Anda di halaman 1dari 18

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


KECEMASAN

Dosen Pengajar:
Juwita Yanti Pakpahan, S.Kep.,MH.Kes

Kelompok 6
SLIDESMANIA

1. Putri Ningsih 20.019


2. Rahmat Habibi 20.022
3. Rizky Fitria 20.025
DEFINISI KECEMASAN
Kecemasan (ansietas / anxiety) adalah gang-guan alam perasaan
(affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau
kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami
gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih
baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan
kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas-batas normal.

Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam bebe-rapa kelompok,


yaitu: gangguan cemas (an-xiety disorder), gangguan cemas
menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD), gangguan panik
(ponic disorder), gangguan phobik (phobic disorder) dan gangguan
obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
SLIDESMANIA
Tanda dan Gejala Kecemasan
Ada berbagai gejala kecemasan yang me-nahun. Gejala-gejala ini, yang paling lazim ialah:
1. Kejengkelan umum: Rasa gugup, jengkel, tegang dan rasa panik. Rasa cemas ber-
kepanjangan bahwa suatu bencana yang tidak jelas segera menyerang menye-babkan
Anda tidak dapat tidur dan selama siang hari mudah merasa lelah.
2. Sakit kepala: Ketegangan otot, khususnya di kepala, di daerah tengkuk dan di tulang
punggung, mungkin menyebabkan sakit kepala atau rasa tidak enak atau denyut-denyut
kesakitan. Rasa sakitnya mungkin terdapat di belakang kepala, di atasnya, atau di sebelah
depan.
3. Gemetaran: Sekujur tubuh gemetaran, khususnya di lengan dan tangan.
4. Aktivitas sistem otonomik yang me-ningkat: Fungsi-fungsi tubuh seperti per-nafasan,
pencernaan makanan, denyut jan-tung, dan sebagainya dinamakan "fungsi otonomik"
karena berfungsi secara mandiri, tanpa pengaruh dari luar. Kecemasan dapat
meningkatkan aktivitas sistem otonomik ini dan karena itu menyebabkan keringat ber-
SLIDESMANIA

cucuran (khususnya di telapak tangan), ser-ta memanas dan memerahnya wajah. Ka-dang-
kadang mulut menjadi makin kering atau air liur makin banyak di mulut. Meningkatnya
kegiatan otonomik juga menye-babkan gangguan dalam sistem pencernaan makanan.
Gejala-gejala umum:
● Keringat bercucuran, de-nyut jantung yang ber-tambah
dan berdegup keras. Tangan yang di-ngin dan
berkeringat, mulut kering, merasa pusing, kesemutan
pada tangan dan kaki, makin sering buang air kecil, sakit
perut, diare, rasa sakit di tengah perut, tenggorokan
tersumbat, dan bernafas cepat.
● Dugaan-dugaan kekhawatiran: Rasa cemas, rasa gelisah,
ketakutan, mudah lupa dan mengetahui lebih dahulu
bencana.
● Perhatian: Perhatian yang meningkat yang
mengakibatkan pelengahan pi-kiran, susah
berkonsentrasi, kurang ti-dur, mudah marah, tidak sabar
dan me-rasa resah.
● Merasa cemas berkepanjangan selama setidak-tidaknya
satu bulan.
SLIDESMANIA

● Tidak ada kaitannya dengan gangguan jiwa seperti


depresi, dan lain- lain.
Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan menurut Stuart (2017) diidentifikasi menjadi empat tingkat, sebagai berikut:

Kecemasan Kecemasan Kecemasan


Panik
ringan sedang berat
terjadi saat ketegangan di mana seseorang hanya ditandai dengan dikaitkan dengan rasa takut
hidup sehari-hari dan berfokus pada hal yang penurunan yang dan terror. Rincian terpecah
menyebabkan penting saja dan signifikan di lapang dari proporsinya karena
seseorang menjadi mengenyampingkan pada persepsi seseorang, mengalami kehilangan kendali.
waspada dan hal yang lain, sehingga cenderung untuk Orang yang panik tidak mampu
meningkatkan lahan seseorang mengalami memusatkan pada melakukan sesuatu walaupun
persepsinya. perhatian yang selektif sesuatu yang terinci, dengan pengarahan, panik
Kecemasan dapat namun dapat melakukan spesiafik dan tidak melibatkan disorganisasi
memotivasi belajar dan sesuatu yang lebih terarah berfikir tentang hal lain, kepribadian. Pada saat terjadi
menghasilkan semua perilaku maka terjadi aktivitas motorik,
pertumbuhan kreatifitas. ditunjukkan untuk penurunan kemampuan untuk
mengurangi berhubungan dengan orang
keteganagan. lain, persepsi yang
SLIDESMANIA

menyimpang, dan kehilangan


pemikiran yang rasional.
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko dan
faktor proteksi yang berpengaruh pada tipe
dan jumlah sumber yang dapat digunakan
oleh seseorang untuk mengatasi stres yang
terjadi Faktor predisposisi meliputi

a. Faktor Biologis

b. Faktor psikologis

c. Faktor social budaya


SLIDESMANIA
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Faktor presipitasi memerlukan
energi yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup. Faktor presipitasi ini dapat
bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural. Waktu merupakan dimensi yang juga
memengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa lama terpapar dan berapa frekuensi terjadinya stres.
Adapun faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut.

● Kejadian yang menekan (stressful) ● Ketegangan hidup


Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang Stres dapat meningkat karena kondisi kronis
menekan kehidupan, yaitu aktivitas sosial, yang meliputi ketegangan keluarga yang
lingkungan sosial, dan keinginan sosial. terus-menerus, ketidakpuasan kerja, dan
Aktivitas sosial meliputi keluarga, pekerjaan, kesendirian. Beberapa ketegangan hidup
pendidikan, sosial, kesehatan, keuangan, yang umum terjadi adalah perselisihan yang
aspek legal, dan krisis komunitas. dihubungkan dengan hubungan perkawinan,
Lingkungan sosial adalah kejadian yang perubahan orang tua yang dihubungkan
dijelaskan sebagai jalan masuk dan jalan dengan remaja dan anak-anak, ketegangan
SLIDESMANIA

keluar. Jalan masuk adalah seseorang yang yang dihubungkan dengan ekonomi keluarga,
baru memasuki lingkungan sosial. Keinginan serta overload yang dihubungkan dengan
sosial adalah keinginan secara umum seperti peran.
Sumber Koping
Mekanisme koping adalah berbagai usaha yang
dilakukan individu untuk menanggulangi stress yang
dihadapi (Stuart & Sundeen, 1998).

berikut sumber mekanisme koping, antara lain :


1. Aktifitas olah raga dan aktivitas lain di luar
rumah.
2. Hobi dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif.
4. Kesehatan dan perawatan diri
5. Pekerjaan, vokasi atau posisi.
6. Bakat tertentu.
7. Kecerdasan
SLIDESMANIA

8. Imajinasi dan kreativitas.


9. Hubungan interpersonal
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk
menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, luka, kehilangan,
atau ancaman (Siswanto, 2007).

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart dan Sundeen


(1995) di kutip dalam Nasir (2011) yaitu:
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain,
memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas
konstruktif.
2. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan atau tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar.
SLIDESMANIA
Mekanisme Koping
sedangkan

Menurut Kozier (2004), mekanisme koping juga dibedakan


menjadi dua tipe yaitu :
1. Mekanisme koping berfokus pada masalah (problem
focused coping), meliputi usaha untuk memperbaiki suatu
situasi dengan membuat perubahan atau mengambil
beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi
ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negosiasi,
konfrontasi dan meminta nasehat.
2. Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional
focused coping), meliputi usaha-usaha dan gagasan yang
mengurangi distress emosional. Mekanisme koping berfokus
pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering
merasa lebih baik.
SLIDESMANIA
Mekanisme pertahanan ego
beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego.
1. Penyangkalan
Penyangkalan adalah pertahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang
mengancam.
2. Proyeksi
Proyeksi adalah mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang lain.
3. Fiksasi
Fiksasi maksudnya adalah menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena mengambil
langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan
4. Regresi
Regresi adalah melangkah ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutan tidak terlalu besar.
5. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan
6. Sublimasi
Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima bagi
dorongan-dorongannya.
7. Displacement
Displacement adalah mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang
sesungguhnya, tidak bisa dijangkau.
8. Represi
SLIDESMANIA

Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan; atau menjadi tidak
menyadari hal-hal yang menyakitkan.
9. Formasi reaksi
Formasi rekasi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kecemasan
Pengkajian
Pengkajian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan wawancara, melalui bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu setelah operasi?
b. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang dialami terutama
setelah operasi
c. Apakah ada kelurhan lain yang dirasakan
d. Apakah keluhan tersebut menganggu aktifitas atau kegiatan sehari-hari Tanda dan gejala ansietas yang
dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai berikut:Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang
perhatian menyempit, perubahan tAndatanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas
pendek, gerakan tersentak – sentak, meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.
SLIDESMANIA
NO DATA MASALAH

1 Subjektif :
- Pasien merasa tegang dalam melakukan aktivitas
seharihari
Objektif : Kecemasan ringan
- Tampak motivasi dan kreatifitas meningkat
- Tampak terpacu untuk menyelesaikan masalah

2 Subjektif :
- Pasien merasa tidak dapat memikirkan hal lain, selain
dirinya
Objektif :
- Pasien mengatakan minta tolong untuk menyelesaikan Kecemasan Berat
masalahnya.
- Perlu pengarahan untuk melakukan tugas yang lain
SLIDESMANIA
Diagnosa Keperawatan Kecemasan

Pohon Masalah Setelah Anda melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien
ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan membantu dan
mempermudah Anda untuk menegakkan diagnosa keperawatan.

 Kurang Pengetahuan Perubahan fisik/Operasi/Stressor Fisik


 Koping Individu Tidak Efektif
 Ansietas (Core problem)
 Gangguan Citra Tubuh
 Harga Diri Rendah
SLIDESMANIA
Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Tindakan Keperawatan

1) Klien dapat mengenal ansietas


2) Klien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi
3) Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas.
4) Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

b. Tindakan Keperawatan :

5) Membina hubungan saling percaya


6) Membantu klien mengenal ansietas
SLIDESMANIA

7) Mengajarkan teknik nafas dalam


Implementasi
Mengajarkan relaksasi otot
a) Identifikasi tingkat cemas
b) Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien.
c) Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
d) Siapkan tempat tidur atau kursi yang dapat menopang bahu pasien
1. Jelaskan kembali tujuan terapi dan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien berbaring atau duduk bersAndar (ada sAndaran untuk kaki dan bahu).
3. Lakukan latihan nafas dalam dengan manarik nafas melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut
4. Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi) daerah-daerah ototyang sering
tegang misalnya dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis
5. Bimbing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7 detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan
otot 20 sampai 30 detik.
6. Kencangkan dahi (kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik,kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya.
7. Kencangkan bahu, tarik keatas selama 5-7detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan
rasakan aliran darah mengalir secara lancar.
8. Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh
merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.
9. Kencangkan betis, ibu jari tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Minta Pasien untuk
SLIDESMANIA

merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.


10.Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan
rilaksnya otot.
Evaluasi

a. Pasien dapat mengenal ansietas


b. Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi:tarik nafas dalam dan distraksi lima jari
c. Pasien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas.
d. Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

Pendokumentasian

Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang meliputi
dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan,
dan evaluasi.Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas.
SLIDESMANIA
Thank you!
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai