Anda di halaman 1dari 60

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kehamilan
Sub topik : Tanda-tanda kehamilan
Hari/tanggal : Senin,23 Maret 2015
Waktu : 30 Menit
Penyuluhan/Pembicara :
Peserta/Sasaran : Wanita Usia Subur
Jumlah : 30 orang

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami tentang kehamilan
dan tanda-tanda kehamilan.

Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Mengerti dan menjelaskan tentang kehamilan
2. Menjelaskan tanda tidak pasti hamil
3. Menjelaskan tanda kemungkinan hamil
4. Menjelaskan pasti hamil
5. Perubahan-perubahan pada ibu hamil

Metode : Ceramah, Tanya Jawab


Media : LCD,Laptop , Flip Chart
KEGIATAN

No. Materi Kegiatan


1. Pembukaan 1. Menjelaskan pertemuan dan mengucapkan
(3 Menit) salam.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
khusus pertemuan ini.
3. Menyampaikan waktu dan kontrak waktu
yang akan digunakan dan mendiskusikannya.

2. Proses Isi Materi Penyuluhan


(17 Menit ) 1. Menjelaskan tentang pengertian kehamilan
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda kehamilan
· Tanda tidak pasti hamil
· Tanda kemungkinan hamil
· Tanda pasti hamil.
3. Perubahan-perubahan pada ibu hamil
3. Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada peserta
( 7 Menit ) secara bergantian.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya.
3. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan
yang telah disampaikan.

4. Penutup 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas


( 3 Menit ) perhatian peserta.
2. Mengucapkan salam penutup
MATERI PENYULUHAN
Lampiran Materi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita didunia.
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi menjadi 3 semester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu,
trimester ke-2 15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke-3 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) . ( Saifuddin, 2009 ).

MATERI
Pengertian
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari ( 40 minggu
) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu ), ( Prawirohardjo, 1999 ).

TANDA-TANDA KEHAMILAN
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan ( Marjati, 2011 ).
a. Tanda Tidak Pasti Hamil
1) Amenorea ( Berhentinya Menstruasi )
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan
ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) , dan
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi
amenorea juga dapat disebabkan oleh kelelahan, stress, perasaan takut
hamil,masalah hormonal/penyakit, bertambahnya atau berkurangnya berat badan
yang berlebih, penghentian pil KB, Menyusui.
2) Mual ( nausea ) dan muntah (emesis)
Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari
yang disebut morning sicknes, Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi
bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
hiperemesis gravidarum.

3) Ngidam ( menginginkan makan tertentu )


Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian
disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan
akan menghilang dengan tuanya kehamilan. Kemungkinan penyebab yang lain
dapat dikarenakan diet yang buruk,stress dan imajinasi.

4) Syncope (Pingsan )
Pingsan ,sering dijumpai bila berada di tempat-tempat ramai, dianjurkan untuk
tidak pergi ketempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah
kehamilan 16 minggu. (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo,2005)

5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama,akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

6) Payudara Tegang
Payudara menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengarus
estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli danalveoli di
mammae. Glandula montgomeri tampak lebih jelas (Wiknjosastro dalam
Prawirohardjo,2005).
7) Sering miksi
Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala ini bisa timbul lagi karena janin mulai
masuk kedalam rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing
(Wiknjosastro dalam Prawirohardjo,2005).

8) Kontipasi/ obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus ( tonus otot menurun)
sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Epulis
Sering terjadi pada triwulan pertama, terjadi dikarenakan peningkatan jumlah
pembuluh darah disekitar gusi.

10) Leukore ( Keputihan )


Tanda berupa peningkatan cairan vagina pada pengaruh hormon cairan tersebut
tidak menimbulkan rasa gatal, warnanya jernih dan jumlahnya tidak banyak.

b. Tanda Kemungkinan Hamil ( Probability Sign )


Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik pada wanita hamil.
Tanda kemungkinan hamil terdiri dari :
1) Pembesaran Perut’
Terjadi akibat pembesaran uterus . Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.

2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
3) Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.

4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks.

5) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.

6) Kontraksi braxton hicks


Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri ,biasanya
timbul pada kehamilan 8 minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya
,lamanya dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.

7) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada
pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak
cukup karena dapat saja merukapan myoma uteri.

8) Reaksi kehamilan positif


Dasar dari tes kehamillan adalah pemeriksaan hormon Choriorlik
gonadotropin dalam urine. Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya
human Choriorlik gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama
pagi hari. Dengan tes kehamilan tertentu air kencig pagi hari ini dapat membantu
membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.

c. Tanda Pasti Hamil ( Positive Sign )


Tanda pasti hamil adalah tanda yang menunjukan langsung kebenaran janin, yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri dari :
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.

2) Denyut Jantung Janin


Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya dopler) . Dengan stethoscope laenec, DJJ baru dapat
didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

3) Bagian-bagian janin
Yaitu bagian besar janin ( Kepala dan bokong ) serta bagian kecil janin ( lengan
dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.
4) Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Sumber. THN).

PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA IBU HAMIL


a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam
tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis
pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, sering kencing dan pembesaran pada
payudara.

b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.
Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban.
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat dimulai menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang
diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasakan terlepas dari rasa
kecemasan dan tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama
dan merasakan meningkatnya libido (Marjati,2011).

c. Trimester Ketiga
1) Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat yang dibawa
yaitu bayi dalam kandungan.
2) Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang susah
bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diagfragma menekan perut
ibu, tapi setelah kepala bayi yang sudah turun kerongga panggul ini biasanya pada
2-3 minggu sebelum persalinan maka akan merasa lega dan bernafas lebih mudah.
3) Sering buang air kecil ,pembesaran rahim dan penurunan bayi ke PAP membuat
tekanan pada kandung kemih ibu.
4) Kontraksi perut, brackton-hicks kontraksi palsu berupa rasa sakit yang ringan,
tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau istirahat.
5) Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.
Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan pada
persalinan lebih cair. ( dr.suririnah, 2004 )
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari ( 40
minggu ) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu ).
2. Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan ( Marjati, 2011 ).
a. Tanda tidak pasti hamil
· Amenorea ( Berhentinya Menstruasi )
· Mual ( nausea ) dan muntah (emesis)
· Ngidam ( menginginkan makan tertentu )
· Syncope (Pingsan )
· Kelelahan
· Payudara Tegang
· Sering miksi
· Kontipasi/ obstipasi
· Epulis
· Leukore ( Keputihan )
b. Tanda kemungkinan hamil
· Pembesaran Perut’
· Tanda hegar
· Tanda goodel
· Tanda Chadwick
· Tanda Piscaseck
· Kontraksi braxton hicks
· Teraba Ballotement
· Reaksi kehamilan positif
c. Tanda pasti hamil
· Gerakan janin dalam rahim
· Denyut Jantung Janin
· Bagian-bagian janin
· Kerangka janin
3. Selama kehamilan akan muncul ketidaknyamanan yang fisiologis pada ibu yang
disebabkan karena terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam
tubuh.
Saran
1. Ibu harus mengetahui dan memahami apa yang terjadi kepada dirinya
,dan harus paham mengenai tanda tanda kehamilan.
2. Ibu harus mengetahui ketidaknyamanan fisiologis yang akan mucul saat
kehamilan.
3. Tenaga kesehatan harus dapat memberikan arahan yang signifikan kepada ibu
mengenai tanda tanda kehamilan dini atau kehamilan awal.
4. Tenaga kesehatan harus dapat memberikan pengetahuan dan penjelasan yang
mendalam kepada ibu mengenai perubahan-perubahan yang terjadi saat
kehamilan.

EVALUASI
1. Apa yang dimaksud kehamilan ?
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari ( 40 minggu
) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu ).
2. Sebutkan tanda-tanda tidak pasti hamil !
· Amenorea ( Berhentinya Menstruasi )
· Mual ( nausea ) dan muntah (emesis)
· Ngidam ( menginginkan makan tertentu )
· Syncope (Pingsan )
· Kelelahan
· Payudara Tegang
· Sering miksi
· Kontipasi/ obstipasi
· Epulis
· Leukore ( Keputihan )
3. Sebutkan tanda-tanda kemungkinan hamil !
· Pembesaran Perut’
· Tanda hegar
· Tanda goodel
· Tanda Chadwick
· Tanda Piscaseck
· Kontraksi braxton hicks
· Teraba Ballotement
· Reaksi kehamilan positif
4. Sebutkan Tanda-tanda pasti hamil !
· Gerakan janin dalam rahim
· Denyut Jantung Janin
· Bagian-bagian janin
· Kerangka janin
5. Apa saja ketidaknyamanan pada trimester 1 ?
Pada trimester pertama akan muncul ketidaknyamanan seperti mual muntah,
keletihan,sering kencing dan pembesaran pada payudara.
6. Apa saja ketidaknyamanan pada trimester 3 ?
· Sakit punggung
· Sulit bernafas
· Sering buang air kecil
· Kontraksi perut

DAFTAR PUSTAKA

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Rukiyah, Ai Yeyen., Lia Yulianti . 2009. Asuhan Kebidanan 1
(kehamilan). Purwakarta: CV. Trans Info Media.
Syafrudin, Rusmartini, Sri Mulyanti . 2009 . Praktik Kebidanan
Komunitas dengan Pendekatan PKMD . Jakarta : Trans Info Media.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Anak


Topik : Nutrisi Pada Anak
Sub topik : Anjuran pemberian makanan selama anak sakit dan sehat
Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai anak Balita di lingkungan
Posyandu RW. 02.
Tempat : Posyandu
Hari/Tanggal : Selasa 16 Juli 2002
Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, ibu dan keluarga dapat mengetahui nutrisi yang
perlu diberikan kepada anaknya baik selama sakit maupun anak tersebut sehat.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi
2. Menyebutkan zat gizi yang terkandung dalam makanan
3. Mengerti cara pemberian makan selama anak sakit dan sehat.

III. SASARAN
Ibu dan keluarga di lingkungan Posyandu berada yang datang memeriksakan
anaknya ke Posyandu tersebut.

IV. MATERI
1. Pengertian Nutrisi
2. Zat Gizi Yang terkandung dalam Makanan
3. Cara Pemberian Makan Selama Anak Sakit dan Sehat.
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. MEDIA
· Flip Chart
· Leaflet KMS

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
· Peserta hadir ditempat penyuluhan
· Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di posyandu
· Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
· Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
· Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
· Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil
· Ibu mengetahui tentang jenis nutrisi yang diperlukan
· Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang ibu.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 3 Pembukaan :
menit · Membuka kegiatan dengan mengucapkan
· Menjawab salam
salam.
· Memperkenalkan diri · Mendengarkan
· Menjelaskan tujuan dari penyuluhan · Memperhatikan
· Menyebutkan materi yang akan diberikan
· Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit · Menjelaskan tentang pengertian nutrisi · Memperhatikan
· Menjelaskan tentang zat gizi yang
terkandung dalam makanan · Memperhatikan
· Memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya. · Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
· Memperhatikan
· Menjelaskan cara pemberian makan selama
anak sehat dan sakit.
· Memberi kesempatan kepada peserta untuk
· Bertanya dan menjawab
bertanya pertanyaan yang diajukan
3. 10 Evaluasi :
menit · Menanyakan kepada peserta tentang materi
· Menjawab pertanyaan
yang telah diberikan, dan reinforcement kepada
ibu yang dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi :
menit · Mengucapkan terimakasih atas peran serta
· Mendengarkan
peserta.
· Mengucapkan salam penutup · Menjawab salam

IX. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Tjahjanti Kristyaningsih
Pembicara : Titik Juwariah, IGA Dewi Purnamawati
Fasilitator : Mulyadi, Novizar, Agus Mulyadi
Observer : Irman Somantri, Triyani

X. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF, Buku Bagan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia., Jakarta, 1998.
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
1991
Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994

Materi Penyuluhan

NUTRISI PADA ANAK

A. PENGERTIAN

Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk
didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam
lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.

ZAT GIZI YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN

1. Air
Kebutuhan tubuh akan air merupakan urutan kedua setelah kebutuhan
oksigen. Fungsi dari air bermacam-macam. Air merupakan komponen terpenting
dari struktur tubuh dan dalam fungsinya sebagai pelarut, maka air memainkan
peranan dasar dalam reaksi seluler. Air mengatur suhu tubuh dengan mengambil
panas yang dihasilkan pada reaksi seluler dan mendistribusikannya ke seluruh
tubuh. Air penting sebagai pelumas tubuh misalnya saliva, memungkinkan
makanan masuk ditelan.

2. Protein dan Asam Amino

Fungsi protein adalah :

a. Penunjang pertumbuhan, protein merupakan bahan padat utama dari otot, organ
dan glandula endokrin. Merupakan unsur utama dari matrix tulang dan gigi, kulit,
kuku, rambut, sel darah dan serum.

b. Pengaturan proses tumbuh, protein mempunyai fungsi yang sangat khusus


dalam pengaturan proses-proses tubuh misalnya, Hb melakukan peranan vital
membawa oksigen ke jaringan

c. Energi, protein merupakan sumber energi potensial, setiap gramnya


menghasilkan 4 Kkal (0,01 MJ), jika protein digunakan untuk energi maka tidak
akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.

Sumber protein :

· Kandungan protein tinggi pada susu, daging, ikan, unggas, keju, biji-bijian
· Kandungan protein menengah pada telur, kacang-kacangan, tepung, biji-bijian,
susu cair.

· Kandungan protein rendah sebagian besar pada buah-buahan dan sayur-


sayuran.

3. Lemak dan Asam Lemak

Fungsi utama lemak adalah memberikan energi, Lemak bertindak sebagai


karier dari vitamin A,,D ,E, K, yang larut dalam air dan memberikan rasa yang
menyenangkan dan memberikan perasaan kenyang karena kecepatan pengosongan
dari lambung.

Sumber makanannya adalah baik susu ASI dan sapi mengandung sekitar
50% kal lemak. Sekitar 4% dari kalori total dalam ASI diberikan oleh asam
linoleat. Sumber makanan lain adalah minyak, LARD, mentega, margarine dan
bumbu selada yang merupakan sumber lemak yang paling pekat.

4. Karbohidrat

Gula dan zat tepung merupakan sumber utama energi manusia.

Fungsi karbohidrat :

a. energi, setiap gram karbohidrat yang dioksidasi rata-rata menghasilkan 4 kal.


Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukose, akan digunakan secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Sebagian kecil disimpan sebagai
glikogen dalam hepar dan otot dan beberapa akan disimpan sebagai jaringan
adiposa.

b. Aksi pencadangan protein, tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai


sumber utama energi, karena itu jika terdapat defisiensi kalor dalam diet maka
akan digunakan jaringan adiposa dan protein

c. Pengaturan metabolisme lemak, diperlukan sejumlah karbohidrat dalam diet


sehingga oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. Jika karbohidrat
dalam diet terbatas, maka lemak akan dimetabolisir lebih cepat daripada
penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini. Jika lemak tidak dioksidasi
dengan lengkap maka akan terbentuk keton.

d. Peranan dalam fungsi gastrointestinal, diduga laktosa mempercepat


pertumbuhan bakteri yang diperlukan dalam usus kecil, bakteri ini berguna untuk
sintesis vit B kompleks dan vit K.

Sumber Karbohidrat : pada diet bayi muda laktosa merupakan karbohidrat


predominan yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Dengan semakin besarnya
anak-anak ditambahkan biji-bijian, roti dan makanan lain seperti kentang.

CARA PEMBERIAN MAKAN SELAMA ANAK SAKIT DAN SEHAT

1. Umur 0 – 4 Bulan

· Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali
sehari, siang maupun malam.
· Jarngan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI

2. Umur 4 – 6 Bulan

· Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali
sehari, siang maupun malam.

· Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan

· Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan setelah pemberian ASI

· Makanan pendamping ASI adalah :

Þ Bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging


sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.

3. Umur 6 – 12 Bulan

· Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak

· Berikan bubur nasi ditambah telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi/
wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak.

· Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sebagai
berikut :
Umur 6 Bulan : 6 sendok makan

Umur 7 Bulan : 7 sendok makan

Umur 8 Bulan : 8 sendok makan

Umur 9 Bulan : 9 sendok makan

Umur 10 Bulan : 10 sendok makan

Umur 11 Bulan : 11 sendok makan

· Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti :
bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.

4. Umur 12 – 24 Bulan

· berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai keinginan anak

· Berikan nasi lembik yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging


sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.

· Berikan makan tersebut 3 kali sehari

· Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti:

· Bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.


5. Umur 2 Tahun atau Lebih

· Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri
dari nasi, lauk,pauk,sayur dan buah.

· Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari diantara
waktu makan seperti :

Þ Bubur kacang hijau

Þ Biskuit

Þ Nagasari.

Catatan : (Cucilah tangan sebelum menyuapkan makanan anak).

(Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan masak yang bersih dan
cara memasak yang benar).

Anjuran Pemberian Makan untuk anak dengan Diare Persisten :

· Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, siang dan
malam.

· Jika anak mendapat susu selain ASI :


Þ Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau

Þ Gantikan dengan setengah bagian susu dengan bubur nasi dan ditambah tempe

Þ Jangan diberi susu kental manis.

· Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang sesuai dengan
umur anak.

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Pokok Pembahasan : Hipertensi


Sub Pokok Pembahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipertensi,
Tanda dan Gejala
Hipertensi, Diet Hipertensi, Pencegahan Hipertensi
Sasaran : Ny. A
Jam : 12.30 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : 26 Februari 2014
Tempat : Rumah Ny. A
Nama Penyuluh : Lukman Febrianto

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan Ny. A mampu memahami
dan mengerti tentang hipertensi

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang PHBS, diharapkan Ny. A
dapat:
1. Menjelaskan tentang hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Diet hipertensi
5. Pencegahan hipertensi

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik

F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/ kalim
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
c. Menyampaikan menyimak
tentang tujuan pokok Bertanya mengenai
materi perkenalan dan tujuan
d. Meyampakaikan pokok jika ada yang kurang
pembahasan jelas
e. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 15 menit a. Penyampaian Materi Mendengarkan dan Lembar balik
b. Menjelaskan tentang menyimak Leaflet
pengertian hipertensi Bertanya mengenai hal-
c. Menjelaskan penyebab hal yang belum jelas dan
hipertensi dimengerti
d. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
e. Menjelaskan tentang
diet hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan hipertensi
g. Tanya Jawab
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3. Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat menjawab Kata-kata/ kalim
b. Menyampaikan tentang pertanyaan yang
kesimpulan materi diajukan
c. Mengakhiri Mendengar
pertemuan dan Memperhatikan
menjawab salam Menjawab salam

Evaluasi
Diharapkan Ny. A mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

Lampiran

HIPERTENSI

A. Pengertian
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
hipertensi.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hipertensi didefinisikan
sebagai suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah
yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang lebih
dari 140/90 mmHg.

B. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1. Kepala pusing
2. Gemetar
3. Sering marah - marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6. Keringat berlebihan
7. Gangguan penglihatan
8. Rasa berat ditekuk
9. Sukar tidur

D. Diet Hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a. Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca, nasi
b. Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
c. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon, tomat, dll
2. Makanan yang dibatasi
a. Garam dapur
b. Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c. Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol

E. Pencegahan Hipertensi
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari strees
7. Olahraga yang teratur
DAFTAR PUSTAKA

http://www.antaranews.com/print/1188369274/hipertensi/7769001,id.html
hafifahparwaningtyas.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-pada lansia
dengan hipertensi. html/m=1
www.godiabetescare.com/hipertensi.html
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
IMUNISASI DI DUSUN GUAH KECAMATAN TRAGAH
KABUPATEN BANGKALAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D3. KEBIDANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TAHUN 2010 – 2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Imunisasi
Sub pokok bahasan : Langkah awal menyehatkan anak
Sasaran : Ibu – ibu yang mempunyai anak bayi dan balita di Dusun Guah
Kecamatan Tragah
Target : Ibu yang mempunyai bayi dan balita sebanyak ± 60 orang
Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Juni 2011
Waktu : 09.00- selesai
Tempat : Rumah Tempat Tinggal Mahasiswa PPKM UMS
Penyuluh : Mahasiswa PPKM UM Surabaya

I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data yang dimiliki polindes di Dusun Guah Kecamatan Tragah,
presentase ibu yang memiliki bayi dan balita tahun 2010 mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 25 %. Setelah dilakukan survey ternyata
penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi
dan ketepatan dalam pemberian imunisasi.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan dapat
memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu maupun
polindes guna mendapatkan imunisasi lengkap.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu dapat :
1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.
2. Menjelaskan tujuan imunisasi.
3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
5. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
6. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

IV. MATERI PELAJARAN


1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
4. Jenis-Jenis imunisasi.
5. Sasaran imunisasi.
6. Jadwal pemberian imunisasi.
7. Cara pemeberian imunisasi.
8. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
9. Keadaan yang timbul setelah imunisasi.
10. Tempat pelayanan imunisasi.

V. SASARAN
Ibu-ibu yang mempunyai balita di Dusun GuahKecamatan Tragah
VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

VII. MEDIA
1. LCD
2. Micropone

VIII. EVALUASI
1. Ibu-ibu dapat menyebutkan pengertian imunisasi.
2. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan imunisasi.
3. Ibu-ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi.
4. Ibu-ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi.
5. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi.
6. Ibu-ibu dapat menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Ibu-ibu dapat menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Ibu-ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Ibu-ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
10. Ibu-ibu dapat melakukan perawatan setelah pemberian imunisasi.

IX. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.

4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.

X. PROSES PELAKSANAAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 3 Menit Pembukaan:
v Memperkenalkan diri v Menyambut salam dan
mendengarkan
v Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. v Mendengarkan
v Melakukan kontrak waktu.
v Menyebutkan materi pe-nyuluhan yang akan diberi
v Mendengarkan
kan v Mendengarkan

2 10 Menit Pelaksanaan :
v Menjelaskan tentang peng ertian Imunisasi v Mendengarkan dan
memperhatikan
v Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanyav Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
v Mendengarkan dan
v Menjelaskan tentang tujuan pemberian imunisasi memperhatikan
v Bertanya dan menjawab
v Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
v Mendengarkan dan
memperhatikan.
v Menjelaskan tentang Jadwal pemberian imunisasi v Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
v Memberikan kesempatan pada ibu unutk bertanyav Mendengarkan dan
memperhatikan
v Menjelaskan tentang jenis imunisasi yang harus
v Bertanya dan menjawab
diberikan. pertanyaan yang diajukan
v Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanyav Mendengarkan dan
memperhatikan
v Menjelaskan tentang efek samping imunisasi v Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang di ajukan
v Memberi kesempatan pada ibu bertanya.
3 5 Menit Evaluasi :
v Menanyakan pada ibu te ntang materi yang
v Menjawab & menjelaskan
diberikan dan reinforcement kepada ibu bila pertanyaan
dapat menjawab & menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
4 2 Menit Teriminasi :
v Mengucapkan terimakasih kepada ibu-ibu v Mendengarkan dan
v Mengucapkan salam membalas salam

EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Kesiapan Media meliputi : LCD, Microphone.
Penentuan waktu : Pukul 08.00 – 10.00 WIB
an tempat : Rumah Kepala Desa Dusun Guah Desa Soket Lauk
Pemberitahuan kepada warga : Melalui speaker masjid Dusun Guah
Pengorganisasian panitia kecil

b. Evaluasi Proses
Ibu hamil, ibu menyusui dan balita datang tepat waktu.
Kegiatan penyuluhan berjalan tertib.
Ibu hamil dan ibu menyusui mengajukan pertanyaan

Ø Apakah kolostrum susu yang basi ?


Kolostrum bukan susu yang basi akan tetapi kolostrum adalah susu ibu yang
pertama kali keluar dan banyak mengandung protein dan antibody. Kolostrum ini
berwarna kuning.
Ø Apakah anak yang berumur 1 tahun ke atas boleh diberi makan ikan ?
Boleh, karena berperan untuk tumbuh kembang bayi karena ikan banyak
mengandung zat gizi
Ø Apakah ibu yang mempunyai bayi berumur sampai 7 bulan tidak boleh
berhubungan dengan suami akan menyebabkan bayinya sakit?
Tidak ada hubungannya antara sakit pada bayi dengan tidak boleh berhubungan.
Sakit pada bayi bisa disebabkan karena berbagai macam faktor seperti
penggunaan air, cara membersihkan botol susu, pemberian makanan tambahan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi
Ø Apakah imunisasi dapat menyebabkan penyakit kejang dan kematian ?
Imunisasi tidak ada hubungannya dengan penyakit kejang dan kematian,
imunisasi harus diberikan pada bayi dalam keadaan sehat. Kejang bisa disebabkan
karena demam yang tak tertangani
Ø Apakah minum susu ibu hamil dapat menyebabkan bayi menjadi besar ?
Minum susu pada ibu hamil tidak menyebabkan bayi besar karena susu banyak
mengandung nutrisi yang dibutuhkan ibu. Bayi besar disebabkan pola makanan
ibu yang tidak terkontrol
Ibu hamil dan ibu menyusui duduk di kursi dengan posisi tegak dan mengikuti
kegiatan sampai selesai

c. Evaluasi Hasil

Ibu hamil dan menyusui mengetahui tentang imunisasi (pengertian, jadwal


imunisasi, manfaat, dan akibat jika bayi tidak diimunisasikan) dan PMT dini
(pengertian, akibat PMT dini, jadwal pemberiam PMT yang tepat pada bayi dan
cara pembuatannya)
Penyaji mereview materi dan warga dapat menjawab dengan benar 75% dari
pertanyaan penyuluh.
Jumlah yang hadir dalam penyuluhan berjumlah 42 orang, dengan ibu
hamil berjumlah 5 orang , ibu menyusui dan balita berjumlah 37 orang

d. Pengorganisasian

Pembawa acara : Ach. Hijri


Pembicara : Usnawati
Observer : Magda
Fasilitator :Bu Sri
Pembimbing :Bpk. Suyatno H.S, S. Kep,Ns
Mala Hayati, S. Tp, M.kes
Nurul Fitri, SST, S. KM, M.kes

SUMBER :
1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas
Imunisasi, Jakarta, (1985).
2. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam
Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta,
1988.
3. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta,
1988.

IMUNISASI

I. Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi
dan anak serta ibu hamil terhadappenyakit tertentu.

II. Tujuan Imunisasi


Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari
penyakit tertentu dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau
kematian.

III. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


1. Penyakit TBC
Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat
padamasyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan
padat. Ditandai dengan :
- Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.
- Nafsu makan menurun, BB menurun.
- Berkeringat malam tanpa aktifitas.

* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

2. Penyakit Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil.
Ditandai dengan :
- Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan
hidung sehingga menyumbat jalan napas.
- Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
- Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari


Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai
dengan :
- Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian diikuti
batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali disertai tarikan
napas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.
- Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini
dapat menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat
menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang
cukup besar di Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit
tersebut. Ditandai dengan :
- Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.
- Kejang dirasakan sangat sakit.
- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek
karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis
Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan
lingkungan kumuh. Ditandai dengan :
-Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala,
otot badan dan kaki terasa kaku.
- Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat
menyebabkan kematian.
6. Penyakit Campak
Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.
Tanda-tanda campak :
- Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.
- Mulut dan bibir kering serta merah.
- Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di
belakang telinga, leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit
ini adalah radang telinga sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare
dan menyebabkan radang paru-paru serta radang otak yang dapat menyebabkan
kematian.

7. Hepatitis Virus B
Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.
Tanda-tanda :
- Mual, muntah serta nafsu makan menurun.
- Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.

IV. Jenis-Jenis Imunisasi


1. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC
2. DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
3. Polio : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.
4. Campak: memberi kekebalan pada penyakit campak.
5. H B : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B
6. TT : memberi kekebalan pada penyakit tetanus
7. DT : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus.

V. Sasaran Imunisasi
1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
VI. Jadwal Pemberian Imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu pemberian Keterangan

1. BCG, Polio I, DPT I umur 2 bulan


2. HB I, Polio II, DPT II umur 3 bulan
3. HB II, Polio III, DPT III umur 4 bulan
4. HB III, Polio IV, umur 9 bulan
Campak untuk SD kelas I khusus wanita
5. DT untuk SD kelas VI
6. TT untuk Catin 2x bila saat Catin hanya 1x
untuk Bumil

VII. Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun


diteteskan ke dalam mulut.
1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.
2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.
3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.
4. HB : suntikan pada lengan.
5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.

VIII. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan


Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :
1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit
TBC dan panas tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.
3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.

IX. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi


Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-
masing imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.
1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah
di tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi,
tetapi akan turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta
sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari
setelah penyuntikan.

X. Tempat Pelayanan Imunisasi


Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit

XI. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi


1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas.
2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kempres dingin.
3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan : Gizi pada Balita
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya pemenuhann Gizi Pada Balita
Sasaran : Ibu dan Balita
Waktu : 60 menit
Tempat : Rumah Keluarga Binaan

A. TUJUAN PENYULUHAN/KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Penyuluhan ini, Ibu diharapkan dapat mengerti dan memahami
pentingnya Gizi pada Balita.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti penyuluhan ini, Ibu diharapkan dapat mengerti dan
memenuhi kebutuhan Gizi Pada Balita .
b. Mengetahui Menu Makanan Pada Balita
c. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi status Gizi Balita
d. Mengetahui masalah -masalah yang mempengaruhi Gizi Balita

B. MATERI PENYULUHAN
Terlampir

C. PROSES PENYULUHAN
KEGIATAN
No Tahapan
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 1
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menyebutkan topik
2 Penyajian Menjelaskan tentang pemenuhan Mendengarkan dan 3
materi Gizi pada Balita. memperhatikan penyuluhan.
penyuluhan Menjelaskan Menu Makanan pada Mendengarkan penyuluhan.
Balita.
Menjelaskan Faktor yang Menanyakan hal-hal yang kurang
mempengaruhi status Gizi Balita jelas.
Memberi pertanyaan pada peserta
secara lisan. Menjawab pertanyaan
3 Penutup Merangkum materi penyuluhan Menjawab salam 1
Mengucapkan salam penutup

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. ALAT/MEDIA
1. Flip Chart
F. EVALUASI
Prosedur : Lisan
Soal : Essay
G. DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup sering kali tidak bisa dipenuhi oleh
seorang anak karena factor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasaan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak
cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah factor yang
terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema
makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang
dewasa. Tetapi mereka pun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak
memenuhi selera mereka. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus berlaku
demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi
kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan
yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada
anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup
atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung
banyak gizi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya penulisan ini yaitu :
1. Untuk mengenal lebih jelas tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada balita
2. Menu makanan ideal untuk balita
3. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita
4. Mendidik kebiasaan makanan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar
menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan yang bermutu
5. Masalah-masalah yang mempengaruhi gizi balita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemenuhan Gizi pada Balita


1. Mengenal Balita
Secara harfiah, balita (anak bawah lima tahun) adalah anak usia kurang
dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam
golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia dibawah
satu tahun berbeda dangan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang
membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu Ibu
(ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu than mulai menerima
makanan padat seperti orang dewasa.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas
menyusu sampai dengan pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan
perkembangan kecerdasan, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan
sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan
keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5
tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari 1 tahun sampai tiga
tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai
lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”.

2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relati lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usiany lebih besar. Karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekwensi sering.

3. Karakteristik Usia Prasekolah


Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif yaitu mereka sudah
dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai
“masa keras kepala” akibat pergaulan dengan lingkungan terutama dengan anak-
anak yang lebi besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang
dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga
anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan,
dan social anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sikap keluarga
merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar tidak
cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana
yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

4. Peran Makanan Bagi Balita


a. Makanan Sebagai Sumber Zat Gizi
Di dalam makanan terdapat 6 jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
1) Zat Tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat, lemak dan
protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relative lebih besar daripada orang dewasa.
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang
aus atau rusak.
3) Zat Pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak
dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat
pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut dalam air (vitamin B kompleks dan vitamin C) maupun
yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K)
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh
5. Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan Zat Pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi
yang usianya kurang dari 1 tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan Zat Pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
6. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan
gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima
tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya
gangguan gizi terutama pada anak balita, antara lain sebagai berikut :
a. Ketidaktahuan Akan Hubungan Makanan dan Kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang
sungguh pun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan
pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang
berpenghasilan relatif cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan
akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi
makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut dr.Soegeng Santoso, M.pd,1999, masalah gizi karena kurang
pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan konsumsi anak,
keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan
misalnya kebosanan.
b. Prasangka Buruk Terhadap Bahan Makanan Tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun ubi kayu yang kaya akan zat besi,
vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang
dapat menurunkan harkat keluarga.
c. Adanya Kebiasaan atau Pantangan yang Merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makanan tertentu masih
sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk
makan telur, ikan, atapun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada
datanya dan hanya diwariskan secara turun temurun, padahal anak itu sendiri
sangat membutuhkan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan
tubuhnya.
d. Kesukaan yang Berlebihan Terhadap Jenis Makanan Tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau
disebut sebagai “faddisme makanan” akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
e. Jarak Kelahiran yang Terlalu Rapat
Banyak hasil penelitian membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah
lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan
ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih saying,
jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu
terhadap anak akan menjadi berkurang. Akan tetapi air susu Ibu (ASI) yang masih
sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas
maupun kuantitas makanan.
g. Penyakit Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah : diare, infeksi
saluran pernafasaan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria
kronis,cacingan (dr.Harsono, 1999).

7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang


a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini merupakan sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam
usus terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dangan asupan yang memadai. Kurangnya energy dan protein
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu. Gangguan
asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut
dengan “wasting”, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badan
anak. Jika kekurangan ini bersifat menahun (kronik), artinya sedikit demi sedikit
tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi keadaan stunting (anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara
sekilas anak tidak kurus).
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat
dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu :
1. Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya
seperti orang tua. Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
2. Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semua akibat oedema, yaitu penumpukan cairan di
sela-sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya
mengalami pengurusan (wasting). Oedema dikarenakan kekurangan asupan
protein secara akut (mendadak), misalnya karena penyakit infeksi padahal
cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
3. Marasmik-Kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor.
Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energy dan protein yang meningkat tidak
dapat terpenuhi dari asupannya
b. Obesitas
Timbulnya obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor
keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energy yang
tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), Obesitas sering
ditemui pada anak-anak sebagai berikut
A. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
B. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
C. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
D. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai
keinginan orang tua
E. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
8. Penyebab Balita Kurang Nafsu Makan
a. Faktor penyakit organis
b. Faktor gangguan psikologi
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut :
1. Air susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan
menangis
2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/takaran
tertenu sehingga anak menjadi tertekan
3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan/membosankan
4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran/dosis yang
diberikan tidak sesuai sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
5. Suasana makan tidak menyenangkan anak tidak pernah makan bersama kedua
orang tuanya
c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak suli makan (faktor
organis, faktor psikologi, atau faktor pengaturan makanan)
1. Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan
penyembuhan penyakitnya melalui dokter
2. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan
a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin
b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan,orang tua harus sabar saat
member makan anak
c) Upayakan suasana makan menyenangkan, sebaiknya waktu makan disesuaikan
dengan waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan
makanannya dengan bersama keluarga (orang tua)
d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan
sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan/jenis makanan
yang baik
3. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan dapat dilakukan beberapa
hal berikut ini :
a. Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-
benar lapar dan haus
b. Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanann tersebut tidak membuat
anak menjadi kenyang agar anak tetap memakan nasi
c. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan,
sebaiknya didampingi orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajan
yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya
d. Kuantitas dan kualitas makanan diberikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi
lebih
e. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak

B. Menu Makanan Balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhab fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makanan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
variasi makanan.
Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah :
· Pagi hari waktu sarapan
· Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu
· Pukul 12.00 waktu makan siang
· Pukul 16.00 sebagai selingan
· Pukul 18.00 waktu makan malam
· Sebelum tidur malam tambahkan susu
· Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 tahun
Jadwal makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tetapi jangan terlalu jauh)
§ Pukul 06.00 : Susu
§ Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
§ Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
§ Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
§ Pukul 14.00 : Susu
§ Pukul 16.00 : Makanan selingan
§ Pukul 18.00 : Bubur saring/Nasi tim
§ Pukul 20.00 : Susu
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan
sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan peril
diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.
Petumbuhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima
oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya diberikan pada jam diantara
makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan, namun pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti tahu isi
daging, sayuran, roti isi yogurt, ayam, pizza, dan lain-lain.
Fungsi Makanan Selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,
siang dan malam)
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri dirumah sehingga sangat
hygienis dibandingkan jika dibeli diluar rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih
yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya
mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus menerus sangan
berbahaya jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan
ini akan dibawa sampai dewasa dan resiko mendapat kegemukan menjadi
meningkat. Kegemukan merupakan faktor resiko pada usia yang relatif mudah
dapat terserang penyakit tertentu.
C. Menu Untuk Balita yang Sedang Sakit
Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk,
muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani
dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan
balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya

1. Untuk balita dengan panas tinggi


Penderita penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat. Hal
ini disebabkan metabolism tubuh meningkat menyerap zat-zat gizi menurun dan
adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun
biasanya menurun.
Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat:
a. Konsistensinnya lunak. Makanan pokok seperti Nasi tim, kentang pure, bubur,
dan lain-lain
b. Kebutuhan kalori meningkat sebaiknya diberikan porsi kecill dan sering
c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya
d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak. Karena suhu lebih tinggi dari normal
sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena
mengandung air, vitamin dan mineral
e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin
2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)
Diare pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan
sebagai buang air besar (BAB) tidak normal atau bentuk tinja encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Penyebab diare da beberapa faktor, yaitu :
a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan
penyebab diare pada anak
b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadadap zat-zat gizi yaitu
karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein
c. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu
d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak)

Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit
(dehidrasi)
yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab
masukkan
makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu
kadar
gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanannya secara umum adalah :


a. Cairan harus cukup untuk menggantikan cairan yang hilang, baik melalui
muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan
oralit atau larutan gula garam.
b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau
terlalu dingin.
d. Bentuk makanan lunak.
3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernafasan
Penyakit saluran pernafasan yang dikenal adalah bronchitis, dan umumnya
disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi
udara.

Mengatur makanannya dengan :


a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan sebaiknya diberikan dalam
keadaan hangat.
b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak.
c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti syrup dan
lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti pudding.
d. Hindari makanan yang digoreng.

4. Untuk balita dengan gejala muntah


Muntah adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan,
infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.
Syarat makanannya :
a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil bertahap dan
sering.
b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar
dan susu campur buah supaya segar.
c. Cukup protein, meningkat karena penyakitnya yang membutuhkan peningkatan
protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu,
daging, ayam dan lain-lain.
d. Lemak perlu diberikan, untuk menberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi
berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak
akan membuat mual.

5. Untuk balita dengan gejala batuk


Gejala batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit
bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan
sebagainya.
Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :
a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan ataupun minum
b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus menerus harus diimbangi makan
yang cukup supaya kondisi tubuh membaik
c. Untuk memudahkan pengaturan makanannya, beri pori kecil tetapi sering dan
bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi
d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih
tinggi dari biasanya
e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan
batuk
Kurangi mengkonsumsi yang terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti
coklat, permen, manisan, dan minuman manis
f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi
makanannya.
D. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Balita
· Perhitungan Berat Badan Ideal
a. Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 x BB Lahir
b. Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 x BB Lahir

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.
2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur sangat diperlukan bagi balita.
3. Pengeluaran asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status
gizi yang baik.
4. Menu makanan yang baik sepertin 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi
kesehatan dan kecerdasan bagi otaknya.
5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan
kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan,
vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan emosional.

B. Saran
1. Pengetahuan Ibu harus lebih luas mengenai pemahaman tentang anak.
2. Sebaiknya Ibu harus bisa mengatur/memilah-milah makanan untuk balita.
3. Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat
baik untuk pertumbuhan anak.
4. Jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur untuk
pertumbuhan dan kecerdasan.

DAFTAR PUSTAKA

http://civarahmajwita.blogspot.com/2010/11/makalah-gizi-seimbang-balita.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Bronkopneumonia


Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/tanggal : Kamis, 13 Juni 2013
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Ruang Anak RSUD Ahmad Yani Metro
Pemberi materi :
A. Latar Belakang
Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru, bisa mengenai satu atau
beberapa ruang dalam paru-paru.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap klien, maka dapat diketahui bahwa klien
dan keluarga belum banyak mengerti tentang masalah BRONKOPNEUMONIA.
Klien dan keluarga mengatakan ingin sekali mengetahui lebih mendalam tentang
hal ini. Oleh karena itu, penyuluhan tentang penyakit ini sangat dibutuhkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada klien dan keluarga diharapkan klien
dan keluarga dapat mengetahui tentang BRONKOPNEUMONIA.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat:
a. Menjelaskan pengertian dari Bronkopneumonia.
b. Menyebutkan penyebab Bronkopneumonia.
c. Menyebutkan tanda dan gejala Bronkopneumonia.
d. Menjelaskan cara penularan Bronkopneumonia
e. Menjelaskan pencegahan Bronkopneumonia
f. Menjelaskan cara perawatan bronkopneumonia di rumah
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Bronkopneumonia.
2. Penyebab Bronkopneumonia.
3. Tanda dan gejala Bronkopneumonia.
4. Cara penularan Bronkopneumonia
5. Pencegahan Bronkopneumonia
6. Cara perawatan bronkopneumonia di rumah
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
1. Media
4. Flipchart
5. Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta
1 Pendahuluan 5 menit
 Memberi salam § Menjawab salam
 Memberi pertanyaan § Menjawab
apersepsi § Menyimak
 Mengkonsumsikan pokok § Menyimak
bahasan
 Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti 15
 Memberikan penjelasan menit
§ Menyimak
tentang materi penyuluhan
 Memberikan kesempatan § Bertanya
klien dan keluarga untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan § Memperhatikan
keluarga
3 Penutup 5 menit
 Menyimpulkan materi § Memperhatikan
penyuluhan bersama keluarga
 Memberikan evaluasi secara § Menjawab
lisan § Menjawab salam
 Memberikan salam penutup
F. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 3 soal
5. Jenis soal : 1. Apakah yang dimaksud dengan Bronkopneumonia?
2. Apa penyebab Bronkopneumonia?
3. Bagaimana tanda dan gejala Bronkopneumonia?

TEORI
BRONKOPNEUMONIA
A. Pengertian Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru, bisa mengenai satu atau
beberapa ruang dalam paru-paru.
B. Penyebab Timbulnya Bronkopneumonia
Timbulnya bronkopneumonia dapat disebabkan oleh :
1. Penurunan daya tahan tubuh
2. Bakteri,virus,jamur
3. Masuknya makanan,isi lambung (benda asing) ke dalam paru-paru
4. Dapat terjadi karena sumbatan pada paru-paru
contoh : produksi sputum/DAHAK yng banyak
C. Tanda dan Gejala Bronkopneumonia
1. Badan panas (39-40o C), disertai menggigil,bisa jd sampai timbul kejang
2. Batuk, biasanya disertai dahak
3. Sesak nafas disertai tarikan dinding dada
4. Nyeri dada (biasanya bila anak sudah besar)
5. Hidung tampak kembang kempis
6. Pada bayi sering disertai diare
D. Cara Penularan Bronkopneumonia Pada Bayi dan Balita
1. Tertular dari penderita batuk
2. Imunisasi tidak lengkap
3. Kondisi kurang gizi serta pemberian ASI yang tidak memadai
4. Menghirup asap atau debu secara berulang-ulang pada Lingkungan yang tidak
sehat
E. Pencegahan Bronkopneumonia
1. Jauhkan dari penderita batuk
2. Lakukan imunisasi lengkap di Posyandu atau Puskesmas
3. Berikan ASI pada bayi pada usia 0 – 2 tahun
4. Jauhkan & hindarkan anak dari asap,debu serta bahan lain yang mengganggu
pernafasan
5. Bersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat Balita serta usahakan
ruangan memiliki udara bersih & ventilasi (jendela) yang cukup
6. Jangan sepelekan bila anak batuk pilek
F. Cara Perawatan Bronkopneumonia Di Rumah
1. Tetap berikan ASI pada anak usia 0 – 2 tahun
2. Tingkatkan pemberian makanan bergizi(tinggi protein tinggi karbohidrat)
3. Berikan air minum hangat(untuk Mengencerkan dahak)dengan suhu 35-37 c
4. Bila badan anak panas,kompres dengan air hangat atau air biasa
5. Jika hidung tersumbat karena pilek,bersihkan dengan sapu tangan bersih/tisu
6. SEGERA bawa ke petugas kesehatan/tempat pelayanan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, 2012. Bronkopneumonia. http//akbar.files.wordpress.com. [13 Juni 2013]

Anda mungkin juga menyukai