Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

BAB 1 ..................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 2
1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................................................... 2
1.3 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................................... 3
1.4 Metoda Pustaka ............................................................................................................................. 7
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 8
2.1 Hasil dan Pembahasan .................................................................................................................. 8
BAB 3 ................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saya membuat tugas ini guna memenuhi tugas praktikum dari Mata Kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia dan untuk menambah pengetahuan juga wawasan mengenai K3 di sebuah
perusahaan. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3, terkesan rancu apabila disebut keselamatan dan
kesehatan kerja) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan
manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk
memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan
kerja.

1.2 Tujuan Praktikum

 Untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah manajemen sumber daya manusia.
 Untuk mengetahui pengertian K3.
 Untuk mengetahui dasar pemberlakuan K3.
 Untuk mengetahui fokus dan tujuan dari K3.
 Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja.
 Untuk mengetahui usaha untuk mencapai keselamatan kerja.
 Untuk mengetahui yang menjadi masalah kesehatan pada karyawan.
1.3 Tinjauan Pustaka

 Pengertian
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian
alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Beberapa pendapat mengenai pengertian
keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
a) Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
b) Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c) Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja .

 Dasar Pemberlakuan K3
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-
undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah
sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas
pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya
perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik.
Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini,
tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai
kesejahteraan bersama. Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1,
syarat keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah
:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

 Tujuan adanya K3
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawannya

 Penyebab Kecelakaan Kerja


Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan
kerja, yaitu:
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak).
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja


a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap
pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam
penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko
bahaya.

 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja


Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan menghindari
kecelakaan kerja antara lain:
a) Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis
pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah langkah
menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.
b) Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian/kehilangan
(waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan program keselamatan dan
penanganan hukum
c) Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya
d) Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya,
yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan,
serta lingkungan kerjanya.

 Masalah Kesehatan Karyawan


Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehantan bagi para karyawan adalah:
a) Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan
Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang menggunakan bantuan
dari obata-obatan dan meminum alcohol untuk menghilangkan stress yang mereka rasakan.
b) Stress
Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepada tubuh
tersebut.
c) Burnout
"Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik.

1.4 Metoda Pustaka


Dalam pengerjakan tugas praktikum tentang K3 ini saya menggunakan metode pustaka. Di
mana saya mengambil materi dari internet.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hasil dan Pembahasan


Perusahaan yang saya bahas adalah PT. Wijaya Karya. PT Wijaya Karya merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi. Perusahaan ini didirikan tanggal 29 Maret 1961
dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1961. Kantor pusat WIKA beralamat di Jl. D.I Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur 13340 dengan
lokasi kegiatan utama di seluruh Indonesia dan luar negeri.

a. Upaya apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman?
Upaya yang dilakukan PT. Wijaya Karya Untuk mencapai komunikasi K3 yang efektif
serta efisien serta menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan diadakannya
toolbox meeting. Setiap hari pegawai WIKA Beton melakukan toolbox meeting yang
membahas rencana kerja serta bahaya K3L yang mungkin timbul dari pelaksanaan
pekerjaan dan pencegahannya. Toolbox meeting merupakan salah satu strategi mencapai
komunikasi K3 yang efektif. Toolbox meeting atau yang biasa pula disebut Safety talk
merupakan sebuah upaya untuk mengingatkan kepada para pekerja tentang pentingnya
kesehatan dan keselamatan kerja di area kerja. Biasanya materi yang diberikan melalui
toolbox meeting ini sifatnya spesifik kepada lingkungan kerja, dilakukan pada lingkup
tempat kerja yang spesifik dan tidak harus selalu dilakukan di ruang yang khusus. Cukup
dengan memberikan briefing di area terbuka, karena pada inti pokoknya adalah adanya
komunikasi tentang memberitahukan bagaiaman selalu menjalankan aturan dari kesehatan
dan keselamatan kerja itu sendiri. Manfaat toolbox meeting itu sendiri yaitu untuk
pengenalan dan pengingat segala jenis prosedur/aturan-aturan dari kesehatan dan
keselamatan kerja, agar sebuah aktivias pekerjaan berjalan sesuai dengan aturan yang
berlaku.

b. Upaya apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sehat
PT. Wijaya Karya mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerjanya, oleh
karena pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja secara optimal sangat penting bagi
keberhasilan jangka panjang. Perseroan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan
sehat. Oleh karena itu lokasi usaha, fasilitas, sarana dan prasarana Perseroan lainnya harus
memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang kesehatan dan
keselamatan kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pegawai diusahakan Perseroan
dengan cara antara lain :
1) Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:
2007
2) Melaksanakan berbagai implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK-3) sesuai dengan peraturan yang berlaku secara konsisten
dalam upaya memberikan perlindungan optimal pada pegawai Perseroan dari hal-
hal yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan pegawai;
3) Mengupayakan perbaikan berkelanjutan atas berbagai infrastruktur yang berkaitan
dengan K3;
4) Memperoleh beberapa sertifikasi yang berhubungan dengan K3 (SMK-3
untukbeberapa proyek, Zero Accident Award);
5) Menyertakan partisipasi Pegawai sebagai bagian dari upaya peningkatan
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja.

c. Apakah selama ini para karyawan taat pada peraturan K3 dan patuh menggunakan alat
pelindung diri (personal protective equipment), jelaskan !
Tingkat kesadaran sebagian kecil dari karyawan PT. Wijaya Karya dalam menggunakan
alat pelindung diri masih dibilang sangat kurang. Pada saat bekerja masih ada beberapa
karyawan yang mengabaikan menggunakan APD khususnya earplug. Mereka tidak
menggunakan earplug karena bentuknya yang kecil sehingga mudah hilang, selain itu
karyawan mengeluh panas dan sakit ketika dipakai sehingga karyawan mensiasati dengan
menggunakan kapas untuk menutup telinga.

Tetapi secara keseluruhan sebagian besar pekerja sudah menggunakan APD


mereka saat bekerja dengan baik. PT. Wijaya Karya pun sangat memahami dan berusah
untuk mengerti kenyamanan karyawan dalam penggunaan APD, contohnya jika APD
rusak maka akan langsung diganti, lalu dengan disediakannya tempat loker khusus APD
bagi masing-masing karyawan, dll.

d. Alat pelindung diri (personal protective equipment) apa saja yang harus digunakan ? Apa
saja sanksi tegas terhadap pelanggarnya ?
Alat pelindung diri yang digunakan oleh para pekerja di PT. Wijaya Karya adalah Helm
safety, earplug, masker, sepatu safety, rompi keselamatan dan sarung tangan. Untuk sanksi
bagi para pelanggar, mereka akan diberikan sanksi tegas secara perdata Ada 5 tingkatan
dalam UU Nomor 2 soal Jasa Kontruksi. Sanksi nya bisa peringkatan keras tertulis, pasti
ada peringatan satu, dan ada lagi. Kemudian denda, kemudian ada pembekuan sementara
sampai dengan pencabutan izin. Berat atau ringannya sanksi tergantung seberapa fatal
dan seringnya pelanggaran K3 dilakukan, sanksi paling ringan adalah diberikan
peringatan tertulis, hingga yang paling berat adalah pencabutan izin dalam bekerja.
e. Apa saja sumber potensial pemicu stress di perusahaan tersebut ? jelaskan upaya
perusahaan untuk mencegah atau menanggulanginya !
Berbagai macam tuntutan yang ada dalam organisasi dapat menjadi sumber stres bagi
karyawan yang bekerja di dalamnya. Tuntutan tersebut dapat ditimbulkan oleh adanya
pembagian kerja dan tugas maupun aspek-aspek Iain yang terdapat di dalam organisasi.
Adanya pembagian kerja berdasarkan pendekatan fungsional mempengaruhi sumber stres
yang dirasakan oleh karyawan yang bersangkutan. PT. Wijaya Karya (WIKA) sebuah
perusahaan multi usaha memiliki pembagian kerja yang khas berdasarkan pendekatan
fungsional. Berdasarkan adanya pembagian kerja tersebut, terdapat istilah karyawan Pusat,
Divisi- kantor dan Divisi-Iapangan. Penelitian ini tertarik unluk melihat gambaran sumber
stres karyawan WIKA secara umum maupun secara khusus pada ketiga tempat kerja
tersebut.

Cara Perusahaan mencegah dan menanggulangi stress diantaranya adalah dengan


melakukan pembenahan aturan dan kebijakan dalam jenjang karir, lalu diadakannya
pengayaan dan perluasan tugas guna mengatasi kejenuhan dan rasa tidak berharga akibat
beban kerja kurang, lalu dengan selalu melibatkan karyawan dalam proses pengambilan
keputusan serta peran aktif pemimpin dalam mendukung tugas-tugas karyawan diperlukan
untuk mengatasi konflik peran dan kebimbangan peran. Lalu dengan memberikan
perhatian pada keluhan-keluhan sehubungan dengan kondisi fisik yang dirasakan kurang
memadai bagi para pekerja/karyawan.

f. Sesuai hasil pengamatan / wawancara Anda di perusahaan, Berikanlah beberapa masukan


untuk ke depannya mengenai perbaikan implementasi K3 yang dapat dilakukan secara
bertahap oleh perusahaan, demi perbaikan K3 perusahaan !
Masukannya diantaranya:
1. Dilakukannya pelatihan mengenai K3 yang lebih baik dan rutin untuk menambah
pengetahuan tenaga kerja akan K3.
2. Penggunaan denda dan sanksi dengan lebih berat agar tenaga kerja lebih
menghormati peraturan yang berlaku dan tenaga kerja yang melanggar benar-benar
merasa jera sehingga akan menurunkan jumlah pelanggaran yang terjadi.
3. Perlunya penyadaran kembali akan pentingnya pelaporan setiap kecelakaan yang
terjadi walaupun hanya kecelakaan ringan, karena walaupun hanya kecelakaan
ringan maka hal tersebut akan berakibat fatal jika tidak ditanggulangi secepatnya
sehingga proyek akan berjalan lancar dan tanpa gangguan.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional
terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan
kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis
dan emosional.

3.2 Saran
Pada akhir penulisan ini, ada beberapa hal yang disarankan bagi kemajuan dalam hal
keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Perusahaan, yaitu:

1. Dilakukan pelatihan mengenai K3 yang lebih baik dan rutin untuk menambah
pengetahuan tenaga kerja akan K3. Serta secara rutin mengingatkan dan menambah
kesadaran pekerja akan pentingnya penggunaan APD saat bekerja dimana
diharapkan dapat menekan jumlah kecelakaan yang terjadi.
2. Penggunaan denda dan sanksi dengan lebih berat agar tenaga kerja lebih
menghormati peraturan yang berlaku dan tenaga kerja yang melanggar benar-benar
merasa jera sehingga akan menurunkan jumlah pelanggaran yang terjadi.
3. Perlunya penyadaran kembali akan pentingnya pelaporan setiap kecelakaan yang
terjadi walaupun hanya kecelakaan ringan, karena walaupun hanya kecelakaan
ringan maka hal tersebut akan berakibat fatal jika tidak ditanggulangi secepatnya
sehingga proyek akan berjalan lancar dan tanpa gangguan.
Daftar Pustaka
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja

https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=644679596033265&id=230583310776231&comme
nt_id=644784442689447&reply_comment_id=649383245562900&comment_tracking=%7B%22tn%22
%3A%22R%22%7D&_rdc=1&_rdr

http://nusantaratraisser.co.id/responsiveweb/blog/2019/03/29/apa-itu-toolbox-meeting/

https://www.wika.co.id/po-content/po-upload/01_COC_WIKA_2014_INSERT_BARU_1.pdf

http://eprints.ums.ac.id/69265/12/NASKAH%20PUBLIKASI-3.pdf

https://www.wika-beton.co.id/artikel-det/4-Hal-yang-Perlu-Dipersiapkan-Sebelum-Masuk-ke-Lokasi-
Proyek,--Semua-Demi-Keamanan-dan-Kenyamanan7/ind

http://eprints.ums.ac.id/30982/15/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf

https://www.wika.co.id/po-content/po-upload/sustainability-report-2014-99523-file.pdf

https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Terkait_Kecelakaan_Girder_Proyek_LRT__
WIKA_Terancam_Sanksi_Tegas_Dari_PUPR&news_id=86364&group_news=IPOTNEWS&news_date
=&taging_subtype=INFRASTRUKTUR&name=&search=y_general&q=kementerian%&halaman=

http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20286837.pdf

Anda mungkin juga menyukai