke bawah.

4. Posisi litotomi:

Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha diangkat vertikal dan betis lurus
horizontal.Tangan biasanya dibentangkan seperti sayap.Kaki diikat dalam
posisinya untuk mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk.Ini adalah posisi pada
banyak prosedur kebidanan.

B. Bidang-Bidang Tubuh

1. Bidang sagital membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.

a. Bidang midsagital membagi tubuh menjadi dua bagian, bagian kiri sama besar dengan
bagian kanan.
b. Bidang Parasagital membagi tubuh menjadi dua bagian (bagian kiri dan kanan) yang
tidak sama besar.

2. Bidang frontal atau koronal adalah salah satu bidang di bagian kanan bidang sagital.
Bidang ini membagi tubuh atau organ menjadi bagian depan dan belakang.

3. Bidang transversal (horizontal, potong silang) membagi tubuh atau organ menjadi bagian
atas dan bawah.

C. Topografis
Menurut Kamus Saku Dorland ed. 28, topography adalah deskripsi daerah
anatomis atau bagian khusus.

 Anterior (ventral/depan) lawannya posterior (dorsal/belakang)


 Superior (cranial/cephalik/atas) lawannya inferior (caudal/bawah)
 Medial (tengah) lawannya lateral (samping)
Dibagi menjadi tiga bagian :
 Kepala
 Abdomen dan Thorax
 Ekstremitas

D. Pembanding
 Parietal (luar) vs Visceral (dalam)
 Ipsilateral (sisi yang sama) vs Kontralateral (sisi yang berbeda)
 Superior (atas) atau kranial (lebih dekat pada kepala)
Contoh : mulut terletak superior terhadap dagu vs Inferior (bawah) atau kaudal
(lebih dekat pada kaki)
Contoh : Pusar terletak inferior terletak pada payudara
 Anterior (depan) : lebih dekat ke depan
Contoh : Lambung terletak anterior terhadap limpa vs posterior (belakang) :
lebih dekat ke belakang
Contoh : Jantung terletak posterior terhadap tulang rusuk
 Superfisial (lebih dekat ke/ di permukaan)
Contoh : Otot kaki terletak superficial dari tulangnya vs Profunda : lebih jauh
dari permukaan
Contoh : Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan
bawah
 Medial (dalam) : lebih dekat ke bidang median
Contoh : Jari manis terletak medial terhadap jari jempol vs Lateral (luar) :
menjauhi bidang median.
Contoh : Telinga terletak lateral terhadap mata
 Proksimal (atas) : lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal
Contoh : Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan vs Distal (bawah)
: lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal
Contoh : Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku

1.1.1. Gerakan
 Fleksio (bengkok) vs Ekstensio (lurus)
 Abductio (menjauhi titik median) vs adductio (mendekati titik median)
 Elevasi (naik) vs depresi (turun)
 Eversi (ke luar) vs inversi (ke dalam)
 Pronasi (telungkup) vs Supinasi (tengadah)
 Rotasi medial (rotasi ke sisi median) vs rotasi lateral (rotasi ke sisi lateral)

1.1.2. Garis Bantu


o Linea Mediana : garis tengah tubuh (Anterior dan Posterior)
o Linea Sternalis : garis yang membentang sepanjang Os. Sternum
o Linea Parasternalis : garis diantara linea sternalis dan linea
midclavicularis (destra dan sinistra)
o Linea Mamilaris : garis yang melewati papilla mamae
o Linea Axillaris : garis yang melintasi lipatan ketiak (anterior dan
posterior)
o Linea Axillaris media : garis diantara linea axillaris arterior dan posterior
o Linea Scapularis : garis yang melewati sudut (angulus) inferior os
scapula
o Linea Paravertebralis : garis vertical ujung prossesus transversal
1.1.3. Sistem Tubuh
 Sistem Musculoskeletal = Sistem Otot
 Sistem Nervorum = Sistem Saraf
 Sistem Endocrin = Sistem Sekresi Internal
 Sistem Cardiovaskuler = Transportasi Cor
 Sistem Respiratorius = Sistem Pernapasan
 Sistem Digestivus = Sistem Pencernaan
 Sistem Uropoetica = Sistem Produksi Urin
 Sistem Reproduksi = Sistem Perkembangbiakan
1.1.4. Bagian Otot
 Origio (origin)
Ujung otot yang relative tetap dari selama gerakan alami
 Insersio (insertion)
Ujung otot yang relative mobil selama gerakan alami
 Belly
Bagian tengah berdaging dari otot, yang bersifat insersio
 Tendon
Bagian berserat dan non kontraksi dari otot, yang bersifat origio
 Aponeurosis
Tendon rata yang timbul dari jaringan ikat di sekitar otot

Regio Anatomi
Secara garis besar tubuh manusia terbagi dalam 7 (tujuh) region dan masing-masing dibagi
lagi dalam subs region yaitu :

1. Regio Capitis, Capitis ( = kepala ) terdiri dari beberapa Subs- Regio a.l :

a. Anterior ( Facei ) :

~ Regio frontalis

~ Regio Orbitalis, infraorbitalis,Nasalis

~ Regio Zygomaticum, Buccalis

~ Regio Oralis

~ Regio Mentalis

b. Lateralis :

~ Regio Temporalis, Parietalis

c. Posterior :

~ Occipitalis

2. Regio Colli terdiri dari beberapa subs regio :

a. Regio Cervicalis Anterior :

~ Submentale

~ Submandibulare

~ Caroticum

~ Omotracheale
b. Regio Sternocleidomastoideus

c. Regio Cervicalis Lateralis :

~ Cervicalis Lateralis

~ Omoclaviculare ( Fossa Supraclaviculare )

d. Regio cervicalis Posterior

3. Regio Thorax terdiri atas beberapa subsregio. a.l :

a. Anterior :

~ Regio Pectoralis

~ Regio Parasternalis

~ Regio Mammaria

~ Regio Inframammaria

b. Lateralis :

~ Regio Axillaris

c. Posterior :

~ Regio Supra & Infra scapularis

~ Regio Scapularis

~ Regio Vertebralis pars Thoracica

4. Regio Abdomen terdiri dari beberapa subs region a.l. :

a. Anterior :

~ Regio Hypochondriaca Dextra & Sinistra

~ Regio Epigastricum

~ Regio Periumbilicalis

~ Regio Umbilicalis

b. Posterior :
~ Regio Lumbalis Dextra & Sinistra

~ Regio Vertebralis Pars Abdominalis

5. Regio Pelvic terdiri atas beberapa subsregio a.l :

a. Anterior :

~ Regio Hypogastricum

~ Regio Pubogenitale

~ Regio Inguinale

b. Posterior :

~ Regio Glutealis

~ Regio Sacralis

~ Regio Analis

6. Regio Extremitas Superior terdiri atas beberapa subsegio a.l :

a. Regio Clavipectoralis

b. Regio Deltoideus

c. Regio Brachii Anterior

d. Regio Brachii Lateralis

e. Regio Brachii Medialis

f. Regio Cubitalis Anterior & Posterior

g. Regio Antebrachii Volaris

h. Regio Antebrachii Dorsalis

i. Regio Carpalis Anterior & Dorsalis

j. Regio Palmaris & Dorsum Manus

7. Regio Extremitas Inferior terdiri ats beberapa subs region a.l :

a. Regio Femoralis Anterior & Posterior


b. Regio Genu Anterior & Posterior

c. Regio Cruris :

~ Regio Tibialis Anterior & Posterior

~ Regio Pes ( Pedis ) :

- Reg. Malleolaris Lateral & Medial

- Reg. Calcaneus

- Reg. Dorsalis Pedis

- Reg. Plantaris Pedis

Gerakan Sendi
a. Pengertian Sendi
Sendi adalah salah satu organ tubuh yang sangat penting. Sendi adalah suatu struktur
khusus yang merupakan penghubung antar tulang agar bisa tetap bergerak kesana kemari.
Hubungan antar ini juga sering disebut dengan sebutan artikulasi. Fungsi utama adalah untuk
memberi akses dan gerakan pada tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak tubuh. Ada
beberapa sendi yang hanya sedikit kelebihannya juga sangat penting untuk pergerakan tubuh
kita agar tetap bisa bergerak dengan nyaman.
b. Komponen Pembentuk Sendi
1. Ligamen, berfungsi sebagai penghubung bagian luar ujung tulang agar bisa menyatu
dengan sendi, dan juga berfungsi sebagai agar tidak bisa diubah pada lokasi sendi dan
tulang ketika bergerak.
2. Kapsul Sendi, sangat berfungsi sebagai penghubung antara dua memiliki rongga di
dalamnya
3. Tulang Rawan Hialin, yaitu bagian yang melapisi kedua ujung tulang, berfungsi untuk
menjaga tulang dari benturan atau gesekan saat selamat pergerakan.
4. Cairan Sinovial, yaitu cairan pelumas pada ruang sendi.

c. Macam Sendi
a) Sinartosis (Sendi Mati), adalah persendian yang tak dapat digerakkan, biasanya
tulang-tulang pada persendian Sinartosis disatukan oleh sejenis serabut jaringan ikat
atau tulang rawan hialin. Contohnya adalah sendi antar tulang tengkorak.
b) Amfiartrosis (Sendi Kaku), yaitu persendian yang hanya bisa mengikuti gerakan.
Contohnya sendi antar tulang rusuk.
c) Diartosis (Sendi Gerak), yaitu persendian yang memungkinkan gerakan menuju satu
arah, dua arah, maupun ke segala arah. Contohnya seperti sendi pada lutut (satu arah),
ruas telapak tangan (dua arah), sendi bahu (ke segala arah)

d. Berdasarkan Arah Pergerakannya


a) Sendi Engsel , yaitu sendi yang memungkinkan hanya pada satu arah saja, sendi engsel
biasanya hanya bisa ditekuk atau diluruskan. Contohnya pada tulang lutut dan siku
b) Sendi Pelana , yaitu sendi yang memungkinkan gerakan menuju dua arah.Contohnya
adalah ruas telapak tangan.
c) Sendi Peluru , yaitu sendi yang memungkinkan gerakan menuju ke segala arah,
contohnya adalah pada tulang paha dan bahu.
d) Sendi Putar , yaitu sendi yang memungkinkan gempa gerakan satu tulang yang
berputar terhadap tulang lainnya. Contohnya adalah sendi pada tulang atlas.

e. Berdasarkan Strukturnya
a) Sendi Fibrosa, yaitu sendi yang tidak memiliki tulang rawan, satu tulang dengan tulang
lainnya dengan jaringan ikat fibrosa. Begitu banyak dijumpai tidak bisa digerakkan.
Contohnya pada sutura tulang tengkorak.
b) Sendi Kartilago, adalah sendi yang ujung ujung tulangnya oleh kartilago, dan
disokong oleh ligamen. Sendi Kartilago dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1. Sinkondrosis, merupakan sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang
rawan. Contohnya Sendi-sendi Kostokondral.
2. Simfisis, merupakan sendi yang tulang-tulangnya memilii hubungan fibrokartilago
dan selapis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contonya
bagian simfisis pubis
c) Sendi Sinovial, yaitu sendi yang memiliki ruang antar sendi sehingga bisa terjadi
banyak gerakan, ujung-ujung tulangnya dilapisi oleh tulang rawah hilain yang tipis
untuk menjaga benturan dan gesekan antartulang. Contohnya sadalah pada lutut.
Embriologi
Embrio yaitu masa pertumbuhan dari zigot hingga janin (sebelum 8 minggu)

Logos yaitu ilmu

- Embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel
tunggal membelah dan berubah sel tunggal selama perkembangan untuk membentuk
organisme multiseluler.
- Fertilisasi (pembuahan), proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di daerah
ampula tuba uterina. Ini adalah bagian terlebar dari tuba dan terletak dekat dengan
ovarium. Spermatozoa mungkin dapat hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama
beberapa hari.
Hanya 1% sperma yang mengendap di vagina masuk ke serviks, tempat sperma tersebut
,mungkin bertahan hidup berjam-jam. Pergerakan sperma dari serviks ke tuba uterine terutama
terjadi melalui dorongan dirinya sendiri, meskipun gerakan tersebut juga mungkin dibantu oleh
gerakan cairan yang tercipta oleh silia uterus. Perjalanan dari serviks ke ovidukstus
memerlukan waktu minimal 2 sampai 7 jam dan setelah mencapai istmus, sperma menjadi
kurang gesit dan berhenti bermigrasi. Saat ovulasi, sperma kembali gesit mungkin karena
kemoatraktan yang dihasilkan oleh sel-sel cumulus di sekitar telur dan berenang menuju
ampula (tempat biasanya pembuahan terjadi). Spermatozoa tidak mampu membuahi oosit
segera setelah tiba di saluran genitalia wanita karena harus menjalani kapasitasi dan reaksi
akrosom untuk memperoleh kemampuan ini.
Kapasitasi
Kapasitasi adalah periode pengondisian saluran reproduksi wanita yang pada manusia
berlangsung sekitar 7 jam. Sebagian besar dari pengondisian ini, yang terjadi di tuba uteriona
melibatkan interaksi epitelial antara sperma dan permukaan mukosa tuba. Selama periode ini,
selubng glikoprotein dan protein plasma semen disingkirkan dari membrane plasma yang
menutupi regio akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang telah terkapasitasi dapat menembus
sel-sel korona radiata dan mengalami reaksi akrosom.
Reaksi akrosom
Terjadi setelah pengikatan ke zona pelusida dipicu oleh protein-protein zona. Reaksi
ini memuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida
termasuk bahan mirip-akrosin dan mirip-tripsin.
Ada 3 fase pembuahan, yaitu:
a. Fase 1: Penetrasi Korona Radiata
Dari 200 sampai 300 juta spermatozoa yang diletakkan di saluran genitalia wanita, hanya
300 sampai 500 yang mencapai tempat pembuaham. Hanya salah satu dari jumlah ini yang
membuahi sel telur. Diperkirakan bahwa spermatozoa-spermatozoa yang lain membantu
spermatozoa yang membuahi untuk menembus sawar pelindung gamet wanita. Sperma yang
telah menjalani kapasitasi dapat bebas melewati sel-sel korona
b. Fase 2: Penetrasi Zona Pelusida
Zona ini adalah suatu selubung glikoprotein yang mengelilingi sel telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan memicu reaksi akrosom. Baik
pengikatan maupun reaksi akrosom diperantai oelh ligan ZP3, suatu protein zona pelusida.
Pelepasan enzim-enzim akrosom (akrosin) memungkinkan sperma menembus zona dan
berkontak dengan membrane plasma oosit. Permeailitas zona pelusida berubah ketika koelada
sperma berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini menyebabkan pelepasan enzim-enzim
lisosom dari granula korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Sebaliknya, enzim-enzim
mengubah sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk mencegah penetrasi sperma dan
menginaktifkan tempat-tempat reseptor spesifik-spesies untuk spermatozoa di permukaan
zona. Spermatozoa lain dapat ditemukan terbenam di zona pelusida, tetapi hanya satu
tampaknya dapat menembus oosit.
c. Fase 3: Fusi Membran Sel Sperma dan Oosit
Pelekatan awal sperma ke oosit sebagian diperantai oleh interaksi integrin oosit dan
ligannya, disintegrin, di sperma. Setelah melekat, membrane plasma sperma dan sel telur
menyatu. Karena membrane plasma yang membungkus tudung kepala akrosom lenyap saat
reaksi akrosom, penyatuan sebenarnya terjadi antara membrane oosit dan membrane yang
membungkus bagian posterior kepala sperma. Pada manusia, baik bagian kepala maupun ekor
spermatozoa masuk ke dalam sitplasma oosit tetapi membrane plasma ditinggalkan di belakang
di permukaan oosit.
Hasil pembuahan:
a. Pengembalian jumlah kromosom yang diploid
b. Penentuan jenis kelamin kromosom
c. Dimulainya pembelahan
o Pembelahan
Pembelahan ini menghasilkan bertambahnya jumlah sel, blastomer yang menjadi semakin
kecil pada setiap pembelahan. Setelah tiga kali pembelahan, blastomer mengalami
pemampatan menjadi lapisan dalam dan lapisan luar. Blastomer yang mampat tersebut
membelah membentuk sebuah morula 16 sel.
o Pembentukan blastokista
Ketika morula memasuki rongga rahim, pada hari ketiga atau keempat setelah pembuahan,
mulailah terlihat sebuah rongga (terbentuk dari cairan yang masuk ke morula dan
menghilangkan zona pelusida sehingga ruang antarsel menjadi konfluen) dan terciptalah
balstokista. Massa sel dalam akan berkembang menjadi embrionya sendiri dan terletak di satu
kutub blastokista tersebut. Massa sel luar mengelilingi sel-sel dalam tersebut serta rongga
blastokista akan membentuk trofoblas.

o Rahim pada saat implantasi


Dinding rahim yang terdiri atas tiga lapisan :
1. Endmetrium : selaput lendir yang melapisi dinding bagian dalam
2. Miometrium : lapisan tebal otot polos
3. Perimetrium : peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar
Uterus dalam fase sekretorik = kelenjar dan arteri bergelung sedangkan jaringan menjadi
tebal dan basah. Akibatnya dapat dikenali 3 lapisan endometrium:
 Kompaktum : lapisan di bagian superfisial
 Spongiosum : lapisan di bagian tengah
 Basale : lapisan tipis
- Embriogenesis adalah :1.produksi dari embrio; 2.perkembangan dari individu yang
baru yang terjadi secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum, embriogenesis adalah
proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat
tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Tepatnya, embriogenesis terjadi pada
saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai
akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia (Langman,1994).
a. Embriologi Minggu Kedua (Diskus Germinativum Bilaminer)
Bagian ini menjelaskan tahap perkembangan mudigah dari hari ke-8 sampai akhir
minggu kedua.
 Perkembangan Hari Ke-8
 Blastokista sudah setengah terbenam di dalam stroma endometrium
 Trofoblas berdiferensiasi menjadi:
 sitotrofoblas, yaitu lapisan dalam yang berupa sel mononukleus (sel berinti tunggal)
 sinsitiotrofoblas, yaitu zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas (penghasil
hCG)
 Penyatuan sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas (menyebabkan hilangnya membran sel
masing-masing) yang diawali oleh pembelahan dan migrasi oleh sitotrofoblas.
 Embrioblas berdiferensiasi menjadi:
 Hipoblas, yaitu lapisan kuboid kecil yang berada di samping rongga blastokista.
 Epiblas, yaitu lapisan sel silindris tinggi di samping rongga amnion.
 Lapisan bilaminar membentuk suatu diskus (cakram) gepeng.
 Terbentuk rongga amnion dan amnioblas

 Perkembangan Hari Ke-9


 Blastokista semakin terbenam di dalam stroma endometrium.
 tertutupnya defek penetrasi pada epitel oleh bekuan fibrin.
 Staduim lakunar: Trofoblas berkembang pesat di kutub embrional membentuk lakuna
(danau).
 sel-sel gepeng yang terbentuk dari hipoblas membentuk suatu membran tipis yang melapisi
permukaan dalam sititrofoblas yaitu membran eksoselom (hauser)
 hauser dan hipoblas membentuk rongga eksoselom (yolk sac primitif)
 Perkembangan Hari Ke-11 dan 12
 Blastokista terbenam seluruhnya di dalam stroma endometrium.
 Sel sinsitiotrofoblas menembus stroma dan mengikis lapisan endotel kapiler ibu sehingga
kapiler tersebut mengalami kongesti dan melebur (sinusoid).
 Terbentuk siklus uteroplasenta (aliran darah dari ibu melalui sistem trofoblas)
 Muncul sel baru dari yolk sac yang membentuk jaringan ikat longgar halus (mesoderm
ektra embrional) yang mengisi semua ruang antara trofoblas di bagian ekternal dan
membran eksoselom di bagian internal.
 Terbetuk ruang baru dari penyatuan rongga-rongga besar di mesoderm ektraembrional yang
disebut selom ekstraembrional (rongga korion).
 Dua pembagian mesoderm, yaitu:
 mesoderm somatopleura ekstraembrional adalah mesoderm yang melapisi
sitotrofoblas dan amnion
 mesoderm splanknopleura ektraembrional adalah mesoderm yang melapisi yolk sac.
 Perkembangan Hari Ke-13
 Terjadi poliferasi sel-sel sitotrofoblas secara lokal dan menembus ke dalam sinsitiotrofoblas
sehingga membentuk kolom yang diselubungi oleh sinsitium (vilus primer).
 Hipoblas menghasilkan sel-sel lain yang bermigrasi disepanjang bagian dalam membran
eksoselom. sel-sel tersebut berpoliferasi membentuk rongga baru dalam rongga eksoselom
yang disebut yolk sac sekunder atau yolk sac definitif.
 Terbentuk kista eksoselom.
 Terbentuk korda umbilikalis (tali pusat)
 Pada akhir minggu kedua, cakram mudigah terdiri dari dua cakram sel yang berhadapan
(diskus germinativum bilaminer), yaitu epiblas yang membentuk lantai rongga amnion
yang terus semakin meluas dan hipoblas yang menutup atap kantung kuning telur sekunder.
Di daerah kepalanya, cakram hipoblas memperlihatkan sedikit penebalan yang dikenal
sebagai lempeng prekordal.

b. Embriologi Minggu Ketiga (Cakram Mudigah Trilaminer)


1. Gastrulasi
 Terbentuknya 3 lapis jaringan.
 Yang dimulai dengan munculnya garis primitif yang pada ujung kepalanya terdapat nodus
primitif. Di daerah nodus dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi)
membentuk lapisan-lapisan sel baru, dintaranya adalah sebagai berikut.
a. Ektoderm
b. Mesoderm terbentuk dari epiblas
c. Endoderm
Karena itu, epiblas semuanya menghasilkan tiga lapisan mudigah pada mudigah tersebut.
Sel-sel dari lapisan mudigah mesoderm intraembrional bermigrasi di antara dua lapisan
mudigah lainnya sampai terbentuk hubungan dengan mesoderm ekstraembrional yang
membungkus kantung kuning telur dan amnion.
2. Pembentukan notokord
Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk di dalam lubang primitif, bergerak ke depan
hingga mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam endoderm sebagai
lempeng notokord. Pada perkembangan selanjutnya lempeng ini akan mengelupas dari
endoderm, dan terbentuklah sebuah tali padat, notokord definitif. Notokord membentuk
sumbu tengah, yang akan menjadi dasar bagi kerangka sumbu badan.
3. Pertumbuhan cakram mudigah
Pada akhir minggu ketiga terbentuklah tiga lapisan mudigah yang terdiri atas ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. Dan deferensiasi jaringan dan organ sudah mulai.
4. Perkembangan trofoblas lebih lanjut
Pada saat yang sama, trofoblas cepat berkembang. Villi primer sudah memiliki inti
masenkim, tempat munculnya pembuluh-pembuluh kapiler kecil. ketika kapiler villi ini
berhubungan dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, system villi
tersebut sudah siap memasok zat-zat makanan dan oksigennya kepada mudigah.

Setelah melewati tahapan neurulasi yang telah dibahas dalam postingan sebelumnya,
tahapan selanjutnya adalah organogenesis, berikut ini adalah tahapan organogenesis:

1. Histogenesis
Tahap awal dari Organogenesis adalah Histogenesis. Histogenesis adalah suatu proses
diferensiasi dari sel yang semula belum mempunyai fungsi menjadi sel yang mempunyai
fungsi khusus. Dengan kata lain, histogenesis adalah differensiasi kelompok sel menjadi
jaringan, organ, atau organ tambahan.

Setiap jaringan mengandung sekelompok sel yang sama. Sel jaringan ini sudah merupakan
sel khusus, kecuali sel epitel dan jaringan ikat dipertimbangkan sebagai sel kurang khusus
jika dibandingkan dengan sel saraf atau otot. Bentuk umum dan struktur dari sel
dimodifikasi selama perkembangan sehingga setiap jaringan mengandung sel dengan
fungsi khusus. Ketiga lapisan benih akan mengalami spesialisasi selama periode ini dan
karena itu, setiap lapis benih menghasilkan sel yang fungsional pada jaringan tempatnya
berbeda. (Puja et.al. 2010)
2. Organogenesis (Morfogenesis)
Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk
primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang
spesifik bagi setiap famili hewan. Artinya tiap bentuk fetus hewan memiliki ciri khas
tersendiri yang mencerminkan spesiesnya.
Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan
berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri eksternal dan system organ utama sudah
terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus.

Organogenesis memiliki dua periode atau tahapan yaitu :


a) Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio
sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies.
b) Periode Pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu
bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman / wajah yang khas bagi suatu individu).
Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan akhir tidak jelas.
Sedangkan, organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula. Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh
embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan
mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan
kelopak mata.
Pembentukan mata diawali dengan induksi dari bagian calon otak yaitu diencephalon. Dari
bagian itu tumbuh sepasang tonjolan (evaginasi) ke lateral. Eviginasi makin mendekati
epidermal. Karena induksi evaginasi itu, epidermal menebal membentuk placoda lensa.
Antara evaginasi dan placoda lensa saling berinteraksi. Ujung evaginasi mengalami
pendataran, kemudian melekuk, membentuk cawan (optic cup). Placoda lensa mengalami
invaginasi dan masuk ke dalam mesoderm, akhirnya membentuk bola lensa dan
melepaskan diri dari epidermal. Bola lensa menempatkan diri tepat diantara bibir cawan
optik. Hubungan antara cawan optik dengan diencephalon makin menyempit membentuk
alur sebagai fisura choroidea. Kelak hubungan tersebut berkembang menjadi nervus
opticus. Perkembangan calon lensa menjadi lensa yang tembus cahaya merupakan proses
yang penting. Sel-sel epitel calon lensa berkemampuan mensintesis protein kristalin
sebagai bahan dasar lensa mata. Dalam perkembangan lebih lanjut sel epitel sendiri
mengalami kematian, hanya meninggalkan protein kristalin sebagai lensa mata yang
berfungsi meneruskan cahaya masuk diterima oleh retina.

- Diagnosis Prenatal
1. Ultrasonografi adalah teknik yang relatif noninvasif yang menggunakan gelombang suara
berfrekuensi tinggi yang dipantulkan dari jaringan untuk men-ciptakan bayangan.
Pendekatannya dapat melalui transabdomen atau transvagina. USG transvagina
menghasilkan citra dengan resolusi lebih tinggi. Pada kenyataannya, teknik ini yang
pertama kali dikembangkan pada tahun 1950an, telah berkembang ke tahap yang dapat
mendeteksi aliran darah di pembuluh besar, mengetahui gerakan katup jantungr dan aliran
cairan di trakea dan bronkus. Teknik ini aman dan sering digunakan, dengan sekitar B0%
wanita hamil diAmerika Serikat menjalani paling sedikit satu kali pemindaian. Parameter-
parameter penting yang terungkap dengan ultrasonografi antara lain adalah karakteristik usia
dan pertumbuhan janin, ada atau tidaknya anomali kongenital; status lingkungan uterus,
termasuk jumlah cairan amnion. Semua faktor ini kemudian digunakan untuk menentukan
pendekatan yang tepat untuk menangani kehamilan yang bersangkutan. Mengetahui usia dan
pertumbuhan janin sangat penting dalam merencanakan penatalaksanaan kehamilan, terutama
untukbayi dengan berat badan lahir rendah. Pada kenyataannya, studi-studi me perlihatkan
bahwa kehamilan dengan bayi berberat badan lahir rendahyang terkelola danyang menialani
pemeriksaan penyaring ultrasonografi memper-lihatkan penurunan angka kematian sebesar
60% dibandingkan dengan kelompokyang tidak disaring. Usia dan pertumbuhan janin dinilai
dari paniang puncak kepala-bokong selama usia kehamilan 5 sampai 10 minggu. Setelah itu,
digunakan kombinasi pengukuran-termasuk diameter biparietal (npO) tengkorak, paniang femur,
dan lingkaran perut. Pengukuran multipel terhadap parameter-parameter ini dalam suatu kurun
waktu akan meningkatkan kemampuan kita menentukan tingkat pertumbuhan janin.
2. Pemeriksaan Penyaring Serum lbu

Penelitian untuk mencari penanda-penanda bio-kimiawi status janin menyebabkan dikembangkannya


uii penyaring serum ibu. Salah satu dari pemeriksaan pertama yang digunakan adalah penilaian
konsentrasi c-fetoprotein (efn) serum. AFP secara normal dihasilkan oleh hati janin, memuncak
kadarnya pada sekitar 14 minggu, dan "bocor" ke dalam sirkulasi ibu melalui plasenta. Karena itu,
konsentrasi AFP dalam serum ibu meningkat selama trimester kedua dan kemudian mulai terus
turun setelah usia kehamilan 30 minggu. Pada kasus cacat tabung sarafdan beberapa kelainan lain,
termasuk omfalokel, gastroskisis, ekstrofi kandung kemih, sindrom pita amnion, teratoma
sakrokoksigeus, dan atresia usus, kadar AFP meningkat dalam cairan amnion dan serum ibu. Pada
kasus lain, konsentrasi AFP menurun, seperti misalnya pada sindrom Dowrl trisomi 18, kelainan
kromosom seks, dan triploidi. Keadaan-keadaan ini berkaitan dengan rendahnya konsentrasi
gonado-tropin korion manusia (human chorionic gonado-tropin, hCG) dan estriol tak-terkoniugasi
dalam serum. Karena itu, pemeriksaan penyaring serum ibu adalah teknik yang relatif noninvasif
untuk memberi penilaian awal kesejahteraan janin.

3. Amniosentesis

Pada amniosentesis, sebuah jarum dimasukkan melalui dinding abdomen ke dalam rongga amnion
dan dilakukan penyedotan 20 sampai 30 mL cairan. (arena jumlah cairan yang dibutuhkan tersebut,
tindakan ini biasanya tidak dilakukan sebelum kehamilan 14 minggu, saat tersedia cairan dalam
jumlah memadai tanpa membahayakan janin. Risiko kematian janin akibat tindakan ini adalah
lo/o tetapi lebih kecil jika dilakukan di pusat pelayanan yang terampil dalam teknik ini. Cairan
itu sendiri dianalisis untukberbagai faktor biokimia, misalnya AFP dan asetilkolinesterase. Selain
itu, sel janin yang terlepas ke dalam cairan amnion, dapat ditemukan dan digunakan untuk
penentuan kariotipe metafase dan analisis genetik lainnya. Sayangnya, sel-sel yang dipanen ini tidak
membelah dengan cepat sehingga harus dibuat biakan sel yang mengandung mitogen agar
dihasilkan sel bermetafase dalam jumlah memadai untuk analisis. Pembiakan ini memerlukan
waktu 8 sampai l4 hari, dan karenanya, penegakan diagnosis tertunda. Setelah kromosom berhasil
diperoleh, dapat dideteksi kelainan-kelainan kromosom mayor, misalnya translokasi, pemutusan,
trisomi, dan monosomi. Dengan pewarna khusus (Giemsa) dan teknik resolusi-tinggi, pola pita
kromosom dapat ditentukan. Selain itu, karena genom manusia telah berhasil diketahui sekuensnya,
analisis-analisis molekular yang lebih canggih yang menggunakan reaksi berantai polimera se
(polymerase chainreaction, PCR) dan penentuan genotipe akan meningkatkan tingkat kepekaan
deteksi kelainan genetik.
4. Pengambilan Sampel Vilus Korion

Pengambilan sampel vilus korion (chorionic villus sampling, CVS) dilakukan dengan memasukkan
sebuah jarum secara transabdomen atau transvagina ke dalam massa plasenta dan mengaspirasi
sekitar 5 sampai 30 mg jaringan vilus. Sel-sel dapat segera dianalisis, tetapi keakuratan teknik ini
diper-masalahkan karena tingginya kesalahan kromosom pada plasenta normal. I(arena itu, sel-sel
dari inti mesenkim diisolasi dengan tripsinisasi trofoblas eksternal dan dibiakan. Karena banyaknya
sel yang diperoleh, diperlukan hanya 2-3 hari pembiakan untuk memungkinkan dilakukannya
analisis genetik. Karena itu, waktu untuk penentuan karakteristik genetik janin lebih singkat
dibandingkan dengan menggunakan amniosentesis. Namun, risiko ke-matian janin akibat CVS
adalah sekitar dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan amniosentesis, dan terdapat petunjuk
bahwa teknik ini membawa risiko cacat reduksi ekstremitas.

7. Maternal serum alpha-fetoprotein (MSAFP)


Janin yang sedang berkembang memiliki dua protein darah utama - albumin dan alfa-
fetoprotein (AFP). Karena orang dewasa biasanya hanya memiliki albumin dalam darah, tes
MSAFP dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat AFP dari janin. Biasanya, hanya
sejumlah kecil AFP memperoleh akses ke air ketuban dan plasenta untuk melintasi darah ibu.
Namun, bila ada cacat tabung saraf pada janin, dari kegagalan bagian dari saraf embryologic
tabung untuk menutup, maka AFP akan melarikan diri ke dalam cairan ketuban. Cacat tabung
saraf termasuk anencephaly (kegagalan penutupan pada akhir tengkorak tabung saraf) dan
spina bifida (kegagalan penutupan pada ujung caudal tabung saraf). Insiden gangguan-
gangguan tersebut sekitar 1-2 kelahiran per 1000 di Amerika Serikat. Juga, jika ada
omphalocele atau gastroschisis (keduanya cacat pada dinding perut janin), AFP dari janin akan
berakhir di darah ibu dalam jumlah yang lebih tinggi. Agar tes MSAFP memiliki utilitas
terbaik, di usia kehamilan harus diketahui dengan pasti. Hal ini karena jumlah MSAFP
meningkat sesuai usia kehamilan. Juga, ras ibu dan kehadiran gestational diabetes penting
untuk diketahui, karena MSAFP dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ini. MSAFP biasanya
dilaporkan sebagai multiples of mean (MoM). Semakin besar MoM, semakin besar
kemungkinan cacat hadir. Para MSAFP memiliki sensitivitas terbesar antara 16 dan 18 minggu
kehamilan, tetapi masih dapat berguna antara 15 dan 22 minggu kehamilan. Namun, tes ini
tidak spesifik 100% karena terkadang ada berbagai faktor yang menyebabkan MSAFP
meningkat terutama saat terjadi kesalahan penghitungan uisa kehamilan. MSAFP juga dapat
berguna dalam penyaringan untuk sindrom Down dan trisomies lainnya. The MSAFP
cenderung lebih rendah ketika sindrom Down atau kelainan kromosom lain hadir.

8. Maternal serum beta-HCG


Tes ini paling sering digunakan sebagai tes untuk kehamilan. Dimulai pada sekitar seminggu
setelah pembuahan dan implantasi embrio ke dalam rahim, trofoblas akan menghasilkan cukup
beta-HCG (subunit beta human chorionic gonadotropin) untuk mendiagnosis kehamilan. Jadi,
pada saat pertama kali menstruasi luput, beta-HCG akan sudah cukup untuk tes kehamilan
positif. Beta-HCG juga dapat diukur dalam serum dari darah ibu, dan ini dapat berguna di awal
kehamilan ketika terancam aborsi atau kehamilan ektopik dicurigai, karena jumlah beta-HCG
akan lebih rendah dari yang diharapkan. Kemudian pada kehamilan, di tengah sampai akhir
trimester kedua, beta-HCG dapat digunakan bersama dengan MSAFP untuk skrining kelainan
kromosom, dan sindrom Down pada khususnya. Sebuah beta-HCG tinggi dibarengi dengan
penurunan MSAFP menunjukkan sindrom Down. Tingkat HCG yang tinggi mengindikasikan
adanya penyakit Tropoblastic (kehamilan molar). Tidak adanya bayi saat di USG ddisertai
HCG yang tinggi mengindikasikan mola hidatidosa. Kadar HCG juga bisa digunakan untuk
follow up perawatan pada kehamilan molar untuk memastikan tidak adanya penyakit
trophoblastik seperti kariokarsinoma.

9. Serum estriol maternal


Jumlah estriol dalam serum ibu bergantung pada kelayakan janin, sebuah plasenta berfungsi
dengan benar, dan keadaan ibu. Substrat untuk estriol dimulai sebagai dehydroepiandrosterone
(DHEA) yang dibuat oleh kelenjar adrenal janin. Ini dimetabolisme lebih lanjut di dalam
plasenta menjadi estriol. The estriol masuk ke sirkulasi ibu dan diekskresi oleh ginjal dalam air
seni ibu atau oleh hati ibu di dalam empedu. Pengukuran tingkat estriol serial pada trimester
ketiga akan memberikan indikasi umum kesejahteraan janin. Jika tingkat estriol turun, maka
janin terancam dan emergency mungkin diperlukan. Estriol cenderung lebih rendah bila
sindrom Down hadir dan juga adanya adrenal hypoplasia dengan anencephaly.

10. Inhibin-A
Inhibin disekresi oleh plasenta dan korpus luteum. Inhibin-A dapat diukur dalam serum ibu.
Tingkat peningkatan inhibin-A adalah dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk trisomi 21.
Inhibin tinggi-A dapat berhubungan dengan risiko kelahiran prematur.

11. Pregnancy-Associated Plasma Protein A (PAPP-A)


Rendahnya tingkat Papp-A sebagai diukur dalam serum ibu selama trimester pertama dapat
berhubungan dengan anomali kromosom janin termasuk trisomies 13, 18, dan 21. Selain itu,
kadar Papp -A pada trimester pertama dapat memprediksi hasil kehamilan yang merugikan,
termasuk small for gestational age (SGA) atau lahir mati. Papp tinggi-tingkat A dapat
memprediksi large for gestational age (LGA) baby.

- Kelainan Kongenital

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya
abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.

Sejauh ini terminologi abnormalitas kongenital (congenital abnormality) dan defek atau cacat lahir
(birth defect) digunakan untuk menggambarkan semua bentuk abnormalitas struktur yang terjadi pada
embrio, janin, atau bayi baru lahir. Tetapi istilah ini tidak mengacu pada satu mekanisme penyebab
tertentu. Definisi yang lebihpesifik dan mencakup gambaran klinis serta penggolongan penyebabnya
diuraikan sebagai berikut:
A. Kelainan tunggal (single abnormalities)
1. Malformasi
Malformasi adalah gangguan atau defek struktur utama dari organ atau bagian organ yang diakibatkan
oleh abnormalitas selama perkembangan. Adanya malformasi menunjukkan bahwa pada masa awal
embrio terdapat suatu jaringan atau organ tertentu yang berhenti atau salah arah (misdirection) dalam
perkembangannya. Kebanyakan malformasi pada satu organ diturunkan secara
multifaktorial. Hal tersebut menggambarkan interaksi beberapa gen dengan faktor-faktor lingkungan.
Contoh: VSD, ASD, sumbing bibir/palatum, NTD (anencephaly; myelo-meningocele)
2. Disrupsi
Istilah disrupsi (disruption) mengacu pada struktur abnormal pada organ atau jaringan sebagai akibat
dari faktor eksternal yang mengganggu proses perkembangan normal. Proses ini dikenal sebagai
malformasi sekunder atau malformasi ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik yang dapat mengganggu
proses perkembangan normal diantaranya adalah ischemia, infeksi, dan trauma. Berdasarkan
definisinya, disrupsi tidak disebabkan oleh faktor genetik. Tetapi kadang-kadang faktor genetik dapat
menjadi predisposisi terjadinya disrupsi. Misalnya beberapa kasus amniotic band dapat disebabkan
oleh faktor genetik yang menyebabkan kerusakan kolagen sehingga melemahkan amnion dan
menjadikan amnion lebih mudah robek dan ruptur secara spontan. Contoh: amniotic band.
3. Deformasi
Deformasi adalah kerusakan yang disebabkan kekuatan mekanik abnormal yang menyebabkan
penyimpangan struktur normal. Contoh: dislokasi panggul dan talipes ringan (club foot).
4. Displasia
Displasia adalah ketidakteraturan sel dalam menyusun jaringan. Efeknya biasanya dapat dilihat pada
semua bagian tubuh dimana jaringan tersebut terdapat. Contohnya pada skeletal displasia seperti
thanatophoric displasia yang disebabkan mutasi FGFR3 yang menyebabkan hampir semua bagian
tulang mengalami kelainan. Demikian juga pada ektodermal displasia, kerusakan dapat dijumpai pada
semua organ turunan ektoderm seperti rambut, tulang, dan kuku. Kebanyakan displasia diakibatkan
kerusakan gen tunggal (single gene defect) dan mempunyai resiko berulang yang tinggi pada saudara
kandung (sibling) dan keturunan penderita (offspring).

B. Kelainan ganda (multiple abnormalities)


1. Sekuens
Sekuens adalah kelainan ganda yang terjadi akibat efek domino atau diawali oleh satu kejadian utama
(primer) yang memicu kejadian berikutnya. Hal ini sering terjadi akibat malformasi organ tunggal.
Contoh, pada sekuens ‘Potter’, kebocoran yang kronis pada cairan amnion atau gangguan aliran urin
menyebabkan oligohidramnion. Hal tersebut kemudian mengakibabkan desakan pada janin yang
mengakibatkan dislokasi panggul, talipes dan hipoplasia pulmonal.
2. Sindroma
Pada prakteknya istilah sindroma digunakan secara lebih luas. Misalnya sebutan sindroma amniotic
band. Tetapi secara teori istilah sindroma digunakan untuk bentuk abnormalitas yang seringkali
sudah diketahui penyebabnya. Penyebab tersebut diantaranya adalah abnormalitas kromosom seperti
sindroma Down dan kerusakan gen tunggal seperti sindroma Van der Woude yaitu sumbing
bibir/palatum yang berasosiasi dengan celah pada bibir bawah (lip pit).Saat ini sudah dikenal ribuan
sindroma malformasi ganda. Bidang ilmu yang khusus mempelajari sindroma disebut dismorfologi.
Diagnosis individu yang menderita sindroma dapat dilakukan dengan bantuan database komputer
dengan memasukkan beberapa kata kunci berupa kondisi abnormal pada pasien. Misalnya dengan
software database London Dysmorphology Database (LDDB) yang diterbitkan oleh Universitas Oxford
dan Pictures of Standard Syndromes and Undiagnosed Malformations (POSSUM) yang diterbitkan
oleh The Murdoch Institute for Research into Birth Defects di Melbourne. Walaupun demikian
diagnosis beberapa kondisi dismorfik masih belum dapat ditegakkan sehingga sangat sulit mendapatkan
informasi yang akurat tentang prognosis dan resiko berulangnya.
3. Asosiasi
Istilah asosiasi digunakan untuk kondisi malformasi tertentu yang cenderung terjadi secara bersama-
sama yang tidak dapat dijelaskan melalui proses sindroma dan sekuens. Perbedaannya dengansindroma
adalah pada asosiasi terdapat rendahnya kesamaan abnormalitas dari satu individu dibanding individu
lainnya dan tidak adanya penjelasan yang memuaskan tentang penyebabnya. Asosiasi seringkali
dinamai dengan menyingkat organ atau sistem organ yang mengalami abnormalitas. Contoh: VATER,
merupakan asosiasi dari abnormalitas pada Vertebral, Anal, Tracheo-Esophageal dan Renal.Asosiasi
mempunyai resiko berulang yang rendah dan secara umum tidak disebabkan oleh genetik walaupun
penyebabnya seringkali belum diketahui.

a) Tanda Pasti dan Tidak Pasti


Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan
diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3
(bulan + 7).
b) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
f) Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara.
g) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar
dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering Terjadi pada triwulan
pertama.
k) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Penampakan pembuluhdarah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki
dan betis, dan payudara.

2) Tanda kemungkinan kehamilan


a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.
b) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan
dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
c) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus.
Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.
Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan
lebih lunak.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks.
Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

e) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah
telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah
satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f) Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa
hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada
mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
g) Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di
dalam uterus.
h) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin
pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat
membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3) Tanda pasti kehamilan


a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonograf.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

d. Resiko Pada Kehamilan


Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat mempengaruhi keadaan
ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada
kasus normal (Manuaba, 2007, p. 43).

Menurut Puji Rochyati faktor risiko ibu hamil adalah:

A. Kehamilan risiko rendah


1) Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah mencapai tahap
mampu hidup (viable). Kehamilan dengan presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu
dan kepala sudah masuk PAP.

2) Multipara tanpa komplikasi adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.

3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup Persalinan spontan yang
terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram

B. Kehamilan risiko sedang


1) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”
 Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik dan relatif
masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis belum matang. Sebaiknya tidak
hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia di bawah 20
tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak
pertama sampai usia yang ideal untuk hamil (BKKBN, 2005, p. 6).

Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis panggul:

(a) Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅

(b) Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅

(c) Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %

(d) Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 %

(Prawirohardjo, 2008, p. 105-106).

 Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)


Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes
mellitus, anemis, saat persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko
cacat bawaan.
 Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang
baik, persalinan lama, atau perdarahan.

 Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)


Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu
makin melemah.
2) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan seperti itu
perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam
melahirkan.

3) Kehamilan lebih bulan (serotinus)


Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan, dihitung
berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda:
o Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu,
o gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali,
o air ketuban terasa berkurang,
o kerentanan akan stres.

Penanganan:

Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin baik maka tunda
pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa
tekanan 3 hari. Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea
(Mansjoer, 2001, p. 275-276)

4) Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk primigravida dan 18
jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan kekuatan his dan mengejan. Gejala dan tanda:
o KU lemah
o kelelahan,
o nadi cepat,
o respirasi cepat,
o dehidrasi,
o perut kembung dan
o edema alat genital.

Bahaya:
Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.

C. Kehamilan risiko tinggi

1) Penyakit pada ibu hamil


 Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses
persalinan (BKKBN, 2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin
kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2. Anemia
dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus
prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281).
 Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat
mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.

 TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat
menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan. Penderita dengan proses aktif,
apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi.
Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang
cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur. (Mansjoer, 2001, p. 287).

 Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai
terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa
berkurang.

 Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam
jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara
maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi
mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan
bakar tubuh.

 Infeksi menular seksual pada kehamilan


Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit
tersebut (Sjaiful, 2008, p. 921).

3 EMBRIOGENESIS

a. Embriogenesis

A) EMBRIO MANUSIA

Streeter (1942) dan O’Rahilly (1987) telah membuat pembagian dalam 23 stadium, yang dibuat
menurut koleksi sediaan-sediaan carnegie. Stadium-stadium Carnegie ditentukan oleh umur
(umur setelah pembuahan), ukuran (Sejak minggu kelima dinyattakan sebagai panjang Puncak
Kepala Bokong [PPB]) dan pembagian stadium perkembangan.

Ringkasan urutan waktu perkembangan manusia

Minggu 1-3 : Perkembangan Awal


Minggu 1 : Migrasi tuba, pengaluran, dan pembentukan blastosis (Stadium 1-3)

Minggu 2 : Implantasi dan lempengan embrio 2 lapis (stadium 4-5)

Minggu 3 : Lempengan Embrio 3 lapis, mulai neurulasi (Stadium 6-9)

Minggu 4-8 : Periode Mudigah/embrio

Minggu 4: Melipatnya embrio, akhir nurulasi, organ-organ aksial, bentuk dasar tubuh

(stadium 10-13)

Minggu 5-8 : Organogenesis (seluruh organ luar dan dalam yang penting telah dibentuk,
bagian ekstremitas telah dibentuk)

Minggu 9-38 : Periode janin

Minggu 9-38 : Pertumbuhann organ dan pematangan fungsional (diferensiasi spesifik organ
seksual luar)

Pertumbuhan memanjang dan pertambahan berat dalam periode fetal

UMUR (MINGGU) Panjang Puncak Kepala Bokong Berat Badan (g)


(COCCYX) cm

9-12 5-8 10-45

13-16 9-14 60-200

17-20 15-19 250-450

21-24 20-23 500-820

25-28 24-27 900-1300

29-32 28-30 1400-2100

33-36 31-34 2200-2900

37-38 35-16 3000-3400


Perubahan Proporsi tubuh selama pertumbuhan

Tinggi kepala Embrio masa kehamila bulan kke 2 berukuran sektar setengah panjang badan : neonatus
sekitar seperempat; pada anak usia 6 tahun seper enam dan pada orang dewasa menjadi
seperdelapan tinggi badan

Sumber : Atlas anatomy Prometheus, anatomy umum 2015

ORGANOGENESIS

A. Definisi
Selama perkembangan minggu ke-3 sampai minggu ke-8, suatu massa yang dikenal
sebagai massa embrionik atau masa organogenesis (proses pembentukan organ-
organ tubuh pada makhluk hidup(hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini
berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula),
masing-masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan
dan organ yang spesifik. Menjelang masa akhir embrionik ini, sistem-sistem organ
telah terbentuk. Karena pembentukan organ ini, bentuk mudigah banyak berubah
dan ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan
kedua. Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga
kedelapan dan merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masing-
masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk
tubuh mulai jelas. Menurut Langman (1994),
B. Tahapan
Lapisan Mudigah EKTODERM membentuk organ dan struktur-struktur yang
memelihara hubungan dengan dunia luar:
1) susunan saraf pusat
2) sistem saraf tepi;
3) epitel sensorik telinga, hidung dan mata;
4) kulit, termasuk rambut dan kuku;
5) kelenjar hipofisis, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat,email gigi.

Lapisan Ektodermal berdiferensiasi menjadi:

 Ektoderm Luar (Epidermis)


o Epidermis
o Rambut
o Kuku
o Kelenjar sebaceous
o Epitelium mulut (Kelenjar hipofise anterior, Enamel gigi, Epitelium pipi)
o Lensa mata, kornea
 Krista Syaraf (Neural crest cells)
o Susunan Syaraf Tepi (SST) (Sel Schwann, Sel Neuroglia, Susunan syaraf
simpatis, Susunan syaraf parasimpatis)
o Medula Kelenjar Adrenal
o Sel Melanosit
o Tulang rawan wajah
o Dentin gigi
o Lensa mata, kornea
 Buluh Syaraf (Neural tube)
o Otak
o Kelenjar hipofise posterior
o Medula Spinalis
o Syaraf motorik
o Retina mata
Pada awal minggu ketiga perkembangan, lapisan germinativum ektoderm
memiliki bentuk seperti cakram yang lebih besar di bagian sefalik daripada
kaudal.






Lapisan mudigah MESODERM mengasilkan :


 mesenkim di kepala
 somit membentuk miotom (jaringan otot)
 skeletom (tulang rawan dan sejati)
 dermatom (jaringan subkutan kulit)
1. jantung
2. pembuluh nadi
3. pembuluh getah bening
4. semua sel darah
5. sel getah bening
6. sistem kemih-kelamin; ginjal, gonad, dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih).
7. limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan dari mesoderm.

3 komponen penting :
- Mesoderm paraksial, pada awal minggu ketiga mesoderm paraksial mulai tersusun
membentuk segmen-segmen yang dikenal sebagai somitomer. Somitomer adalah
kumpulan mesoderm paraksial yang tersusun longgar dan bersegmen di regio
kranial. Pada akhir minggu kelima, terdapat 42-44 pasang somit terdapat 4 pasang
somit oksipital, 8 pasang somit servikal, 12 pasang torakal, 5 pasang lumbal, 5
pasang sakral, dan 8-10 pasang koksigeal. Usia mudigah dapat ditentukan secara
akurat selama periode awal ini dengan menghitung jumlah somit.

- Mesoderm lempeng lateral, terpisah menjadi lapisan parietal dan viseral yang
masing – masing melapisi rongga intraembrional dan mengelilingi organ – organ.
Mesoderm dari lapisan parietal bersama ektoderm diatasnya akan membentuk
tubuh lateral dan ventral. Lapisan viseral dan endoderm embrional akan
membentuk dinding usus.

- Mesoderm intermediat, untuk sementara menghubungkan mesoderm paraksial


dengan mesoderm lempeng lateral. Akan berdiferensiasi menjadi struktur
urogenital.

Mesoderm juga menghasilkan sistem vaskular (jantung, arteri, vena, pembuluh limfe
dan semua sel darah). Sistem urogenital (ginjal, gonad, dan saluran-salurannya kecuali
kandung kemih). Akhirnya, limpa dan kelenjar suprarenal juga merupakan derivat
mesoderm.

Lapisan mudigah ENDODERM menghasilkan :


 lapisan epitel saluran pencernaan,
 saluran pernafasan,
 kandung kemih
 parenkim tiroid,
 paratiroid,
 hati dan
 kelenjar pankreas,
 epitel kavum timpani
 tuba eustachius juga berasal dari endoderm.
Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan masing-
masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.

 Minggu 4-8
Gambar :
hari ke 15-17 (minggu ketiga) hari ke 17-19

hari ke 19-21 hari ke 22-23 hari ke 23-26

hari ke 35-38 hari ke 37-42 hari ke 42-44

hari ke 44-48 hari ke 48-51 hari ke 51-53

hari ke 53-54 hari ke 54-56 hari ke 56-60

 Organogenesis syaraf
Sistem syaraf pusat tampak pada permulaan minggu ke-3 sebagai lempeng
penebalan ektoderm yang berbentuk seperti sandal. Lempang terletak di dorsal
tengah dan di depan lubang primitif. Pinggir lempeng kemudian meninggi dan
membentuk lipatan-lipatan syaraf, kemudian lipatan ini saling mendekat dari
garis tengah dan akhirnya bersatu, terbentuklah tabung saraf. Ujung sefalik
tabung syaraf terdapat 3 pelebaran, yakni gelembung-gelembung otak primer :
prosensefalon, mesensefalon, dan rhombensefalon.

Ketika berumur 5 minggu, prosensefalon terdiri 2 bagian, telensefalon dan


diensensefalon.Telensefalon dibentuk oleh bagian tengah dan 2 tenjolan
lateral.Telensefalon merupakan gelembung otak yang paling rostrol.Diensefalon
ditndai oleh pembentukan gelembung-gelembung mata, berkembang dibagian
median prosensefalon.

 Organogenesis facialis
Pada minggu ke-4

Sudah mulai terbentuk prominensia fasialis yang tersusun dari (jaringan)


mesenkim yang berasal dari Krista neuralis dan mayoritas dibentuk oleh pasangan
pertama arkus faring.

Pada minggu ke-5

Plakoda nasalis mengalami vaginasi (sel2 bergerak menuju medial)  fovea


nasalis dan prominensia nasalis.

Pada minggu ke-6 hingga minggu ke-7

 Prominensia maksilaris menekan prominensia nasalis mediana ke arah medial


 bibir atas
 Prominensia mandibularis bergerak ke arah medial  menyatu  bibir bawah
 Prominensia maksilaris membesar  pipi dan maksila
 Di dasar alur nasolakrimal ada ektoderm membentuk korda epitel padat yang
melepaskan diri dari ektoderm di atasnya, lalu mengalami kanalisasi
membentuk duktus nasolakrimalis, lalu ujung atasnya melebar  sakus
lakrimalis
 Korda (lihat point sebelumnya) lepas, lalu prominensia maksilaris dan
prominensia nasalis lateralis bergabung
 Duktus nasolakrimalis bergerak dari sudut medial mata  meatus inferior
rongga hidung.
 Prominensia nasalis mediana yang menyatu memiliki 3 struktur (komponen
bibir  membentuk filtrum bibir atas, komponen rahang atas yang membawa
4 gigi seri / insisivus dan komponen langit2 yang membentuk platum primer
berbentuk segitiga
 Pada minggu ke-6 terdapat pertumbuhan membentuk bilah (palatine shelves /
bilah - bilah palatum) yang berasal dari prominensia maksilaris.
Pertumbuhannya mengarah oblik ke bawah di kedua sisi lidah. Pada minggu
ke-7 bilah tumbuh ke atas mendekati posisi horizontal lalu menyatu  palatum
sekunder lalu menyatu juga dengan palatum primer (lihat point sebelumnya).
Pada saat yang bersamaan septum nasale bergabung dengan sefalik palatum
yang baru terbentuk.
 Pada minggu ke-6 fovea nasalis semakin ke dalam karena pertumbuhan
prominensia nasalis dan penetrasi ke mesenkim di bawahnya.

Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.

Faktor Etiologi

1) Kelainan Genetik dan Khromosom.

Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan
kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel
biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan
("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini
sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam satu keturunan dapat
membantu langkah-langkah selanjutya.

Dengan adanya kemajuan dafam bidang teknologi kedokteran, maka telah dapat diperiksa
kemungkinan adanya kelainan kromosom selama kehidupan fetal serta telah dapat
dipertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya. Beberapa contoh kelainankhromosom akibat
pembelahan yang tidak sempurna , yaitu: autosomi trisomi 21 sebagai sindroma Down
(mongolism), kelainan pada kromosom kelamin sebagai sindroma Turner.
2) Faktor mekanik

Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan
hentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ cersebut. Faktor predisposisi
dalam pertumbuhan organ itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ.
Sebagai contoh deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki sepcrti talipes varus,
talipes valgus, talipes equinus dan talipes equinovarus (clubfoot)

3) Faktor infeksi.

Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada periode
organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Adanya infeksi tertentu dalam
periode organogenesis ini dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ
rubuh. Infeksi pada trimesrer pertama di samping dapat menimbulkan kelainan kongenital
dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus. Sebagai contoh infeksi virus pada
trimester pertama ialah infeksi oleb virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita infeksi Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada
mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya
kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain pada trimester pertama yang dapat
menimbulkan kelainan kongenital antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi
toksoplasmosis, varisela, herpes simpleks, sifilis. kelainan-kelainan kongenital yang
mungkin dijumpai ialah adanya gangguan pertumbuhan pada system saraf pusat seperti
hidrosefalus, mikrosefalus, atau mikroftalmia.

4) Faktor Obat

Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan
diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu
jenis obat yang telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomide yang
dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia. Beberapa jenis jamu-jamuan yang
diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya
dengan terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak
diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester pertama, dihindari
pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali; walaupun hal ini kadang-kadang sukar
dihindari karena calon ibu memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya pada
pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau prepaat hormon yang
tidak dapat dihindarkan; keadaan ini perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum kehamilan
dan akibatnya terhadap bayi.

5) Faktor umur ibu

Telah diketahui bahwa mongoIisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto
Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme
1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu
berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk kelompok
ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk
kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun atau
lebih.
6) Faktor hormonal

Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan kongenital.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus
kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan
bayi yang normal.selain diabetes pada ibu juga Agen Androgen, DES, Obesitas berpotensi
tinggi dalam kecacatan

7) Faktor radiasi

Radiasi ada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan
kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua
dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gene yang mungkin sekali dapat
menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan
diagnostik atau terapeutis contohnya sinar X, Rotgen sebaiknya dihindarkan dalam masa
kehamilan, khususnya pada hamil muda.

8) Faktor gizi

Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat menimbulkan
kelainan kongenital. Pada manusia, pada penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa
frekuensi kelainan kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan
makanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik
gizinya. Pada binatang percobaan, adanya defisiensi protein, vitamin A ribofIavin, folic acid,
thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan kejadian &elainan kongenital.

TIPE TIPE ABNORMALITAS

Alamat : Sadler,T.W. 2013. Embriologi Kedokteran. Jakarta:EGC// Bab.9


“Cacat Lahir dan Daignosisi Pranatal”
1. Malformasi

Terjadi selama pembentukan struktur utamanya pada organogenesis.Sebagian malformasi


berawal dari usia kehamilan minggu ketiga hingga minggu ke delapan .Malfoormasi
dapat mengakibatkan hilangnya suatau struktur secara total atau parsial, atau perubahan pada
bentuk normalnya, faktor pemicunya biasanya faktr lingkungan dan genetiknya.

2. Disrupsi

Adanya perubahan bentuk morfologis pada struktur yang telah terbentuk. Contohnya pada
penyakit kongengital bibir sumbing, Amputasi jari dan ibu jari

3. Deformasi

Terjadi akibat adanya gaya mekanis yang mencetak atau menekan bagian organ janin dalam
jangka waktu yang lama. Deformasi ini sering mengenai sistem muskuloskeletal dan dapat
reversibel pascanatal. Contohnya pada penyakit clubfeet dimana organ kaki mengalami
perubahan bentuk menjadi bengkok akibat oligohidrmnion (cairan amnion yang sedikit)

4. Sindrom

Kumpulan anomali yang timbul bersamaan dan memiliki satu penyebab spesifik yang sama,
contohnya pembelahan pada kromosom yang tidak sempurna.

KEHAMILAN BERISIKO
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat mempengaruhi keadaan
ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada
kasus normal (Manuaba, 2007, p. 43).

Menurut Puji Rochyati faktor risiko ibu hamil adalah:

A. Kehamilan risiko rendah


1) Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah mencapai tahap
mampu hidup (viable). Kehamilan dengan presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu
dan kepala sudah masuk PAP.

2) Multipara tanpa komplikasi adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau
lebih.

3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup Persalinan spontan yang
terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500
gram

B. Kehamilan risiko sedang


1) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”
 Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik dan relatif
masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis belum matang. Sebaiknya tidak
hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia di bawah 20
tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan
anak pertama sampai usia yang ideal untuk hamil (BKKBN, 2005, p. 6).

Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis panggul:

(a) Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅

(b) Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅

(c) Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %

(d) Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 %

(Prawirohardjo, 2008, p. 105-106).

 Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)


Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes
mellitus, anemis, saat persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko
cacat bawaan.
 Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang
baik, persalinan lama, atau perdarahan.

 Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)


Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu
makin melemah.
2) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan seperti
itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam
melahirkan.

3) Kehamilan lebih bulan (serotinus)


Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan, dihitung
berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda:
o Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu,
o gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali,
o air ketuban terasa berkurang,
o kerentanan akan stres.

Penanganan:
Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin baik maka tunda
pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa
tekanan 3 hari. Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea
(Mansjoer, 2001, p. 275-276)

4) Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk primigravida dan 18
jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan kekuatan his dan mengejan. Gejala dan tanda:
o KU lemah
o kelelahan,
o nadi cepat,
o respirasi cepat,
o dehidrasi,
o perut kembung dan
o edema alat genital.

Bahaya:
Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.

C. Kehamilan risiko tinggi

1) Penyakit pada ibu hamil


 Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses
persalinan (BKKBN, 2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin
kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2. Anemia
dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi,
partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p.
281).

 Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat
mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.

 TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat
menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan. Penderita dengan proses aktif,
apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi.
Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang
cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur. (Mansjoer, 2001, p. 287).
 Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai
terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa
berkurang.

 Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin
dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin
secara maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang
berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan
sebagai bahan bakar tubuh.

 Infeksi menular seksual pada kehamilan


Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit
tersebut (Sjaiful, 2008, p. 921).

2) Riwayat obstetrik buruk


a. Persalinan dengan tindakan
 Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dilakukan tindakan ini karena
adanya komplikasi pada ibu maupun janin, misalnya ibu hamil dengan
KPD, pre eklamsia, serotinus.
 Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi melalui
abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara mengiris dinding
perut dan dinding uterus. Tindakan ini dilakukan karena ada komplikasi
pada kehamilan, misalnya plasenta previa totalis, panggul sempit, letak
lintang, sudah pernah SC dua kali, dan lain lain.

3) Pernah gagal kehamilan (keguguran)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu (berat
janin kurang dari 500 gram) atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan. Gejala dan tanda: Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan
perdarahan hebat pada kehamilan muda.

4) Pre eklamsi
Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.
Gejala dan tanda:
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria
sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam.
5) Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah dengan kejang
atau koma yang dapat berlangsung mendadak. Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai
oleh gejala-gejala pre eklamsia berat dan kejang atau koma.

6) Hamil kembar (gemelli)


Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan
ganda dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan paritas.
Gejala dan tanda:
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan
janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada palpasi bagian
kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2 bollatmen,
terdengar 2 denyut jantung janin.

7) Kehamilan dengan kelainan letak


 Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu.
Etiologi:
Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas, kesempitan panggul,
plasenta previa, prematuritas, gemeli dan lain-lain.
 Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian
bawah kavum uteri.
Penyebabnya:Prematuritas, gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain lain.

8) Perdarahan dalam kehamilan


 Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Gejala dan tanda:
Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat
perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-kadang
perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
 Solusio plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.
Gejala dan tanda: Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin
berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat
terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
- Gangguan Kehamilan :
Gangguan Kehamilan
a. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah wanita yang mengandung bayi hidup dengan usia kehamilan
kurang dari 24 minggu yang mengalami perdarahan vaginal dengan atau tanpa nyeri
abdomen ketika kondisi serviks masih tertutup.
b. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat perdarahan
bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
c. Abortus Inkompletus
Abortus inkomplit adalah kegururan tidak lengkap atau sebagian dari buah kehamilan
telah dilahirkan tapi sebagian ( biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal didalam
rahim (Pudiastuti,2012). Patofisiologi abortus inkomplit adalah Pada awal abortus
terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi jarigan yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada kehamilan
kurang dari 8 minggu, nilai korialis belum menembus desidua serta mendalam sehingga
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi
khorialis sudah menembus terlalu dalam sehingga plasenta tidak dapat dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan dari pada plasenta. Pendarahan tidak
banyak jika plasenta lengkap. Peristiwa ini menyerupai persalinan
dalam bentuk miniatur.
d. Abortus Komplitus
Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari. Abortus
komplitus adalah abortus yang hasil konsepsi (dsidua
dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usis kehamilan 20 minggu. Ciri terjadinya abortus
kompitus adalah : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah
menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah mengecil.
Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa
kelengkapannya.
e. Abortus Infeksiosa
adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau
toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menimbulkan septikemia, sepsis
atau peritonitis. Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab
terhadap infeksi pasca abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus,
Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, treptococcus hemolitikus, dan
Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria
gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial
berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.
f. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik juga dikenal dengan istilah kehamilan di luar kandungan.
Alasannya cukup masuk akal yakni karena pada kasus kehamilan ektopik, sel telur yang
sudah dibuahi oleh sperma tidak berkembang di dalam rahim melainkan tetap berada
di saluran telur (tuba falopi). Jika sel telur yang sudah dibuahi tetap berada pada saluran
tersebut, saluran telur tersebut dapat pecah seiring berkembangnya sel telur tersebut
menjadi janin. Kehamilan ektopik dapat menimpa 1 dari 50 kehamilan.
g. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang
umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang juga pada kehamilan tua. Robekan
pada uterus dapat ditemukan untuk sebagian besar pada bagian bawah uterus. Pada
robekan ini kadang-kadang vagina atas ikut serta pula.
h. Placenta Previa
Placenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Klasifikasi
plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir.
i. Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa merupakan bagian dari penyakit tropoblas dan dimasukan dalam
Gestasional Trophoblastic Disease. Sel trofoblas hanya ditemukan pada wanita
hamil, apabila ditemukan pada wanita tidak hamil pada teratoma ovarium disebut Non
Gestasional Trophoblastic Disease. Pada umumnya kehamilan diharapkan berakhir
dengan sempurna tetapi sering kali terjadi kegagalan, maka dapat kita simpulkan bahwa
penyakit trofoblas dimana Mola Hidatidosa termasuk di dalamnya pada
hakekatnya adalah kegagalan konsepsi kehamilan.
j. Solutio Placenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasinya pada korpus uteri
sebelum bayi lahir. dapat terjadi pada setiap saat dalam kehamilan. Terlepasnya
plasenta dapat sebagian (parsialis), atau seluruhnya (totalis) atau hanya rupture pada
tepinya (rupture sinus marginalis).

k. Mual dan Muntah


Mual dan muntah adalah hal yang wajar ketika kehamilan triwulan pertama. Tetapi jika mual
dan muntah terjadi berlebihan sampai 7 kali dalam sehari, berat bdan menurun, nyeri pada ulu
hati, dan tidak berselera makan, keadaan tersebut tidak boleh dibiarkan. Mintalah bantuan
dokter atau bidan.

l. Anemia
Hemoglobin yang kurang pada ibu hamil bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan
janinnya. Darah merupakan komponen yang membawa nutrisi gizi dan oksigen pada sang
bayi dalam kandungan. Jika ibu hamil memiliki kadar HB turun atau dibawah normal maka
janin tidak dapat pasokan nutrisi yang penting bagi perkembangan dan pertumbuhannya
dalam rahim ibu. Normal bagi ibu hamil mengalami anemia ringan, tetapi beberapa orang
mungkin mengalami anemia yang lebih serius akibat dari rendahnya kadar zat besi atau
vitamin atau dari alasan lainnya. Anemia bisa membuat ibu hamil merasa lelah dam lemah.
Jjika anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati dapat meningkatkan resiko komplikasi
serius, seperti kelahiran yang prematur.

m. Janin Tidak Bergerak Saat kehamilan 5 bulan


Jika ibu hamil merasakan janin yang dikandung tidak pernah bergerak pada kehamilan 5
bulan keatas, maka segeralah periksa kandungan pada dokter atau bidan. Pemeriksaan
menggunakan alat bantu USG diperlukan untuk membantu mendapatkan data yang akurat.
Karena gejala seperti ini bisa saja janin dalam kandungan sudah meninggal. Janin yang
meninggal harus segera dikeluarkan agar tidak mengganggu kesehatan ibu hamil. ciri cirinya
perut mengecil seiring dengan waktu, bukan membesar seperti layaknya orang yang sedang
hamil.

n. Berat badab naik berlebihan


Jika berat badan ibu hamil naik lebih dari 1kg dalm seminggu, dan terkadang disertai tungkai
dan mata kaki yang membengkak, tekanan darah meninggi, air seni keruh, nyeri kepala, dan
penglihatan berkunang-kunang. Bisa jadi itu merupakan gejala dan tanda pre-eclampsia, jika
dibiarkan akan masuk kedalam ecklampsia, penyakit yang mengancam nyawa ibu atau anak
jika tidak segera ditanggulangi.

o. Gangguan Ginjal
Ibu hamil dapat menderita gangguan ginjal. Gangguan pada fungsi ginal memiliki gejala
seperti ari seni keruh, terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu juga terjadi mual-mual
selain yang terjadi pada trimester awal kehamilan. Timbul juga rasa nyeri di bagian kepala
dan rasa tidak nyaman di pinggang. Gangguan ginjal pada ibu hamil perlu segera diobati , dan
mungkin perlu perawatan khusus saat kehamilan dan persalinan.
p. Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala
1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
2. Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
3. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
4. Nyeri epigastrium dan ikterus
5. Edema paru atau sianosis
6. Trombositopenia
7. Pertumbuhan janin terhambat

4 PEMERIKSAAN

HCG
Hormon ini disekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieskresi pada urine
ibu.Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan
cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi,
kemudianmenurunpadaharike 100-130.
 ProsedurPemeriksaan HCG PadaUrin:
a. Sampel urin dimasukkan dalam tabung reaksi
b. Stik plano test dimasukkan dalam sampel sampai tanda garis, diamkan sebentar agar
urin meresap dan naik keatas
c. Stik plano test diangkat, baca hasilnya dalam waktu 3 menit

 Interpretasihasil:
a. Negatif : hanya terdapat satu tanda merah yang muncul pada bagian control line (C)
dan tidak tampak garis merah pada test line (T)
b. Positif : terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line (T) dan satu pada bagian
control line (C)
a. Negatif b. Positif

 Pemeriksaan HCG dalamDarah


Pemeriksaan kadar HCG dalam darah merupakan proses pengukuran secara kuantitatif
dengan nilai satuan mIU/ml (mili International Units per milliliter). Tes ini hanya dapat
dilakukan di lab atas permintaan dokter.Penilaian hasilnya, jika di bawah 5 mIU/ml berarti
tidak hamil, jika antara 5-25 mIU/ml berarti ada kemungkinan hamil atau tidak dan harus
mengulang pemeriksaan beberapa hari kemudian, dan jika hasilnya di atas 25 mIU/ml maka
artinya hamil.

Tes ini paling sering digunakan sebagai tes untuk kehamilan. Dimulai pada sekitar
seminggu setelah pembuahan dan implantasi embrio ke dalam rahim, trofoblas akan
menghasilkan cukup beta-HCG (subunit beta human chorionic gonadotropin) untuk
mendiagnosis kehamilan. Jadi, pada saat pertama kali menstruasi luput, beta-HCG akan
sudah cukup untuk tes kehamilan positif. Beta-HCG juga dapat diukur dalam serum dari
darah ibu, dan ini dapat berguna di awal kehamilan ketika terancam aborsi atau kehamilan
ektopik dicurigai, karena jumlah beta-HCG akan lebih rendah dari yang diharapkan.

Kemudian pada kehamilan, di tengah sampai akhir trimester kedua, beta-HCG dapat
digunakan bersama dengan MSAFP untuk skrining kelainan kromosom, dan sindrom Down
pada khususnya. Sebuah beta-HCG tinggi dibarengi dengan penurunan MSAFP
menunjukkan sindromDown.
Tingkat HCG yang tinggi mengindikasikan adanya penyakit Tropoblastic (kehamilan
molar).Tidak adanya bayi saat di USG ddisertai HCG yang tinggi mengindikasikan
molahidatidosa.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) memiliki dua berkas genetik CGB dan
CGA. Pemeriksaan Kehamilan umumnya dilakukan dengan melakukan false negative uji
imunologik kehamilan. Dalam fase ini terjadi presentase 2% dari keseluruhan pengujian
untuk usia kehamilan dibawah 6 minggu. Sedangkan pada false positif terjadi pada 5% dari
keseluruhan uji kehamilan.

ANC
 Pengertian Ante Natal Care (ANC)
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkanpelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care
(ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005). Menurut Henderson (2006), kunjungan
Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam
hal mengkaji kesehatan dan

 Tujuan Antenatal Care (ANC)


Tujuan Umum
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
serta menghasilkan bayi yang sehat.

Tujuan Khusus
1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana,kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan wanita
hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal,
tidak hanya fisik tetapi juga mental.

 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan
kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester
kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu
dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).

Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga


kesehatan paling sedikit 4 kali :
1. Trismester I : 1 kali
2. Trismester II : 1 kali
3. Trismester III : 2 kali

 Pelayanan Antenatal
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Menurut Saifuddin (2005 ) Pemeriksaan ANC secara umum adalah pemberian 7T,
yakni :
7T :

Timbang berat badan

Timbang berat badan. Timbang berat badan merupakan ukuran yang terpenting, penimbangan
berat badan pada setiap kunjungan antenatal harus dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin

Ukur tinggi badan

Ukur tekanan darah

pengukuran tekanan darah pada pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan
preeklamsi (hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah, dan protein urin). Tekanan
darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis penanganan hipertensi dalam
kehamilan. Tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan
emosi pasien (seperti pada tekanan sistolik). (Kusmiyati, 2010). Tekanan darah biasa normal
kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, mintalah
ibu berbaring miring ke kiri kemudian ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap
tinggi menunjukkan ibu menderita preeklampsia yang harus dirujuk ke dokter. Bila ibu
menderita preeklampsia maka pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap minggu dan
dianjurkan merencanakan kelahiran di Rumah Sakit. (Mufdlilah, 2009)

Imunisasi Tetanus Toxoid

1. Pemberian imunisasi TT lengkap. Imunisasi TT adalah imunisasi yang diberikan


kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kunjungan antenatal pertama, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
sesuai dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2
agar mendapat perlindungan terhadap infeksi tetatus. Ibu hamil dengan status T5 (TT Long
Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Jadwal pemberian imunisasi, yaitu :
(Wahyuningsih, dkk, 2009).
Pemberian tablet FE

1. Pemberian tablet besi Pemberian tablet besi adalah sebesar 60 mg dan asam
folat 500mg adalah kebijakan program pelayanan antenatal dalam upaya untuk
mencegah anemi dan untuk pertumbuhan otak bayi, sehingga mencegah kerusakan otak
pada bayi. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan
asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak pemeriksaan
pertama. Tablet sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan
mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per
hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk
mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat
kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu.

Tes Penyakit sex menular

Temu wicara

1. Temu wicara (konseling) Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap


kunjungan antenatal yang meliputi :
 Kesehatan Ibu. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan tidak bekerja keras.
 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga
kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi dua kali
sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta
melakukan olah raga ringan.
 Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan. Setiap ibu hamil perlu mendapatkan
dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas
agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
 Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas Setiap ibu hamil diperkenalkan
mengenal tanda – tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas misalnya
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas.
Mengenal tanda – tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke
tenaga kesehatan.
 Asupan Gizi Seimbang. Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet
tambah darah secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilannya.
 Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular. Setiap ibu hamil harus tahu mengenai
gejala – gejala penyakit menular dan penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada
kesehatan ibu dan janinnya.
 Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif. Setiap ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI
mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI
dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
 KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan. Ibu hamil diberikan pengarah tentang
pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga. .

Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan


standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
sebelumnya dan kehamilan sekarang.
b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.
c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)
e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah
melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara
ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi
ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang
dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :
a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia
kehamilan 1 sampai 12 minggu.
b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III,
usia kehamilan > 24 minggu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya


dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai
berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
1. Jadwal pemeriksaan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan
kunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4)
Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium bila ada
indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi
komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan
(persiapan persalinan dan rujukan).

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :


a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu
bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah

2. Pelaksana Pelayanan Antenatal


Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa,
bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan
kehamilan (Depkes RI, 2002).

 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Menurut Supriyanto (1998), bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah
penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit sertamemulihkan kesehatan per orangan,
kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat (Azwar, 2002). Pemanfaatan pelayanan
kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu, kapan kita memerlukan pelayanan kesehatan
dan seberapa jauh efektivitas pelayanan tersebut.
Menurut Arrow yang dikutip Tjiptoherijanto (1994), hubungan antara keinginan sehat
dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya aja sederhana, tetapi
sebenarnya sangat kompleks. Penyebab utama adalah karena persoalan kesenjangan
informasi. Adanya keinginan sehat menjadi konsumsi. Dari informasi inilah masyarakat
kemudian terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan (utilisasi) terhadap
suatu pelayanan kesehatan. Menurut Andersen (1968), ada delapan faktor yang memengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, (jumlah, penyebaran, kepadatan,
pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin), tingkat pendapatan, faktor sosial
budaya (tingkat pendidikan dan status kesehatan) aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan,
produktifitas dan teknologi kesehatan. Menurut Departement Of health aducation and
welfare, USA (1997) dalam Azwar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan
kesehatan yaitu, (1) faktor sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi,
kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan dengan masyarakat
dengan adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor kesehatan lainnya, (2) faktor
darikonsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan: faktor sosio demografi (umur, jenis
kelamin, status kesehatan, besar keluarga) faktor sosial psikologis (sikap/persepsi terhadap
pelayanan kesehatan pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat
terhadap pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya), faktor status sosial ekonomi
(meliputi: pendidikan, pekerjaan, pendapatan/penghasilan), dapat digunakan pelayanan
kesehatan yang meliputi jarak.

USG

Kehamilan Awal (Kehamilan Trimester 1)

Kehamilan adalah suatu anugrah dari tuhan untuk seorang wanita. Berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun seorang wanita harus menanti masa-masa itu. Dan saat waktu yang dinantikan
tiba, kita harus menjaganya baik-baik agar kebahagiaan itu tidak hilang. Salah satu hal yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG dalam masa
kehamilan dibagi dalam 3 , yaitu : kehamilan Trimester 1, 2 dan 3. Kali ini kita akan membahas
mengenai USG pada trimester 1.
Kehamilan trimester 1 yaitu kehamilan pada usia 0-12 minggu. Pada masa ini, kita dapat
menilai beberapa hal berikut :

1. Gestational Sac (kantung kehamilan)


Dapat dilihat sekitar 5 minggu, Berukuran kecil (dalam USG berwarna hitam), Terletak di
antara pertengahan sampai bagian atas rongga uterus ,berupa kumpulan cairan di dalam uterus.
GS di kelilingi oleh cincin hyperechoic (Double Decidual Sign), dapat dilihat sekitar minggu
ke 5-6 minggu. Pengukuran GS dapat digunakan untuk menentukan umur kehamilan . hal-hal
yang penting antara lain :

 Gestational Sac ( tanpa yolk sac/tanpa embryo) = 5 minggu


 Gestational Sac dengan yolk sac ( tanpa embryo) = 5.5 minggu
 Gestational Sac dengan embryo = 7 minggu (TA)

Tabel Ukuran Rata-rata Kantong Kehamilan (GS)


Sumber : Hellman LF, Kobayashi M, Fillisti L et al : Growth And Development of the Human
Fetus Prior to the Twentieth week of gestation.Am J Obstet Gynecol 103:789, 1969. CV
Mosby, St Louis
Gambar 2. Penampakan USG Kehamilan Tunggal

Selain itu, kita dapat mengetahui apakah ibu tersebut hamil tunggal atau mungkin hamil
ganda/Kembar. sehingga dokter dapat bdengan tepat memberikan pelayanan kesehatan
terhadap ibu tersebut.

Gambar 5. Penampakan Tampilan 4D pada Kehamilan Kembar

2. Yolk Sac
Yolk sac merupakan sel kuning yang merupakan vaskularisasi embrio sebelum jantung
terbentuk. Tergambar seperti bola kecil dan menempel pada embrio yang dihubungkan dengan
ductus vitelline. Yolk sac akan terlihat pada usia kehamilan 5 minggu.
Gambar 6. Ilustrasi penampakan janin di sertai Yolk Sac

3. Embrio (janin)
Merupakan bakal janin. Embrio terletak di dalam amnion dan berdekatan dengan yolk sac.
Embrio akan terlihat pada usia kehamilan 7-8 minggu. Pada usia ini, kita akan melihat tunas-
tunas yang merupakan cikal bakal kaki dan tangan. Minggu ke - 10 terlihat jelas 2 kantong –
dibagian luar terlihat chorion dengan placenta dan bagian dalam terdapat amnion yang akan
menggabungkan diri dengan chorion dan selanjutnya yolk sac akan menghilang. Minggu ke
10, penonjolan usus kecil ke dalam tali pusat masih dapat dilihat, hal ini dapat berubah sampai
minggu ke 11 seiring dengan bertambahnya ukuran fetus, ini bukanlah omphalocele.

Gambar 7. Penampakan USG fetus/janin

4. Crown Rump Length (CRL)


CRL merupakan pengukuran janin yang dapat memperkirakan umur kehamilan. Pengukuran
dilakukan dari ujung kepala sampai ke ujung bokong. Waktu yang tepat untuk pengukuran
CRL adalah minggu ke 6-9
Gambar 8. Pengukuran CRL pada USG

Tabel Rata-rata panjang Crown roumph Length ( CRL )


5. Fetal Heart Rate (Denyut Jantung Janin)
Adalah jumlah detakan jantung janin. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan pada janin serta merupakan tanda bahwa janin hidup pada masa awal
kehamilan. Detak jantung dapat diperiksa dengan mode Dopler atau M-Mode. Hal-hal penting
:
• < 6 minggu : HR ~ 90-115 bpm
• 8 minggu : HR ~ 144-170 bpm
• 9 minggu : HR ~ 137-144 bpm
Gambar 9. Pengukuran DJJ pada USG

Beberapa kelainan yang terdeteksi pada kehamilan trimester I


a. Kehamilan ectopic
Adalah kehamilan yang terjadi pada tempat tidak semestinya. Kehamilan normal akan terletak
pada endometrium. Dalam kasus ini, pasien biasanya akan mengalami nyeri pelvis sebelah
kanan atau kiri. Hal lain yang dapat terjadi adalah perdarahan Vagina. Kehamilan ectopic
dapat menyebabkan perdarahan maternal dan pada akhirnya menyebabkan kematian maternal.
Membutuhkan operasi segera!
Tempat-tempat kehamilan ectopic antara lain :

• Ampulla (75-80%)
• Isthmic (10%)
• Fimbria (5%)
• Interstitial/Cornual (2-4%)
• Ovarium(0.5%)

Gambar 10. Ilustrasi letak kehamilan Ectopic


Gambar 11. USG Penampakan Hamil Ectopic yang terjadi di servix

b. Omphalocele
Usus Fetus atau organ abdominal lainnya yang gagal berubah menjadi abdomen mereka
bergabung dengan tali pusat. Setelah 11 minggu usus /organ abdominal seharusnya sudah
berubah menjadi abdomen. Kelainan ini berhubungan dengan Amniotic Band Syndrome,
Trisomy 18, Trisomy 13, dan hernia umbilical.

c. Perdarahan Antepartum
Perdarahan besar antepartum disekitar gestational sac dengan komponen solid di bagian
bawah. Perdarahan kecil antepartum terletak di bagian bawah dari gestational sac(biasanya
disebut dengan “implantation bleed”)

d. Missed Abortion – Embrio Mati


Pada kasus ini, janin dinyatakan mati karena tidak ada aktifitas dari jantung.
e. Perdarahan Sub-chorionic
Perdarahan di dalam membran placenta. Mayoritas perdarahan sub-chorionic tidak akan
mengganggu kehamilan pasien

f. Pseudogestational Sac/Blighted Ovum


Tidak terdapat embryo, yolk sac, atau amnion (kantong kehamilan kosong. Kantong
kosong/kumpulan cairan terletak di dalam cavum endometrium (ukuran lebih besar dari 18
mm). Gambaran echo yang lebih rendah dapat dilihat pada Low level echoes pseudo sac
Sejarah Ultrasonografi (USG)

USG adalah pemeriksaan dengan gelombang suara frekuensi tinggi lebih dari pendengaran
manusia sehingga tidak dapat di dengar sama sekali (Aswar Boer, 2006). Suara yang dapat di
dengar oleh manusia di sebut audiosonic yang mempunyai frekuensi 20-20.000
Hz.Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi 1-10 MHz.bahkan
teknologi terkini sudah ada penggunaan frekuensi sampai 16 MHz.Gelombang suara itu berasal
dari kristal-kristal yang berada pada sebuah alat yang di sebut transduser.USG merupakan
miodalitas pencitraan diagnostik yang memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar suatu objek atau organ dalam tubuh manusia.USG dapat digunakan untuk memeriksa
organ tubuh manusia kecuali organ yang berisi udara atau tulang.USG pertama kali digunakan
untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918),
seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh.
Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.Menjelang perang
dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi
hasilnya belum memuaskan.

Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII, USG
berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah
melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hati dan ginjal.Sekarang
USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.Dan kemudian, sejarah alat
USG dimulai akhir tahun 1970an. Generasi awal alat USG ini masih sangat tidak praktis,
dikarenakan alat ini memiliki ukuran sebesar lemari es 2 pintu. Selain itu, teknologi fisika juga
masih “kuno”, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat sampai dalam kurun 2
dekade saja sudah telah ada teknologi yang ditambahkan dan dikembangkan.

Sebelumnya, pada tahun 1880, Pierre Curie dan Jacques Curie dari Perancis
menemukan efekpiezo-listrik.Mereka menemukan bahwa USG bisa menghasilkan dan
diterima dalam frekuensi megahertz.Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan untuk
eksplorasi bawah air dan navigasi.Penemuan dioda dan trioda di tahun 1900an juga mendorong
perkembangan USG. Paul Langevin dan Constantin Chilowsky dari Perancis mengembangkan
sebuah perangkat suara frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh USG.Lahirlah hidrofon, dengan
menggunakan transduser dan menggunakan kristalkuarsa yang ditemukan oleh Curie
bersaudara.

Dr Ian Donald menyarankan agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis medis.Praktik ini
dimulai setelah USG digunakan secara terbatas setelah Perang Dunia II.Pada tanggal 21 Juli
1955, beliau mulai bekerja pada eksperimen yang melibatkan detektor logam cacat ultrasonic
industri. USG kemudian dirasakan sangat berguna dalam mendeteksi dan
membedakan fibroid, tumor perut dan kista.Dr Karl Theodore Dussik dari Austria
menyelidiki USG transmisi di otak pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya
ultrasonic medis. Dr Ian Donald bersama rekan lain dari Glasgow telah berjasa melakukan
banyak hal dalam pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah
menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktik medis ini.

Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar greyscale dan
bistable. Doppler USG juga dikembangkan dengan mengkombinasikan pindai Duplex dan
pindai berwarna. Bahkan sekarang aliran darah melalui pembuluh tubuh dapat
dilihat. Pencitraan 3D dan 4D juga sekarang tersedia, yang dimula dengan
penciptaanmicrochip pada tahun 1970. Untuk mendapat gambar-gambar tersebut, operator
USG tetap membuat gambar-gambar 2 dimensi kemudian memori potongan-potongan gambar
tersebut direkonstruksi oleh komputer dan tampak dengan tampilan 3 dimensi di layar monitor.

Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, dan penggunaan masing-masing USG
tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa.Semua relatif aman,
nyaman dan terjangkau untuk digunakan.Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah
dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien.Prosedurnya juga non-invasif dan tidak
menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah
pemeriksaan.

Komponen utama dari pesawat USG meliputi :

Transduser
Salah satu bagian dari alat USG adalah transduser. Tranduser merupkan alat yang nantinya
akan ditempelkan pada tubuh pasien. Didalam alat ini terdapat material piezoelektrik yang
mampu menghasilkan “piezoelektrik effect” yaitu bila diberikan energi listrik akan
menimbulkan suatu getaran yang kemudian menghasilkan gelombang suara, begitu pula
sebaliknya apabila ada gelombang suara yang dipantulkan oleh organ, maka piezoelektrik ini
akan menangkap dan merubah menjadi sinyallistrik. Pulsa yang di pancarkan kemudian
dipantulkan oleh organ dan ditangkap kembali oleh tranduser. Pulsa itu akan di ubah menjadi
data digital dan diolah secara komputer sehingga menjadi sebuah gambar yang di tampilkan
pada layar monitor.

Teknologi transduser digital sekiar tahun 1990an memungkinkan sinyal gelombang suara yang
diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas.Penemuan
komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
Gelombang suara akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima
transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga
bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri
dari transducer penghasil gambar 2 dimensi atau 3 dimensi. Hingga USG berkembang
sedemikian rupa hingga saat ini.

Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari sistem alat USG dimana fungsinya untuk mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah pusar kontrol USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti CPU pada komputer. Dimana cara
kerja USG merubah gelombang menjadi gambar.Mesinpada USG digunakan sebagai pengolah
data.Sinyal suara yang diterima transduser akan dirubah menjadi sinyal listrik dan akan dikirim
ke mesin. Komputer merubah sinyal listrik menjadi data gambar dan merekonstruksi
gambar. Kemudian hasil olahan komputer akan di tampilkan pada monitor.Komputer terletak
pada main unit.
Dalam peralatan USG, layarmonitor merupakan salah satu media output dari gambaran yang
diperoleh yang diperoleh setelah sinyal listrik dari pengolahan komputer, dahulu layar monitor
yang digunakan adalah jenis CRT dengan resolusi gambar yang baik. Namun dengan siring
kemajuan teknologi, saat ini tersedia layar monitor berupa LCD maupun LED yang lebih
simpel dan mempunyai banyak variasi warna. Layar ini biasanya lebih datar dan tipis sehingga
lebih praktis

Printer
Pada peralatan USG, printer merupakan media output dari gambaran yang diperoleh dari
pengolahan komputer, pada zaman dahulu piranti printer ditempati oleh foto Polaroid namun
sekarang sudah diganti dengan film khusus, yaitu film termal.
( Gambar 2.9 Printer USG, sumber: manual book sony printer )
Saat ini terdapat dua jenis printer yang digunakan yaitu printer berwarna dan printer hitam
putih. Printer warna akan lebih mahal dari printer hitam-putih. Jika tidak ada printer USG,
dapat juga digunakan printer lain seperti printer pada komputer pada umumnya, maupun printer
foto. Kekurangan jika menggunakan printer lain, gambar tidak sejelas printer khusus USG dan
printer ini tergantung dari isi tinta di dalamnya.

Jenis – jenis mode dalam USG


1. A- mode
Merupakan scan 1 dimensi , digunakan pada organ yang memiliki struktur anatomi yang tidak
lengkap. Misalnya pada pengukuran detak jantung.
Tampilan gema suara di mana sumbu horizontal merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
kembalinya gema dan sumbu vertikal mewakili kekuatan gema. Mode ini digunakan dalam
echoencephalograph.

2. B- mode
Berupa gambar 2 dimensi. Echo yang terdeteksi pada posisi berkas ditampilkan sebagai garis
gelap terang.

Hasil gambar USG B-Mode,

Terang gelap pada gambar berhubungan dengan magnitude dari sinyal suara. Semakin kuat
gelombang suara yang kembali maka semakin terang pula gambar yang ditampilkan.

3) M- mode
M-mode umumnya digunakan dalam pencitraan jantung atau yang sering disebut
Ekokardiogram.M-mode Ekokardiogram diperoleh dengan gelombang suara tunggal
ditransmisikan melalui jaringan jantung atau target, dan gambar yang dihasilkan ditampilkan
dari waktu ke waktu.Ekokardiogram M-mode memiliki kedalaman pada sumbu Y dan waktu
pada sumbu X. Hal ini dapat dikonseptualisasikan sebagai pandangan dari jantung yang
ditampilkan dalam gerakan sepanjang waktu.
Hasil gambar USG B-Mode
Dalam pencitraanM-mode, lebar berkas USG diminimalkan, dan akuisisi frame rate umumnya
meningkat mengakibatkan peningkatan resolusi spasial dan temporal dibandingkan dengan
pencitraan2 dimensi. Informasi yang dapat diperoleh dari ekokardiogram M-mode termasuk
ketebalan dinding ventrikel kanan dan dimensi ruang pada berbagai titik waktu sepanjang
siklus jantung, namun paling umum pada akhir sistol dan diastole.

4)USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang
tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan
jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat
diputar (bukan janinnya yang diputar).

5)USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau
gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya
dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam
rahim.
Manfaat USG
Dalam dunia kedokteran, dikenal suatu pemeriksaan yang disebut Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan
USG merupakan pemeriksaan untuk mendapatkan gambar organ dalam manusia dengan
memanfaatkan energy gelombang suara (sound). Salah satu manfaat dari USG adalah memonitor
perkembangan janin dalam kandungan. USG kandungan sangat penting untuk mengetahui keadaan
janin. Berikut adalah manfaat USG kandungan dalam 3 tahap kehamilan

Kehamilan awal (Trimester 1 : 0-12 minggu)

Pemeriksaan kehamilan pada periode ini sangat penting. Hal-hal yang dapat di periksa adalah :

1. Adanya kantong kehamilan (Gestation sac) : Tanda awal dari suatu kehamilan adalah adanya kantong
kehamilan. Kantong kehamilan tergambar sebagai suatu struktur anechoic (hitam) pada gambar USG.
Dalam pemeriksaan ini, akan dinilai letak dan ukurannya. Letak GS akan mengidentifikasikan apakah
kehamilan tersebut di dalam kandungan (intra uterine) atau di luar kandungan (ectopic). Ukuran GS
diperlukan untuk mengetahui umur kehamilan.

2. Adanya janin : Tanda berkembangnya suatu kehamilan adalah adanya janin. Dalam USG, dapat di
identifikasi berapa jumlah janin yang ada. Pada janin, akan terlihat kantung kuning (Yolk Sac)

3. Detak jantung (Fetal heart rate) : Detak jantung adalah tanda bahwa janin tersebut hidup

Kehamilan Trimester II

Dalam kehamilan tahap ini, dapat dinilai :

1. AFI (Amnion Fluid Index) : Merupakan taksiran jumlah cairan amnion (ketuban) dalam kandungan.
2. Posisi janin : dapat dinilai posisi janin. Kepala dibawah, atau di atas.
3. Detak jantung
4. Tekanan darah pada tali pusar
5. Perkiraan berat janin
Kehamilan Trimester III

Dalam kehamilan tahap ini, hal-hal yang dinilai hampir sama dengan USG trimester II, yaittu meliputi
:

1. AFI (Amnion Fluid Index) : Merupakan taksiran jumlah cairan amnion (ketuban) dalam kandungan.
2. Posisi janin : dapat dinilai posisi janin. Kepala dibawah, atau di atas. Posisi janin sangat penting. Hal
ini akan berguna dalam persiapan kelahiran. Jika posisi janin kepala di bawah, maka ibu dapat
melahirkan secara normal. Namun jika posisi bokong yang di bawah (sungsang), biasanya akan
diusahakan kelahiran cesar (bedah)

3. Detak jantung
4. Tekanan darah pada tali pusar
5. Perkiraan berat janin
Sumber : Lujeng Prayitno S.ST,POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II , USG

Anda mungkin juga menyukai