Anda di halaman 1dari 80

TRAINING OF TRAINERS (TOT) PEMBEKALAN CALON INSTRUKTUR

SERTIFIKASI SDM VOKASIONAL SMK BIDANG KONSTR MATERI

3
09 S.D. 10 FEBRUARI 2021

DASAR-DASAR
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
Oleh: Ir. Kusumo Drajad S, Msi, CSP
Sekjen: Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 1
PERKENALAN
NAMA : IR. KUSUMO DRAJAD S, MSI, CSP
TEMPAT/ TGL LAHIR : SEMARANG, 8 JANUARI 1960
STATUS : KAWIN
ALAMAT : Jl. BULAK BARAT NO.46, RT.01, RW.07, CIPAYUNG DEPOK
PENGALAMAN KERJA :
1. PT. HUTAMA KARYA CABANG BALI
2. PT. META EPSI > SUPERVISOR
3. PT.PEMBINAAN
PUSAT IES PUTRA >PENYELENGGARAAN
MANAGER PROYEKKONSTRUKSI
4. KOMISARIS PT. PUJA NUGRAH JAYA KONSULTAN
5. PT. ALKON, LEMBAGA AUDIT SMK3 PP 50, Tahun 2012
6. MANJER SERTIFIKASI LSP K3 KONSTRUKSI
7. ASESOR BNSP & LPJK
8. INSTRUKTUR PJK3
9. DOSEN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
SERTIFIKASI PERSONIL : - AHLI UTAMA K3 KONSTRUKSI
- LEAD AUDITOR SMK3 PP 50
- AHLI K3 UMUM
- AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI

Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi,CSP 2


OUTLINE:
01 LATAR BELAKANG 06 PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:
A Definisi Insiden, Near-miss , Kecelakaan
02 SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI B Unsafe Condition & Unsafe Action Incident
C Teori Sebab Akibat Kecelakaan
03 KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI
07 KOMUNIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
A Induksi K3
04 TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3
B Safety morning talk
C Tool box meeting
05 PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO

A Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya 08 5 (LIMA) PRINSIP DASAR SMKK


B Definisi Risiko dan Tingkat Risiko
ALAT PELINDUNG KERJA (APK) &
C Hirarki Pengendalian Risiko 09 ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 3
TUJUAN PEMBELAJARAN

1 Memahami Keselamatan Konstruksi secara umum

2 Memahami Bahaya, Risiko & Kecelakaan Konstruksi

3 Memahami Penggunaan Alat-Alat Pelindung Diri (APD)

4 Mampu melakukan Komunikasi dan Koordinasi

5 Memahami 5 Elemen dan Strategi Keselamatan Konstruksi


Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 4
1 LATAR BELAKANG

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 5


01 LATAR BELAKANG KESELAMATAN KONSTRUKSI

ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya

BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan

COMPLIANCE WITH LAW


03 Memenuhi ketentuan hukum

COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 6


SASARAN
2 KESELAMATAN
KONSTRUKSI

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 7


02 SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Menjamin dipenuhinya standar Keamanan,


Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam
perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan konstruksi

Melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja


dan orang lainnya di tempat kerja konstruksi (formal &
informal)

SAFETY Menjamin setiap material dan alat konstruksi digunakan


FIRST dengan selamat, sehat, efisien, dan efektif
MIND SET

Menjamin proses konstruksi berjalan lancar

Menjamin produk konstruksi dapat digunakan, dirawat,


UTAMAKAN dan dibongkar dengan selamat dan efisien
KESELAMATAN Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 8
KONSEP
3 KESELAMATAN
KONSTRUKSI

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 9


KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI
03 “SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan & Kea- Keselamatan &


Menjamin Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja manan Lingkungan Kenyamanan Publik

Objek yang ▪ Bangunan konstruksi ▪ Tenaga Kerja Konstruksi ▪ Lingkungan kerja ▪ Masyarakat sekitar
Diselamatkan ▪ Peralatan, material ▪ Tamu, Vendor / Subkon ▪ Lingkungan terdampak proyek

Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan, Kecelakaan /


Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Gangguan Keamanan Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja/


Alat Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement),
Pencegahan
Job
Oleh: Ir. Kusumo Safety Analysis (JSA) 10
DS,Msi,CSP 10
KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI
03
“SPENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI PADA SETIAP TAHAPAN SIKLUS KONSTRUKSI”

PENGKAJIAN PELAKSANAAN OPERASI


& PERANCANGAN PENGADAAN & & PEMBONGKARAN
PERENCANAAN PENGAWASAN PEMELIHARAAN

RANCANGAN KONSEPTUAL PROGRAM KESELAMATAN,


SMKK PENGKAJIAN/ KESEHATAN & KEAMANAN
PERENCANAAN OPERASI & PEMELIHARAAN

RANCANGAN KONSEPTUAL RKK & RMPK PELAKSANAAN RKK & RMPK PELAKSANAAN &
SMKK PERANCANGAN KONSTRUKSI, & RKK RKK PENGAWASAN
KONSTRUKSI PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBONGKARAN

STANDAR PENGADAAN
PERSYARATAN PENERAPAN
SMKK (RKK)
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 11
TUJUAN,
4 LAMBANG &
PENDEKATAN K3

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 12


04 TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3
OUTCOME :
TUJUAN K3 Kesejahteraan
Proses produksi 01 03 meningkat
lancar
REF. UU NO. 1 TH 1970
• Melindungi Para
Pekerja dan Orang Lain
di Tempat Kerja
• Menjamin Setiap
Sumber Produksi
Dipakai Secara Aman
dan Efisien
Produktivitas • Menjamin Proses
meningkat 02 Produksi Berjalan
Lancar
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
13 13
04 TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3

LAMBANG K3 Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau


Bentuk lambang berupa Selamat, sehat, dan sejahtera.
palang berwarna hijau
dengan roda bergerigi
sebelas dengan warna Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda Sebelas Bab
dasar putih VII UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
14 14
TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3
04
PENDEKATAN K3
Pendekatan FILOSOFIS: Pendekatan EKONOMI:
Suatu upaya, pemikiran dan penerapan yang ❖ K3 mencegah kerugian
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan ❖ Meningkatkan produktivitas
kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah tenaga
kerja dan manusia pada umumnya, termasuk hasil Pendekatan HUKUM:
karya dan budayanya, untuk meningkatkan Untuk K3 melindungi hak dan kewajiban Pekerja dan
kesejahteraan KELANGSUNGAN PEMBANGUNAN Pemberi Kerja, maka parapihak terikat dengan hak
dan kewajiban hukum yang tercakup dalam peraturan
perundang undangan (UU,PP,Permen, Standar &
Pendekatan KEMANUSIAAN: Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehaytan Kerja)
❖ Kecelakaan menimbulkan penderitaan bagi si
korban dan keluarganya Pendekatan KEILMUAN :
❖ K3 melindungi pekerja dan masyarakat
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya yang
❖ K3 bagian dari HAM dikembangkan dalam upaya mencegah kecelakaan,
(UUD 1945 bPasal 27 ayat 2) kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP kerja , dll 15 15
04 TUJUAN, LAMBANG & PENDEKATAN K3
KONSEP K3 KONSTRUKSI
Jenis Uraian Prosedur Pelaks.
Pekerjaan Kerja kerja pekerjaan
SELAMAT

Identifikasi Syarat K3 Inspeksi K3


Bahaya

onsep
Konsep K3
Keselamatan
Konstruksi

Ref: UU, Peraturan, Standar

“Safe Project Execution”


Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
16 16
PENGERTIAN
5 BAHAYA &
RISIKO
A Definisi Insiden, Near-miss , Kecelakaan
B Unsafe Condition & Unsafe Action Incident
C Teori Sebab Akibat Kecelakaan

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 17


05 PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
CONTOH :
A Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya ❖ Sumber:
▪ Orang
Definisi Bahaya ▪ Material, Benda,
• Bahaya adalah segala kondisi ▪ Alat
yang dapat merugikan baik ▪ Lokasi
cidera atau kerugian lainnya; ▪ Metoda kerja
❖ Kondisi :
• Bahaya adalah segala sesuatu ▪ lubang lantai tanpa railing
berupa sumber, kondisi atau ▪ lantai licin
tindakan tidak selamat yang ▪ jalan berlubang
berpotensi mengakibatkan kerugian ▪ kabel listrik terkelupas,
▪ tepian lantai tanpa railing
Kerugian bisa berupa :
❖Cedera (fatalitas, luka berat, cacat, luka ringan)
❖ Tindakan :
❖Kerusakan harta benda (alat, material, mesin dsb) ▪ mengemudi terlalu cepat
❖Kerusakan lingkungan (tanah, udara, air, dan ▪ naik tanpa tangga
❖Terganggunya proses, atau ▪ bekerja tanpa APD
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
❖Kombinsi dari semuanya. ▪ 18bekerja tanpa kompetensi
18
SUMBER BAHAYA KONSTRUKSI
01 ORANG/ TENAGA KERJA

02 ALAT

03 MATERIAL

04 LOKASI

05 METODA KERJA
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 19
05 PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
A Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya
JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN JENIS JENIS BAHAYA KESEHATAN
Yang berpotensi menimbulkan kecelakaan Yang berpotensi menimbulkan penyakit

Meliputi semua bahaya yang menciptakan kondisi


kerja yang tidak selamat, karena terjadi kontak dengan
energi tertentu. Misalnya:
1. Bahaya ketinggian (energi gravitasi)
R
2. Bahaya ambruk, terguling (energi mekanika) P I
3. Bahaya kesetrum (energi listrik) A S
P I
4. Bahaya benda bergerak (energi kinetik) K
A O
5. Bahaya tabrakan (energi kinetik) R P
6. Bahaya longsor (energi mekanika & gravitasi) A
A K
7. Bahaya kebakaran (energi panas) N
8. Bahaya tersandung (enegi kinetik)
9. Bahaya radiasi (energi radiasi)
10. Bahaya akibat kontak dengan energi lainnyaOleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
Oleh: Ir.KusumoDS,MSi,CSP 20
Tabel Contoh Bahaya dan Dampaknya
Bahaya Tempat Kerja Bahaya Risiko, Dampak yang ditimbulkan
Benda Pisau Terpotong
Zat Benzene Leukemia (kanker darah putih)
Material Bakteri Tuberculosis Sakit TBC
Sumber Enerji Kelistrikan Tersengat / kesetrum arus listrik
Kondisi Lantai basah Terpeleset, jatuh
Proses Pengelasan Sakit / Demam karena uap logam
Praktek Pertambangan batuan Silikosis
Perilaku Mengejek (bullying) Kecemasan, ketakutan, depresi

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 21


05 PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
Hampir tak pernah terjadi
B Definisi Risiko dan Tingkat Risiko K
E
K Kecil kemungkinan terjadi
1
2
E
Mungkin terjadi
Risiko adalah kemungkinan akibat atau R
A
P
Sangat mungkin terjadi
3
4
kemungkinan terjadinya kerugian, yang A
N
Hampir pasti terjadi 5

disebabkan karena terpapar oleh suatu


bahaya. K
E
P
Fatalitas > 1 0rang
Fatalitas = 1 orang
5
4
A
R Rawat Inap > 1 orang 3
Tingkat Risko adalah perpaduan antara A
H
A
Rawat inap = 1 orang 2
tingkat kekerapan (frekuensi, probability) N Cukup dengan P3K 1
dan tingkat keparahan (besarnya akibat, Tingkat Risiko Keparahan
severity) yang merupakan besaran dari Kekerapan 1 2 3 4 5
kemungkinan kerugian dari suatu 1 1 2 3 4 5
kecelakaan atau penyakit akibat kerja 2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
Tingkat Risiko = Tingkat Kekerapan x Tingkat Keparahan 4 4 8 12 16 20
Contoh: 5 5 10 15 20 25
Mengecor beton kolom di tepi bangunan di lt 5, bekisting kolom setinggi 4 m tidak mengguna-
kan perancah, tidak ada tangga dan tidak ada platform dan railing pelindung, dan pekerja cor Keterangan
tidak menggunakan fullbody harness, maka tingkat kekerapan menjadi sangat mungkin terjadi 1-4 : Tingkat risiko kecil
(F=4), dan jika pekerja jatuh ke tanah akan mengalami fatalitas (A=4), TR = F x A = 4 x 4 = 16, 5-12 : Tingkat risiko 22
sedang
jika dilihat di table, Tingkat risiko > termasuk risiko besar
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
15-25 : Tingkat risiko besar
05 PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
C Hirarki Pengendalian Risiko
HIRARKI JENIS PENGENDALIAN FUNGSI CONTOH
• Menghindari bahaya dan risiko dengan
1 Eliminasi Meniadakan Bahaya dan Risiko menggunakan robot dan remote control
Mengganti alat, material, metode, proses, • Memasang bola lampu dengan stick sebagai
2 Substitusi tata letak dlsb, dengan yang bahaya dan ganti tangga
risikonya lebih kecil • Mengganti panel asbes dengan panel GRC
Mencegah / mengurangi kemungkinan • Menggunakan perancah, tangga, platform dan
Rekayasa teknis terjadinya kecelakaan dengan merubah railing ketika mengecor beton kolom tinggi > 2 m
3 kondisi tidak selamat (unsafe condition) • Memasang turap pada pekerjaan galian tanah,
Engineering Control untuk mencegah longsor
menjadi kondisi yg selamat (safe condition)
Mengurangi kemungkinan & keparahan • Untuk melaksanakan pekejaan berbahaya, selain
menggunakan SOP harus mengikuti prosedur
Administratif terjadinya kecelakaan, dengan merubah
4 ijin kerja, dengan lebih dulu melakukan JSA
Administrative Control perilaku atau tindakan tidak selamat (unsafe • Pelatihan dan sertifikasi, memasang rambu
act) menjadi tindakan selamat (safe action). rambu,
• Menggunakan fullbody harness dan life line
Alat Pelindung Diri Melindungi dan mengurangi keparahan
5 (APD) cedera jika kecelakaan terjadi
ketika bekerja di ketinggian
• Menggunakan topeng ketika mengelas
Dalam penetapan jenis pengendalian risiko ketika menyusun Identifikasi Bahaya Penilian Risiko dan Peluang
(IBPRP), wajib mengikuti hirarki pengendalian tersebut di atas dan jika tidak mungkin melakukan eliminasi dan
substritusi, maka minimal harus menerapkanOleh:
Pengendalian
Ir. Kusumo DS,Msi,CSP Teknis, Pengendalian Addministratif dan APD. 23
Tingkat risiko masih tinggi, karena :
➢ Belum ada pengendalian teknis, Tingkat risiko TURUN, jika :
➢ Belum ada pengendalian ➢ Sudah ada pengendalian teknis,
administratif ➢ Sudah ada pengendalian administratife
➢ Pekerja belum menggunakan APD ➢ Pekerja sudah menggunakan APD

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 24


PENCEGAHAN
6 KECELAKAAN
KONSTRUKSI
A Definisi Insiden, Near-miss , Kecelakaan
B Unsafe Condition & Unsafe Action Incident
C Teori Sebab Akibat Kecelakaan

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 25


06 PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:
A Definisi Bahaya, Insiden, Near-miss, Kecelakaan
❖ Insiden adalah suatu keadaan/kondisi apabila BAHAYA
pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
RISIKO
❖ Near miss adalah insiden di mana tidak ada
properti yang rusak dan tidak ada cedera pribadi
yang berkelanjutan, tetapi di mana diberikan
sedikit perubahan dalam waktu atau posisi INSIDEN
kerusakan atau cedera dengan mudah bisa terjadi

❖ Kecelakaan (Accident) adalah kejadian


yang tidak dikehendaki/diharapkan dan tidak
HAMPIR CELAKA KECELAKAAN
terduga/tiba-tiba, dan telah menimbulkan kerugian
(cedera manusia, kerusakan harta benda, (NEAR-MISS) (ACCIDENT)
kerusakan lingkungan, terganggunya proses)
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 26
ILUSTRASI
Hazard, Danger, Incident, Near-miss, dan Accident

HAZARD DANGER Tali


putus
Putus
INCIDENT
Tali
rantas

NEAR-MISS ACCIDENT

BAHAYA SANGAT 27
BERBAHAYA
06 PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:
B Unsafe Condition & Unsafe Action
Unsafe Condition
adalah kondisi pekerjaan yang
belum terlindung dari bahaya,
risiko dan kerugian
Keselamatan adalah kondisi
terlindung dari paparan bahaya
dan risiko, atau kerugian.

Unsafe Action
adalah perilaku/sikap/tindakan dari pekerja
atau orang di tempat kerja yang tidak sesuai
dan tidak mentaati persyaratan dan prosedur
standar keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan adalah kondisi fisik, mental,
dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar
tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 28
KONDISI KONDISI BERBAHAYA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
D1 : Pengamanan yang tidak sempurna (sumber kecela-kaan D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang
tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara
tidak mencukupi atau rusak, tidak berfungsi, dll). yang berbahaya, faktor biologi, dan lain-lain).
D2 : Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin, D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara
pesawat, peralatan atau bahan yang tidak sesuai atau yang tinggi dan yang rendah, dan lain-lain).
berbeda dari keharusan, dan faktor lainnya).
D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi atau keadaan D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah,
yang tidak semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, dan lain-lain).
timpang, aus, retak, rapuh, dll). D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai
D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan ambang batas).
prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (sarung
kece-lakaan, misalnya: penyimpanan, peletakan yang tangan, respirator, kedok sepatu keselamatan,
tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan pakaian kerja, dan lain-lain, tidak tersedia atau
lebih, faktor psikososial, dll).
tidak sempurna/cacat/rusak, dan lain-lain).
D5: Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau, dll).
D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau
D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang berputar terlalu lambat, peluncuran benda, ketel
kurang, sumber udara segar yang kurang, dll).
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
melendung, konstruksi retak, korosi, dan lain-lain).
29
TINDAKAN TINDAKAN BERBAHAYA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau
mengamankan, lupa memberi berbahaya ( misalnya membersihkan,
tanda/peringatan. mengatur, memberi pelumas, dan lain-
E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya. lain).
E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu,
(melepaskan, mengubah, dan lain-lain). sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-
E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa lain).
peralatan. E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung
E5 : Memuat, membongkar, menempatkan, diri yang ditentukan.
mencampur, menggabungkan dan
sebagainya dengan tidak aman (proses E10 : Lain-lain
produksi).
E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak
aman (ergonomi). Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 30
MANA YANG
KONDISI
BERBAHAYA
& ?
MANA YANG
TINDAKAN
BERBAHAYA

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 31


06 PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:
C Teori Sebab Musabab Kecelakaan
Yang banyak
digunakan
TEORI TEORI PENYEBAB KECELAKAAN:
1. Teori domino yang dikembangkan oleh H. W. Heinrich (safety
engineer, pionir di bidang keselamatan kecelakaan industry).
2. Teori Faktor Manusia (Human Factors Theory)
3. Teori Kecelakaan / Insiden
4. Teori Epidemiologi
5. Teori Sistem
6. Teori pelepasan energy, dikembangkan oleh Dr. William
Haddon, Jr., dari Insurance Institute for Highway Safety.
7. Teori Perilaku (Behavior Theory)
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 32
06 PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:
C Teori Sebab Musabab Kecelakaan
Teori Domino Heinrich + Teori Pelepasan Energy Haddon

LACK OF BASIC IMMEDIATE INCIDENT LOSSES


CONTROL CAUSES CAUSES

KERUGIAN
LEMAH PENGENDALIAN: PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN 1. MANUSIA
2. HARTA BENDA
1. PROGRAM TAK SESUAI 1. FAKTOR PERSONAL 1. TINDAKAN TAK SELAMAT ENERGI / BAHAN
2. STANDAR TAK COCOK 2. FAKTOR PEKERJAAN 2. KONDISI TIDAK SELAMAT 3. PROSES KERJA
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 4. LINGKUNGAN 33
3. TIDAK IKUTI STANDAR
5. MASYARAKAT
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
KECELAKAAN KONSTRUKSI

Kelalaian pelaksanaan dan lemahnya


pengawasan.
Tak dilibatkannya tenaga ahli & tenaga
terampil di bid. konstruksi maupun ahli
K3 dalam pelaksanaan konstruksi.
Penerapan SMKK tidak dilaksanakan
secara konsisten.
Melanggar ketentuan & standar yang
terkait dengan Keselamatan Konstruksi.

01 02 03 04
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 34
KOMUNIKASI
7 KESELAMATAN
KONSTRUKSI
A Induksi K3
B Safety morning talk
C Tool box meeting

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 35


KOMUNIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
07 A Induksi Keselamatan & kesehatan Kerja (K3)

Induksi K3 adalah penjelasan dan pengarahan


tentang K3 yang berkaitan dengan potensi bahaya,
pengendalian bahaya, tanggap darurat, dan cara-
cara penyelamatan pada kegiatan.

36 36
Induksi Keselamatan & Kesehatan Kerja
A
(K3)
Penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang bersifat umum,
yang diberikan kepada karyawan baru atau karyawan yang
kembali setelah 6 bulan atau lebih meninggalkan kegiatan .
INDUKSI UMUM
Penjelasan dan
pengarahan tentang K3
yang bersifat khusus/ Penjelasan dan
spesifik yang diberikan pengarahan tentang
kepada karyawan baru K3 secara singkat
yang telah mengikuti yang diberikan
lnduksi umum dan khusus untuk tamu
karyawan mutasi/ atau pengunjung
pindahan dalam
perusahaan yang sama.

37 37
TATA CARA INDUKSI K3
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Setiap peserta induksi harus mengisi
a harus diberikan pada karyawan dan tamu e daftar hadir dan daftar periksa.
Daftar periksa yang telah ditandatangani
b Induksi harus dilakukan di ruangan khusus. peserta dan penyaji induksi diarsipkan
f
Bahan/materi induksi harus tersedia dalam oleh bagian K3
c jumlah yang sesuai dengan jumlah peserta Hasil induksi didokumentasikan oleh
dan jenis induksi. g perusahaan.

Alat bantu untuk mempermudah dan mem- Jenis induksi K3 adalah induksi umum,
d perjelas penyampaian materi induksi yang h induksi lokal, induksi tamu, dan induksi
harus disesuaikan dengan jenis dan ulang.
kondisi yang ada di lokasi.

38 38
a) Induksi harus diberikan kepada karyawan baru yang akan melakukan
pekerjaan di perusahaan.
b) Induksi dilakukan oleh orang yang kompeten yang diberi wewenang
oleh perusahaan.
c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa
dan akan menjadi acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut
INDUKSI sekurang-kurangnya mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan
UMUM : Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan & struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi radio
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau
keadaan darurat.
8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K),
Induksi diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas
karyawan. Peserta dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.
39
a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain
yang ditunjuk,\
Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang
INDUKSI disediakan khusus untuk petunjuk tamu, mencakup :
1. Gambaran umum proyek.
TAMU: 2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya
Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah
kerja /orang yang ditunjuk bila tamu tsb hendak ke lapangan.
Tamu yang sudah mendapat induksi diberikan tanda pengenal
tamu l visitor.

40
A Safety Morning Talk

Tujuan
1. Penjelasan informasi K3 secara periodik keseluruh
tingkatan pekerja.
2. Semua potensi sumber bahaya dan penyakit yang
berada pada lingkungan pekerjaan di identifikasi dan
diantisipasi
3. Meningkatkan pemeliharaan-pembiasaan Kondisi K3
yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan
effisien serta konsisten.
41
C Tool box meeting

1. Mengadakan penjelasan informasi K3 L harian/ 10 TIPS TOOL BOX TALK


mingguan (tergantung kondisi dilapangan). 1. Persiapan
Melalui Pertemuan Kelompok Kecil Pekerja 2. Pengetahuan
semua potensi sumber bahaya yang berada 3. Ringkas padat
TUJUAN: dibawah pekerjaan pekerja tersebut di 4. Wewenang
identifikasi. 5. Relevan
6. Kejelasan
2. Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L yang 7. Prtanggung-jawaban
aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan 8. Penyederhanaan
effisien. 9. Tanya-Jawab
10.Rekaman/dokumentasi
42
Pertemuan K3 Kelompok Pekerja
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
1 Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu Regu (Mandor yang kelompok pekerja adalah
pertemuan cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit sudah dilatih) kelompok pekerja yang
atau lebih, dan tempat pelaksanaannya dimana saja di terlibat dalam proses
lokasi tempat kerja (lapangan). pekerjaan secara
Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan langsung dilapangan
minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama,
dapat dilaksanakan setiap hari.
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja
dilaksanakan dengan teliti/akurat, sederhana sejalan
dengan aktifitas harian, semua peringatan K3 L harus
di tekankan dalam pelaksanaan pekerjaan ke semua
tingkatan pekerja, semua masalah diatas barus
berbasis identifikasi potensi sumber bahaya.

43 43
Pertemuan K3 Kelompok Pekerja
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
2 Semua permasalahan K3L mencakup proses kerja, metode Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kerja, progress K3L,dan hasil pertemuan pagi K3L didiskusi- Regu (Mandor yang kelompok pekerja
kan atau dibicarakan di Pertemuan Kelompok Pekerja. sudah dilatih) adalah kelompok
Semua supervisor harus membantu menetapkan topik-topik pekerja yang terlibat
keselamatan yang berbasis identifikasi potensi sumber dalam proses
bahaya dalam lingkaran kegiatannya dan/atau terhadap pekerjaan secara
kejadian/peristiwa yang cenderung mengarah ke kondisi langsung
kecelakaan kerja dan/atau telah terjadi kecelakaan kerja, dilapangan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya
3 1) Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat berupa: Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
Penjelasan kondisi yang berbahaya dari setiap pekerjaan. Regu (Mandor yang kelompok pekerja
2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat inspeksi sudah dilatih) adalah kelompok
K3L. pekerja yang terlibat
3) Insiden/Kecelakaan dan dijelaskan maksud dan tujuan dalam proses
pencegahannya. pekerjaan secara
4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek, Komite K3L langsung
dan Pemberi Pekerjaan). dilapangan
5) Peraturan dan ketetapan perundang-undangan.
44 44
5 (LIMA)
8 PRINSIP DASAR
SMKK

45
10 5 (LIMA) PRINSIP DASAR SMKK

01 02 03 04 05
KEPEMIMPINAN & PERENCANAAN DUKUNGAN
PARTISIPASI PEKERJA OPERASI EVALUASI KINERJA
KESELEMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN
DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI KONSTRUKSI KONSTRUKSI

1. Kepedulian Pimpin- 1. Identifikasi Bahaya, 1. Sumber Daya 1. Perencanaan 1. Pemantauan dan


an terhadap Isu Penilaian Risiko, 2. Kompetensi Operasi Evaluasi
Eksternal & Internal Pengendalian dan 2. Pengendalian 2. Tinjauan
Peluang 3. Kepedulian
2. Komitmen Kesela- Operasi Manajemen
2. Rencana Tindakan 4. Komunikasi
matan Konstruksi 3. Kesiagaan 3. Peningkatan
(Sasaran&Program) 5. Informasi Terdo- Tanggap Darurat Kinerja
3. Standar dan Pera- kumentasi Keselamatan
turan Perundangan Konstruksi

46
ALAT PELINDUNG
KERJA (APK)
9 &
ALAT PELINDUNG
DIRI (APD)

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 47


ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Pelindung
Helmet Mata
Adalah setiap sarana pelindung bagi diri pekerja
yang wajib digunakan untuk melindungi tubuh
dari paparan bahaya secara langsung ketika
melakukan pekerjaan, antara lain: Masker
Rompi
a. Topi pelindung kepala (helmet), Pelindung
Telinga
b. Pelindung mata spectacles/googles,
c. Pelindung mulut dan hidung (masker),
Celana Sarung
d. Pelindung telinga (ear plugs), Kerja Tangan
e. Pelindung/sarung tangan (safety gloves),
f. Selempang penahan tubuh (fullbody harness), Sepatu
keselamatan Full body
g. Sepatu pelindung kaki (safety shoes), harness

h. Rompi keselamatan,
i. Dll.
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 48
PELINDUNG KEPALA PELINDUNG MATA

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 49


PELINDUNG TELINGA PELINDUNG PERNAFASAN

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 50


PELINDUNG TUBUH & SAFETY HARNESS
ROMPI KSELAMATAN

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 51


PELINDUNG TANGAN PELINDUNG KAKI

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 52


ALAT PELINDUNG KERJA (APK)

Adalah semua sarana pelindung bagi para pekerja terhadap paparan


bahaya ketika melakukan pekerjaan, yaitu membuat kondisi selamat
(Safe Condition) untuk bekerja, antara lain:
a. Pagar pelindung tapi di ketinggian;
b. Pagar pelindung tepi tangga naik-turun;
c. Safety barrier, concrete barrier;
d. Safety net, falling object protection;
e. Safety life lines;
f. Railing jembatan kerja;
g. Dll.

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 53


Pagar Pelindung Tepi Bangunan di Ketinggian

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 54


Pagar pelindung tepi & tangga naik-turun;

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 55


Safety barrier, concrete
barrier

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 56


Safety life lines

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 57


Railing jembatan kerja;
Wajib dibuat jembatan kerja pada
setiap akses di atas lubang galian
tanah struktur yang kuar dan
dipasang railing

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 58


Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 59
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 60
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 61
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 62
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 63
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 64
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 65
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 66
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 67
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 68
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 69
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 70
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 71
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 72
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 73
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 74
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 75
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 76
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 77
JENIS-JENIS KECELAKAAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Kebakaran
2. Perancah tidak sesuai standar
3. Papan lantai kerja rapuh
4. Lubang lantai & dinding terbuka
5. Kegagalan alat & instalasi listrik
6. Pekerjaan galian tanah
7. Platform cantilever tidak kuat
8. Tersambar benda asing
9. Benda terjatuh
10. Komponen struktur tidak kuat
11. Forklift / truk kelebihan muatan
12. Mobil crane tidak stabil
13. Proses pengangkatan tak benar
14. Bekerja di ketinggian tak aman
15. Mesin mesin tidak terlindungi
16. Jalur evakuasi tidak layak

Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 78


Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 79
TERIMA KASIH

80

Anda mungkin juga menyukai