Oleh
JUNAIDI
DOSEN PEMBIMBING
TENGKU MAHARATU
PEKANBARU
2021
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya,
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual
cobabiting family)
f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat
a. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan
penyembuhan.
b. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik
akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam
gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno, 2004: 7)
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan
penderita.
c. Fungsi Reproduksi
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
d. Fungsi Ekonomi
bidang kesehatan.
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidaksanggupan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
2. Etiologi
Penyebab penyakit ini , antara lain :
a. Obat-obatan : Aspirin, obat anti inflamasi nonsteroid ( AINS )
b. Alkohol
c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar, sepsis.
d. Makanan / diet
e. Stres
3. Anatomi fisiologi
Lambung adalah organ berbentuk J , terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen dibawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian
kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.
Regio-regio lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian
pylorus.
Fungsi lambung diantaranya :
a. Penyimpanan makanan
b. Produksi kimus
c. Digesti protein
d. Produksi mukus
e. Produksi faktor intrinsik
f. Absorpsi.
( Ethel Sloane, 2004 : 286-287 )
4. Patofisiologi
Gastritis akut dapat juga menjadi tanda pertama dari infeksi sistemik. Bentuk
yang lebih berat dari gastritis akut disebabkan oleh asam kuat atau alkalis, yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Inflamasi dalam waktu lama pada lambung disebabkan baik oleh ulkus jinak atau
ganas, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
sebagai tipe A atau B. tipe A dihubungkan dengan penyakit autoimun misalnya anemia
pernisiosa. Tipe ini terjadi pada fundus atau badan lambung. Tipe B ( H. pylori )
mempengaruhi antrum dan pylorus. Tipe ini dapat dihubungkan dengan bakteri H. pylori,
factor diet seperti minum panas, pedas, penggunaan obat, alkohol, merokok, atau refluks
isi usus kedalam lambung.
( Monika Ester, 2002 : 46 )
WOC
menghancurkan lapisan
mukosa
Gastritis
Kebutuhan nutrisi
5. Manifestasi Klinis
Pada gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti
anoreksia, mual, sampai gejala yang lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah,
perdarahan, dan hematemisis. Pada beberapa kasus, bila gejala menetap dan resisten
terhadap pengobatan, mungkin diperlukan tindakan diagnostik tambahan seperti
endoskopi, biopsy mukosa, dan analisis cairan lambung untuk memperjelas diagnosis.
( Sylvia A. Price, 2005 : 423 )
Sedangkan pada gastritis kronis kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, naosea, dan pada pemeriksaan
fisik tidak dijumpai kelainan.
( Arif Mansjoer : 2001 : 493 )
6. Komplikasi
Pada gastritis akut perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemisis dan
melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama. Namun
pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi helicobacter Pylori, sebesar 100%
pada tukak duodenum dari 60-90% pada tukak lambung.
Pada gastritis kronis, perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan
anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 .
( Arif Mansjoer. 2001: 493 )
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanan pada gastritis akut faktor utama dengan menghilangkan
etiologinya. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk
mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H 2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik, dan antasid.
( Arif Mansjoer. 2001: 493 )
Penatalaksanan pada gastritis kronis dilakukan dengan menghindari alkohol dan
makan sampai gejala berkurang, dilakukan dengan diet tidak mengiritasi. Bila gejala
menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa
dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis berkenaan dengan
mencerna asam atau alkalin kuat, encerkan atau netralkan asam dengan antasida umum
misalnya aluminium hidroksida. Bila gastritis dihubungkan dengan pencerna alkali kuat,
gunakan jus lemon encer atau cuka yang diencerkan. Bila korosi berat, hindari emetik,
dan livase karena adanya bahaya perforasi. Selain itu dapat juga dilakukan modifikasi
diet, istirahat, reduksi stress, dan farmakoterapi. H. pylori dapat diatasi dengan antibiotik
( misal : tetrasiklin atau amoksiklin ) dan garam bismut (pepto bismol ) ( Monica Ester.
2002 : 46 )
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian klien dengan gastritis meliputi :
a. Identitas klien dan keluarganya yang tediri dari nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, pekerjaan, ruang nomor MR,
tanggal masuk dan diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan diatas dapat disusun beberapa
kemungkinan diagnosa yang ditemui pada pasien gastritis. Diagnosa keperawatan ini
didapat dari “ Monika Ester, 2002 : 47 “.
a. Nyeri b.d iritasi mukosa.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrien yang
tidak adekuat.
c. Resiko terhadap kekurangan volume cairan b.d ketidakcukupan masukan
cairan dan kehilangan cairan akibat muntah yang berlabihan.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan penerapan kebutuhan pasien dan
melaksanakan tindakan keperawatan yang mengandung tujuan, intervensi atau rencana
tindakan dan rasional.
a. Nyeri b.d iritasi mukosa.
Tujuan : Nyeri dapat diatasi atau berkurang.
Kriteria hasil:
- Dapat menghindari makanan / miniman yang dapat mengiritasi mukosa.
- Drajat atau skala nyeri berkurang
Rencana tindakan :
- Beritahu pasien atau keluarga untuk menghindari makanan dan minuman
yang mungkin mengiritasi mukosa lambung.
R/ : Mencegah terjadinya iritasi mukosa
- Kaji derajat nyeri
R/ : Untuk mengetahui tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
- Kolaborasi pada pemberian obat-obat penghambat asam lambung seperti
H2-blockers, dan obat-obat antasid.
R/ : Menghambat sekresi asam lambung
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang b.d masukan nutrien
tidak adekuat.
Tujuan : Perubahan nutrisi dapat di atasi
Kriteria Hasil :
- Pasien dapat meningkatkan masukan nutrisi adekuat dan menghindari
makanan pengiritasi
Rencana Tindakan :
- Berikan dukungan fisik dan emosional untuk pasien dengan gastritis akut
R/ : Mengurangi stress pada pasien
- Berikan terapi IV sesuai kebutuhan dan pantau nilai elektrolit serum setiap
hari
R/ : Mencukupi kebutuhan nutrisi
- Dorong pasien untuk melaporkan adanya gejala yang menunjukkan
episode berulang dari gastritis saat makanan masuk
R/ : untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya
- Hindari minuman berkafein
R/ : Kafein meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi pepsin.
- Hindari alkohol dan merokok
R/ : Nikotin menghambat penetralisasian asam lambung dalam duodenum.
- Ajarkan bahwa nikotin meningkatkan aktivitas muskuler dalam usus, yang
menimbulkan mual dan muntah
R/ : Nikotin dapat merangsang parasimpatis.
Rencana Tindakan :
- Pantau masukan dan haluaran setiap hari terhadap dehidrasi
R/ : Menjaga keseimbangan volume cairan
- Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk ketidakseimbangan cairan
R/ : Untuk mengurangi resiko kekurangan cairan dan elektrolit
- Kolaborasi dengan dokter terhadap indikator gastritis hemoragis
( hematemesis, takikardia, hipotensi ).
R/ : Untuk mengetahui tindakan yang harus diberikan kepada pasien.
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan adalah pengolahan data dan
perwujudan dan rencana tindakan keperawatan yang meliputi anjuran dokter dan
menjalankan ketentuan rumah sakit.
Dalam pelaksanaan, bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya yang
sangat penting untuk pertukaran informasi, tim lain yang dimaksud adalah dokter, ahli
gigi, fisioterapi, psikiater, dan tenaga sosial laninnya.
Setelah tindakan keperawatan selesai dilakukan, dokumentasi yang
meliputi rencana yang telah dilakukan baik secara lisan maupun catatan perawat oleh tim
kesehatan yang berkaitan dengan kelanjutan kondisis pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tindakan akhir keperawatan untuk mengetahui
sejauh tujuan dapat dicapai. Tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam
penggunaan proses keperawatan.
Semua proses keperawatan harus dievaluasi, adapun hasil evaluasi dapat
berupa :
a. Masalah berhasil diatasi seluruhnya.
b. Masalah teratasi sebagian
c. Masalah tidak teratasi / timbul masalah baru.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU W DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA BAPAK
S DI DESA B ATU BERSURAT
I. Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
2. Umur : 35 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
9. Komposisi Keluarga :
Tipe keluarga Bpk S termasuk tipe keluarga inti karena di dalamnya terdiri dari ayah, ibu
dan dua orang anak.
Bpk. S berasal dari suku melayu sementara Ibu W berasal dari suku melayu. Jadi
keluarga Bpk. S berasal dari suku melayu. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Ocu.
13. Agama
Semua anggota keluarga Bpk. S beragama Islam, Ibu W Aktip mengikuti pengajian
sementara An. A anak yang pertama suka mengaji.
Sumber penghasilan keluarga adalah berasal dari Bpk. S kurang lebih sebesar Rp.
1.500.000 / bulan.
Adapun untuk pengeluarannya yaitu :
Jumlah : Rp 1.500.000
Ibu W mengatakan jarang melakukan rekreasi karena kondisi keluarga yang tidak
memungkinkan. Sarana hiburan di rumah terdapat televisi, keluarga biasa mengisi waktu luang
dengan berkumpul bersama dan menonton televisi pada waktu malam hari.
a. Pola Makan
Ibu W mengatakan pola makan keluarga tidak teratur begitu juga dengan dirinya,
biasanya makan 3x sehari tetapi kadang-kadang lebih dari 3x sehari. Sedangkan anak-ananya
makan bisa sampai 3-4x sehari. Ibu W mempunyai pantangan terhadap makanan yang pedas dan
asam. Menu makanan sehari-hari keluarga adalah nasi, tahu, tempe, sayur, ayam, dan kadang-
kadang makan buah jika ada.
b. Pola Minum
Keluarga Ibu W biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas per hari / orang.
Ibu W mengatakan keluarganya biasa tidur pukul 20.30 – 05.30 WIB. Tetapi tidak tentu
karena Ibu W harus menjaga kedua anaknya tidur terlebih dahulu. Keluarga tidak mengalami
kesulitan dalam tidur.
d. Pola Eliminasi
Ibu W mengatakan dirinya dan keluarga biasa BAB 1 sampai 2 kali sehari dan BAK ± 5
– 6 kali sehari.
e. Personal Hygiene
Ibu W mengatakan bahwa keluarganya biasa mandi dua kali sehari yaitu pagi dan sore,
mandi menggunakan sabun, keramas satu minggu tiga kali menggunakan shampo. Gosok gigi
dua kali sehari, sedangkan untuk menggunting kuku Ibu W dan keluarga tidak tentu dengan
pasti, keluarga menggunting kuku jika kuku sudah panjang.
f. Pola Aktivitas
Ibu W mengatakan sehari-harinya dia tinggal di rumah paling pagi mengantar anaknya
yang pertama ke sekolah dan menjemput anaknya sekolah. Tetapi kesahariannya Ibu W jarang
keluar ataupun berpergian. Di rumah biasanya nonton TV, tidur siang dan mengasuh kedua
anaknya. Sedangkan Bpk. S bekerja sebagai koki berangkat pagi pukul 04.00 – 14.30 WIB
sedangkan jika berangkat siang pukul 10.00 – 20.00 WIB.
Ibu W mengatakan anak pertamanya saat ini berusia 7 tahun , jadi perkembangan
keluarga saat ini adalah tahap perkembangan anak usia sekolah.
Ibu W mengatakan tidak terdapat penyakit menular dalam keluarganya tetapi Ibu W
mengatakan bahwa Ibunya mempunyai penyakit darah tinggi dan sudah meninggal sejak tiga
tahun yang lalu dan Bpk. Ibu W mempunyai penyakit darah tinggi, sementara Ibu Bpk. S
mempunyai penyakit diabetes melitus.
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah.
Rumah keluarga Ibu W berukuran kurang lebih 5×4 meter, mempunyai satu ruang tamu,
satu kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang dipakai secara bersama. Rumah keluarga
Ibu W merupakan tipe rumah permanen.
a. Denah rumah :
Keluarga mengatakan memiliki jendela di ruang tamu, jendela jarang dibuka. Kamar
mandi mempunyai penerangan dan ventilasi yang kurang karena tidak ada ventilasinya,
sedangkan di dalam rumah sinar matahari tidak cukup menerangi seluruh bagian rumah terutama
kamar tampak kurang cahaya. Pada malam hari penerangan menggunakan listrik.
c. Sumber Air
Sumber air keluarga Ibu W berasal dari sumur gali yang digunakan untuk air minum,
mandi dan mencuci. Karakteristik air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Rumah keluarga Ibu W memiliki jamban sendiri dikamar mandi, jadi pembuangan
jamban di alirkan ke septicteng. Sedangkan untuk mancuci pakaian dan cuci piring di lakukan di
kamar mandi dan hasil pembuangannya baik dari limbah dapur ataupun kamar mandi di alirkan
ke sungai.
e. Penataan Ruangan
Penataan rumah cukup rapi walaupun sedikit berantakan karena Ibu W memiliki anak
kecil. Penataannya teratur sesuai dengan fungsi ruangan. Pada ruang tamu dan ruang keluarga
terdapat kursi, televisi, meja makan sehingga ruang tamu dan ruang kekuarga menjadi satu.
Dapur terdapat di samping kamar tidur dan tidak begitu luas sedangkan kamar mandi berada
disamping dapur.
Lingkungan sekitar rumah agak kotor. Jarak antara satu rumah dengan rumah lain
berdempetan, terdapat tanaman sebagai penghijauan.
g. Pembuangan Sampah
h. Sarana Transportasi
Ibu W mengatakan sarana transportasi yang di gunakan untuk berpergian adalah angkut
sepeda Motor dan angkutan Umum.
Ibu W mengatakan sebagian besar tetangganya warga asli Kampar dan berasal dari suku
Melayu. Ibu W mengatakan sering berkumpul dengan tetangga disekitar rumah karena tetangga
Ibu W walaupun tetangga Ibu W masih merupakan saudara. Mayoritas mata pencaharian
tetangga sekitar rumah Ibu W adalah sebagai Petani. Ibu W mengatakan dilingkungannya
terdapat kegiatan pengajian dilakukan satu kali dalam satu minggu. Fasilitas umum yang terdapat
dilingkungan rumah Ibu W yaitu terdapat mesjid, majlis ta’lim, PAUD, posyandu, dan posbindu.
Ibu W mengatakan bahwa keluarganya mempunyai kartu sehat yaitu jamsostek / Kis.
D. Struktur Keluarga
Ibu W mengatakan keluarga biasa berkomunikasi menggunakan bahasa ocu, jika ada
masalah di dalam keluarga maka anggota keluarga berdiskusi dan bermusyawarah untuk mencari
pemecahannya.
Ibu W mengatakan bahwa yang mengambil keputusan dalam segala hal adalah Bpk. S,
Bpk. S jarang menyelesaikan masalah sebelumnya bersama Ibu W.
3. Struktur peran
a. Bapak S : Sebagai kepala keluarga yaitu dalam mengambil keputusan keluarga dan
sebagai bapak dari kedua anaknya, membantu mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-
hari.
b. Ibu W : Sebagai ibu, mengatur dan mengurus rumah tangga dan keuangan serta
mengurus anak.
d. Anak S : Sebagai anak kedua belum bersekolah karena masih balita, semuanya rajin
dan patuh terhadap perintah bapak serta ibunya.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Ibu W selalu memberikan kasih sayang pada semua anaknya dan tidak membeda-
bedakan. Diantara anggota keluarga satu sama lainnya saling menyayangi. Hubungan keluarga
terlihat harmonis dan ikatan kekeluargaan sangat erat.
2. Fungsi sosial
Seluruh anggota keluarga Bpk S dapat bersosialisasi dikeluarga dengan akrab, juga
sosialisasi dengan tetangga maupun dengan masyarakat yang ada di wilayah tempat tinggal Bpk
S.
Ibu W mengatakan tidak mengetahui banyak tentang penyakit yang dialaminya. Ibu W
hanya mengetahui bahwa gastritis adalah sakit perut dan sering pusing jika kambuh. Ibu W juga
tidak mengetahui tentang penyakit yang dialami oleh An. S dan An. A, Ibu W hanya mengetahui
bahwa anaknya dua minggu kemarin sakit batuk dan pilek.
b. Mengambil Keputusan Untuk Mengatasi Masalah Keshatan
Bila ada masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga, anggota keluarga yang lain
mencoba mengobati dengan membeli obat di apotek, bila di rasakan tidak mengalami perubahan
keluarga segera membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter praktik yang ada di daerahnya
atau dibawa ke rumah sakit.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat Ibu W dengan Gastritis,
selama ini hanya memberikan perhatian dan dukungan saja serta berdo’a untuk kesembuhan Ibu
W.
Keluarga mampu membuat suasana menjadi tenang, lingkungan rumah tetap rapi sesuai
tempatnya sehingga menurunkan resiko cedera dan kondisi rumah yang cukup bersih.
Ibu W memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bila ada keluarga yang sakit.
4. Fungsi Reproduksi
Ibu W mengatakan masih mnggunakan KB. KB yang digunakkan yaitu KB pil. Ibu W
sudah menggunakan KB Pil selama 3 tahun, sebelumnya Ibu W menggunakan KB suntik namun
karena tidak cocok akhirnya Ibu W memilih menggunakan KB Pil. Ibu W mempunyai dua orang
anak, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan
5. Fungsi Ekonomi
Ibu W mengatakan dalam keluarga sumber penghasilan berasal dari Bpk S sebagai kepala
keluarga yang berkewajiban mencari nafkah.
F. Stress dan Koping Keluarga
Ibu W mengatakan bila terasa sakit Ibu W segera meminum obat yang dibeli di diwarung.
Ibu W mengatakan khawatir kepada anaknya yang bungsu karena anaknya baru berumur
16 bulan takut rentang dengan penyakit.
Ibu W mengatakan hanya berpasrah diri kepada Allah SWT, berdoa agar cepat
disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.
Bila mendapatkan masalah keluarga Bpk. S tidak ada angtgota keluarga yang mempunyai
kebiasaan marah-marah, mengamuk, dan sebagainya dalam menghadapi masalah selalu
menyelesaikan dengan musyawarah segera agar masalah tidak bertumpuk.
G. Harapan Keluarga
Ibu W berharap bisa meningkatkan derajat hidup keluarganya dan derajat kesehatannya
sehingga dapat hidup sejahtera.
H. Pemeriksaan Fisik
Data Onjektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 22 x/menit.
Suhu 36,5 0 C.
2. Data Subjektif :
Data Objektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 22 x/menit.
Suhu 36,5 0 C.
III. Skoring
Cukup
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah harus segera
masalah ditangani untuk mencegah
komplikasi yang lebih berat.
Masalah berat, harus
segera ditangani
Jumlah 3 4/3