Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

HIPERTENSI
“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah
Metodelogi Keperawatan ”

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Mariyati, M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Furqan
Dini Rivani
Isna Halimatussakdiah
Mahfudh MD
Meutia Sahara

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN PELAJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Kasih dan Rahmat-Nya
sehingga tugas Makalah Metodelogi Keperawatan yang kami buat dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi “ dapat terselesaikan tanpa ada
halangan apa-apa.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pihak yang sudah
membantu dalam menyelesaikan makalah yang kami buat, baik itu Dosen
Pembimbing, Teman-teman, Orang Tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan
mendukung kami.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah yang kami buat baik dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang
tidak kami sadari. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
sebagai sarana perbaikan untuk makalah yang lebih baik.
Dan semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya.

Lhokseumawe, 20 Oktober 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan...................................................................................................1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Definisi Hipertensi................................................................................2
2. Etiologi.................................................................................................2
3. Tanda dan Gejala..................................................................................3
4. Klasifikasi Berat Ringan Hipertensi.....................................................4
5. Penatalaksanaan....................................................................................4
6. Komplikasi............................................................................................5

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


A. Pengkajian.............................................................................................6
B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan(Intervensi).................................7

BAB IV. PENUTUP


1. Kesimpulan...........................................................................................12
2. Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan public utama di seluruh dunia
dan merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular tersering, serta belum
terkontrol optimal diseluruh dunia. Namun, hipertensi dapat dicegah dan
penanganan dengan efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan
jantung. Hipertensi berdasarkan criteria JNC 2, didefinisikan sebagai kondisi
dimana tekanan darah sistolik lebih dari atau sama 140 mmHg atau tekanan
darah diastolic lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. hipertensi mengakibatkan
pada ½ penyakit janrung koroner dan sekitar 2/3 penyakit sarebrovaskular.
Banyak masalah penyakit kardiovaskular sekarang terjadi di negara
berpendapatan rendah sampai menengah. Negara-negara ini berjuang
menghadapi penyakit kardiovaskular terkait kemiskinan dan infeksi seperti
penyakit jantung rematik, fibrosis endomiokardial, infeksi human
imundeficiency virus (HIV), perikarditis tuberkolosis, dan penyakit chagas.
Kombinasi dan keterbatasan ekonomi, sumber daya, dan tumpang tindih
beberapa penyakit membebani kemampuan untuk menangani faktor risiko tidak
menular dan penyakit terkait. Delapan puluh persen kematian kardiovaskuler
seluruh dunia terjadi di negara penghasilan rendah sampai menengah dan dalam
perbandingan dengan negara penghasilan tinggi, kematian ini (stroke dan infark
miokard akut) terjadi diusia lebih muda, berdampak pada keluarga dan tenaga
kerja. Diperkirakan bentuk tidak menular dari penyakit kardiovaskular akan
menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas seluruh dunia pada tahun
2020. Secara signifikan, hipertensi sebagai keadaan yang mendahului penyakit
kardiovaskular yang bisa dimodifikasi menyebabkan kematian lebih banyak
dibandingkan yang lain, termasuk merokok, obesitas, dan gangguan lipid. 

2. Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu penyakit hipertensi
 Untuk mengetahui bagaimana penyebab dari penyakit hipertensi
 Untuk mengetahui tanda gejala dari penderita hipertensi
 Untuk mengetahui jalan penyakit dari hipertensi
 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pasien hipertensi

3.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan
dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Seseorang dikatakan
terkena hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan tekanan
darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya
dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda.
Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring. [ CITATION Ana16 \l 1033 ][ CITATION Suh16 \l
1033 ]

2. Etiologi
Sampai saat ini, penyebab kasus-kasus hipertensi banyak yang belum diketahui,
tetapi secara umum di bedakan menjadi dua :
a. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak
faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperativitis susunan
simpatis, system reninangiotensis, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na
dan Ca intraselular,dan factor-faktor yang meningkatkan risiko,seperti
obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
b. Hipertensi sekunder. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui seperti penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular
renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom, feokromositomo, koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain.[ CITATION
Ana16 \l 1033 ]

Beberapa penyebab hipertensi, antara lain adalah :


 Keturunan. Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki
orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi. maka
kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik
menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Usia. Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa
seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda
tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama
ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan
melewati batas atas yang normal.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Garam. Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cepat pada beberapa orang khususnya bagi penderita diabetes,

2
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit
hitam:[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Kolesterol. Faktor ini bisa dikendalikan Kandungan lemak yang berlebih
dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan
akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini
mungkin.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Obesitas/Kegemukan. Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki
berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih
besar menderita tekanan darah tinggi.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Stres. Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Rokok. Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko
diabetes, serangan jantung dan stroke Karena itu, kebiasaan merokok yang
terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi
yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan
dengan jantung dan darah.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Kafein. Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.[ CITATION Ana16
\l 1033 ]
 Alkohol. Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan
juga menyebabkan tekanan darah tinggi.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]
 Kurang Olahraga. Faktor ini bisa dikendalikan, Kurang olahraga dan
bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga
teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan
melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
[ CITATION Ana16 \l 1033 ]

3. Tanda dan Gejala


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada).
Gejala-gejala hipertensi, antara lain sebagian besar tidak ada gejala; sakit pada
bagian belakang kepala; leher terasa kaku, kelelahan: mual, sesak napas: gelisah,
muntah, mudah tersinggung, sukar tidur; pandangan jadi kabur karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Keluhan tersebut tidak selalu
akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering juga seseorang dengan
keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur, ketika diukur
tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satu-satunya
cara untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan
darah.[ CITATION Ana16 \l 1033 ]

3
4. Klasifikasi Berat Ringan Hipertensi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah seseorang
dikatakan normal jika sistoliknya kurang dari 140 mmHg dan diastoliknya
kurang dari 90 mmHg Jika sistolik di antara 140-160 mmHg dan diastolik di
antara 90-95 mmHg disebut borderline hypertension. Pada posisi ini seseorang
harus waspada karena memilik kecenderungan kuat mengidap hipertensi. Jika
seseorang memiliki sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik lebih dari 95
mmhg maka jelas orang tersebut mengidap hipertensl. Berikut ini klasifikasi
tekanan darah orang dewasa usia > 18 tahun.

Menurut Khairul Anam dalam jurnalnya Gaya Hidup Sehat Mencegah Penyakit Hipertensi,2016

5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non Farmakologis
 Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurusan berat
badan dapat menurunkan tekanan darah disertai dengan penurunan
aktifitas rennin dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.
 Aktifitas Pasien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan serta
berjalan, jogging atau berenang.
b. Penatalaksanaan farmakologik
Sesuai dengan rekomendasi WHO / ISH dengan mengingat kondisi pasien,
sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut :
 Mulai dosis rendah yang bersedia, naikkan bila respon belum optimal,
contoh : agen beta bloker ACE.
 Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu obat dosis
tinggi. Contoh : diuretik dengan beta bloker.
 Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek samping
ganti DHA yang lain.
 Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan
meningkatkan kepatuhan.
 Pasien dengan DM dan insufisiensi ginjal terapi mulai lebih dini yaitu
pada tekanan darah normal tinggi ( Suyono, 2001 ).

4
6. Komplikasi
Tekanan darah yang menetap pada kisaran angka tinggi membawa risiko
berbahaya. Biasanya, muncul berbagai komplikasi. Aterosklerosis merupakan
salah satu komplikasi yang kerap menyertai hipertensi. Saat darah dialirkan
dengan tekanan tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan
penumpukan platelet yang kemudian membentuk mikrotrombi. Terbentuknya
mikrotrombi ini menyebabkan lemak dan kolesterol tertahan dan menumpuk
sehingga terbentuklah plak. Terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah
otomatis menurunkan fleksibilitas pembuluh darah sehingga menghambat laju
aliran darah dan tekanan darah semakin meningkat. Konsekuensinya timbul
kerusakan dan gangguan pada organ-organ tubuh. Berikut ini komplikasi
hipertensi yang dapat terjadi :
 Kerusakan dan gangguan pada otak
 Stroke/ CVA
 Gangguan dan Kerusakan Mata
 Gangguan dan Kerusakan Jantung
 Gangguan dan Kerusakan Ginjal
 Infark Miokard[ CITATION Jul05 \l 1033 ]

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

A. Pengkajian
1. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

2. Sirkulasi
 Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
 Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin
lambat/ bertunda.

3. Integritas Ego
 Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
 Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan
pola bicara.

4. Eliminasi
 Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).

5. Makanan/cairan
 Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir-akhir
ini(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretic
 Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

6. Neurosensori
 Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,
subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan
setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur, epistakis).
 Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses piker, penurunan kekuatan genggaman tangan.

6
7. Nyeri/ ketidaknyaman
 Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit
kepala.

8. Pernafasan
 Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
 Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesoris pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

9. Keamanan
 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.[ CITATION
Nur15 \l 1033 ]

B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan(Intervensi)


Diagnosa keperawatan yang muncul dan Rencana Keperawatan pada Klien
dengan Hipertensi adalah :
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
a. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard.
b. Intervensi keperawatan :
 Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
 Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
 Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
 Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
 Catat edema umum.
 Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
 Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi.
 Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
 Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher.
 Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
 Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.
 Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
 Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

7
c. Hasil yang diharapkan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan
TD, mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima,
memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.[ CITATION Nur15 \l 1033
]

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral.
a. Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
b. Intervensi keperawatan :
 Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan.
 Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
 Batasi aktivitas.
 Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
 Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
 Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari
konstipasii.
c. Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala
dan tampak nyaman.[ CITATION Nur15 \l 1033 ]

3. Potensial
perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
a. Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
b. Intervensi :
 Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
 Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
 Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
 Amati adanya hipotensi mendadak
 Ukur masukan dan pengeluaran
 Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
 Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
c. Hasil yang diharapkan : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang
membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat
diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium

8
dalam batas normal. Haluaran urin 30 ml/ menit ada tanda-tanda vital
stabil.[ CITATION Nur15 \l 1033 ]

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit dan perawatan diri
a. Tujuan ; Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi.
b. Intervensi keperawatan :
 Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.
 Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan
stress.
 Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan
dan efek samping atau efek toksik.
 Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter.
 Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan
dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
 Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil.
 Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat.
 Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan.
 Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung
kafein, teh serta alcohol.
 Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan.
c. Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan pengetahuan dan
ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini. Melaporkan pemakaian obat-
obatan sesuai pesanan.[ CITATION Nur15 \l 1033 ]

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton. [ CITATION Nur15 \l
1033 ]
a. Kriteria
Hasil : klien dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi
dengan kegemukan, menunjukan perubahan pola makan, melakukan /
memprogram olah raga yang tepat secara individu.
b. Intervensi :

9
 Kaji emahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi
dengan kegemukan. (Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah
tinggi, kerena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah
jantung berkaitan dengan masa tumbuh).
 Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan
lemak,garam dan gula sesuai indikasi. (Kesalahan kebiasaan makan
menunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan
predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya, misalnya, stroke,
penyakit ginjal, gagal jantung, kelebihan masukan garam
memperbanyak volume cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal
yang lebih memperburuk hipertensi).
 Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. (motivasi untuk
penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali
tidak berhasil).
 Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).
 Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan klien, Misalnya :
penurunan berat badan 0,5 kg per minggu. (Penurunan masukan kalori
seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat menurunkan
berat badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang lambat
mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya
dengan cara mengubah kebiasaan makan).
 Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasukkapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat makanan dimakan. (memberikan data dasar
tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan kondisi emosi saat
makan, membantu untuk memfokuskan perhatian pada factor mana
pasien telah / dapat mengontrol perubahan).
 Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging
dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk
kalengan,jeroan). (Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis).
 Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan konseling dan
bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual).

10
6. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
a. Kriteria Hasil : Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan
konsekkuensinya, menyatakan kesadaran kemampuan koping / kekuatan
pribadi, mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah
untuk menghindari dan mengubahnya.[ CITATION Nur15 \l 1033 ]
b. Intervensi :
 Kaji keefektipan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,
misalnya : kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan
berpartisipasi dalam rencana pengobatan. (Mekanisme adaptif perlu
untuk megubah pola hidup seorang, mengatasi hipertensi kronik dan
mengintegrasikan terafi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-
hari).
 Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala, ketidak
mampuan untuk mengatasi / menyelesaikan masalah. (Manifestasi
mekanisme koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah
yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic).
 Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya. (pengenalan terhadap stressor adalah
langkah.
 pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor).
 Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan
partisifasi maksimum dalam rencana pengobatan. (keterlibatan
memberikan klien perasaan kontrol diri yang berkelanjutan.
Memperbaiki keterampilan koping, dan dapat menigkatkan kerjasama
dalam regiment teraupetik.
 Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti : apakah yang anda lakukan merupakan apa yang
anda inginkan ?. (Fokus perhtian klien pada realitas situasi yang relatif
terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja
keras, kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat mengarah pada
kurang perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal).
 Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan
hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang membatalkan
tujuan diri / keluarga. (Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara
realistic untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya).
[ CITATION Nur15 \l 1033 ]

11
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
 Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam
arteri dengan tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik
≥90mmHg.
 Secara umum Hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu : Hipertensi
primer/esensial, Hipertensi sekunder.
 penyebab hipertensi : Keturunan, Usia, GaramKolesterol,
Obesitas/Kegemukan, Stres, Rokok, Kafein, Alkohol, Kurang Olahraga.

SARAN

 Responden Penderita Hipertensi untuk melakukan mengenali faktor risiko apa


saja yang menyebabkan penyakit hipertensi yang dideritanya. Kemudian
berusaha untuk mengurangi bahkan dapat menghindari faktor-faktor risikonya
dan dengan selalu berperilaku hidup sehat.
 Keluarga dan Masyarakat 152 | Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi
Keluarga dan masyarakat berusaha untuk menghindari faktor-faktor risiko
yang dapat menyebabkan penyakit hipertensi, terutama faktor risiko yang bisa
dimodifikasi/ diubah seperti obesitas, konsumsi kopi, merokok dan konsumsi
garam berlebih. Menghindari faktor risiko tersebut juga berguna untuk
mencegah terjadinya komplikasi dari penyakit hipertensi seperti penyakit
stroke.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anam, K. (2016). Gaya Hidup Sehat Mencegah Penyakit Hipertensi. Gaya Hidup
Sehat Mencegah Penyakit Hipertensi, 97-101.
Julianti, E. D. (2005). Bebas Hipertensi dengan terapi Jus. Jakarta: Puspa Swara
Anggota IKAPI.
Nurhidayat, S. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi. Ponorogo:
UNMUH Ponorogo Press.
S.Pikir, B. (2015). Hipertensi Manajemen Komprehensif. Surabaya: Airlangga
University Press (UAP).
Suhadi, R. dkk. (2016). Seluk Beluk Hipertensi: Peningkatan Kompetensi Klinis
untuk Pelayanan Kefarmasian. Yogyakarta: Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma.
tambayong, j. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai