http://www.youtube.com/watch?v=J3HVVi2k2No
SKENARIO 3: GENETIKA DAN HEMOPOEISIS
Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan menghadap ke
laut Siranul, Jepang ini, menjadi terkenal ke seluruh dunia. Karena lebih dari 3 ribu warga
kota ini pernah menderita penyakit yang diakibatkan pencemaran logam raksa atau
merkuri.
Akibat limbah merkuri tersebut, warga menderita penyakit dengan ciri-ciri sulit tidur,
kaki dan tangan merasa dingin, gangguan penciuman, kerusakan pada otak, gagap bicara,
hilangnya kesadaran, bayi-bayi yang lahir cacat hingga menyebabkan kematian.
Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata. Penyakit
Minamata tidak hanya menyerang manusia. Tetapi juga binatang yang mengkonsumsi
bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang mengandung merkuri.
Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956, kecurigaan mulai muncul
setelah Direktur Rumah Sakit Ciso melaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat
Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama, kerusakan sistem
syaraf.
Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah Jepang.
Baru 12 tahun, yakni pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengakui, penyakit aneh ini
bersumber dari limbah Ciso yang dibuang ke Perairan Minamata. (Tim Liputan/Sup)
SKENARIO 5 : Penyakit Agromedis Berkaitan dengan Kerusakan DNA
Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan dan Pertanian Kota Tegal, Sirat
Mardanus, mengimbau masyarakat cermat dalam membeli hewan kurban. “Jangan sampai
membeli sapi atau kambing yang memakan sampah,” katanya. Imbauan Sirat berkaitan
dengan adanya sejumlah peternak yang menggembalakan sapi dan kambing di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Muarareja, Kecamatan Tegal Barat. Ada sekitar 20 ekor sapi
yang biasa digembala di TPA tersebut. “Daging sapi dan kambing yang memakan sampah
itu berbahaya bagi kesehatan manusia,” ujar Sirat. Menurut Sirat, sebelum dikonsumsi
dagingnya, sapi dan kambing yang memakan sampah itu musti dikarantina selama dua
bulan. Setelah itu, sapi dan kambing tersebut diberikan makanan yang sewajarnya. Apa
yang dikemukakan Sirait belum dibuktikan secara ilmiah.