3
09 S.D. 10 FEBRUARI 2021
DASAR-DASAR
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
Oleh: Ir. Kusumo Drajad S, Msi, CSP
Sekjen: Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 1
PERKENALAN
NAMA : IR. KUSUMO DRAJAD S, MSI, CSP
TEMPAT/ TGL LAHIR : SEMARANG, 8 JANUARI 1960
STATUS : KAWIN
ALAMAT : Jl. BULAK BARAT NO.46, RT.01, RW.07, CIPAYUNG DEPOK
PENGALAMAN KERJA :
1. PT. HUTAMA KARYA CABANG BALI
2. PT. META EPSI > SUPERVISOR
3. PT.PEMBINAAN
PUSAT IES PUTRA >PENYELENGGARAAN
MANAGER PROYEKKONSTRUKSI
4. KOMISARIS PT. PUJA NUGRAH JAYA KONSULTAN
5. PT. ALKON, LEMBAGA AUDIT SMK3 PP 50, Tahun 2012
6. MANJER SERTIFIKASI LSP K3 KONSTRUKSI
7. ASESOR BNSP & LPJK
8. INSTRUKTUR PJK3
9. DOSEN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
SERTIFIKASI PERSONIL : - AHLI UTAMA K3 KONSTRUKSI
- LEAD AUDITOR SMK3 PP 50
- AHLI K3 UMUM
- AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI
ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya
BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan
COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
Objek yang ▪ Bangunan konstruksi ▪ Tenaga Kerja Konstruksi ▪ Lingkungan kerja ▪ Masyarakat sekitar
Diselamatkan ▪ Peralatan, material ▪ Tamu, Vendor / Subkon ▪ Lingkungan terdampak proyek
RANCANGAN KONSEPTUAL RKK & RMPK PELAKSANAAN RKK & RMPK PELAKSANAAN &
SMKK PERANCANGAN KONSTRUKSI, & RKK RKK PENGAWASAN
KONSTRUKSI PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBONGKARAN
STANDAR PENGADAAN
PERSYARATAN PENERAPAN
SMKK (RKK)
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 11
TUJUAN,
4 LAMBANG &
PENDEKATAN K3
onsep
Konsep K3
Keselamatan
Konstruksi
02 ALAT
03 MATERIAL
04 LOKASI
05 METODA KERJA
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 19
05 PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
A Definisi Bahaya dan Jenis-jenis Bahaya
JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN JENIS JENIS BAHAYA KESEHATAN
Yang berpotensi menimbulkan kecelakaan Yang berpotensi menimbulkan penyakit
NEAR-MISS ACCIDENT
BAHAYA SANGAT 27
BERBAHAYA
06 PENCEGAHAN KECELAKAAN KONSTRUKSI:
B Unsafe Condition & Unsafe Action
Unsafe Condition
adalah kondisi pekerjaan yang
belum terlindung dari bahaya,
risiko dan kerugian
Keselamatan adalah kondisi
terlindung dari paparan bahaya
dan risiko, atau kerugian.
Unsafe Action
adalah perilaku/sikap/tindakan dari pekerja
atau orang di tempat kerja yang tidak sesuai
dan tidak mentaati persyaratan dan prosedur
standar keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan adalah kondisi fisik, mental,
dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar
tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 28
KONDISI KONDISI BERBAHAYA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
D1 : Pengamanan yang tidak sempurna (sumber kecela-kaan D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang
tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara
tidak mencukupi atau rusak, tidak berfungsi, dll). yang berbahaya, faktor biologi, dan lain-lain).
D2 : Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin, D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara
pesawat, peralatan atau bahan yang tidak sesuai atau yang tinggi dan yang rendah, dan lain-lain).
berbeda dari keharusan, dan faktor lainnya).
D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi atau keadaan D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah,
yang tidak semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, dan lain-lain).
timpang, aus, retak, rapuh, dll). D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai
D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan ambang batas).
prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (sarung
kece-lakaan, misalnya: penyimpanan, peletakan yang tangan, respirator, kedok sepatu keselamatan,
tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan pakaian kerja, dan lain-lain, tidak tersedia atau
lebih, faktor psikososial, dll).
tidak sempurna/cacat/rusak, dan lain-lain).
D5: Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau, dll).
D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau
D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang berputar terlalu lambat, peluncuran benda, ketel
kurang, sumber udara segar yang kurang, dll).
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP
melendung, konstruksi retak, korosi, dan lain-lain).
29
TINDAKAN TINDAKAN BERBAHAYA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau
mengamankan, lupa memberi berbahaya ( misalnya membersihkan,
tanda/peringatan. mengatur, memberi pelumas, dan lain-
E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya. lain).
E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu,
(melepaskan, mengubah, dan lain-lain). sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-
E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa lain).
peralatan. E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung
E5 : Memuat, membongkar, menempatkan, diri yang ditentukan.
mencampur, menggabungkan dan
sebagainya dengan tidak aman (proses E10 : Lain-lain
produksi).
E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak
aman (ergonomi). Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 30
MANA YANG
KONDISI
BERBAHAYA
& ?
MANA YANG
TINDAKAN
BERBAHAYA
KERUGIAN
LEMAH PENGENDALIAN: PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN 1. MANUSIA
2. HARTA BENDA
1. PROGRAM TAK SESUAI 1. FAKTOR PERSONAL 1. TINDAKAN TAK SELAMAT ENERGI / BAHAN
2. STANDAR TAK COCOK 2. FAKTOR PEKERJAAN 2. KONDISI TIDAK SELAMAT 3. PROSES KERJA
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 4. LINGKUNGAN 33
3. TIDAK IKUTI STANDAR
5. MASYARAKAT
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
KECELAKAAN KONSTRUKSI
01 02 03 04
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 34
KOMUNIKASI
7 KESELAMATAN
KONSTRUKSI
A Induksi K3
B Safety morning talk
C Tool box meeting
36 36
Induksi Keselamatan & Kesehatan Kerja
A
(K3)
Penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang bersifat umum,
yang diberikan kepada karyawan baru atau karyawan yang
kembali setelah 6 bulan atau lebih meninggalkan kegiatan .
INDUKSI UMUM
Penjelasan dan
pengarahan tentang K3
yang bersifat khusus/ Penjelasan dan
spesifik yang diberikan pengarahan tentang
kepada karyawan baru K3 secara singkat
yang telah mengikuti yang diberikan
lnduksi umum dan khusus untuk tamu
karyawan mutasi/ atau pengunjung
pindahan dalam
perusahaan yang sama.
37 37
TATA CARA INDUKSI K3
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Setiap peserta induksi harus mengisi
a harus diberikan pada karyawan dan tamu e daftar hadir dan daftar periksa.
Daftar periksa yang telah ditandatangani
b Induksi harus dilakukan di ruangan khusus. peserta dan penyaji induksi diarsipkan
f
Bahan/materi induksi harus tersedia dalam oleh bagian K3
c jumlah yang sesuai dengan jumlah peserta Hasil induksi didokumentasikan oleh
dan jenis induksi. g perusahaan.
Alat bantu untuk mempermudah dan mem- Jenis induksi K3 adalah induksi umum,
d perjelas penyampaian materi induksi yang h induksi lokal, induksi tamu, dan induksi
harus disesuaikan dengan jenis dan ulang.
kondisi yang ada di lokasi.
38 38
a) Induksi harus diberikan kepada karyawan baru yang akan melakukan
pekerjaan di perusahaan.
b) Induksi dilakukan oleh orang yang kompeten yang diberi wewenang
oleh perusahaan.
c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa
dan akan menjadi acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut
INDUKSI sekurang-kurangnya mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan
UMUM : Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan & struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi radio
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau
keadaan darurat.
8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K),
Induksi diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas
karyawan. Peserta dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.
39
a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain
yang ditunjuk,\
Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang
INDUKSI disediakan khusus untuk petunjuk tamu, mencakup :
1. Gambaran umum proyek.
TAMU: 2. Kebijakan perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya
Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah
kerja /orang yang ditunjuk bila tamu tsb hendak ke lapangan.
Tamu yang sudah mendapat induksi diberikan tanda pengenal
tamu l visitor.
40
A Safety Morning Talk
Tujuan
1. Penjelasan informasi K3 secara periodik keseluruh
tingkatan pekerja.
2. Semua potensi sumber bahaya dan penyakit yang
berada pada lingkungan pekerjaan di identifikasi dan
diantisipasi
3. Meningkatkan pemeliharaan-pembiasaan Kondisi K3
yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan
effisien serta konsisten.
41
C Tool box meeting
43 43
Pertemuan K3 Kelompok Pekerja
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
2 Semua permasalahan K3L mencakup proses kerja, metode Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
kerja, progress K3L,dan hasil pertemuan pagi K3L didiskusi- Regu (Mandor yang kelompok pekerja
kan atau dibicarakan di Pertemuan Kelompok Pekerja. sudah dilatih) adalah kelompok
Semua supervisor harus membantu menetapkan topik-topik pekerja yang terlibat
keselamatan yang berbasis identifikasi potensi sumber dalam proses
bahaya dalam lingkaran kegiatannya dan/atau terhadap pekerjaan secara
kejadian/peristiwa yang cenderung mengarah ke kondisi langsung
kecelakaan kerja dan/atau telah terjadi kecelakaan kerja, dilapangan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya
3 1) Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat berupa: Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
Penjelasan kondisi yang berbahaya dari setiap pekerjaan. Regu (Mandor yang kelompok pekerja
2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat inspeksi sudah dilatih) adalah kelompok
K3L. pekerja yang terlibat
3) Insiden/Kecelakaan dan dijelaskan maksud dan tujuan dalam proses
pencegahannya. pekerjaan secara
4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek, Komite K3L langsung
dan Pemberi Pekerjaan). dilapangan
5) Peraturan dan ketetapan perundang-undangan.
44 44
5 (LIMA)
8 PRINSIP DASAR
SMKK
45
10 5 (LIMA) PRINSIP DASAR SMKK
01 02 03 04 05
KEPEMIMPINAN & PERENCANAAN DUKUNGAN
PARTISIPASI PEKERJA OPERASI EVALUASI KINERJA
KESELEMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN
DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI KONSTRUKSI KONSTRUKSI
46
ALAT PELINDUNG
KERJA (APK)
9 &
ALAT PELINDUNG
DIRI (APD)
h. Rompi keselamatan,
i. Dll.
Oleh: Ir. Kusumo DS,Msi,CSP 48
PELINDUNG KEPALA PELINDUNG MATA
1. Kebakaran
2. Perancah tidak sesuai standar
3. Papan lantai kerja rapuh
4. Lubang lantai & dinding terbuka
5. Kegagalan alat & instalasi listrik
6. Pekerjaan galian tanah
7. Platform cantilever tidak kuat
8. Tersambar benda asing
9. Benda terjatuh
10. Komponen struktur tidak kuat
11. Forklift / truk kelebihan muatan
12. Mobil crane tidak stabil
13. Proses pengangkatan tak benar
14. Bekerja di ketinggian tak aman
15. Mesin mesin tidak terlindungi
16. Jalur evakuasi tidak layak
80