H. TERUBUS.S.Kep.Ns.SH.,M.

KKK

1. PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

DINAS TENAGAKERJA DAN TRANSMIGRASI PROV. JATIM
2. DOSEN TIDAK TETAP DI PERGURUAN TINGGI (fakultas hukum)
3. DOSEN DI POLTEK KERTA CENDIKIA (fakultas K3)
4. DOSEN DI POLTEKES (fakultas keperawatan)
5. PRAKTISI K3
6. PRAKTISI HUKUM
7. PENDIDIKAN STRATA 2 MASTER K3 UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
8. PROGRAM PENDIDIKAN STRATA 3 PADA PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM
KESELAMATAN KERJA
KONSTRUKSI
WEBINAR
12 NOVEMBER 2022
 URGENSI KESELAMATAN
DALAM PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI

AKSELERASIAN
TAHUN 2030 INDONESIA MENJADI
PASAR KONSTRUKSI KE 4 PEMBANGUNAN
TERBESAR DUNIA INFRASTRUKTUR SAAT INI
berkontribusi
besar
DALAM MENCIPTAKAN
PASAR JASA KONSTRUKSI
Kualifikasi Jumlah
Kecil 4.852
Sedang 1.051
Besar 37

Jumlah Tenaga Kerja JUMLAH TENAGA KERJA

KONSTRUKSI
Konstruksi
BERSERTIFIKAT
8,1 Juta Jiwa Terampil Ahli
(6,38% Bersertifikat) 351.110 167.713
INDUSTRI SEKTOR KONSTRUKSI DIERA 4.0
MENGALAMI KEMAJUAN CUKUP PESAT

MENINGKATKAN DAYA SAING

NASIONAL DI TINGKAT
REGIONAL DAN GLOBAL

Ukuran keberhasilan pembangunan infrastruktur selain ditentukan oleh

KESELAMATAN DALAM PROSES
kinerjanya, yang mencakup kehandalan bangunan dan kebermanfaatan bagi
masyarakat, juga ditentukan oleh keselamatan dalam proses pelaksanaan
PELAKSANAAN KONSTRUKSI konstruksinya.

KESELAMATAN KONSTRUKSI
usaha untuk meniadakan dari resiko kerugian/luka-luka dari suatu kecelakaan
dan kerusakan kesehatan yang diakibatkan oleh efek jangka pendek maupun
jangka panjang akibat dari lingkungan kerja tak sehat.
Levitt (1993)
 PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DI BIDANG KONSTRUKSI MERUPAKAN HAL
YANG PENTING UNTUK DILAKUKAN.

Segala kegiatan keteknikan untuk mendukung pekerjaan

Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan dan keberlangsungan yang menjamin
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik dan lingkungan
UU NO. 2 TAHUN 2017

INDUSTRI DENGAN INDUSTRI DG BAHAYA

KOMPLEKSITAS DAN TINGGI DENGAN
BANYAK MELIBATKAN KONTRIBUSI 32 %
UNSUR ATAUPUN PIHAK KECELAKAAN KERJA
LAIN, TERUTAMA
TENAGA KERJA,
 PEKERJAAN KONSTRUKSI MEMILIKI
KARAKTERISTIK KHUSUS YANG MENYEBABKANNYA
CENDERUNG MEMILIKI POTENSI BAHAYA TINGGI.

Pembangunan gedung (building construction), pembangunan

prasarana sipil (Civil Engineer), dan Instalasi mekanikal dan
elektrikal.

TH.2019, KASUS KECELAKAAN KERJA

1 MENCAPAI 114.000 KASUS.
PERIODE SEPTEMBER 2020, ADA
2 SEKITAR ± 177.000
 MANAJEMEN HSE
dan telah memenuhi
persyaratan HSE yang
SAFE FOR PEOPLE
berlaku

Construction
SAFE FOR
Safety SAFE FOR
ENVIRONMENT Management PUBLIC

Systems

SAFE FOR
PROPERTIES
 RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)
MENJAMIN DAN MELINDUNGI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Melalui upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 05/PRT/M/2014
Pasal 1 diktu no. 10
Dokumen lengkap rencana penyelenggaraan
SMK3 konstruksi dan merupakan satu kesatuan
dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan
konstruksi, yang dibuat oleh penyedia jasa dan
disetujui oleh pengguna jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara penyedia
jasa dengan pengguna jasa dalam penyelenggaraan
SMK3
PP No. 50 TH. 2012
SMK3
 PERNYATAAN TERTULIS YANG BERISI KOMITMEN UNTUK MENERAPKAN K3
BERDASARKAN SKALA RISIKO DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN K3 YANG
DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN
Perusahaan penyedia jasa harus
menetapkan kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang
dilaksanakan

KOMITMEN UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA

1 DAN PAK DAN PENINGKATAN K3

KOMITMEN UNTUK MEMATUHI PERATURAN

2 PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN TERKAIT
K3
OUT LINE :
PENCEGAHAN KESELAMATAN
7 KONSTRUKSI
1. DEFENISI KECELAKAAN KONSTRUKSI
LATAR BELAKANG KECELAKAAN
1 KONSTRUKSI 2. ACCIDENT DAN INCIDENT
3. SEBAB AKIBAT KECELAKAAN
2 DASAR KESELAMATAN KONSTRUKSI
8 MEMAHAMI INDUKSI K3
3 KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI
SAFETY TALK
MEMAHAMI TUJUAN DAN LAMBANG TOOL BOX MEETING
4 K3 KOMUNIKASI KESELAMATAN
PENDEKATAN & PENGERTIAN
9 KONSTRUKSI
5 KESELAMATAN KONSTRUKSI
5 ELEMEN KESELAMATAN
10 KONSTRUKSI
6 PENGERTIAN BAHAYA

11 APD DAN APK

 TUJUAN

MEMAHAMI KESELAMATAN
1 KONSTRUKSI SECARA UMUM
MEMAHAMI BAHAYA KECELAKAAN
2 KONSTRUKSI
MEMAHAMI PENGGUNAAN ALAT
3 PELINDUNG DIRI
MAMPU MELAKUKAN KOMUNIKASI
4 DAN KOORDINASI
MEMAHAMI 5 ELEMEN & STRATEGI
5 KESELAMATAN KONSTRUKSI
 LATAR BELAKANG TIMBULNYA KESELAMATAN
KONSTRUKSI

1 ACCIDENT FREE Bebas dari kecelakaan

KEINGINAN UNTUK SELAMAT DAN TERHINDAR DARI BAHAYA

2 BUSSINESS INTERUPTION
KEINGINAN UNTUK TERHINDAR DR KERUGIAN MATERI AKIBAT KECELAKAAN

3 COMPLIANCE WITH LAW

MEMENUHI KETENTUAN HUKUM

4 CUSTUMER STATISFACTION
DESAKAN DARI PIHAK LUAR DAN TUNTUTAN MASYARAKAT
SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
MELINDUNGI PEKERJA DAN ORANG
LAINNYA DI TEMPAT KERJA (FORMAL
MAUPUN INFORMAL)

MENJAMIN SETIAP MATERIAL /

ALATAN KONSTRUKSI DIPAKAI
SECARA AMAN DAN EFISIEN

MENJAMIN PROSES
KONSTRUKSI BERJALAN AMAN
& LANCAR
 KONSEP KESELAMATAN KONSTRUKSI
TAHAPAN PEKERJAAN

JENIS PROSEDUR PELAKSANAA AMAN

URAIAN KERJA N KERJA SELAMAT
PEKERJAAN KERJA

IDENTIFIKASI
HAZARD SYARAT K3 INSPEKSI K3

EXECUTION
KONSEP
K3
REF : UNDANG-UNDANG, PERATURAN,
STANDAR

SAFE PROJECK
AUTCOME TUJUAN K3
KESEJAHTERAAN
PROSES PRODUKSI 3 MENINGKAT
LANCAR 1
Diktim b
UU 1/1970

REF: UU No.1 Th, 1970

1. Melindungi pekerja dan orag
lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber
PRODUKTIFITAS produksi dipakai secara aman
MENINGLAT dan efisien
Sumber produksi 2
3. Menjamin setiap proses
dipakai scr aman
produksi berjalan lancar.
LAMBANG K3 ARTI (MAKNA) TANDA PALANG
Bebas dari kecelakaan dan PAK

ARTI (MAKNA) RODA GIGI

Bekerja dg kesegaran Jasmani dan Rohani
ARTI (MAKNA) WARNA PUTIH
Bersih dan Suci

ARTI (MAKNA) WARNA HIJAU

Selamat Sehat dan Sejahtera

ARTI (MAKNA) 11 Roda Gigi

UU 1/1970 ada 11 BAB.
BENTUK LAMBANG
BERUPA PALANG
BERWARNA HIJAU DENGAN
RODA BERGIGI SEBELAS
DENGAN WARNA DASAR
PUTIH
 PENDEKATAN DAN PENGERTIAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PHILOSOPHY
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yg ditujukan untuk menjamin
keutuhan & kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya hasil karya & budaya untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja

KEMANUSIAAN SELALU
SEDIAKAN WAKTU
Merupakan hak asasi manusia (HAM) Kecelakaan menimbulkan K3 SEBELUM
penderitaan bagi korban dan keluarganya sehingga K3 sebagai pelindung
bagi pekerja dan masyarakat MEMULAI
PEKERJAAN
KEILMUAN
Suatu Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya pencegahan
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerjan
(PAK) dll...
 DEFINISI
BAHAYA

Segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau

kerugian yang lainya

Sumber atau situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai

manusia atau sakit, penyakit atau kombinasi dari keduanya
 JENIS BAHAYA

BAHAYA
KONSTRUKSI

BENDA BERGERAK
ANGKAT/
LURUS PUTAR ACAK
ANGKUT
BAHAYA PHISIK
CAHAYA FIBRASI RADIASI KEBISINGAN
BAHAYA LISTRIK
SENTUH
BEBAN LEBIH ISOLASI GAGAL FUSE
LANGSUNG
BAHAYA KIMIA
LEDAKAN KEBAKARAN KERACUNAN KOROSI
BAHAYA BIOLOGI
VIRUS KUMAN BACTERIA JAMUR
1 PHYSICAL HAZARD

2 CHEMICAL HAZARD JENIS BAHAYA

KONSTRUKSI
3 ELECTRICAL HAZARD

4 MECHANICAL HAZARD AMAN

BEBAS DARI BAHAYA,
BEBAS DARI
GANGGUAN,
5 PHSICOLOGYCAL HAZARD TERLINDUNG, TIDAK
MENGANDUNG RESIKO,
TIDAK MERASA TAKUT
6 BIOLOGYCAL HAZARD

7 ERGONOMIC AZARD
 SK Dirjen BINWASNAKER No. : KEP.84/BW/1998 (8 April1998)
Sebagai lampiran dari Permenaker No : 03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja

NOTASI TATA CARA PELAPORAN KK

KONDISI YANG BERBAHAYA

 D1 : Pengamanan tidak sempurna pada alat
(tidak terdapat safety)
 D2 : Peralatan/bahan yang tidak sesuai
peruntukan
 D3 : Kecacatan, ketidak sempurnaan
(kondisi tdk semestinya, misalnya : kasar,
licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh, dll)
 D4 : Pengaturan Prosedur yang tidak aman
(misalnya penyimpanan, peletakan yg tdk
aman, di luar batas kemampuan,
pembebanan lebih, faktor psikososial, dll)
 D5 : Penerapan tidak sempurna (kurang
cahaya, silau dll)
 D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian
udara segar yang kurang)
• D7 : Iklim yang tidak aman (suhu
us=dara yg terlalu tinggi, kelembapan
udara yang rendah, faktor biologi dll)
• D8 : Tekanan udara yg tidak aman
(tekanan udara yg tinggi dll)
• D9 : Getaran yg berbahaya (getaran
frekwensi rendah dll)
• D10 : Bising (Suara yg intensitas
melebihi NAB)
• D11 : Pakaian kelengkapan yang tidak
aman (APD tidak sesuai standar)
• D12 : Kejadian berbahaya lainnya
(bergerak atau berputar terlalu lambat,
peluncuran benda, ketel/tangki
melendung, konstruksi retak, korosi dll)
 SK Dirjen BINWASNAKER No. : KEP.84/BW/1998 (8 April1998)
Sebagai lampiran dari Permenaker No : 03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja

NOTASI TINDAKAN BERBAHAYA

 E1 : Melakukan pekerjaan tanpa
wewenang, lupa mengamankan, lupa
memberi tanda/peringatan
 E2 : bekerja dengan kecepatan berbahaya
 E3 : Membuat alat pengaman tidak
berfungsi (melepaskan, mengubah dll)
 E4 : Memakai peralatan yg tidak aman,
tanpa peralatan
 E5 : Memuat, membongkar, menempatkan,
mencampur, menggabungkan, dan
sebagainya dengan tidak aman (proses
produksi)
 E6 : Mengambil posisi, atau sikap tubuh
tidak aman (ergonomi)
• E7 : Bekerja pada obyek yang
berputar atau berbahaya misalkan
( membersihkan, mengatur, memberi
pelumas, dll)
• E8 : Mengalihkan perhatian,
mengganggu, sembrono/dakar,
mengagetkan, dll)
• E9 : Melalaikan penggunaan alat
pelindung diri yang ditentukan.
• E10 : Lain-lain
 TEORI KECELAKAAN

ACCIDENT PRONENNESS THEORY

ACCIDENT PRONENNESS THEORY
TERDAPAT ORANG TERTENTU YANG DARI BAWAAN PRIBADINYA
1 LEBIH RAWAN KECELAKAAN DIBANDINGKAN DENGAN ORANG
LAIN.
GOALS FREEDOM ALERTNESS THEORY
GOALS FREEDOM ALERTNESS THEORY
PEKERJA YG DIBERI KEBEBASAN UNTUK MENETAPKAN TARGET KERJANYA
2 SENDIRI AKAN MENGHASILKAN KERJA YG LEBIH BERKWALITAS DAN BEKERJA
LEBIH AMAN
ADJUSTMEN
ADJUSTMENSTRES
STRESTHEORI
THEORI
3 TERDAPAT FAKTOR NEGATIF DALAM LINGKUNGAN KERJA BAIK
INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL
 FAKTOR TERJADINYA KECELAKAAN
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI

KELALAIAN PELAKSANAAN DAN LEMAHNYA

PENGAWASAN

TIDAK DILIBATKAN TENAGA AHLI /TENAGA TERAMPIL

DIBIDANG KONSTRUKSI MAUPUN AHLI K3 DALAM
PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SMK3 KOSNTRUKSI TIDAK

DILAKUKAN SECARA KONSISTEN

MELANGGAR KETENTUAN YANG BERKAITAN

DENGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

01 02 03 04
ACCIDENT DAN INCIDENT

ACCIDENT
Kejadian yang tidak di kehendaki dan tidak di
duga/tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, kerugian dan lingkungan

INCIDENT
Sesuatu keadaan/kondisi apabila pada saat itu
sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)

Kalau terjadi 600 X NEAR MISS AKAN TERJADI 1 X

ACCIDENT
 SMK3
UNSAFE ACTION, UNSAFE CONDITION
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
NEAR MISS and ACCIDENT
PENYEBAB KECELAKAAN DAN
AKIBAT KERUGIAN KECELAKAAN ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN
SEHINGGA AKIBAT

DOMINO EFFECTS

BASIC LACK OF IMMEDIATE INCIDENT LOOS

CAUSES CONTROL CAUSES

LEMAH SEBAB-SEBAB DASAR SEBAB-SEBAB KONTSK DENGAN KERUGIAN N

PENGENDALIAN/PEN • Faktor personal LANGSUNG ENERGI ATAU BAHAN • Manusia
GAWASAN • Faktor Pekerjaan • Tindakan Tak aman • Harta Benda
• Program tak sesuai • Kondisi Tak Aman • Proses Kerja
• Standar tak cocock • Lingkungan
• Tak patuh standar • Masyarakat
 KUNCI UNTUK MENCEGAH
KECELAKAAN KERJA

UNSAFE ACT TOGETHER WITH MECHANICAL AND PHYSICAL HAZARD

(KARTU KETIGA)
Sesuai dengan analogi efek domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi, seandainya kartu kesatu dan kedua
jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu, hal ini dikarenakan terdapatnya jarak dari kartu
kedua dengan kartu keempat,

BASIC LACK OF IMMEDIATE INCIDENT LOOS

CAUSES CONTROL CAUSES
DOMINO THEORY (DT) – DOMINO EFFECTS 1931

88 % → PERILAKU TIDAK AMAN

"5 FACTOR (UNSAF ACT)
ACCIDENT
10 % → KONDISI TIDAK AMAN
SEQUENCE"
(UNSAF KONDITION)

2 % → ACTS OF GOD
KECELAKAAN BISA DICEGAH DENGAN MENGHILANGKAN SALAH SATU
FAKTOR DAN MENGGANGGU EFEK KNOCKDOWN.
88 % → PERILAKU TIDAK AMAN BERFOKUS PADA UNSAFE ACTION → (TRAINING)
EFEKTIFITASNYA MASIH DIPERTANYAKAN
(UNSAF ACT)
10 % → KONDISI TIDAK AMAN BERFOKUS MESIN / ALAT / BAHAN → (MONITORING
(UNSAF KONDITION) LINGKUNGAN KERJA)
 DARI BERBAGAI TEORI KECELAKAAN KONSTRUKSI
DAPAT DISIMPULKAN BAHWA PERISTIWA TERSEBUT
DAPAT DIPANDANG DARI :
SYARAT
KESELAMA
TAN KERJA 1 FAKTOR PERSONAL VS FAKTOR ORGANISASI

2 LINGKUP DOWN-STREAM VS LINGKUP UP-STREAM,

3 ORIENTASI ON-SITE VS ORIENTASI OFF-SITE,

ASPEK KESELAMATAN KERJA

4 KOMBINASI DARI (1), (2), DAN (3).

KONSTRUKSI BAGIAN DARI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
 INDUKSI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

“ PENEGERTIAN INDUKSI “
PENJELASAN DAN PENGARAHAN
TENTANG K3 BERKAITAN DENGAN
POTENSI BAHAYA , PENGENDALIAN
BAHAYA, TANGGAP DARURAT, DAN
CARA PENYELAMATAN PADA
KEGIATAN
 KEWAJIBAN

ANDA BERTANGGUNG JAWAB UNTUK KESELAMATAN

SENDIRI DAN ORANG LAIN

PERLENGKAPAN APD YANG PERLU DIPERLUKAN

UNTUK PEKERJAAN
REPORT ANY
UNSAFE SELALU MENGGUNAKAN PERALATAN / ALAT /
CONDITION KESELAMATAN MESIN DAN PROPERT

TETAPKAN AREA KERJA ANDA BERSIH

PAKAIAN DAN PAKAIAN KERJA YANG SANGAT

TEPAT DAN AMAN
INDUKSI KESELAMATAN
KONSTRUSI

INDUKSI UMUM
INDUKSI YANG DIBERIKAN KEPADA KARYAWAN
BARU (bersifat umum)

INDUKSI LOKAL
INDUKSI YANG DIBERIKAN KPD KARYAWAN YG
TLH MENDAPATKAN INDUKSI UMUM DAN
KARYAWAN MUTASI/PINDAH (bersifat khusus)

INDUKSI TAMU
INDUKSI YANG DILAKUKAN SAAT AKAN MASUK KE
DAERAH KERJA (khusus untuk tamu atau pengunjung)
TATACARA INDUKSI K3
INDUKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

a) INDUKSI K3 HARUS DIBERIKAN PADA KARYAWAN DAN TAMU

b) INDUKSI HARUS DILAKUKAN DI RUANGAN KHUSUS
c) MATERI INDUKSI HARUS TERSEDIA DALAM JUMLAH YANG
SESUAI DENGAN JUMLAH PESERTA DAN JENIS INDUKSI
d) ALAT BANTU UNTUK MEMPERMUDAH DAN MENJELASKAN
PENYAMPAIAN MATERI INDUKSI HARUS DISESUAIKAN
DENGAN JENIS DAN KONDISI YG ADA DI LOKASI
e) SETIAP PESERTA INDUKSI HARUS MENISI DAFTAR HADIR DAN
DAFTAR PERIKSA
f) DAFTAR PERIKSA YANG TKH DI TANDA TANGANI PESERTA DAN
PENYAJI INDUKSI DIARSIPKAN OLEH BAGIAN K3
g) JENIS INDUKSI K3 ADALAH INDUKSI UMUM, INDUKSI LOKAL,
INDUKSI TAMU DAN INDUKSI ULANG.
SAFETY INDUCTION
CONTENT GAMBARAN KEBIJAKAN
UMUM K3
PERUSAHAAN PERUSAHAAN

POTENSI
PERATURAN BAHAYA
PERUNDANG- OPERSIONAL
UNDANGAN DAN FASE
KONSTRUKSI

PROSEDUR ACCIDENT
KESELAMATAN INCIDENT
DAN KEGAWAT NIRMISS
DARURATAN RIPORTING
INDUKSI UMUM
a) INDUKSI HARUS DIBERIKAN KEPADA KARYAWAN BARU YG AKAN
MELAKUKAN PEKERJAAN DI PERUSAHAAN.
b) INDUKSI UNTUK TAMU DIBERIKAN
c) TOPIK INDUKSI HARUS DIMASUKKAN DALAM DAFTAR PERIKSA DAN MENJADI
ACUAN BAGI PELAKSANA INDUKSI, TOPIK INDUKSI MENCAKUP :

1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan Kesehatan
Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku
2. kebijakan dan SMK3 Perusahaan
3. Peraturan umum perusahaan
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (kecelakaan)
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan
6. Prosedur penanganan Gawat Darurat, Nomor Telfon, komunikasi saluran radio
7. Prosedur evakuasi dan tempat kumpul, bila ada kebakaran atau keadaan darurat
8. Denah lokasi proyek dan pusat P3K , induksi diakhiri dengan evaluasi tertulis dan
diberikan kartu identitas karyawan, peserta dan petugas penyaji induksi menanda
tangani daftar periksa
INDUKSI UMUM
a) INDUKSI DILAKSANAKAN PADA SAAT TAMU AKAN MASUK DAERAH
KERJA
b) INDUKSI DIBERIKAN OLEH PETUGAS K3 ATAU PETUGAS LAIN YANG DIMANA
TOPIK /MATERI DIMASUKKAN DALAM SUATU BROSUR YANG DISEDIAKAN
KHUSUS UNTUK PETUNJUK TAMU YANG ISINYA MENCAKUP :

1. Gambaran umum proyek

2. Kebijakan perusahaan dan proyek K3
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran atau fasilitas lainya dan para tamu
tersebut selalu didampingi pengawas daerah kerja atau orang yang ditunjuk
bila para tamu tersebut hendak ke lapangan
5. Tamu yang sudah mendapatkan induksi diberikan tanda pengenal tamu /
Visitor.
 SAFETY MORNING TALK
Pertemuan Pagi Hari

HAL YANG DISAMPAIKAN

1. Olah raga melemaskan otot
2. Pekerjaan apa saja pada hari itu
3. Pengecekan penggunaan APD
4. Potensi bahaya dan tindakan pengendalian
5. Penyampaian kejadian dan akibatnya
6. Lokasi mana yang rawan
7. Mana saja kelompok kerja rawan
8. Pengumuman penting
9. Yel...yel... Penambah semangat kerja
PERTEMUAN KELOMPOK KERJA
1

TOOL BOX MEETING

PERTEMUAN KELOMPOK KERJA
TOOL BOX MEETING
5 POIN TOOLBOX MEETING

POTENSI BAHAYA DAN TINDAKAN

PENGENDALIANNYA

PENYAMPAIAN KEJADIAN KECELAKAAN DAN

AKIBATNYA

PENGECEKAN PENGGUNAAN APD

LOKASI MANA YANG RAWAN

PENGUMUMAN PENTING

YEL-YEL /TOS PENAMBAH SEMANGAT KERJA

 PERTEMUA KELOMPOK
PERTEMUA KELOMPOK KERJA
KERJA K3
K3

TUJUAN

1. MENGADAKAN PENJELASAN INFORMASI K3L HARIAN,

MINGGUAN, BULANAN (TERGANTUNG KONDISI PEKERJAAN DI
LAPANGAN MELALUI PERTEMUAN KELOMPOK KECIL
PEKERJA , DIMANA SEMUA POTENSI SUMBER BAHAYA YANG
BERADA DI BAWAH PEKERJAAN PEKERJA TERSEDUR DI
IDENTIFIKASI

2. MENINGKATKAN PEMELIHARAAN KONDISI K3L YANG AMAN

SIKAP DAN PERILAKU BEKERJA YANG BERMUTU DAN EFISIEN
 5 ELEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

1 KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI

PEKERJA
DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI
2 1)
DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Sumber Daya
3 EFALUASI KESELAMATAN KERJA
KONSTRUKSI
2) Kompetensi 1) Pemantauan dan evaluasi
1) Kepedulian pimpinan terhadap 2) Tinjauan manajemen
3) Kepedulian
issue eksternal dan internal 3) Peningkatan kinerja keselamatan
4) Komunikasi
2) Komitmen keslamatan konstruksi konstruksi
5) Informasi terdokumentasi

1 2 3 4 5

4 PERENCANAAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI 5 OPERASI KESELAMATAN
KONSTRUKSI
1) Identifikasi bahaya, penilaian resiko, 1) Perencanaan keselamatan
pengendalian dan peluang konstruksi
2) Rencana tindakan (sasaran dan 2) Pengendalian Operasi
program) 3) Kesiap siagaan dan tanggap
3) Standar dan peraturan perundang- keadaan darurat
undangan
 5 ELEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

1 KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI

PEKERJA
DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI
2 1)
DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Sumber Daya
3 EFALUASI KESELAMATAN KERJA
KONSTRUKSI
2) Kompetensi 1) Pemantauan dan evaluasi
1) Kepedulian pimpinan terhadap 2) Tinjauan manajemen
3) Kepedulian
issue eksternal dan internal 3) Peningkatan kinerja keselamatan
4) Komunikasi
2) Komitmen keslamatan konstruksi konstruksi
5) Informasi terdokumentasi

1 2 3 4 5

4 PERENCANAAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI 5 OPERASI KESELAMATAN
KONSTRUKSI
1) Identifikasi bahaya, penilaian resiko, 1) Perencanaan keselamatan
pengendalian dan peluang konstruksi
2) Rencana tindakan (sasaran dan 2) Pengendalian Operasi
program) 3) Kesiap siagaan dan tanggap
3) Standar dan peraturan perundang- keadaan darurat
undangan
 Perbandingan jumlah personil Keselamatan Konstruksi dengan
jumlah tenaga kerja konstruksi berupa 1:60 (satu banding enam
Risiko Kecil puluh) dengan paling sedikit 1 (satu) Petugas Keselamatan Konstruksi
dalam tiap Pekerjaan Konstruksi.

Perbandingan jumlah personil Keselamatan Konstruksi dengan

jumlah tenaga kerja konstruksi berupa 1:50 (satu banding lima
Risiko Sedang puluh) dengan paling sedikit 1 (satu) ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi dan/atau ahli Keselamatan Konstruksi Muda

Perbandingan jumlah personil Keselamatan Konstruksi dengan

jumlah tenaga kerja konstruksi berupa 1:40 (satu banding empat
Risiko Besar puluh) dengan paling sedikit 1 (satu) ahli keselamatan dan
kesehatan kerja konstruksi muda dan/atau ahli Keselamatan
Konstruksi muda pengalaman 3 Tahun
 Konstruksi besar dengan kriteria mempekerjakan lebih dari 100
(seratus) pekerja, personel Keselamatan Konstruksi paling sedikit
2 (dua) orang yang terdiri atas:

1 (satu) orang ahli keselamatan dan
kesehatan kerja Konstruksi utama, ahli
Keselamatan Konstruksi utama, ahli
keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi
madya dengan pengalaman paling singkat 3
(tiga) tahun, atau ahli Keselamatan Konstruksi
madya dengan pengalaman paling singkat 3
(tiga) tahun
1 (satu) orang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi muda, atau Ahli
Keselamatan Konstruksi muda dengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
menambahkan 1 (satu) orang tambahan
Petugas Keselamatan Konstruksi dan/atau
Petugas K3 Kontruksi untuk setiap
penambahan pekerja kelipatan 40 (empat
puluh) orang.
1. Helm
2. Kacamata google
3. Masker ear pluk eadr
4. Earmufe ears pluc
5. Rompi
6. Safety Body Harnes
7. Sarung tangan dan sepafom
8. Sepatu
 Alat Pelindung Diri

Pagar pengaman

Safety Line

Safety Deck
ANGKASA PURA 2

TPPI PLANT TUBAN