Anda di halaman 1dari 30

Program Pendidikan Propesi Ners STIKes Tengku Maharatu

LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN IBU W DENGAN GASTRITIS


PADA KELUARGA BAPAK S DI DESA BATU BERSURAT

Oleh

JUNAIDI

DOSEN PEMBIMBING

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TENGKU MAHARATU

PEKANBARU

2021
A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang

merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara

orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau

seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri

atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. (Effendy, 1998)

2. Bentuk / Type Keluarga

a. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya,

adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan

darah (kakek-nenek, paman bibi).

c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)

Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau kehilangan

pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)

Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian

atau ditinggal pasangannya.

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)

Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah

(the single adult living alone)

Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual

cobabiting family)

f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian

family).

g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat

Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat

yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)

3. Peranan &. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi

Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan

sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi

penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses

penyembuhan.
b. Struktur peran keluarga

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik

akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam

keluarga dan masyarakat.

c. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang

lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian

masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan

suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.

d. Nilai atau norma keluarga

Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan

gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno, 2004: 7)

4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)

a. Fungsi Afektif

Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang

sakit Gastritis akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi

dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan

mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan


kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi

penderita.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga. Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,

diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat

penting.

d. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan

makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di

bidang kesehatan.

5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan

Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di

bidang kesehatan yaitu :


a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang

seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidaksanggupan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda

dan gejala, perawatan dan pencegahan Gastritis.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara

keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan

keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar

masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena

keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak

merasakan menonjolnya masalah.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga

memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika

demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh

tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga


Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga

dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi

lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya

keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan

membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat

perawatan segera agar masalah teratasi.

B. KONSEP DASAR GASTRITIS


1. Defenisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. ( Arif Mansjoer, 2001 : 492 ) Gastritis
merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronis, difusi, atau lokal. ( Silvia A. Price,dkk. 2005 : 422 )

Gastritis terbagi dua macam yaitu :


a. Gastritis akut : merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda
dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
b. Gastritis Kronik : penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifactor dengan
perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan H. Pylori. ( Arif
Mansjoer, 2001 : 492 )

2. Etiologi
Penyebab penyakit ini , antara lain :
a. Obat-obatan : Aspirin, obat anti inflamasi nonsteroid ( AINS )
b. Alkohol
c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar, sepsis.
d. Makanan / diet
e. Stres
3. Anatomi fisiologi
Lambung adalah organ berbentuk J , terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen dibawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian
kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.
Regio-regio lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian
pylorus.
Fungsi lambung diantaranya :
a. Penyimpanan makanan
b. Produksi kimus
c. Digesti protein
d. Produksi mukus
e. Produksi faktor intrinsik
f. Absorpsi.
( Ethel Sloane, 2004 : 286-287 )

4. Patofisiologi
Gastritis akut dapat juga menjadi tanda pertama dari infeksi sistemik. Bentuk
yang lebih berat dari gastritis akut disebabkan oleh asam kuat atau alkalis, yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Inflamasi dalam waktu lama pada lambung disebabkan baik oleh ulkus jinak atau
ganas, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
sebagai tipe A atau B. tipe A dihubungkan dengan penyakit autoimun misalnya anemia
pernisiosa. Tipe ini terjadi pada fundus atau badan lambung. Tipe B ( H. pylori )
mempengaruhi antrum dan pylorus. Tipe ini dapat dihubungkan dengan bakteri H. pylori,
factor diet seperti minum panas, pedas, penggunaan obat, alkohol, merokok, atau refluks
isi usus kedalam lambung.
( Monika Ester, 2002 : 46 )
WOC

Obat-obatan Alkohol Stres Makanan Gangguan mikrosirkulasi


(misl : Aspirin, (diet) mukosa lambung
obat AINS)

Efek samping : Mengandung Pengeluaran Terkontaminasi


Iritasi mukosa Zat kimia as.lambung bakteri
lambung yg berlebihan

Implamasi / Mengiritasi Mengenai mokosa Infeksi

radang mukosa yg teriritasi oleh H. Pylori

Implamasi / Implamasi / Melekat pada Trauma, luka

Radang Radang epitel lambung dan bakar

menghancurkan lapisan

mukosa

Gastritis

Anoreksia Mual, muntah Nyeri

MK: Gangguan MK: Resiko tinggi kekurangan MK: Gangguan istirahat

Pemenuhan Cairan dan elektrolit tidur

Kebutuhan nutrisi
5. Manifestasi Klinis
Pada gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti
anoreksia, mual, sampai gejala yang lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah,
perdarahan, dan hematemisis. Pada beberapa kasus, bila gejala menetap dan resisten
terhadap pengobatan, mungkin diperlukan tindakan diagnostik tambahan seperti
endoskopi, biopsy mukosa, dan analisis cairan lambung untuk memperjelas diagnosis.
( Sylvia A. Price, 2005 : 423 )
Sedangkan pada gastritis kronis kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, naosea, dan pada pemeriksaan
fisik tidak dijumpai kelainan.
( Arif Mansjoer : 2001 : 493 )

6. Komplikasi
Pada gastritis akut perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemisis dan
melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama. Namun
pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi helicobacter Pylori, sebesar 100%
pada tukak duodenum dari 60-90% pada tukak lambung.
Pada gastritis kronis, perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan
anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 .
( Arif Mansjoer. 2001: 493 )

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanan pada gastritis akut faktor utama dengan menghilangkan
etiologinya. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk
mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H 2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik, dan antasid.
( Arif Mansjoer. 2001: 493 )
Penatalaksanan pada gastritis kronis dilakukan dengan menghindari alkohol dan
makan sampai gejala berkurang, dilakukan dengan diet tidak mengiritasi. Bila gejala
menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa
dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis berkenaan dengan
mencerna asam atau alkalin kuat, encerkan atau netralkan asam dengan antasida umum
misalnya aluminium hidroksida. Bila gastritis dihubungkan dengan pencerna alkali kuat,
gunakan jus lemon encer atau cuka yang diencerkan. Bila korosi berat, hindari emetik,
dan livase karena adanya bahaya perforasi. Selain itu dapat juga dilakukan modifikasi
diet, istirahat, reduksi stress, dan farmakoterapi. H. pylori dapat diatasi dengan antibiotik
( misal : tetrasiklin atau amoksiklin ) dan garam bismut (pepto bismol ) ( Monica Ester.
2002 : 46 )

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian klien dengan gastritis meliputi :
a. Identitas klien dan keluarganya yang tediri dari nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, pekerjaan, ruang nomor MR,
tanggal masuk dan diagnosa keperawatan.

b. Data Riwayat Kesehatan


1.) Riwayat Kesehatan Sekarang: Biasanya pasien mengeluhkan
anoreksia, mual, nyeri ulu hati, muntah.
2.) Riwayat Kesehatan Dahulu : mungkin pasien pernah menggunakan
obat-obat seperti obat AINS, mengkonsumsi alcohol, atau sedang
mengalami sters.
3.) Riwayat Kesehatan Keluarga : Gastritis bukan peyakit keturunana,
tapi keluarga juga berpengaruh terhadap gastritis ini.

2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan diatas dapat disusun beberapa
kemungkinan diagnosa yang ditemui pada pasien gastritis. Diagnosa keperawatan ini
didapat dari “ Monika Ester, 2002 : 47 “.
a. Nyeri b.d iritasi mukosa.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrien yang
tidak adekuat.
c. Resiko terhadap kekurangan volume cairan b.d ketidakcukupan masukan
cairan dan kehilangan cairan akibat muntah yang berlabihan.

3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan penerapan kebutuhan pasien dan
melaksanakan tindakan keperawatan yang mengandung tujuan, intervensi atau rencana
tindakan dan rasional.
a. Nyeri b.d iritasi mukosa.
Tujuan : Nyeri dapat diatasi atau berkurang.
Kriteria hasil:
- Dapat menghindari makanan / miniman yang dapat mengiritasi mukosa.
- Drajat atau skala nyeri berkurang

Rencana tindakan :
- Beritahu pasien atau keluarga untuk menghindari makanan dan minuman
yang mungkin mengiritasi mukosa lambung.
R/ : Mencegah terjadinya iritasi mukosa
- Kaji derajat nyeri
R/ : Untuk mengetahui tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
- Kolaborasi pada pemberian obat-obat penghambat asam lambung seperti
H2-blockers, dan obat-obat antasid.
R/ : Menghambat sekresi asam lambung

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang b.d masukan nutrien
tidak adekuat.
Tujuan : Perubahan nutrisi dapat di atasi
Kriteria Hasil :
- Pasien dapat meningkatkan masukan nutrisi adekuat dan menghindari
makanan pengiritasi
Rencana Tindakan :
- Berikan dukungan fisik dan emosional untuk pasien dengan gastritis akut
R/ : Mengurangi stress pada pasien
- Berikan terapi IV sesuai kebutuhan dan pantau nilai elektrolit serum setiap
hari
R/ : Mencukupi kebutuhan nutrisi
- Dorong pasien untuk melaporkan adanya gejala yang menunjukkan
episode berulang dari gastritis saat makanan masuk
R/ : untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya
- Hindari minuman berkafein
R/ : Kafein meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi pepsin.
- Hindari alkohol dan merokok
R/ : Nikotin menghambat penetralisasian asam lambung dalam duodenum.
- Ajarkan bahwa nikotin meningkatkan aktivitas muskuler dalam usus, yang
menimbulkan mual dan muntah
R/ : Nikotin dapat merangsang parasimpatis.

c. Risiko terhadap kekurangan volume cairan yang b.d ketidakcukupan masukan


cairan dan kehilangan cairan akibat muntah yang berlebihan.
Tujuan : Risiko terhadap kekurangan volume cairan dapat diatasi.
Kriteria Hasil :
- Keseimbangan cairan dapat dipertahankan.
- Tanda – tanda vital dalam batas normal

Rencana Tindakan :
- Pantau masukan dan haluaran setiap hari terhadap dehidrasi
R/ : Menjaga keseimbangan volume cairan
- Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk ketidakseimbangan cairan
R/ : Untuk mengurangi resiko kekurangan cairan dan elektrolit
- Kolaborasi dengan dokter terhadap indikator gastritis hemoragis
( hematemesis, takikardia, hipotensi ).
R/ : Untuk mengetahui tindakan yang harus diberikan kepada pasien.

4. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan adalah pengolahan data dan
perwujudan dan rencana tindakan keperawatan yang meliputi anjuran dokter dan
menjalankan ketentuan rumah sakit.
Dalam pelaksanaan, bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya yang
sangat penting untuk pertukaran informasi, tim lain yang dimaksud adalah dokter, ahli
gigi, fisioterapi, psikiater, dan tenaga sosial laninnya.
Setelah tindakan keperawatan selesai dilakukan, dokumentasi yang
meliputi rencana yang telah dilakukan baik secara lisan maupun catatan perawat oleh tim
kesehatan yang berkaitan dengan kelanjutan kondisis pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tindakan akhir keperawatan untuk mengetahui
sejauh tujuan dapat dicapai. Tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam
penggunaan proses keperawatan.
Semua proses keperawatan harus dievaluasi, adapun hasil evaluasi dapat
berupa :
a. Masalah berhasil diatasi seluruhnya.
b. Masalah teratasi sebagian
c. Masalah tidak teratasi / timbul masalah baru.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU W DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA BAPAK
S DI DESA B ATU BERSURAT

I. Pengkajian Keluarga

A. Data Umum

1. Nama kepala keluarga : Bpk. S

2. Umur : 35 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki – laki

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Koto mesjid

8. Tanggal Pengkajian : 22 April 2021

9. Komposisi Keluarga :

Nama Jenis Umur Hub. Pendidikan Pekerjaan


kelamin Keluraga
Ny. W Perempuan 33 tahun Isteri SMA IRT
An. A Laki-laki 7 tahun Anak SD Pelajar
An. S Perempuan 16 bulan Anak - -
10. Genogram

11. Tipe keluarga

Tipe keluarga Bpk S termasuk tipe keluarga inti karena di dalamnya terdiri dari ayah, ibu
dan dua orang anak.

12. Suku bangsa

Bpk. S berasal dari suku melayu sementara Ibu W berasal dari suku melayu. Jadi
keluarga Bpk. S berasal dari suku melayu. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Ocu.

13. Agama

Semua anggota keluarga Bpk. S beragama Islam, Ibu W Aktip mengikuti pengajian
sementara An. A anak yang pertama suka mengaji.

14.  Status sosial ekonomi keluarga

Sumber penghasilan keluarga adalah berasal dari Bpk. S kurang lebih sebesar Rp.
1.500.000 / bulan.
Adapun untuk pengeluarannya yaitu :

Biaya belanja sehari-hari                     : Rp  1.000.000,- / bulan

Biaya jajan anak                                  : Rp.  250. 000,-/bulan

Lain-lain (biaya tak terduga)               : Rp.  250.000,-/bulan

Jumlah                                                : Rp  1.500.000

15. Aktivitas dan rekreasi keluarga

Ibu W mengatakan jarang melakukan rekreasi karena kondisi keluarga yang tidak
memungkinkan. Sarana hiburan di rumah terdapat televisi, keluarga biasa mengisi waktu luang
dengan berkumpul bersama dan menonton televisi pada waktu malam hari.

16. Pola kebiasaan sehari – haria.

a. Pola Makan

Ibu W mengatakan pola makan keluarga tidak teratur begitu juga dengan dirinya,
biasanya makan 3x sehari tetapi kadang-kadang lebih dari 3x sehari. Sedangkan anak-ananya
makan bisa sampai 3-4x sehari. Ibu W mempunyai pantangan terhadap makanan yang pedas dan
asam. Menu makanan sehari-hari keluarga adalah nasi, tahu, tempe, sayur, ayam, dan kadang-
kadang makan buah jika ada.

b. Pola Minum

Keluarga Ibu W biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas per hari / orang.

c. Pola Istirahat dan Tidur

Ibu W mengatakan keluarganya biasa tidur pukul 20.30 – 05.30 WIB. Tetapi tidak tentu
karena Ibu W harus menjaga kedua anaknya tidur terlebih dahulu. Keluarga tidak mengalami
kesulitan dalam tidur.
d. Pola Eliminasi

Ibu W mengatakan dirinya dan keluarga biasa BAB 1 sampai 2 kali sehari dan BAK ± 5
– 6 kali sehari.

e. Personal Hygiene

Ibu W mengatakan bahwa keluarganya biasa mandi dua kali sehari yaitu pagi dan sore,
mandi menggunakan sabun, keramas satu minggu tiga kali menggunakan shampo. Gosok gigi
dua kali sehari, sedangkan untuk menggunting kuku Ibu W dan keluarga tidak tentu dengan
pasti, keluarga menggunting kuku jika kuku sudah panjang.

f. Pola Aktivitas

Ibu W mengatakan sehari-harinya dia tinggal di rumah paling pagi mengantar anaknya
yang pertama ke sekolah dan menjemput anaknya sekolah. Tetapi kesahariannya Ibu W jarang
keluar ataupun berpergian. Di rumah biasanya nonton TV, tidur siang dan mengasuh kedua
anaknya. Sedangkan Bpk. S bekerja sebagai koki berangkat pagi pukul 04.00 – 14.30 WIB
sedangkan jika berangkat siang pukul 10.00 – 20.00 WIB.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Ibu W mengatakan anak pertamanya saat ini berusia 7 tahun , jadi perkembangan
keluarga saat ini adalah  tahap perkembangan anak usia sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga Bpk. S yang belum terpenuhi adalah perkembangan


keluarga dengan anak usia remaja dan anak dengan usia dewasa,selain itu Bpk S juga ingin
menyekolahkan anak yang pertama dan keduanya.
3. Riwayat keluarga inti

Ibu W mengatakan bahwa dirinya mempunyai penyakit gastritis. Ibu W mengalami


penyakit gastritis sudah sejak umurnya 9 tahun karena sering telat makan . Ibu W mengatakan
jika gastritis Ibu W kambuh, Ibu W mengalami sakit melilit di perut dan pusing, mual-mual dan
kadang-kadang hingga muntah-muntah jika sudah parah penyakit gastritisnya, jika sakit yang
dirasa belum hilang ibu W meminum obat yang dibeli di warung didekat rumahnya, tetapi jika
tidak hilang juga Ibu W pergi ke puskesmas yang berada dikampungnya.  Ibu W mengatakan
anak Ibu W yang pertama dan kedua yaitu An. A berumur 7 tahun dan An. S berumur 16 bulan
yang 2 minggu kemarin mengalami penyakit batuk dan flu. Jika penyakit yang di derita anaknya
tidak sembuh dengan meminum obat yang dibeli di warung maka Ibu W  langsung membawa
anaknya ke kepuskesmas.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Ibu W mengatakan tidak terdapat penyakit menular dalam keluarganya tetapi Ibu W
mengatakan bahwa Ibunya mempunyai penyakit darah tinggi dan sudah meninggal sejak tiga
tahun yang lalu dan Bpk. Ibu W mempunyai penyakit darah tinggi, sementara Ibu Bpk. S
mempunyai penyakit diabetes melitus.

C. Lingkungan

1. Karakteristik Rumah.

Rumah keluarga Ibu W berukuran kurang lebih 5×4 meter, mempunyai satu ruang tamu,
satu kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang dipakai secara bersama. Rumah keluarga
Ibu W merupakan tipe rumah permanen.
a. Denah rumah :

b. Ventilasi dan Pencahayaan

Keluarga mengatakan memiliki jendela di ruang tamu, jendela jarang dibuka. Kamar
mandi mempunyai penerangan dan ventilasi yang kurang karena tidak ada ventilasinya,
sedangkan di dalam rumah sinar matahari tidak cukup menerangi seluruh bagian rumah terutama
kamar tampak kurang cahaya. Pada malam hari penerangan menggunakan listrik.

c. Sumber Air

Sumber air keluarga Ibu W berasal dari sumur gali yang digunakan untuk air minum,
mandi dan mencuci. Karakteristik air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

d. Jamban keluarga dan Pembuangan Limbah

Rumah keluarga Ibu W memiliki jamban sendiri dikamar mandi, jadi pembuangan
jamban di alirkan ke septicteng. Sedangkan untuk mancuci pakaian dan cuci piring di lakukan di
kamar mandi dan hasil pembuangannya baik dari limbah dapur ataupun kamar mandi di alirkan
ke sungai.
e. Penataan Ruangan

Penataan rumah cukup rapi walaupun sedikit berantakan karena Ibu W memiliki anak
kecil. Penataannya teratur sesuai dengan fungsi ruangan. Pada ruang tamu dan ruang keluarga
terdapat kursi, televisi, meja makan sehingga ruang tamu dan ruang kekuarga menjadi satu.
Dapur terdapat di samping kamar tidur dan tidak begitu luas sedangkan kamar mandi berada
disamping dapur.

f. Lingkungan Sekitar Rumah

Lingkungan sekitar rumah agak kotor. Jarak antara satu rumah dengan rumah lain
berdempetan, terdapat tanaman sebagai penghijauan.

g. Pembuangan Sampah

Ibu W mengatakan biasa membuang sampah ke sungai. Ibu W mengatakan sebagian


besar penduduk sekitar membuang sampah ke sungai.

h. Sarana Transportasi

Ibu W mengatakan sarana transportasi yang di gunakan untuk berpergian adalah angkut
sepeda Motor dan angkutan Umum.

i. Fasilitas dan Sarana Kesehatan

Keluarga mengatakan jarak ke puskesmas dapat di tempuh dengan menggunakan Sepeda


Motor, karena jarak cukup jauh sekitar ± 2 km, apabila ada anggota keluarga yang sakit maka
segera di bawa ke Puskesmas.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Ibu W mengatakan sebagian besar tetangganya warga asli Kampar dan berasal dari suku
Melayu. Ibu W mengatakan sering berkumpul dengan tetangga disekitar rumah karena tetangga
Ibu W walaupun tetangga Ibu W masih merupakan saudara. Mayoritas mata pencaharian
tetangga sekitar rumah Ibu W adalah sebagai Petani. Ibu W mengatakan dilingkungannya
terdapat kegiatan pengajian dilakukan satu kali dalam satu minggu. Fasilitas umum yang terdapat
dilingkungan rumah Ibu W yaitu terdapat mesjid, majlis ta’lim, PAUD, posyandu, dan posbindu.

3. Mobilitas geografis keluarga

Ibu W mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang sekarang selama ± 8 tahun.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ibu W mengatakan sering mengikuti kegiatan pengajian yang dilaksanakan di sekitar


daerah rumahnya. Ibu W juga sering berkumpul bersama saudara- saudaranya pada hari raya.
Interaksi yang terjalin antara Keluarga Bpk S dengan tetangganya sangat baik.

5. Sistem pendukung keluarga

Ibu W mengatakan bahwa keluarganya mempunyai kartu sehat yaitu  jamsostek / Kis.

D. Struktur Keluarga

Ibu W mengatakan keluarga biasa berkomunikasi menggunakan bahasa ocu, jika ada
masalah di dalam keluarga maka anggota keluarga berdiskusi dan bermusyawarah untuk mencari
pemecahannya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Ibu W mengatakan bahwa yang mengambil keputusan dalam segala hal adalah Bpk. S,
Bpk. S jarang menyelesaikan masalah sebelumnya bersama Ibu W.

3. Struktur peran

a. Bapak S    : Sebagai kepala keluarga yaitu dalam mengambil keputusan keluarga dan
sebagai bapak dari kedua anaknya, membantu mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-
hari.
b. Ibu W       : Sebagai ibu, mengatur dan mengurus rumah tangga dan keuangan serta
mengurus anak.

c. Anak A      :  Sebagai anak pertama adalah sebagai seorang pelajar.

d. Anak S      : Sebagai anak kedua belum bersekolah karena masih balita, semuanya rajin
dan patuh terhadap perintah bapak serta ibunya.

4. Nilai dan norma budaya

Keluarga Bpk S dalam menghadapi masalah kesehatan selain membawa kepuskesmas.


Dan keluarga memegang teguh nilai-nilai agama Islam, keluarga juga ditekankan untuk menjaga
silahturahmi dengan saudara-saudara dan tetangga setempat.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Ibu W selalu memberikan kasih sayang pada semua anaknya dan tidak membeda-
bedakan. Diantara anggota keluarga satu sama lainnya saling menyayangi. Hubungan keluarga
terlihat harmonis dan ikatan kekeluargaan sangat erat.

2. Fungsi sosial

Seluruh anggota keluarga Bpk S dapat bersosialisasi dikeluarga dengan akrab, juga
sosialisasi dengan tetangga maupun dengan masyarakat yang ada di wilayah tempat tinggal Bpk
S.

3. Fungsi perawatan kesehatana. Mengenal Masalah Kesehatan

Ibu W mengatakan tidak mengetahui banyak tentang penyakit yang dialaminya. Ibu W
hanya mengetahui bahwa gastritis adalah sakit perut dan sering pusing jika kambuh. Ibu W juga
tidak mengetahui tentang penyakit yang dialami oleh An. S dan An. A, Ibu W hanya mengetahui
bahwa anaknya dua minggu kemarin sakit batuk dan pilek.
b. Mengambil Keputusan Untuk Mengatasi Masalah Keshatan

Bila ada masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga, anggota keluarga yang lain
mencoba mengobati dengan membeli obat di apotek, bila di rasakan tidak mengalami perubahan
keluarga segera membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter praktik yang ada di daerahnya
atau dibawa ke rumah sakit.

c. Kemampuan  Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Gastritis

Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat Ibu W dengan Gastritis,
selama ini hanya memberikan perhatian dan dukungan saja serta berdo’a untuk kesembuhan Ibu
W.

d. Kemampuan keluarga Memodifikasi Lingkungan

Keluarga mampu membuat suasana menjadi tenang, lingkungan rumah tetap rapi sesuai
tempatnya sehingga menurunkan resiko cedera dan kondisi rumah yang cukup bersih.

e. Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan

Ibu W memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bila ada keluarga yang sakit.

4. Fungsi Reproduksi

Ibu W mengatakan masih mnggunakan KB. KB yang digunakkan yaitu KB pil. Ibu W
sudah menggunakan KB Pil selama 3 tahun, sebelumnya Ibu W menggunakan KB suntik namun
karena tidak cocok akhirnya Ibu W memilih menggunakan KB Pil. Ibu W mempunyai dua orang
anak, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan

5. Fungsi Ekonomi

Ibu W mengatakan dalam keluarga sumber penghasilan berasal dari Bpk S sebagai kepala
keluarga yang berkewajiban mencari nafkah.
F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek

Ibu W mengatakan bila terasa sakit Ibu W segera meminum obat yang dibeli di diwarung.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Ibu W mengatakan khawatir kepada anaknya yang bungsu karena anaknya baru berumur
16 bulan takut rentang dengan penyakit.

3. Strategi koping yang digunakan

Ibu W mengatakan hanya berpasrah diri kepada Allah SWT, berdoa agar cepat
disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Bila mendapatkan masalah keluarga Bpk. S tidak ada angtgota keluarga yang mempunyai
kebiasaan marah-marah, mengamuk, dan sebagainya dalam menghadapi masalah selalu
menyelesaikan dengan musyawarah segera agar masalah tidak bertumpuk.

G. Harapan Keluarga

Ibu W berharap bisa meningkatkan derajat hidup keluarganya dan derajat kesehatannya
sehingga dapat hidup sejahtera.

H. Pemeriksaan Fisik

No Jenis Bapak S Ibu W An. A An. S


Pemeriksa
an
1 Tanda – Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kesadaran Composmentis
tanda vital Composmentis Composmentis Composmentis
Td : -
TD : 120/80
mmHg. TD :  110/80 mmHg. TD : - Nadi : -

Nadi : 80 Nadi : 76 x/menit. Nadi : - RR :  -


x/menit.
RR :  22 x/menit. RR :  - Suhu :  -
RR: 22 x/menit.
Suhu 36,5 0 C. Suhu : 36,40 C
Suhu :  360 C.
2 Kepala Kulit kepala Kulit kepala tidak Kulit kepala tidak Kulit kepala tidak ada lesi
tidak ada lesi ada lesi dan tidak ada lesi dan tidak dan tidak ada benjolan.
dan tidak ada ada benjolan. Mata ada benjolan. Mata tidak anemis,  telinga
benjolan. Mata tidak anemis,  Mata tidak tidak ada serumen, fungsi
tidak anemis,  telinga tidak ada anemis,  telinga pendengaran baik, hidung
telinga tidak ada serumen, fungsi tidak ada tidak ada sekret, fungsi
serumen, fungsi pendengaran baik, serumen, fungsi penciuman baik, gigi
pendengaran hidung tidak ada pendengaran tampak bersih, mukosa
baik, hidung sekret, fungsi baik, hidung tidak bibir lembab
tidak ada sekret, penciuman baik, gigi ada sekret, fungsi
fungsi tampak sedikit penciuman baik,
penciuman baik, bersih, mukosa bibir gigi tampak
gigi tampak lembab bersih,  mukosa
kuning, mukosa bibir lembab
bibir lembab.
3 Thorax dan Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris, bunyi dada
fungsi frekuensi napas frekuensi napas bunyi dada vesikuler.
pernapasan 22x/menit, bunyi 22x/menit, bunyi vesikuler.
dada vesikuler. dada vesikuler.
4 Kulit Kulit teraba Kulit teraba hangat,  Kulit teraba Kulit teraba hangat,  turgor
hangat,  turgor turgor kulit elastis hangat,  turgor kulit elastis
kulit elastic kulit
5 Ekstremitas Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan bawah
atas dan dan bawah bawah tampak dan bawah tampak normal, tidak ada
bawah tampak normal, normal, tidak ada tampak normal, edema, fungsi pergerakan
tidak ada edema, edema, fungsi tidak ada edema, baik
fungsi pergerakan baik fungsi pergerakan
pergerakan baik baik

II. PERUMUSAN DIAGNOSAA. Analisa Data

No. Data Diagnosa Keperawatan


1. Data Subjektif : Kurang pengetahuan ibu W
tentang penyakit gastritis
Ibu W mengatakan tidak mengetahui apa
b.d ketidakmampuan
yang dimaksud dengan Gastritis, Ibu W
anggota keluarga mengenal
hanya mengatakan bila perutnya nyeri,
masalah gastritis
kembung dan perih itu adalah magh.

Ibu W mengatakan makannya setelah terasa


lapar saja

Ibu W mengatakan jarang sarapan pagi

Data Onjektif :

Tanda-tanda Vital :

TD :  110/80 mmHg.

Nadi : 76 x/menit.

RR :  22 x/menit.

Suhu 36,5 0 C.
2. Data Subjektif :

Saat dikaji Ibu W mengatakan 3 bulan yang


lalu sakit maghnya kambuh lagi hingga Ibu
Resiko tinggi nyeri b.d
W meringis menahan sakit karena
ketidak mampuan keluarga
penyakitnya sudah kronis.
merawat anggota keluarga
Ibu W mengatakan beberapa hari kemarin ulu dengan gastritis
hatinya sakit.

Ibu W mengatakan perutnya terasa kembung


dan melilit.

Ibu W mengatakan bila perutnya terasa sakit


Ibu W tidak bisa melakukan apa-apa.

Ibu W mengatakan tidak mengetahui apa


yang dimaksud dengan Gastritis, ibu W
hanya mengatakan bila perutnya nyeri,
kembung itu adalah magh.

Data Objektif :

Tanda-tanda Vital :

TD :  110/80 mmHg.

Nadi : 76 x/menit.

RR :  22 x/menit.

Suhu 36,5 0 C.
III. Skoring

1. Kurang pengetahuan Ibu W b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal


masalah gastritis

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah kurang pengetahuan
yang di alami oleh Ibu W
Ancaman kesehatan
sudah terjadi.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Kemungkinan masalah untuk
masalah dapat diubah diubah mudah karena dengan
pemberian pendidikan
Sebagian
kesehatan, kesadaran
keluarga untuk mencegah
penyakit gastritis.
3. Kemungkinan 2/3 x 1 2/3 Dengan mendidik dan
masalah dapat memotivasi juga melatih
dicegah keluarga merawat Ibu W
secara benar. Kemungkinan
Cukup
masalah dapat dicegah.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah kurang pengetahuan
masalah harus segera ditangani untuk
mencegah komplikasi yang
Berat harus segera
lebih berat
ditangani
Jumlah 4 2/3
2. Resiko tinggi nyeri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gastritis

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah resiko dapat menjadi
aktual jika tidak segera
Tidak/kurang sehat
ditangani.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Kemungkinan masalah untuk
masalah dapat diubah diubah mudah karena dengan
pemberian pendidikan
Mudah
kesehatan, kesadaran
keluarga untuk mencegah
gastritis
3. Kemungkinan 2/3 x 1 2/3 Cukup, masalah gastritis
masalah dapat dapat diatasi dengan
dicegah pengobatan rutin

Cukup
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah harus segera
masalah ditangani untuk mencegah
komplikasi yang lebih berat.
Masalah berat, harus
segera ditangani
Jumlah 3 4/3

1. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Kurang pengetahuan Ibu W b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal
masalah gastritis
2. Resiko tinggi nyeri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gastritis

Anda mungkin juga menyukai