Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ANSIETAS


Ns.FRANSISKA ERNA D, m.kEP
Definisi Ansietas
 Perasaan Distres Psikologis (Mohr, 2006)
 Perasaan cemas, gelisah, takut,gelisah, dan kuatir
merupakan respon normal terhadap kejadian yang
mengancam
 Ansietas merupakan bagian respon normal terhadap
stress dan rentang sehat dan tanda bagi seseorang untuk
melindungi diri dari situasi berbahaya (Carson, 2000)
DEFINISI
 ANSIETAS adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya (Towsend, 2009)
 Keadaan ini tidak memiliki objek yang spesifik
 Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan
penilaian individu terhadap bahaya
Lanjutan

 Ansietas akan menjadi masalah ketika menganggu


perilaku adaptif, menyebabkan gejala fisik dan
menjadi berat bagi individu (Varcoralis, 2006)
 Menurut Carson(2000) ansietas dalam waktu yang
lama dan menyebabkan gejala fisik atau psikologis
akan menimbulkan masalah bagi individu yang
mengalaminya
Definisi Ansietas
 Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan
keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari
kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang
tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
 Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif
individu, tanpa obyek yang spesifik karena ketidaktahuan
dan mendahului semua pengalaman yang baru seperti
masuk sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak
(Stuart, 2013)
Lanjutan

 Ansietas merupakan salah satu distress psikologis


individu, ansietas merupakan respon yang umum
atau universal dialami oleh individu ketika
menghadapi stressor
 Ansietas ringan dapat memotivasi individu yang
tidak mampu mengatasi ansietas dapat berdampak
kepada masalah fisik dan psikologis
PENGKAJIAN
 Proses terjadinya kecemasan dijelaskan dengan psikodinamika
dengan menggunakan pendekatan model Stuart Stres Adaptasi
 Menurut Stuart (2013) psikodinamika masalah keperawatan
dimulai dengan
- menganalisis factor predisposisi,
- presipitasi,
- penilaian terhadap stressor
Lanjutan
 Sumber koping
 Mekanisme koping yang digunakan oleh seseorang
sehingga menghasilkan respon baik yang bersifat
konstruktif maupun destruktif dalam rentang adaptif
maupun maladatife
Faktor Predisposisi

 Adalah factor risiko atau factor protektif seseorang yang


mempengaruhi individu dalam merespon stressor,
 Faktor predisposisi meliputi
- biologis,
- psikologis
- social kultural
Faktor Biologis

 Beberapa teori yang melatarbelakangi cara pandang factor


predisposisi biologis adalah teori genetikan dan teori
biologi
 Teori genetika lebih menekankan pada keterlibatan
komponen genetic thd perkembangan perilaku ansietas
 Teori biologi lebih melihat stuktur fisiologis yang meliputi
ungsi saraf, hormone, anatomi dan kimia saraf
Faktor Psikologis
 Teori psikoanalisa dan perilaku menjadi dasar pola piker factor
predisposisi psikologis terhadap ansietas
 Teori Psikoanalisa  Sigmund Freud  ansietas timbul karena
- ketidakmampuan menyelesaikan masalah
 Konflik yang tidak disadari antara impuls agresif atau kepuasan
libido
 Pengakuan terhadap ego dari kerusakan internal yang berasal
dari kepuasan
Sebagai contoh
 Konflik yang tidak disadari pada saat kanak-kanak
Misalnya : Takut kehilangan cinta atau perhatian orang tua, menimbulkan
perasaan tidak nyaman atau ansietas pada kanak kanak, remaja awal dan
dewasa awal

Teori Psikoanalisis menjelaskan ansietas merupakan interkasi antara


temparamen dan lingkungan

Teori Perilaku memandang bahwa ansietas merupakan hasil pengalaman


yang dipelajari oleh individu sepanjang daur kehidupannya
C. Sosial Budaya
 Faktor predisposisi social dianalisis melalui beberapa teori yaitu
interpersonal dan social budaya
 Teori Interpersonal melihat bahwa ansietas terjadi dari ketakutan
akan penolakan interpersonal
 Hal ini dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan
seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang
menjadi tidak berdaya
 Individu dengan HDR biasanya akan mudah mengalami ansietas
berat
Lanjutan
 Teori social budaya meyakini pengalaman seseorang yang sulit
beradaptasi terhadap lingkungan social budaya tertentu
dikarenakan konsep diri dan mekanisme koping
 Stressor social budaya menjadi ancaman untuk seseorang dapat
mempengaruhi berkembangnya perilaku maladaptive dan
menjadi onset terjadinya ansietas
Lanjutan
 Teori sos bud menyebutkan hubungan intrepersonal yang tidak
adekuat pada saat bayi akan menjadi penyebab disfungsi tugas
perkembangan seseorang sesuai dengan usia
 Konsep diri yang negative sejak kecil akan menimbulkan kesulitan
penyesuaian diri yang terjadi pada individu terhadap kelompok social
budayanya
Faktor Presipitasi

 Adalah stimulus internal maupun eksternal yang


mengancam individu (stuart, 2013)
 Faktor presi[itasi disebut sebgaai factor pencetus
atau situasi yang menyebabkan ansietas . Menurut
Carpenito-Moyet (2010); PPNI (2016) situasi
tersebut antara lain:
Lanjutan
 Kebutuhan dasar manusia tidak terpenuhi sepert makanan,
udara, kenyamanan dan keamanan
 Situasi yang berkaitan dengan kerentanan mengancam
konsep diri individu seperti : perubahan status, kehormatan,
kegagalan atau kesuksesan, dilemma etik, kehilangan
pengakuan dari orang lain, konflik dengan nilai yang
diyakini
Lanjutan
 Situasi yang berkaitan dengan kehilangan orang yang
dicintai akibat dari kematian, perceraian, perpisahan akibat
mobilisasi baik yang bresifat menetap maupun sementara,
konflik budaya
 Situasi yang berkaitan dengan ancaman integritas fisik
seperti menjelang ajal, prosedur invasive, penyalit,
kekerasan fisik, kecacatan, diagnosis penyakit yang tidak
jelas, rencana tindakan operasi
Lanjutan
 Situasi yang berhubungan dengan ada perubahan lingkungan sekitar
penjara, pensiunan, hospital;isasi, pencemaran lingkungan, paparan
lingkungan yang berbahaya, pengungsian, bencana alam, penugasan
militer
 Situasi yang berkaitan dengan perubahan status social ekonomi
seperti : pengangguran, promosi jabatan, memperoleh pekerjaan baru,
muatasi pekerjaan
Lanjutan
 Situasi yang terkait dengan harapan-harapan yang
tidak realistic
 Kurang terpapar informasi
 Disfungsi system keluarga
 Penyalahgunaan zat  perubahan tahap
perkembangan
 Perkembangan bayi / anak anak: perpisahan dengan
orang tua
Lanjutan
 Perkembangan remaja : perubahan konsep diri, perubahaan
peer, kematian
 Perkembangan usia dewasa, berhubungan dengan
pernikahan, kehamilan, peran sebagai ortu, perubahan
karir, penuaan, keguguran, komplikasi kehamilan,
persalinan
 Perkembangan usia lanjut: masalah keuangan, penurunan
fungsi sensoris, pensiunan
Tanda dan Gejala

Tanda Subyektif Tanda Obyektif


- Tidak nafsu makan  Nadi dan tekanan darah naik

- Diare/konstipasi  Tidak mampu menerima informasi dari luar


 Berfokus pada apa yang menjadi
- Gelisah perhatiannya
- Berkeringat  Ketakutan atas sesuatu yang tidak spesifik/
jelas
- Tangan gemetar
 Pekerjaan sehari hari terganggu
- Sakit
 Tidak mampu melakukan kegiatan harian
 Gerakan meremas tangan
 Bicara berlebihan dan cepat
Tingkatan Ansietas

Ansietas Ringan
 Ansietas Ringan
Ansietas sedang
Berhubungan dengan ketegangan dalam hidup sehari-
Ansietas Berat hari,
Ansietas ini menyebabkan individu jadi waspada dan
Tingkat panik dari ansietas
meningkatkan lapang persepsinya
Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas
Ansietas Sedang

 Ansietas membuat inividu fokus pada hal yang


penting dan mengesampingkan yang lain
 Membuat lapang persepsi seseorang menyempit
 Individu hanya perhatian pada sesuatu yang
dipilihnya
Ansietas Berat  Sangat mengurangi lapang persepsi
individu
 Individu cenderung berfokus pada
sesuatu yang rinci dan spesifik dan
tidak bisa memikirkan hal lain
 Berfokus pada dirinya sendiri, tidak
mampu memikirkan hal lain
 Memerlukan banyak arahan untuk
bisa berfokus pada area lain
Tingkat Panik dari Ansietas
 Disebabkan karena terkejut, ketakutan dan adanya
NOTE : teror
Tingkat ansietas ini tidak  Individu sering kehilangan kendali dan tidak
sejalan dengan kehidupan, jika mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
berlangsung dalam waktu lama, arahan.
dapat terjadi kelelahan dan  Terjadi disorganisasi kepribadian dan
kematian menimbulkan peningkatan aktivitas motorik
 Menurunya kemampuan berhubungan dengan
orang lain
 Persepsi menyimpang
 Kehilangan pemikiran yang rasional
Lanjutan
 Terjadi peningkatan gerakan motoric, dilatasi pupil, sesak nafas,
palpitasi, sulit tidur, diaphoresis dan pucat, gerakan gerakan
invalunter dan tidak bertujuan, tidak mampu mengungkapkan
perasan dan keinginan.
 Seseorang merasa dalam bahaya besar, terintimidasi
 Perilaku bizzare seperti berteriak, berlari tanpa arah dan selalu
menempel pada orang yang dinilai dapat memberikan rasa
nyaman dan aman
Rentang respon Ansietas

 Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tertentu


 Ansietas diperlukan seseorang untuk dapat bertahan hidup namun ansietas yang berlebihan
menjadi permasalahan dalam hidup

RENTANG RESPON ANSIETAS

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


Sumber Koping
 Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping di
lingkungan.
 Sumber koping tersebut dapat berupa:
- modal ekonomi,
- kemampuan penyelesaian masalah,
- dukungan sosial,
- keyakinan budaya
Semua hal diatas dapat membantu individu mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil
Mekanisme Koping

 Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan


berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya

 ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif


merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis
Lanjutan Mekanisme koping

 Kompensasi  Introjection
 Isolation
 Denial dan menyangkal  Projection
 Displacement  Rasionalisasi

 Identification
 Intelektualisation
Lanjutan

 Reaction Formation  Sublimation


 Regression  Supression

 Repression  Undoing

 Splitting
Pertanyaan yang dapat dikembagkan

 Apakah penyebba saudara khawatir ?


 Bagiaman situasi yang suadara alamai ketika khawatir dan takut?
 Bagiaman upaya saudara untuk mengatasinya
 Bagaimana hasilnya setelah saudara berusaha mngatasinya
dengan saudara yang telah lakukan?
 Bagaimana dampak dari perasaan cemas saudara ketika belum
teratasi
Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan respon
ansietas

 Ansietas
 Koping tidak efektif
 Kesiapan peningkatan koping
 Ketakutan
(Stuart, 2013)
Respon fisiologis terhadap ansietas

Sistem Tubuh Respon


 Kardiovaskuler
 Palpitasi
 Jantung berdebar
 Tekanan darah meningkat
 Rasa ingin pingsan
 Pingsan
 Tekanan darah menurun
 Denyut nadi menurun
Lanjutan
Respon
Sistem tubuh
 Napas cepat
 Pernapasan
 Sesak nafas
 Tekanan pada dada
 Nafas dangkal
 Pembengkakan pada tenggorokan
 Sensasi tercekik
 Terengah engah
Lanjutan
RESPON
Sistem tubuh  Reflek meningkat
 Neuromuskuler
 Reaksi terkejut
 Mata berkedip kedip
 Insomnia
 Tremor
Lnajutan

Lanjutan respon
 Rigiditas
 Gelisah, mondar mandir
 Wajah tegang
 Kelemahan umum
 Tungkai lemah
 Gerakan yang janggal
Lanjutan

Sistem tubuh Respon


 Kehilangan nafsu makan
 Gastrointestinal
 Menolak makan
 Rasa tidak nyaman pada abdomen
 Nyeri ulu hati
 Mual
 Nyeri abdomen
 Diare
Lanjutan

Sistem tubuh Respon

 Saluran Perkemihan  Tidak dapat menahan kencing


 Sering berkemih

 Wajah kemerahan
 Berkeringat setempat (telapak tangan)
 Kulit
 Gatal
 Rasa panas dan dingin pada kulit
 Wajah pucat
 Berkeringat seluruh tubuh
Respon perilaku, kognitif dan afektif terhadap
ansietas
Sistem respon
 Perilaku
 GelisahKurang koordinasi
 Cenderung mengalami cedera
 Menarik diri dan hubungan interpersonal
 Inhibisi
 Melarikan diri dari masalah
Lanjutan

 Ketegangan fisik
 Tremor
 Reaksi terkejut
 Bicara cepat
Lanjutan

Sistem Respon
 Perilaku  Menghindar
 Hiperventilasi
 Sangat waspada

 Perhatian terganggu
 Kognitif  Konsentrasi buruk
 Pelupa
 Salah dalam memberikan penilaian
 Preokupasi
Lanjutan
Respon
Sistem  Hambatan berpikir
 Kognitif
 Lapangan persepsi menurun
 Kreativitas menurun
 Produktivitas menurun
 Bingung
 Sangat waspada
 Kesadaran diri
 Kehilangan obyektivitas
 Takut kehilangan kendali
Lanjutan
Respon
Takut pada gambaran visual
Sistem Takut cedera atau kematian
 Kognitif lanjutan Kilas balik
Mimpi buruk

Mudah terganggu gugup


Tidak sabar ketakutan
 Afektif Gelisah tegang
Lanjutan

Sistem respon
 Afektif  Waspada
 Kengerian
 Kekhawatiran
 Kecemasan
 Mati rasa
 Rasa bersalah
 Malu
Mekanisme pertahanan Ego
 Rasionalisasi
 Kompensasi
 Formasi reaksi
 Penyangkalan
 Regresi
 Pengalihan (Displacement)
 Represi
 Disosiasi
 Splitting
 Identifikasi
 Sublimasi
 Intelektualisasi
 Supresi
 Interoyeksi
 Undoing
 Isolasi
 Proyeksi
Tujuan tindakan keperawatan

1. Meminimalkan tingkat ansietas dna meminimalkan gejala


ansietas
2. Pengetahuan dan ketrampilan klien mengenali masalah
ansiets dan cara pennanganan meningkat sehigga mampu
menggunakan koping yang adaptif
Tindakan keperawatan Untuk pasien Ansietas

Tujuan Tindakan keperawatan


 Pasien mampu mengenal ansietas  Mendiskusikan ansietas, penyebab,
proses terjadi, tanda, dan gejala, akibat
 Pasien mampu mengatasi ansietas
melalui teknik relaksasi  Melatih teknik relaksasi fisik
 Pasien mampu mengatasi ansietas  Melatih mengatasi ansietas dengan
melalui distraksi distraksi
 Pasien mampu mengatasi ansietas  Melatih ansietas melalui hipnotis lima
melalui hipnotis lima jari jari
 Pasien mampu mengatasi ansietas  Melatih ansietas melalui kegiatan
melalui kegiatan spiritual spiritual
Rencana tindakan

 Lindungi dari bahaya


 Ciptakan lingkungan yang kondusif
 Kolaborasi pemberian medikasi’
 Bangun insifht klien terhadap ansietas
 Latih koping adaptif, mekanisme koping berfokus pada masalah
 Latihan relaksasi sebagai salah satu mekanisme koping berfokus pada emosi yang adaptif
Terima kasih

 Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai