TINJAUAN PUSTAKA
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan e
2.1.1 Definisi
Penyakit paru akut (Pneumonia, ISPA) yang disebabkan karna Sars-Cov-2 virus (Corona Virus)
yang ditemukan pertama kali di tahun 2019.
1. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki gejala ISPA yaitu demam (≥38°C) atau riwayat demam dan
disertai salah satu gejala/tanda berupa batuk, sesak, napas, sakit tenggorokan, pilek,
pneumonia ringan hingga berat) yang:
a. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal
di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal, ATAU
b. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi atau probable OVID-19, ATAU
c. Mengalami pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang
meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: a. Kasus
konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
4. Kontak Erat
Seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-
19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
radius 1 (satu) meter dan dalam jangka waktu ≥15 menit
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain)
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai standar
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko
lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri
pada 14 hari terakhir.
6. Discarded
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RTPCR 2 kali negatif
selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama
14 hari.
7. Selesai Isolasi
Selesai isolasi jika memenuhi salah satu kriteria berikut:
8. Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus konfirmasi atau
probable COVID-19 yang meninggal.
Pengkajian keperawatan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dengan
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Keluhan utama
Gejala infeksi saluran pernapasan akut seperti demam atau riwayat deman yang disertai
tanda/gejala batuk, sesak, napas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia ringan hingga berat).
2. Kondisi/riwayat
a. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
b. Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi atau probable COVID-19
c. Mengalami pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
d. Kontak erat dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19.
3. Psikososial
Pasien dapat mengalami kecemasan atau stres
4. Spiritual
Pengkajian meliputi agama, kepercayaan, pola ibadah, distres spiritual
5. Penatalaksanaan
Obat-obatan yang diminum sebelum masuk rumah sakit
7. Pemeriksaan fisik
Dilakukan pemeriksaan head to toe, terutama difokuskan pada pengkajian manifestasi klinis
yang diakibatkan oleh pneumonia, yaitu:
a. Pasien dewasa dengan Uncomplicated illness yaitu pasien dengan gejala non-spesifik seperti
demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot. Perlu
waspada pada usia lanjut dan imunocompromised karena gejala dan tanda tidak khas.
b. Pneumonia ringan: Pasien dengan pneumonia dan tidak ada tanda pneumonia berat
c. Pasien remaja atau dewasa dengan Pneumonia berat / ISPA berat: demam atau dalam
pengawasan infeksi saluran napas, ditambah satu dari: frekuensi napas >30 x/menit, distress
pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <90% pada udara kamar.
8. Riwayat alergi
Riwayat alergi terhadap obat, makanan, dan lain-lain
9. Pengkajian nyeri
10. Risiko jatuh
Pengkajian risiko jatuh dengan menggunakan MORSE Scale
14. Budaya
Pengkajian budaya meliputi suku, adat, pantang makanan, pola makan, pola komunikasi, kebiasaan
pasien saat sakit, kepercayaan yang dianut terhadap penyakit
4. Ansietas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil perilaku
gelisah dan tegang menurun, verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun,
konsentrasi membaik, pola tidur membaik.
7. Keletihan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan , tingkat keletihan menurun dengan kriteria hasil
Verbalisasi lelah menurun, Lesu menurun
8. Gangguan Pola Tidur
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pola tidur membaik dengan kriteria hasil keluhan sulit
tidur menurun, keluhan sering terjaga menurun, keluhan tidak puas tidur menurun, keluhan pola
tidur berubah menurun,k eluhan istirahat tidak cukup menurun.
1. Resiko infeksi
a. Pencegahan Infeksi (I.14539)
1) Monitor tanda dan gejala lokal infeksi
2) Batasi jumlah pengunjung
3) Berikan perawatan kulit pada daerah edema
4) Cuci tangan 6 langkah pada 5 waktu (five moment) cuci tangan
5) Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
6) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
8) Ajarkan etika batuk
9) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
10) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
4. Ansietas
a. Reduksi ansietas
1) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3) Dengarkan keluhan pasien penuh perhatian
4) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5) Diskusikan perecanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
6) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan, termasuk sensasi yang mungkin dialami
7) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
8) Latih teknik relaksasi seperti napas dalam, dan imajinasi terpimpin.
7.Keletihan
a. Manajemen Energi (I.05178)
1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yanh mengakibatkan kelelahan
2) monitor kelelahan fisik dan emosional
3) Monitor pola dan jam tidur
4) Monitor lokasi dan ketidaknyaman selama melakukan aktivitas
5) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
6) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
7) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
8) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
b. Terapi Bekam
1) Periksa riwayat kesehatan
2) Identifikasi kontraindikasi terapi bekam
3) Lakukan pemeriksaan fisik
4) Tentukan titik pembekaman
5) Tentukan jenis bekam yang akan dilakukan (mis. Bekam Kering dan Bekam
Basah)
6) Baringkan pasien senyaman mungkin
7) Buka pakaian pada area yang akan dilakukan pembekaman
8) Pasang sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya
9) Desinfeksi area yang akan di bekam dengan kapas alkohol atau alcohol swab
10) Olesi kulit dengan minyak herbal untuk meningkatkan peredaran darah
11) Lakukan pengekopan dengan tarikan secukupnya
12) Lakukan penyayatan pada area yang telah dilakukan bekam kering
13) Lakukan pengekopan dengan tarikan secukupnya
14) Lakukan pembekaman tidak lebih dari 5 menit untuk menghindari hipoksia
15) Buka kop dan bersihkan darah yang tertampung
16) Hindari pembekaman pada area mata, hidung, mulut areola mamae, kelamin,
pembuluh darah besar, varises dan jaringan luka
17) Lakukan sterilisasi pada alat-alat bekam yang telah digunaka
18) Jelaskan tujuan dan prosedur bekam
19) Anjurkan berpuasa sebelum pembekaman, jika perlu
20) Anjurkan tidak mandi 2-3 jam pembekaman.
Evaluasi
1. Bersihan jalan napas meningkat
2. Pertukaran gas meningkat
3. Tingkat ansietas menurun
4. Status nutrisi membaik
5. Perawatan diri meningkat