Anda di halaman 1dari 34

RESUME TUTORIAL

SKENARIO 2

PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK E

1. Ihdar Nur Shidiqi (162010101005)


2. Dinul Windy Berdia (162010101016)
3. Almas Fahrana (162010101025)
4. M. Rynar Faisal.N.L. (162010101036)
5. Febri Zamrotul F. (162010101045)
6. Titis Putri Wulandari (162010101050)
7. Annisa Nadhifa W. (162010101056)
8. Dhiemas T.E. (162010101065)
9. Lailatis Shofia (162010101076)
10. Nita Alfianti (162010101085)
11. Mush’ab (162010101096)
12. Aldy Nawaf N.A. (162010101105)
13. Ajeng Eka P.W (162010101016)
14. Wilsa Patricia (162010101125)
15. Ni Luh putu Dinda R. (162010101131)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
1. SKENARIO 2
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN

Ny. Ana membawa anaknya, Muna yang berusia 9 bulan ke Poli Anak denagn
keluhan belum bisa bicara dan belum bisa tengkurap. Dokter menimbang berat badan,
mengukur pangjang badan, dan lingkar kepala Muna. Dokter menanyakan Kartu
KMSnya. Dari KMS tersebut, dokter dapat melihat dan menilai tumbuh kembangnya
dari berat dan panjang badan Muna sejak lahir hingga kini. Sekain itu, Dokter juga
mengamati aktivitas motorik, emosi, kemampuan kognitif, dan psikososialnya. Dokter
menyimpulkan Muna mengalami gangguan tumbuh kembang.

2. KLARIFIKASI ISTILAH

1. KMS
Kartu Menuju Sehat merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan
berdasarkan jenis kelamin. (Menkes RI 2010)
2. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran dimensi paa tingkat sel, organ, maupun individu (sumber: Buku
Tumbuh Kembang Anak)
3. Perkembangan
Menurut Buku Tumbuh Kembang Anak, Perkembangan adalah perubahan yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan atau
maturitas. Jadi, perkembangan ini merupakan perubahan menuju ke kedewasaan.
(Sumber: Repository USU)
4. Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa.
(Sumber: Buku “Tumbuh Kembang Anak Edisi 2)
5. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelom-pok umur. Berat
badan merupakan hasi peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lainnya. Berat badan
dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan
gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja,
pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang
relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu (dr. Soetjiningsih, Sp.
AK).
6. Kemampuan Kognitif
Depdiknas (2007:3), kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang
pengembangan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depdiknas (2007:3))
7. Psikososial
Psikososial adalah ilmu pengetahuan yg mempelajari tentang tingkah laku manusia.
menurut Hubert Bonner dalam buku Social Psychology
8. Gangguan Tumbuh Kembang
Serangkaian perubahan atau gangguan progressif yang terjadi baik yang berkaitan
dengan bertambahnya jumlah dan besarnya sel maupun proses kematangan dan
atau keduanya yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sumber :E.B Harlock
9. Poli Anak
Poli anak adalah poli yang melayani keseluruhan pelayanan kesehatan untuk bayi
dan anak dalam memberi konsultasi bagi segala kelainan penyakit yang biasa
diderita bayi dan anak. Kunsultasi dilayani oleh dokter spesialis anak (pediatric)
(Web RSU Bundo Margonda)
10. Tengkurap
Tengkurap adalah merebahkan diri dengan muka menghadap ke bawah (sumber :
buku tumbuh kembang anak)
11. Emosi
Emosi adalah ungkapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu
singkat
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
12. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik merupakan aktivitas atau pergerakan badan yang melibatkan
koordinasi aktivitas syaraf pusat, syaraf tepi, dan otot.
Sumber : Soetjiningsih dan N. G. Ranuh. 2015. Tumbuh Kembang Anak, Ed. 2.
Jakarta : EGC.
13. Panjang Badan
Panjang badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpentin,dimana
pada masa pertumbuhan, ukuran tinggi badan meningkat terus sehingga mencapai
tinggi maksimal. (sumber: buku tumbuh kembang anak, edisi 2)
14. Lingkar Kepala
Keliling kepala yang digunakan untuk memantau perkembangan otak. (Sumber:
WHO)

3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak ?
2. Apa tujuan atau manfaat dari mempelajari tumbuh kembang anak ?
3. Bagaiman tumbuh kembang yang normal pada anak ?
4. Apa saja indikator atau parameter tumbuh kembang pada anak?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
6. Apa saja gangguan tumbuh kembang pada anak?
4. PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH
1. Tumbuh kembang anak

Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh


bagian tubuh Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berka

Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan


bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
(Wong, 2000). Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)
bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung
dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-
bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.

Jadi tumbuh kembang anak adalah segala hal yang menyangkut pertumbuhan dan
perkembangan anak sebelum ia dewasa.

2. Tujuan dan manfaat dari mempelajari tumbuh kembang anak

Tujuan mempelajari tumbuh kembang anak:

 Sebagai alat ukur yang diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka
mendeteksi defiasi dari normal.
 Mempelajari tumbuh kembang memberikan guide line untuk menilai rata-rata /
perubahan fisik, intelektual, sosial dan emosional yang normal.
 Merupakan penuntun dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya
terhadap penyakit.
Sumber : Jurnal dari Departemen Pedriatic Nursing UNAIR
3. Tumbuh kembang yang normal pada anak
 ASPEK KOGNITIF :
Kognitif berhubungan dengan aktivitas intelektual yang disadari seperti
berpikir, menjelaskan,
membayangkan, mempelajari kata, dan menggunakan bahasa (Webster 1993,
diacu dalam Hastuti 2006)
Perkembangan kognitif menurut Piagetmerupakan perubahan-perubahan yang
terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa
kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya melewati
empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun)dimana anak memahami dunia
melalui gerak dan indra, fase pra-operasional (2-7 tahun) dimana anak mulai
mempunyai kecakapan motorick, fase operasional (7-11 tahun) dimana proses
berpikir anak lebih logis, rasional, dan sistematis, dan fase operasional formal
(>11 tahun) dimana cara berpikir anak sudah berkembang dengan penalaran dan
imajinasi. (Sumber: Repository Universitas Sumatra)
 ASPEK MOTORIK :
Kita dapat menilai perkembangannya dari segi motorik seperti bagaimana
kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi,
dan otot.
Perkembangan motorik itu terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Perkembangan motorik kasar
Melibatkan otot-otot besar seperti gerakan kepala, keseimbangan dll
2. Perkembangan motorik halus
Koordinasi halus yang melibatkan otot-otot kecil seperti visual

Terdapat 5 prinsip penting dalam perkembangan motorik, diantaranya :

1. Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot.


Karena pusat saraf perifer yang terletak di medula spinalis lebih dulu
berkembang pada saat lahir daripada saraf pusat yang terletak di otak,
sehingga pada saat lahir refleks lebih dulu muncul daripada gerakan
volunter, seperti menelan, berkedip dsb.
2. Belajar ketrampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap
secaramatang. Tidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan
keterampilan anak sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik.
3. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi. Perubahan
dari gerakan menyeluruh menuju ke aktivitas yang spesifik.
4. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan. Misalnya anak akan belajar
duduk dahulu sebelum berjalan.
5. Kecepatan perkembangan motorik berbeda untuk setiap individu. Misal
umur pencapaian anak untuk bisa duduk sendiri, berbeda-beda untuk setiap
anak.
Sumber : buku tumbuh kembang anak edisi 2

 ASPEK PSIKOSISIAL
 Kepercayaan vs kecurigaan
 Otonommi vs perasaan malu
 Inisiatif vs kesalahan
 Kerajinan vs inferioritas
 Identitas vs kekacauan identitas
 Keintiman vs isolasi

4. Indikator atau parameter tumbuh kembang


 Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropomertik yang terpenting dan harus diuukur
pada setiap kesempatan memeriksa anak pada semua kelompok umur. Berat
badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain lain. Pada saat
ini berat badan dipaksa sebagai indicator yang terbaik untuk mengetahui keadaan
gizi dan tumbuh kembang anak karena berat badan sensitive terhadap perubahan
walaupun sedikit. (sumber: buku tumbuh kembang anak)
 Panjang badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik trpenting kedua. Keistimewaanya
dalah bahwa pada masa pertumbuhan ukuran tinggi badan meningkat terus
sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi yaitu
meningkat pesat pada masa bayi kemudian melambat dan selanjutnya mendai
pesat kembali pada masa remaja (pacu tumbuh adolesen), kemudian melambat
lagi dan pada akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun tulang tulang anggot
gerak berhenti bertambah panjang. (sumber : buku tumbuh kembang anak)
 Lingkar kepala
Lingkar kepala menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume
dalakepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi. Kenaikan lingkar kepala
adalah 1 cm / bualan untuk tahun pertama. (Year book medical publishing)
5. Faktor mempengaruhi tumbuh kembang anak
 Genetik
Merupakan modal dasar dan mempunyai peran penting dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kuantitas
dan kualitas pertumbuhan. Yang merupakan faktor genetik adalah berbagai
faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa, dll.
 Faktor keluarga
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menujang tumbuh kembanga
anak karena orang tua dapat mnyediakan semua kebutuhan dasar anak.
b. Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tua merupaka faktor penting yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikn yang baik, orangtu akan
dapat menerima segala informasi dari luar terutama cara mengasuh anak
yang baik.
6. Gangguan pada Tumbuh Kembang Anak

Ada banyak gangguan tumbuh kembang pada anak. Contohnya adalah Sindrom Don
dan disleksia. Berikut adalah secuplik penjelasannya:

1. Sindrom Down

Menurut Lejeune dan Jacobs pada 1959, kelainan ini disebabkan oleh Trisomi
21. Gejala Klinis yang dialami oleh anak penderita sindrom Down adalah berbagai
kelainan mental dan malformasinkarena ada bahan ekstragenetik dari kromosom 21.

Masalah masalah yang dialami oleh penderita sindrom Down adalah

a) Defek jantung kongenital


b) Masalah Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
Bayi dengan sindrom Don lebih rentan terhadap otitis media, sinusitis,
atau faringitis. Anak sindrom Down memiliki nasofaring sempit, lidah
lebar, dan subglotis yang kecil.
c) Masalah ortopedi
d) Gangguan Endokrin
e) Masalah Perkembangan

Anak penderita Sindrom Down tidak bisa disamakan dengan anak normal. Biasanya,
anak Sindrom Down mengalami retardasi mental. Dia akan sulit melakukan hal-hal
kecil yang bisa dilakukan anak normal. Misalnya, suka mengoceh tidak jelas,
tersenyum saat berbicara, dan lain-lain.

2. Disleksia
Diseleksia adalah gangguan membaca primer. Kata dyslexia berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kesulitan membaca kata-kata. Gejala yang dialami pengidap
disleksia, yaitu:

a) Keterlambatan bicara
b) Bermasalah dengan irama dari sebuah kata
c) Kesulitan dalam bahasa ekspresif
d) Kesulitan untuk memberi nama
e) Kesulitan untuk mempelajari bunyi suatu huruf
f) Riwayat kesulitan membaca dan belajar pada orang tua atau saudaranya
g) Sangat kesulitan dalam mengeja
h) Membaca dengan susah payah
i) Kesulitan dalam memisahkan suku kata
j) Kecepatan membaca lambat
k) Sering meremas remas saku celana

(Sumber: Buku “Tumbuh Kembang Anak Edisi 2)

5. TUJUAN BELAJAR
1. Menjelaskan tentang pertumbuhan pada anak
2. Menjelaskan tentang perkembangan pada anak
3. Menjelaskan tentang nutrisi pada ibu dan anak
4. Menjelaskan gangguan nutrisi serta cara pncegahannya
5. Menjelaskan tentang aspek sosial budaya.
6. PEMBAHASAN TUJUAN BELAJAR

1. PERTUMBUHAN
 Definisi
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh akibat multiplikasi sel yang dapat diukur
(dengan ukuran berat, panjang) atau bersifat kuantitatif dan menyangkut aspek fisik.

 Tahapan
Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa
prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan
terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah periode
setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana ovum yang dibuahi akan
mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga membentuk suatu sistem organ
dalam tubuh. Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua
tahap yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan
berusia 9 minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang
meningkat pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk manusia
dengan organ – organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester kedua memasuki
trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase fetus lanjut dimana,
pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai
terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui
plasenta sedangkan di daerah otak dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak
essensial dari seri omega 3 dan omega 6 (Tanuwidjaya.S, 2002).
Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa post
natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0-28 hari),
masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas
dan masa remaja (adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2002). Tahap awal neonatus adalah
beradaptasi terhadap lingkungan, yang termasuk perubahan sirkulasi darah dan mulainya
berfungsi berbagai organ – organ tubuhnya yang lain seperti parunya (Tanuwidjaya. S,
2002).
Setelah berakhirnya masa neonatus, fase berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua
fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga
12 bulan. Pada fase bayi dini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses
pematangan organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi
sistem saraf (Tanuwidjaya.S, 2002).
Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang berlangsung
hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
ada kemajuan pada perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
Pada saat usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah (preschooler), di
usia ini pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan terjadi perkembangan
dengan aktifitasnya sehari-hari dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir.
Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi pada anak wanita dikalangan usia 6 hingga
10 tahun, sedangkan anak laki laki usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak akan
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan dan intelektual makin berkembang, dia senang bermain berkelompok
dengan jenis kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi
2 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa
adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan
mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun. Masa ini merupakan transisi
periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa. Ada terjadi percepatan
pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent
Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat
dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin sekunder (Tanuwidjaya. S, 2002).

 Aspek
1. Genetics

Gen bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan. Gen juga berperan sebagai
pembawa kode untuk pembentukan protein, enzim dan hormon yang mempengaruhi,
mengatur dan mengendalikan pertumbuhan. Informasi genetik yang tepat perlu diterima
oleh setiap sel pada saat pembelahan sel, agar setiap organ dapat tumbuh dengan
tepat.Intrauterine growth retardation and maternal infection adversely affect the fetus and
thereby newborn

2. Hormones
Growth Hormone di pituitary kelenjar sangat mempengaruhi pertumbuhan
hormon. Apanbila seseorang kelebihan hormone maka akan menyebabkan gigantisme
dan apabila kekurangan menyebabkan kretinisme

3. Emotion

Terjadinya masalah pada keluarga baik itu berupa kehilangan orang tua atau
adanya tekanan membuat pertumbuhan growth hormony terhambat

4. Sleep

GH merangsang seorang anak ketika anak tersebut tidur. Dan akan menggangu
pertumnuhan seorang anak terganggu apabila anak tersebut kurang tidur

2-3 tahun membutuhkan 12 – 13 jam untuk tidur

4-6 tahun membutuhkan 10 - 11 jam untuk tidur

EXTERNAL FACTOR

1. Nutrisi
2. Sosio ekonomi
3. Adat istiadat (social budaya) (dr Dwita Aryadina R M.Kes, Nutrition for growth
and development)
4. Penilaian

Penilaian pertumbuhan digunakan untuk menentukan apakah pertumbuhan seorang


anak berjalan normal.

Parameter penilaian

1. Ukuran antropometrik (pertumbuhan fisik)


- BB : Berat Badan, hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh.
Biasanya digunakan untuk bahan informasi untuk menilai dalam gizi
baik/buruk. Monitoring keadaan kesahatan. Dasar penghitungan dosis
yang diperlukan.
Cara menghitung berat badan normal:
BB = usia anak x 2 + 6
- TB : Tinggi Badan,pengukuran mulai dari ujung kepala sampai telapak kaki.
Cara menghitung tinggi badan normal :
TB = usia anak x 6 + 77
- LK : Lingkar kepala, untuk melihat pertumbuhan otak. Pertumbuhan diukur
pada 2 tahun pertama. Karena pada 2 tahun pertama merupakan
pertumbuhan lingkar kepala yang paling signifikan.
Normalnya pada usia 0-6 bulan:34-44 cm; 1 tahun:47 cm ; 2 tahun: 49 cm
- LLA : Lingkar Lengan Atas, untuk memperlihatkan tumbuh kembang
jaringan lemak dan otot.
0-1 tahun : 11-16 cm

1-3 tahun : pertumbuhannya gak jauh beda dari tahun pertama.

2. Gejala / tanda pada pemeriksaan fisik


- Keseluruhan fisik tubuh -> bentuk tubuh.
- Jaringan otot -> cara melihatnya dengan cubitan tebal di lengan atas, pantat,
paha.
- Jaringan lemak -> cara melihatnya dengan cubitan tipis di trisep.
- Rambut -> dengan cara mencoba mencabut sehelai rambut, jika mudah
maka kurang sehat, jika agak susah berarti sehat.
- Gigi -> mulai tumbuh gigi susu dan mulai tanggal gigi.
3. Gejala / tanda pada pemeriksaan laborat
- Darah
- Kadar hemoglobin
- Serum protein
4. Gejala / tanda pada pemeriksaan radiologi

 Pola Pertumbuhan
Gambar 1. Kurva pola pertumbuhan organ-organ tubuh (Behrman, 1992 dalam
Soetjiningsih, 2015)

KETERANGAN
Pola Umum (General Pattern) Pola Limfoid (Lymphoid Pattern)
 Meupakan pola pertumbuhan  Pertumbuhan jaringan limfoid
secara umum  Dencapai masimal saat sebelum
 Pertumbuhan yang meliputi pola adolescence dan mencapai lebih
pertumbuhan umum antara lain : dari 100% saat remaja
o Pertumbuhan tulang Menurun setelah masa remaja
o Pertumbuhan otot
hingga ukuran dewasa.
o Sistem pencernaan
o Pernafasan
Peredaran darah dan volume darah
Pola Neural (Brain and Head Pattern) Pola Genital (Reproductive
 Pertumbuhannya cepat pada awal Pattern)
pertumbuhan dan perkembangan  Meliputi organ-organ genitalia
manusia  Berkembang lambat selama
 Pertumbuhannya melambat pada masa pra-remaja
usia >5 tahun.  Berkembang pesat saat remaja
 Meliputi : Berhubungan dengan pacu tumbuh
o Mata dan telinga
tinggi badan
o Otak bersama-sama dengan
tulang tengkorak
 Berat otak saat lahir
: 25% berat otak
dewasa
 Saat 2 tahun : 50%
berat otak dewasa
Saat 10 tahun : 95% berat otak dewasa

PERKEMBANGAN

 Definisi

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan (dr. Soetjiningsih, Sp. AK).

Bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkansebagai hasil dari proses diferensiasi sel,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002)

 Tahapan perkembangan
(Buku Tumbuh Kembang Anak edisi 2)
a. Masa pranatal (dari konsepsi hingga lahir)
 Pembentukan struktur tubuh dasar dan organ-organ
 Sangat peka terhadap lingkungan
b. Masa bayi dan masa dini (lahir hingga umur 3 tahun)
 Bayi waktu lahir masih tergantung kepada orang lain )depent), tetapi
mempunyai kompetisi (competent)
 Semua pancaindra berfungsi waktu lahir berkembang dengan tahapan yaitu
pendengaran bari penglihatan
 Kemampuan mengingat bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan
 Kelekatan pada orang tua dan benda-benda lainnya sampai akhir tahun
pertama
 Kesadara diri (self-awareness) berkembang dalam tahun kedua
 Komprehensif dan bahasa berkembang pesat
 Rasa tertarik kepada anak lain meningkat
c. Masa prasekolah (umur 3-6 tahun)
 Keterampilan motorik halus dan kasar serta kekuatan meningkat
 Kemandirian, kemampuan mengontrol, dan merawat diri meningkat
 Bermain, aktivitas, dan imajinasi menjadi lebih berkembang
 Perilaku masih egosentris
d. Masa praremaja (umur 6-12 tahun)
 Anak mulai berfikir logis
 Egosentris berkurang
 Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
 Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal
 Kekuatan dan keterampilan atletik meningkat
e. Masa remaja (umur 12- 20 tahun)
 Maturitas reproduksi
 Kemampuan berpikir abstrak
 Sifat egosentris menetap pada sebagian orang
 Hubungan pada orang tua umumnya baik
 Ciri – ciri
1. Perkembangan melibatkan perubahan
Terdapat perkembangan mental, yaitu bertambahnya fungsi dan ketrampilan.
o Terjadi perubahan pada memori, penalaran, persepsi, dan imaginasi
kreatif.
o Kemampuan imajinasi menjadi lebih baik daripada kemampuan
penalarannya, sedangkan pada orang dewasa sebaliknya.
o Ciri khas perilaku bayi juga akan mengalami perubahan, contoh cara
berjalan, cara berbicara.
o Ciri mental bertambah dewasa, sebagai hasil maturitas, proses belajar
atau keyakinan agama.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
Tumbuh kembang anak pada awal kehidupan sangat penting, karena
menentukan perkembangan selanjutnya. Pada awal kehidupan, anak sangat
rentan terhadap faktor lingkungan.
3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar.
Maturitas mempunyai fungsi, yaitu :
o Filogenetik
Fungsi yang biasa terjadi pada seseorang, seperti merayap, merangkak,
duduk, berjalan.
o Ontogenetik
Fungsi spesifik pada seseorang seperti berenang.
Belajar
Merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Anak tidak dapat dilatih untuk dapat berjalan, bila maturitas sistem sarafnya
belum siap untuk itu, namun tidak adanya kesempatan praktek juga akan
menghambat ketrampilan anak.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
o Sefalokaudal
Dari daerah kepala kemudian kearah kaki. Contohnya perkembangan
pertama sebelum berjalan adalah kemampuan menegakkan kepala.
o Proksimodistal
Sebagai contoh secara fungsional, bayi dapat menggunakan tangannya
sebagai satu unit sebelummereka dapat mengendalikan gerakan jari-
jarinya.
5. Pola perkembangan mem[unyai karakteristik yang dapat diramalkan
Misalnya kita dapat memperkirakan bahwa anak itu akan bisa duduk dahulu
sebelum berjalan.
6. Terdapat perbedaan individual dalam hal perkembangan
Meskipun antar anak A dan B umurnya sama, tapi bisajadi perkembangan
mereka berbeda. Semua itu bisa terjadi misalnya dipengaruhi kondisi genetik
dan biologis setiap anak.
7. Terdapat periode atau tahapan pada pola perkembangan
o Prenatal period (konsepsi sampai lahir)
o Infancy (dari lahir sampai 12 bulan)
o Early childhood (dari 1 bulan sampai 6 tahun)
o Middle childhood (dari 6 sampai 11 tahun)
o Adolescence (dari 11 sampai 18 tahun)
8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan
Harapan sosial ini dikenal juga sebagai tugas perkembangan
Faktor yang meningkatkan :
o Nutrisi yang memadai
o Pertumbuhan fisik yang pesat
o Kekuatan dan energi diatas rata-rata
9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko
Yang sangat penting adalah memberikan perhatian terhadap setiap
kemungkinan risiko dengan cara pemantauan dan skrinning. (Sumber : Buku
Tumbuh Kembang Anak)
 ASPEK
 ASPEK KOGNITIF

Menurut teori Jean Pieget :

1. Tahap sensori motor (0-24 bulan)


 Anak/ bayi memahami dunianya melalui gerak dan inderanya, serta
memahami ermanensi objek.
 Bayi tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau
kepentingan orang lain.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
 Anak mulai mempunyai kecakapan motoric
 Proses berpikir mulai berkembang walaupun masih jauh dari logis.
 Cara berpikir tidak sistematis dan mengandalkan intuisi
 Cara berpikir khas berupa animisme (keyakinan bahwa segala sesuatu
yang ada memiliki kesadaran, contoh : kalua mobil sedang mati/berhenti
karena lelah atau sakit)
 Egoisentris karena anak hanya berfikir menurut sudut pandang mereka)
3. Tahap Operasional (7-11 tahun)
 Anak mulai berpikir secara logis
 Proses berpikir menjadi lebih rasional, matang dan seperti dewasa
 Kemampuan belajar konsep meningkat (matematika, membaca, verbal)
 Egoisentris dan animism sudah berkurang bahkan tidak ada
4. Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun keatas)
 Berkembang kemampuan penalaran abstrak dan imajinasi
 Belajar menciptakan ide baru dan menggunakan ide tersebut
 Anak dapat focus terhadap pernyataan verbal dan dapat mengoreksinya
 Dapat berpikir seperti orang dewasa dan memikirkan masa depan.

MILESTONE PERKEMBANGAN KOGNITIFBULAN

0-3 bulan :

 Mulai mengembangkan konsep, contoh : menjadi sadar akan sensasi fisik


seperti lapar
 Melakukan kontak mata dan menangis untuk menunjukkan kebutuhan
 Senang bermain, namun biasanya anak senang memasukkan mainan ke dalam
mulut

3-6 bulan :

 Meningkatnya minat terhadap lingkungan


 Menunjukkan minat pada mianan
 Memahami sebab & akibat, misalnya jika salah satu kakinya diikat dia akan
menggerakkan kaki yang tidak diikat
 Berusaha meraih benda-benda yang jauh dari jangkauannya
 Mengeksplorasi benda dengan menggunakan tangan dan mulut

6-9 bulan :

 Tertarik pada bagian tubuh, misalnya mencari kaki yang menarik perhatiannya
 Memahami objek dan tahu apa yang diharapkan dari mereka
 Memahami “naik’ dan “turun” dan membuat gerakan sesuai seperti mengangkat
tangan
 Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
 Bermain tepuk tangan/ cilukba
 Bergembira dengan melempar benda
 Makan kue sendiri

9-12 bulan :

 Mengeksplorasi benda dengan berbagai cara


 Menemukan benda yang disembunyikan
 Meniru gerakan tubuh dengan mudah
 Menyukai minum dengan cangkir
 Bermain dengan permainan bola yang simple
 Perhatian pada objek yang permanen
 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih yang diinginkan
 Menunjukkan ketertarikan pada buku gambar
 Mengeksplorasi sekitar, selalu ingin tahu, dan ingin menyentuh apa saja

12-18 bulan :

 Dapat menemukan objek yang disembunyikan


 Membedakan bentuk dan warna
 Memberi respon terhadap intruksi sederhana

18-24 bulan :

 Dapat mulai bermain pura-pura


 Memegang cangkir sendiri, belajar makan/minum sendiri
 Mengetahui bagian-bagian tubuhnya
 Menggelindingkan bola kea rah sasaran
 garMenirukan pekerjaan rumah tangga

24- 36 bulan :

 Dapat menunjuk bagian tubuh jika diminta


 Melihat gambar dan dapat menjawab dengan benar nama benda
 I ap
 Menggunakan nama sendiri untuk menyebut dirinya

36- 48 bulan ;

 Mengenal 2-4 warna


 Menyebut nama, umur, tempat tinggal
 Mengerti arti kata diatas, dibawah, di depan
 Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
 Belajar mengenakan celana panjang, baju.
 Mengenakan sepatu sendiri
 Menghubungkan aktivitas saat ini dengan pengalamannya
 Dapat menggambar oran dengan kepala ditambahi bagian tubuh

48-60 bulan :

 Menggambar garis lurus


 Bertanya arti kata
 Menggambar rumah yang dikenal

60-72 bulan :

 Menggambar bagian tubuh dan orang secara lengkap


 Menggambar segi empat
 Mengerti art lawan kata
 Menjawab tentang benda terbuat daria apa dana pa kegunaannya
 Mengenal angka bisa menghitung 5-10
 Menulis nama, berpakaian sendiri
 Keterampilan membaca.

 ASPEK MOTORIK
1. Motorik Kasar
Merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot besar seperti gerakan
lengan dan berjalan.
Perkembangan motoric kasar ;
Usia 2 bulan bayi bisa tengkurap dan mengangkat kepala 45 derajat,3 bulan
bayi bisa mengangkat kepala tanpa dipegangi, 4 bulan bayi bisa tengkurap
dengan mengangkat kepala 90 derajat, 5 bulan bayi bisa duduk dengan
ditopang, usia 6 bulan bayi bisa duduk tanpa ditopang, 7 bulan bayi bisa
melakukan gerakan dari berbaring ke posisi duduk, usia 8 bulan mulai bisa
merangkak bolak-balik, 9 bulan mulai bisa melangkah, 10 bulan merangkak
menggunakan tungkai tangan, 11 bulan berdiri tanpa dibantu, 12 bulan
melangkah tanpa pegangan, 14 bulan berjalan mundur , 15 bulan mulai bisa lari,
18 bulan berdiri satu kaki, 19-20 bulan bisa loncat dengan 1 kaki, usia 2 tahun
anak bisa loncat dengan 2 kaki, 4 tahun anak bisa berjalan mengikuti lingkaran,
5-6 tahun anak bisa bermain lompat tali.
2. Motorik Halus
Merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi meta
dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat. Seperti menjepit benda,
menggunting, dan menggambar.

Pada anak usia 3 tahun:


1. Menggambar mengikuti bentuk
2. Menarik garis vertikal
3. Menjiplak bentuk lingkaran
4. Membuka menutup kotak
5. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
Pada anak usia 4 tahun:
1. Menggambar sesuatu yang diketahui, bukan sekedar yang dilihat
2. Mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya
3. Menggunting zig zag, membentuk dengan lilin, melengkung
4. Menyelesaikan pasel 4 keping
Pada anak usia 5 tahun
1. Melipat kertas
2. Menggunting sesuai pola
3. Menyusun mainan konstruksi bangunan
4. Mewarnai lebih rapi atau tidak keluar garis
5. Menirukan tulisan
(sumber: buku tumbuh kembang anak edisi 2, contributor: Dinul Windy Berdia
 ASPEK PSIKOSEKSUAL (Sigmond Freud)

1. Fase Oral

Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga
perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk
makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan
seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh
(yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa
kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi
kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya
individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat
mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.

2. Fase Anal

Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada
pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah
pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya.
Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.

Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di
mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan
penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan
membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman
positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang
kompeten, produktif dan kreatif.

Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-
anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan menghukum, mengejek atau
malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat
mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar,
Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana
individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu
ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-
analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.

3. Fase Phalic

Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak
juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-
laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks
Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk
menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah
untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama
perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda. Freud, bagaimanapun, percaya bahwa
gadis-gadis bukan iri pengalaman penis.

Akhirnya, anak menyadari mulai mengidentifikasi dengan induk yang sama-seks


sebagai alat vicariously memiliki orang tua lainnya. Untuk anak perempuan, Namun,
Freud percaya bahwa penis iri tidak pernah sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua
wanita tetap agak terpaku pada tahap ini. Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori
ini, menyebutnya baik tidak akurat dan merendahkan perempuan. Sebaliknya, Horney
mengusulkan bahwa laki-laki mengalami perasaan rendah diri karena mereka tidak bisa
melahirkan anak-anak.

4. Fase Latent

Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini
sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan
kepercayaan diri.

Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak
ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian
untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai
salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.

5. Fase Genital

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat


seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada
kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika
tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan
peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai
bidang kehidupan.

 Aspek PSIKOSOSIAL (Eric Erikson)

1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)


Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust-mistrust. Perilaku bayi
didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya.
Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak
akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku
oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang
asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan
sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.

2. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu

Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya kecenderungan


autonomy-shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa
berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri
tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu
dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari
orang tuanya.

3. Inisiatif vs Kesalahan

Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative-


guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-
kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena
kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan.
Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk
sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.

4. Kerajinan vs Inferioritas

Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry-inferiority. Sebagai


kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif
mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan
berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-
keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi
kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat
menyebabkan anak merasa rendah diri.

5. Identitas vs Kekacauan Identitas

Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa
puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai
adanya kecenderungan identity-Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah
kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri
yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada
para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang
oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi
yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka
mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang
diberikan kepada masing-masing anggota.

6. Keintiman vs Isolasi

Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan
memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30
tahun. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy-
isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan
kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka
sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang
tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan
yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang
lainnya.

7. Generativitas vs Stagnasi

Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh
orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai
adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa,
pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga
perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu
sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan
kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan
atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.

8. Integritas vs Keputusasaan

Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh
orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai
adanya kecenderungan ego integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki
kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi
milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang
mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan
dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat
dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi
masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan
tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
Pola
 Pola

Pola pra lahir : bayi belim ada di dunia


Pola bayi : sudah bisa melindungi dirinya saat merasa terancam
Pola anak : motorik kasar dan motorik halus mulai berkembang
Pola remaja : sudah mulai pubertas
Pola dewasa : sudah mulai ada perkembangan intelektual

4. Nutrition (Gizi) pada Ibu dan Anak

 Nutrien atau zat makanan diperlukan sebagai sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.

 Nutrien dibedakan menjadi dua yaitu

1. makronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak)


2. mikronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit).

Macam – macam nutrisi :

 KARBOHIDRAT

 PROTEIN

 LEMAK

 AIR

 VITAMIN

 MINERAL

Gizi seimbang untuk anak berbeda-beda tergantung dari :

 Jenis kelamin

 Usia

 Berat badan

 Aktivitas fisik dan

 Pertumbuhan anak

 Kondisi kesehatan

KARBOHIDRAT

 Diperlukan oleh anak yang sedang tumbuh dan berkembang serta untuk anak sebagai
sumber energi

 Berasal dari : makanan pokok (beras, roti, gandum, sereal, terigu, umbi-umbian,
jagung)

PROTEIN

 Bayi membutuhkan protein dalam jumlah relatif tinggi.

 Penting untuk:

 Pertumbuhan otak

 Pertumbuhan dan penggantian seluruh sel dan jaringan tubuh

 Membentuk kekebalan tubuh,

 Berasal dari PROTEIN NABATI dan PROTEIN HEWANI

 Contohnya:
Protein nabati : Tempe, tahu, kacang-kacangan

Protein hewani: ikan, telur, ayam, daging, susu, keju,

LEMAK

Membuat makanan terasa enak, gurih dan puas

- Alat pelarut vitamin tertentu (A,D,E dan K)

- Sumber asam lemak yang penting untuk pertumbuhan otak pada anak

FUNGSI :

- Sebagai sumber energi

- Pelindung organ vital

- Mempertahankan suhu tubuh

- Perkembangan otak

AIR

Air sangat penting bagi kehidupan karena air merupakan bahan pelarut di dalam
tubuh.

Air mempengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung air
mempengaruhi laju reaksi metabolisme

VITAMIN

 Zat Organik

 Diperlukan sedikit

 Tak dapat dibuat sel tubuh

 Harus ada dalam makanan

 PENTING untuk proses-proses dalam tubuh (metabolisme)

MINERAL

Fungsi mineral :

Mineral mempunyai dua fungsi utama yaitu :

Komponen/aktivitas enzim

Membantu metabolisme

5. GANGGUAN NUTRISI
a. Gizi Lebih
Terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran
energi (Gibney, 2008: 3). Asupan energi yang berlebihan secara kronis
dapat menimbulkan kenaikan berat badan lebih dan obesitas. Gangguan
ganguan yang ditimbulkan oleh gizi berlebih dipengaruhi beberapa faktor
seperti pergeseran pola hidup dan pendapatan.
b. Gizi Kurang
Menurut Moehji, S (2003 : 15) Gizi kurang adalah kekurangan bahan
bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) telah
merumuskan faktor yang menyebabkan gizi kurang di Indonesia, berikut
bagannya.

Masalah gizi kurang yang mendominasi di Indonesia (Almatsier, 2001: 307) yaitu
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang Energi Protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi
secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak dapat
menghambat pertumbuhan, menurunkan antibodi sehingga rentan terkena
penyakit infeksi, serta mengakibatkan tingkat kecerdasan yang rendah. Serta pada
orang dewasa dapat menurunkan produktivitas kerja dan melemahkan sistem
antibodi.
2. Anemia Gizi Besi (AGB)
Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan
zat besi (AGB). Penyebab masalah AGB adalah rendahnya daya beli masyarakat
terhadap makanan-makanan yang mengandung zat besi, dan pada perempuan
ditambah dengan keluarnya darah akibat haid ataupun melahirkan. AGB
menyebabkan penurunan kondisi fisik, produktivitas kerja, kemampuan berpikir,
serta sistem imun sehingga rentan terkena penyakit infeksi. Penanggulangan
AGB dengan cara pemberiantablet atau sirup besi.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Masalah GAKI ini sering kali ditemukan di daerah pegunungan yang dimana
tanah daerah pegunungan kurang akan kandungan iodium. GAKI juga dapat
menjadi penyebab dari penyakit gondok, pada anak-anak dapat menghambat
pertumbuhan jasmani dan mental. Penanggulangannya dengan cara pemberian
kapsul minyak beriodium kepada wanita subur dan anak-anak di daerah endemik.
Secara umum pencegahan GAKI dengan cara iodisasi garam.
4. Kurang Vitamin A (KVA)
KVA merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh kekurangan asupan
vitamin A dalam tubuh. KVA dapat menyebabkan kebutaan, daya tahan tubuh
menurun, kematian pada anak, serta menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Faktor
yang menyebabkan KVA adalah kemiskinan dan minim pengetahuan akan gizi.
5. Gizi Buruk
Gizi buruk adalah kedaan kurang gizi yang disebabkan kekurangan asupan energi
dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu yang lama. Anak dapat disebut
gizi buruk apabila memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan umur (tidak
naik selama tiga bulan berturut-turut). Dampak gizi buruk pada anak terutama
balita :
 Tumbuh kembang fisik dan mental anak sampai dewasa terhambat.
 Mudah terkena ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi.
 Menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intesif.

Penjelasan lebih lanjut mengenai gangguan nutrisi :


1. Karbohidrat
Kelebihan :
 Obesitas
Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Obesitas
disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan protein.
Obesitas ini dapat terjadi pada balita sampai orang lanjut usia. Di
kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan,
karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan
gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi
dari lingkungan sekitar. Dapat di bayangkan jika obesitas terjadi pada
remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang
percaya diri.

6. Aspek Sosial Budaya

Aspek ssosial budaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan seorang anak. Contohnya di Indonesia dimana setiap daerah –
daerah akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Misalnya di Bali,
upacara sering di adakan dan keluarga harus menyediakan sesajian yang terdiri
dari berbagai makanan dan buah – buahan, maka sanga jarang anak yang gizi
buruk karena stelah selesai upacara sesaian tersebut akan di makan bersama.
Namun, di daerah lain ada yang beranggapan bahda tidak boleh memakan
daging karena akan menyebabkan tumbuh kembang pada anak.
Aspek sosial budaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak. Dilihat dari proses kehamilan dan persalinan saja
misalnya, di Mentawai, Pulau Siberut, kehamilan dan persalinan adalah hal yang
bersifat pribadi yang hanya dihadapi oleh suami dan ibu sang wanita yang
melahirkan, dengan suami sebagai penolong utama dari kelahiran anaknya.
Sedangkan di Bali Aga desa Trunyan, Bali memandang kelahiran sebagai hal yang
ajar dan bersifat “publik”. Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai urusan laki-
laki, karena dukun bayinya pria dan suami merupakan pemeran utama dari
penolong persalinan. Dari dua kebudayaan ini saja tentu akan tumbuh karakter
atau kepribadian yang berbeda pada anak-anaknya. Yakni, anak Mentawai
cenderung berkepribadian tertutup dibanding anak Bali, karena perbedaan
perlakuan dari masa kehamilan hingga perawatan.

Aspek sosial budaya juga berpengaruh terhadap emosional anak. Misalnya


anak yang biasa tinggal di daerah penuh kriminalitas dengan daerah yang
cenderung aman tentulah berbeda. Anak yang hidup di lingkungan yang buruk
cenderung mengalami kecemasan dan rasa takut berlebihan terhadap
lingkungannya, sedangkan yang berada di lingkungan aman akan cenderung
memiliki emosional yang tenang.

Selain itu, aspek sosial budaya juga bisa berdampak terhadap perkembangan
bahasa anak. Misalnya, anak yang biasa berbicara bahasa daerahnya sejak kecil,
akan sulit untuk berbicara bahasa lain termasuk bahasa Indonesia. Apalagi jika dia
berada di daerah primitif, dimana semua warganya hanya bisa berbicara bahasa
daerah.

(Sumber: Jurnal INFOKES,VOL. 1 NO.2 Juli 2010 dan Buku “Tumbuh Kembang Anak
Edisi 2”)

Anda mungkin juga menyukai