SKENARIO 2
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK E
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
1. SKENARIO 2
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
Ny. Ana membawa anaknya, Muna yang berusia 9 bulan ke Poli Anak denagn
keluhan belum bisa bicara dan belum bisa tengkurap. Dokter menimbang berat badan,
mengukur pangjang badan, dan lingkar kepala Muna. Dokter menanyakan Kartu
KMSnya. Dari KMS tersebut, dokter dapat melihat dan menilai tumbuh kembangnya
dari berat dan panjang badan Muna sejak lahir hingga kini. Sekain itu, Dokter juga
mengamati aktivitas motorik, emosi, kemampuan kognitif, dan psikososialnya. Dokter
menyimpulkan Muna mengalami gangguan tumbuh kembang.
2. KLARIFIKASI ISTILAH
1. KMS
Kartu Menuju Sehat merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan
berdasarkan jenis kelamin. (Menkes RI 2010)
2. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran dimensi paa tingkat sel, organ, maupun individu (sumber: Buku
Tumbuh Kembang Anak)
3. Perkembangan
Menurut Buku Tumbuh Kembang Anak, Perkembangan adalah perubahan yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan atau
maturitas. Jadi, perkembangan ini merupakan perubahan menuju ke kedewasaan.
(Sumber: Repository USU)
4. Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa.
(Sumber: Buku “Tumbuh Kembang Anak Edisi 2)
5. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelom-pok umur. Berat
badan merupakan hasi peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lainnya. Berat badan
dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan
gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja,
pengukuran objektif dan dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang
relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu (dr. Soetjiningsih, Sp.
AK).
6. Kemampuan Kognitif
Depdiknas (2007:3), kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang
pengembangan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depdiknas (2007:3))
7. Psikososial
Psikososial adalah ilmu pengetahuan yg mempelajari tentang tingkah laku manusia.
menurut Hubert Bonner dalam buku Social Psychology
8. Gangguan Tumbuh Kembang
Serangkaian perubahan atau gangguan progressif yang terjadi baik yang berkaitan
dengan bertambahnya jumlah dan besarnya sel maupun proses kematangan dan
atau keduanya yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sumber :E.B Harlock
9. Poli Anak
Poli anak adalah poli yang melayani keseluruhan pelayanan kesehatan untuk bayi
dan anak dalam memberi konsultasi bagi segala kelainan penyakit yang biasa
diderita bayi dan anak. Kunsultasi dilayani oleh dokter spesialis anak (pediatric)
(Web RSU Bundo Margonda)
10. Tengkurap
Tengkurap adalah merebahkan diri dengan muka menghadap ke bawah (sumber :
buku tumbuh kembang anak)
11. Emosi
Emosi adalah ungkapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu
singkat
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
12. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik merupakan aktivitas atau pergerakan badan yang melibatkan
koordinasi aktivitas syaraf pusat, syaraf tepi, dan otot.
Sumber : Soetjiningsih dan N. G. Ranuh. 2015. Tumbuh Kembang Anak, Ed. 2.
Jakarta : EGC.
13. Panjang Badan
Panjang badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpentin,dimana
pada masa pertumbuhan, ukuran tinggi badan meningkat terus sehingga mencapai
tinggi maksimal. (sumber: buku tumbuh kembang anak, edisi 2)
14. Lingkar Kepala
Keliling kepala yang digunakan untuk memantau perkembangan otak. (Sumber:
WHO)
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak ?
2. Apa tujuan atau manfaat dari mempelajari tumbuh kembang anak ?
3. Bagaiman tumbuh kembang yang normal pada anak ?
4. Apa saja indikator atau parameter tumbuh kembang pada anak?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
6. Apa saja gangguan tumbuh kembang pada anak?
4. PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH
1. Tumbuh kembang anak
Jadi tumbuh kembang anak adalah segala hal yang menyangkut pertumbuhan dan
perkembangan anak sebelum ia dewasa.
Sebagai alat ukur yang diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka
mendeteksi defiasi dari normal.
Mempelajari tumbuh kembang memberikan guide line untuk menilai rata-rata /
perubahan fisik, intelektual, sosial dan emosional yang normal.
Merupakan penuntun dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya
terhadap penyakit.
Sumber : Jurnal dari Departemen Pedriatic Nursing UNAIR
3. Tumbuh kembang yang normal pada anak
ASPEK KOGNITIF :
Kognitif berhubungan dengan aktivitas intelektual yang disadari seperti
berpikir, menjelaskan,
membayangkan, mempelajari kata, dan menggunakan bahasa (Webster 1993,
diacu dalam Hastuti 2006)
Perkembangan kognitif menurut Piagetmerupakan perubahan-perubahan yang
terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa
kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya melewati
empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun)dimana anak memahami dunia
melalui gerak dan indra, fase pra-operasional (2-7 tahun) dimana anak mulai
mempunyai kecakapan motorick, fase operasional (7-11 tahun) dimana proses
berpikir anak lebih logis, rasional, dan sistematis, dan fase operasional formal
(>11 tahun) dimana cara berpikir anak sudah berkembang dengan penalaran dan
imajinasi. (Sumber: Repository Universitas Sumatra)
ASPEK MOTORIK :
Kita dapat menilai perkembangannya dari segi motorik seperti bagaimana
kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi,
dan otot.
Perkembangan motorik itu terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Perkembangan motorik kasar
Melibatkan otot-otot besar seperti gerakan kepala, keseimbangan dll
2. Perkembangan motorik halus
Koordinasi halus yang melibatkan otot-otot kecil seperti visual
ASPEK PSIKOSISIAL
Kepercayaan vs kecurigaan
Otonommi vs perasaan malu
Inisiatif vs kesalahan
Kerajinan vs inferioritas
Identitas vs kekacauan identitas
Keintiman vs isolasi
Ada banyak gangguan tumbuh kembang pada anak. Contohnya adalah Sindrom Don
dan disleksia. Berikut adalah secuplik penjelasannya:
1. Sindrom Down
Menurut Lejeune dan Jacobs pada 1959, kelainan ini disebabkan oleh Trisomi
21. Gejala Klinis yang dialami oleh anak penderita sindrom Down adalah berbagai
kelainan mental dan malformasinkarena ada bahan ekstragenetik dari kromosom 21.
Anak penderita Sindrom Down tidak bisa disamakan dengan anak normal. Biasanya,
anak Sindrom Down mengalami retardasi mental. Dia akan sulit melakukan hal-hal
kecil yang bisa dilakukan anak normal. Misalnya, suka mengoceh tidak jelas,
tersenyum saat berbicara, dan lain-lain.
2. Disleksia
Diseleksia adalah gangguan membaca primer. Kata dyslexia berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kesulitan membaca kata-kata. Gejala yang dialami pengidap
disleksia, yaitu:
a) Keterlambatan bicara
b) Bermasalah dengan irama dari sebuah kata
c) Kesulitan dalam bahasa ekspresif
d) Kesulitan untuk memberi nama
e) Kesulitan untuk mempelajari bunyi suatu huruf
f) Riwayat kesulitan membaca dan belajar pada orang tua atau saudaranya
g) Sangat kesulitan dalam mengeja
h) Membaca dengan susah payah
i) Kesulitan dalam memisahkan suku kata
j) Kecepatan membaca lambat
k) Sering meremas remas saku celana
5. TUJUAN BELAJAR
1. Menjelaskan tentang pertumbuhan pada anak
2. Menjelaskan tentang perkembangan pada anak
3. Menjelaskan tentang nutrisi pada ibu dan anak
4. Menjelaskan gangguan nutrisi serta cara pncegahannya
5. Menjelaskan tentang aspek sosial budaya.
6. PEMBAHASAN TUJUAN BELAJAR
1. PERTUMBUHAN
Definisi
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh akibat multiplikasi sel yang dapat diukur
(dengan ukuran berat, panjang) atau bersifat kuantitatif dan menyangkut aspek fisik.
Tahapan
Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa
prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan
terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah periode
setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana ovum yang dibuahi akan
mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga membentuk suatu sistem organ
dalam tubuh. Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua
tahap yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan
berusia 9 minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang
meningkat pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk manusia
dengan organ – organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester kedua memasuki
trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase fetus lanjut dimana,
pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai
terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui
plasenta sedangkan di daerah otak dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak
essensial dari seri omega 3 dan omega 6 (Tanuwidjaya.S, 2002).
Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa post
natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0-28 hari),
masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas
dan masa remaja (adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2002). Tahap awal neonatus adalah
beradaptasi terhadap lingkungan, yang termasuk perubahan sirkulasi darah dan mulainya
berfungsi berbagai organ – organ tubuhnya yang lain seperti parunya (Tanuwidjaya. S,
2002).
Setelah berakhirnya masa neonatus, fase berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua
fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga
12 bulan. Pada fase bayi dini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses
pematangan organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi
sistem saraf (Tanuwidjaya.S, 2002).
Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang berlangsung
hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
ada kemajuan pada perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
Pada saat usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah (preschooler), di
usia ini pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan terjadi perkembangan
dengan aktifitasnya sehari-hari dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir.
Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi pada anak wanita dikalangan usia 6 hingga
10 tahun, sedangkan anak laki laki usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak akan
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan dan intelektual makin berkembang, dia senang bermain berkelompok
dengan jenis kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi
2 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa
adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan
mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun. Masa ini merupakan transisi
periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa. Ada terjadi percepatan
pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent
Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat
dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin sekunder (Tanuwidjaya. S, 2002).
Aspek
1. Genetics
Gen bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan. Gen juga berperan sebagai
pembawa kode untuk pembentukan protein, enzim dan hormon yang mempengaruhi,
mengatur dan mengendalikan pertumbuhan. Informasi genetik yang tepat perlu diterima
oleh setiap sel pada saat pembelahan sel, agar setiap organ dapat tumbuh dengan
tepat.Intrauterine growth retardation and maternal infection adversely affect the fetus and
thereby newborn
2. Hormones
Growth Hormone di pituitary kelenjar sangat mempengaruhi pertumbuhan
hormon. Apanbila seseorang kelebihan hormone maka akan menyebabkan gigantisme
dan apabila kekurangan menyebabkan kretinisme
3. Emotion
Terjadinya masalah pada keluarga baik itu berupa kehilangan orang tua atau
adanya tekanan membuat pertumbuhan growth hormony terhambat
4. Sleep
GH merangsang seorang anak ketika anak tersebut tidur. Dan akan menggangu
pertumnuhan seorang anak terganggu apabila anak tersebut kurang tidur
EXTERNAL FACTOR
1. Nutrisi
2. Sosio ekonomi
3. Adat istiadat (social budaya) (dr Dwita Aryadina R M.Kes, Nutrition for growth
and development)
4. Penilaian
Parameter penilaian
Pola Pertumbuhan
Gambar 1. Kurva pola pertumbuhan organ-organ tubuh (Behrman, 1992 dalam
Soetjiningsih, 2015)
KETERANGAN
Pola Umum (General Pattern) Pola Limfoid (Lymphoid Pattern)
Meupakan pola pertumbuhan Pertumbuhan jaringan limfoid
secara umum Dencapai masimal saat sebelum
Pertumbuhan yang meliputi pola adolescence dan mencapai lebih
pertumbuhan umum antara lain : dari 100% saat remaja
o Pertumbuhan tulang Menurun setelah masa remaja
o Pertumbuhan otot
hingga ukuran dewasa.
o Sistem pencernaan
o Pernafasan
Peredaran darah dan volume darah
Pola Neural (Brain and Head Pattern) Pola Genital (Reproductive
Pertumbuhannya cepat pada awal Pattern)
pertumbuhan dan perkembangan Meliputi organ-organ genitalia
manusia Berkembang lambat selama
Pertumbuhannya melambat pada masa pra-remaja
usia >5 tahun. Berkembang pesat saat remaja
Meliputi : Berhubungan dengan pacu tumbuh
o Mata dan telinga
tinggi badan
o Otak bersama-sama dengan
tulang tengkorak
Berat otak saat lahir
: 25% berat otak
dewasa
Saat 2 tahun : 50%
berat otak dewasa
Saat 10 tahun : 95% berat otak dewasa
PERKEMBANGAN
Definisi
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan (dr. Soetjiningsih, Sp. AK).
Bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkansebagai hasil dari proses diferensiasi sel,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002)
Tahapan perkembangan
(Buku Tumbuh Kembang Anak edisi 2)
a. Masa pranatal (dari konsepsi hingga lahir)
Pembentukan struktur tubuh dasar dan organ-organ
Sangat peka terhadap lingkungan
b. Masa bayi dan masa dini (lahir hingga umur 3 tahun)
Bayi waktu lahir masih tergantung kepada orang lain )depent), tetapi
mempunyai kompetisi (competent)
Semua pancaindra berfungsi waktu lahir berkembang dengan tahapan yaitu
pendengaran bari penglihatan
Kemampuan mengingat bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan
Kelekatan pada orang tua dan benda-benda lainnya sampai akhir tahun
pertama
Kesadara diri (self-awareness) berkembang dalam tahun kedua
Komprehensif dan bahasa berkembang pesat
Rasa tertarik kepada anak lain meningkat
c. Masa prasekolah (umur 3-6 tahun)
Keterampilan motorik halus dan kasar serta kekuatan meningkat
Kemandirian, kemampuan mengontrol, dan merawat diri meningkat
Bermain, aktivitas, dan imajinasi menjadi lebih berkembang
Perilaku masih egosentris
d. Masa praremaja (umur 6-12 tahun)
Anak mulai berfikir logis
Egosentris berkurang
Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal
Kekuatan dan keterampilan atletik meningkat
e. Masa remaja (umur 12- 20 tahun)
Maturitas reproduksi
Kemampuan berpikir abstrak
Sifat egosentris menetap pada sebagian orang
Hubungan pada orang tua umumnya baik
Ciri – ciri
1. Perkembangan melibatkan perubahan
Terdapat perkembangan mental, yaitu bertambahnya fungsi dan ketrampilan.
o Terjadi perubahan pada memori, penalaran, persepsi, dan imaginasi
kreatif.
o Kemampuan imajinasi menjadi lebih baik daripada kemampuan
penalarannya, sedangkan pada orang dewasa sebaliknya.
o Ciri khas perilaku bayi juga akan mengalami perubahan, contoh cara
berjalan, cara berbicara.
o Ciri mental bertambah dewasa, sebagai hasil maturitas, proses belajar
atau keyakinan agama.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
Tumbuh kembang anak pada awal kehidupan sangat penting, karena
menentukan perkembangan selanjutnya. Pada awal kehidupan, anak sangat
rentan terhadap faktor lingkungan.
3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar.
Maturitas mempunyai fungsi, yaitu :
o Filogenetik
Fungsi yang biasa terjadi pada seseorang, seperti merayap, merangkak,
duduk, berjalan.
o Ontogenetik
Fungsi spesifik pada seseorang seperti berenang.
Belajar
Merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Anak tidak dapat dilatih untuk dapat berjalan, bila maturitas sistem sarafnya
belum siap untuk itu, namun tidak adanya kesempatan praktek juga akan
menghambat ketrampilan anak.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
o Sefalokaudal
Dari daerah kepala kemudian kearah kaki. Contohnya perkembangan
pertama sebelum berjalan adalah kemampuan menegakkan kepala.
o Proksimodistal
Sebagai contoh secara fungsional, bayi dapat menggunakan tangannya
sebagai satu unit sebelummereka dapat mengendalikan gerakan jari-
jarinya.
5. Pola perkembangan mem[unyai karakteristik yang dapat diramalkan
Misalnya kita dapat memperkirakan bahwa anak itu akan bisa duduk dahulu
sebelum berjalan.
6. Terdapat perbedaan individual dalam hal perkembangan
Meskipun antar anak A dan B umurnya sama, tapi bisajadi perkembangan
mereka berbeda. Semua itu bisa terjadi misalnya dipengaruhi kondisi genetik
dan biologis setiap anak.
7. Terdapat periode atau tahapan pada pola perkembangan
o Prenatal period (konsepsi sampai lahir)
o Infancy (dari lahir sampai 12 bulan)
o Early childhood (dari 1 bulan sampai 6 tahun)
o Middle childhood (dari 6 sampai 11 tahun)
o Adolescence (dari 11 sampai 18 tahun)
8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan
Harapan sosial ini dikenal juga sebagai tugas perkembangan
Faktor yang meningkatkan :
o Nutrisi yang memadai
o Pertumbuhan fisik yang pesat
o Kekuatan dan energi diatas rata-rata
9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko
Yang sangat penting adalah memberikan perhatian terhadap setiap
kemungkinan risiko dengan cara pemantauan dan skrinning. (Sumber : Buku
Tumbuh Kembang Anak)
ASPEK
ASPEK KOGNITIF
0-3 bulan :
3-6 bulan :
6-9 bulan :
Tertarik pada bagian tubuh, misalnya mencari kaki yang menarik perhatiannya
Memahami objek dan tahu apa yang diharapkan dari mereka
Memahami “naik’ dan “turun” dan membuat gerakan sesuai seperti mengangkat
tangan
Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
Bermain tepuk tangan/ cilukba
Bergembira dengan melempar benda
Makan kue sendiri
9-12 bulan :
12-18 bulan :
18-24 bulan :
24- 36 bulan :
36- 48 bulan ;
48-60 bulan :
60-72 bulan :
ASPEK MOTORIK
1. Motorik Kasar
Merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot besar seperti gerakan
lengan dan berjalan.
Perkembangan motoric kasar ;
Usia 2 bulan bayi bisa tengkurap dan mengangkat kepala 45 derajat,3 bulan
bayi bisa mengangkat kepala tanpa dipegangi, 4 bulan bayi bisa tengkurap
dengan mengangkat kepala 90 derajat, 5 bulan bayi bisa duduk dengan
ditopang, usia 6 bulan bayi bisa duduk tanpa ditopang, 7 bulan bayi bisa
melakukan gerakan dari berbaring ke posisi duduk, usia 8 bulan mulai bisa
merangkak bolak-balik, 9 bulan mulai bisa melangkah, 10 bulan merangkak
menggunakan tungkai tangan, 11 bulan berdiri tanpa dibantu, 12 bulan
melangkah tanpa pegangan, 14 bulan berjalan mundur , 15 bulan mulai bisa lari,
18 bulan berdiri satu kaki, 19-20 bulan bisa loncat dengan 1 kaki, usia 2 tahun
anak bisa loncat dengan 2 kaki, 4 tahun anak bisa berjalan mengikuti lingkaran,
5-6 tahun anak bisa bermain lompat tali.
2. Motorik Halus
Merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi meta
dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat. Seperti menjepit benda,
menggunting, dan menggambar.
1. Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga
perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk
makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan
seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh
(yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa
kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi
kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya
individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat
mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
2. Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada
pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah
pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya.
Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di
mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan
penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan
membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman
positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang
kompeten, produktif dan kreatif.
Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-
anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan menghukum, mengejek atau
malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat
mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar,
Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana
individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu
ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-
analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.
3. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak
juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-
laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks
Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk
menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah
untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama
perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda. Freud, bagaimanapun, percaya bahwa
gadis-gadis bukan iri pengalaman penis.
4. Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini
sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan
kepercayaan diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak
ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian
untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai
salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.
5. Fase Genital
3. Inisiatif vs Kesalahan
4. Kerajinan vs Inferioritas
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa
puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai
adanya kecenderungan identity-Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah
kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri
yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada
para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang
oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi
yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka
mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang
diberikan kepada masing-masing anggota.
6. Keintiman vs Isolasi
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan
memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30
tahun. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy-
isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan
kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka
sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang
tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan
yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang
lainnya.
7. Generativitas vs Stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh
orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai
adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa,
pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga
perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu
sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan
kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan
atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
8. Integritas vs Keputusasaan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh
orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai
adanya kecenderungan ego integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki
kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi
milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang
mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan
dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat
dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi
masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan
tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
Pola
Pola
Nutrien atau zat makanan diperlukan sebagai sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.
KARBOHIDRAT
PROTEIN
LEMAK
AIR
VITAMIN
MINERAL
Jenis kelamin
Usia
Berat badan
Pertumbuhan anak
Kondisi kesehatan
KARBOHIDRAT
Diperlukan oleh anak yang sedang tumbuh dan berkembang serta untuk anak sebagai
sumber energi
Berasal dari : makanan pokok (beras, roti, gandum, sereal, terigu, umbi-umbian,
jagung)
PROTEIN
Penting untuk:
Pertumbuhan otak
Contohnya:
Protein nabati : Tempe, tahu, kacang-kacangan
LEMAK
- Sumber asam lemak yang penting untuk pertumbuhan otak pada anak
FUNGSI :
- Perkembangan otak
AIR
Air sangat penting bagi kehidupan karena air merupakan bahan pelarut di dalam
tubuh.
Air mempengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung air
mempengaruhi laju reaksi metabolisme
VITAMIN
Zat Organik
Diperlukan sedikit
MINERAL
Fungsi mineral :
Komponen/aktivitas enzim
Membantu metabolisme
5. GANGGUAN NUTRISI
a. Gizi Lebih
Terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran
energi (Gibney, 2008: 3). Asupan energi yang berlebihan secara kronis
dapat menimbulkan kenaikan berat badan lebih dan obesitas. Gangguan
ganguan yang ditimbulkan oleh gizi berlebih dipengaruhi beberapa faktor
seperti pergeseran pola hidup dan pendapatan.
b. Gizi Kurang
Menurut Moehji, S (2003 : 15) Gizi kurang adalah kekurangan bahan
bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) telah
merumuskan faktor yang menyebabkan gizi kurang di Indonesia, berikut
bagannya.
Masalah gizi kurang yang mendominasi di Indonesia (Almatsier, 2001: 307) yaitu
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang Energi Protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi
secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak dapat
menghambat pertumbuhan, menurunkan antibodi sehingga rentan terkena
penyakit infeksi, serta mengakibatkan tingkat kecerdasan yang rendah. Serta pada
orang dewasa dapat menurunkan produktivitas kerja dan melemahkan sistem
antibodi.
2. Anemia Gizi Besi (AGB)
Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan
zat besi (AGB). Penyebab masalah AGB adalah rendahnya daya beli masyarakat
terhadap makanan-makanan yang mengandung zat besi, dan pada perempuan
ditambah dengan keluarnya darah akibat haid ataupun melahirkan. AGB
menyebabkan penurunan kondisi fisik, produktivitas kerja, kemampuan berpikir,
serta sistem imun sehingga rentan terkena penyakit infeksi. Penanggulangan
AGB dengan cara pemberiantablet atau sirup besi.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Masalah GAKI ini sering kali ditemukan di daerah pegunungan yang dimana
tanah daerah pegunungan kurang akan kandungan iodium. GAKI juga dapat
menjadi penyebab dari penyakit gondok, pada anak-anak dapat menghambat
pertumbuhan jasmani dan mental. Penanggulangannya dengan cara pemberian
kapsul minyak beriodium kepada wanita subur dan anak-anak di daerah endemik.
Secara umum pencegahan GAKI dengan cara iodisasi garam.
4. Kurang Vitamin A (KVA)
KVA merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh kekurangan asupan
vitamin A dalam tubuh. KVA dapat menyebabkan kebutaan, daya tahan tubuh
menurun, kematian pada anak, serta menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Faktor
yang menyebabkan KVA adalah kemiskinan dan minim pengetahuan akan gizi.
5. Gizi Buruk
Gizi buruk adalah kedaan kurang gizi yang disebabkan kekurangan asupan energi
dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu yang lama. Anak dapat disebut
gizi buruk apabila memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan umur (tidak
naik selama tiga bulan berturut-turut). Dampak gizi buruk pada anak terutama
balita :
Tumbuh kembang fisik dan mental anak sampai dewasa terhambat.
Mudah terkena ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi.
Menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intesif.
Selain itu, aspek sosial budaya juga bisa berdampak terhadap perkembangan
bahasa anak. Misalnya, anak yang biasa berbicara bahasa daerahnya sejak kecil,
akan sulit untuk berbicara bahasa lain termasuk bahasa Indonesia. Apalagi jika dia
berada di daerah primitif, dimana semua warganya hanya bisa berbicara bahasa
daerah.
(Sumber: Jurnal INFOKES,VOL. 1 NO.2 Juli 2010 dan Buku “Tumbuh Kembang Anak
Edisi 2”)