Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT BATTERY TECHNOLOGY INDONESIA ( TWS )
KOTA TANGERANG – BANTEN

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun Oleh:
Ikhsan Prayogo

PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
04 Desember – 17 Desember
2023
KONDISI PERUSAHAAN

I.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Batettery Technology Indonesia (TWS)


Bidang Usaha : Manufactur Battery
Alamat : Jl.Arya Kemuning Jalan Raya Cadas – Kukun
No. 77 Periuk, Banten
Website : http://www.tws.com
Jumlah Tenaga Kerja 187 karyawan dengan,
Laki - laki : 37 Jiwa
Perempuan : 150 Jiwa
Waktu Kerja : 8 jam/perhari (2 kali shift)
*) Shift Pertama (Senin – Jum’at Pukul 07.00 – 16.00 WIB)
*) Shift Kedua (Senin – Jum’at Pukul 20.00 – 05.00 WIB)

PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah industri yang berfokus


pada penyediaan teknologi inovatif yang berbasis material Litium (Li). Perusahaan
ini didirikan pada tahun 1998 oleh CEO-nya, Bapak Raymond Leung, di
Guangzhou. Dengan dua puluh tahun pengembangan, TWS memiliki lebih dari
2.000 karyawan global untuk melayani pasar dunia. Melalui inovasi, desain, dan
keahlian manufaktur, TWS menawarkan portofolio solusi baterai yang luas,
terutama paket baterai skala kecil dan besar, baterai lithium-ion yang dapat diisi
ulang, dan Sistem Manajemen Baterai (BMS) untuk pelanggan di lebih dari lima
puluh aplikasi.
TWS terintegrasi secara unik untuk menyediakan layanan satu atap dengan
kualifikasi sel internal, kemampuan SMT, dan cetakan plastik sendiri. Menerapkan
keahlian teknologi dan pemahaman mendalam tentang pasar baterai untuk
menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi tetapi juga mengantisipasi
kebutuhan pelanggan. Baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang, dengan
keunggulan performa tinggi dan biaya rendah, telah menjadi pilihan terbaik untuk
berbagai macam aplikasi.

I.2 Visi Misi


a. Visi
“Menciptakan Kehidupan yang Lebih Baik untuk Masyarakat.”

b. Misi
Menjadi Pelopor Industri dalam Solusi Energi yang Dapat di Isi Ulang.

I.3 Penerapan Norma K3 Secara Umum di Perusahaan


Penerapan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) memiliki beberapa
dasar hukum pelaksanaan. Diantaranya adalah Undang – Undang No. 1
Tahun 1970 tenyang keselamatan kerja, Permenaker RI No. 5 tahun 2018
tentang keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja, dan Permenaker
No. 4 Tahun 1987 tentang panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
( P2K3 ). Rangkuman dasar – dasar hukum tersebut antara lain:
1. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja.
1) Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi satu usaha.
2) Adanya Tenaga kerja yang bekerja disana.
3) Adanya sumber bahaya di tempat kerja.
2. Permenaker RI No. 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja di lingkungan kerja
1) Terdapat sumber bahaya fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.
3. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja ( P2K3 ).
1) Pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3.
2) Keanggotaan P2K3 terdiri dari Ketua, Serketaris dan Anggota.
3) P2K3 di tetapkan oleh Mentri atau pejabat yang ditunjuknya atas
usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangukan.

I.4 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Battery Technology Indonesia (TWS)

I.5 Struktur Organisasi P2K3

Gambar 2. Struktur P2K3 PT. Battery Technology Indonesia (TWS)


MATRIKS ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

I. Temuan Positif
I.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3
No Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1. Diberikan safety induction bagi tamu atau orang
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Safety Induction
selain tenaga kerja ketika datang ke PT. Battery keselamatan kerja pasal 9 ayat 1 dan 2
tentang pembinaan.
Technology Indonesia (TWS).

2. Struktur Organisasi P2K3 Safety Sudah terbentuknya organisasi P2K3 yang telah
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamat
Induction . ditunjuk oleh Disnaker setempat, dan diketuai
Kerja pasal 10 ayat 1.
oleh pemilik perusahaan, sekretaris (AK3U) dan
anggota. 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Per-04/MEN/1987 tentang panitia
pembina keselamatan dan kesehatan kerja
pasal 5 ayat 1.
3. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun
2012 tentang penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam pedoman
penilaian penerapan SMK3 di 1.4.4,
1.4.5
3. Petugas K3 yang memiliki Upaya perusahaan dengan adanya 1. UU No.1 tahun 1970 tentang 18 undang-
sertifikasi AK3U
penunjukkan petugas K3 dan ahli K3 undang yang membahas tentang
bertujuan untuk mengawasi ditaatinya Keselamatan Kerja
undang-undang keselamatan. Minim 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
kecelakaan yang diakibatkan petugas yang Per. 02/MEN/1992 tentang tata cara
tidak berkompeten Penunjukan Kewajiban dan Kewenangan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012
poin 1.2.2 dan 1.2.5

I.2 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran


No Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1. Adanya smoke detector Adanya Smoke Detector dapat mencegah dan 1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
mengurangi kebakaran ditempat kerja. Smoke 186 Tahun 1999 tentang
Detector akan menyala apabila timbul asap. PenanggulanganKebakaran di Tempat
Kerja pasal 2.
2. Pemeriksaan Gardu Dilakukan 1 tahun sekali pemeriksaan 1. Permen No. 12 tahun 2015 Pasal 11
gardu listrik menggunakan vendor. ayat(1) tentang K3 Listrik di Tempat
Untuk meminimalisir indikasi konslet Kerja
listrik

3. Assembly point Pemeriksaan Terdapat rambu rambu keselamatan untuk 1. Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun
memberitahu tenaga kerja atau orang yang berada 2017 tentang Persyaratan Kemudahan
di lingkungan tersebut bahwa tersedia titik Pembangunan Gedung.
Assembly point. Yang memudahkan tenaga kerja
atau orang lain yang berada di lingkungan tersebut
dalam kondisi darurat.

I.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


No Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1. Terdapat Safety Valve, pressure PT Battery Technology Indonesia telah menerapkan 1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
gauge, dan penangkal petir. alat pengaman pada bejana tekan yang dimiliki,
RI No.37 Tahun 2016 tentang
seperti safety valve guna melindungi alat dan
perangkat dari bahaya yang diakibatkan oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
temperature dan gaya karena tekanan uap berlebih
dalam sistem. Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
Pasal 16 ayat 1
2. Terdapat name plate pada bejana PT Battery Technology Indonesia telah memenuhi 1. Peraturan mentri Ketenagakerjaan RI.
tekan dan kompresor perlengkapan yang memuat data berupa nama No 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan
pabrik pembuat, tahun pembuatan, model, nomor dan Kesehatan Bejana Tekanan dan
seri dankapasitas dari bejana tekan dan kompresor. Tangki Timbun Pasal 59 ayat 1, 4, 63, 64.
Memberi informasi terkaiti data berupa nama pabrik
pembuat, tahun pembuatan, model, nomor seri dan
kapasitas dari bejana tekan dan kompresor.

3. Maintenance Kompresor secara Kompresor memiliki jadwal perbaikan yang telah di 1. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom
berkala. susun oleh perusahaan. Meningkatkan efisiensi kerja Verordening) pasal 9.
kompresor memperpanjang umur mesin yang dirawat
dengan baik. Keamanan lebih terjamin.

I.4 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya


No Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1. Terdapat SDS 1. Pengendalian bahan kimia berbahaya di
Setiap bahan kimia yang digunakan oleh PT.
tempat kerja NO.KEP.187./MEN/1999,
Battery Technologiy Indonesia (TWS) sudah
Pasal 3 Huruf A
memiliki SDS yang terbaru. SDS ini disimpah
di samping yellow cabinet atau tempat
penyimpanan bahan kimia.

2. MCU bagi karyawan Setiap karyawan baru dan karyawan tetap 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 3 Tahun 1982 tentang
akan diberikan program MCU dari PT.
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Pasal 2
Battery Technologiy Indonesia (TWS). poin (a)
Dilakukannya pemeriksaan MCU satu tahun
sekali (secara berkala).
3. Tersedia Exhaust Terdapat exhaust di ruangan produksi dan 1. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
tempat penyimpanan bahan kimia. Exhaust ini
Permenaker No. 5 Tahun 2018
berfungsi sebagai alat pertukaran udara dari Pasal 39 ayat 2
dalam ruangan ke luar ruangan.

II. Temuan Negatif


II.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3
No Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1. Rambu jalur Rambu tidak terlihat dan Dalam situasi darurat, mungkin sulit bagi 1. Lampiran II Peraturan
evakuasi sulit tertutup dengan tumpukan pekerja untuk mengakses pintu keluar. Pemerintah RI No. 50 Tahun
terlihat. produk. 2012 tentang penerapan SMK3
elemen keamanan bekerja
berdasarkan SMK3 sub elemen
kesiapan untuk menangani
keadaan darurat kriteria 6.7.5.
2. Peraturan Pemerintah RI No. 50
Tahun 2012 tentang penerapan
SMK3 elemen keamanan
bekerja berdasarkan SMK3 sub
elemen area terbatas kriteria
6.4.4.
2. Tidak memiliki Surat Kecelakaan kerja yang 1. Peraturan Menteri
Menerapkan work permitt sebelum
Izin Kerja Forklift. disebabkan alat berat. Ketenagakerjaan RI No. 8
menjalankan forklift.
Tahun 2020 tentang Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut.

3. Smoke Detector dalam Terjadi kebakaran Melakukan penggantian smoke 1. Peraturan Pemerintah RI No.
keadaan rusak yang lebih luas atau detector dan perawatan secara 50 Tahun 2012 tentang Sistem
parah dikarenakan berkala. Manajemen K3 (SMK3)
sistem alarm yang . lampiran II berdasarkan
tidak berfungsi. kriteria 6.7.2.
pekerja tersengat
listrik dan kebakaran

II.2 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran


No Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1. Adanya retakan pada Dapat terjadi 1. Melakukan perbaikan atau pengecoran 1. Peraturan Mneteri No. 01
lantai parkiran. di parkiran tersebut.
kecelakaan apabila tahun 1980 tentang
2. memberikan rambu atau tanda di dekat
kendaraan melewati retakan tersebut. Keselamatan dan Kesehatan
jalur tersebut. Kerja pada Konstruksi
Bangunan pasal 8.

2. Aliran listrik pekerja tersengat 1. Melakukan perbaikan pada aliran 1. Peraturan Pemerintah RI No.
listrik yang terbuka dan melakukan 50 Tahun 2012 tentang Sistem
listrik dan kebakaran
perawatan secara berkala. Manajemen K3 (SMK3)
lampiran II berdasarkan
kriteria 6.5.6
3. Terjadi kebakaran 1. Menempatkan di tempat yang mudah 1. Peraturan Menteri Tenaga
APAR tidak terlihat dan yang lebih luas atau dilihat dan dijangkau oleh karyawan Kerja dan Transmigrasi RI No.
tidak mudah dijangkau. parah dikarenakan 04 Tahun 1980 tentang Syarat-
sistem alarm yang syarat pemasangan dan
tidak berfungsi. pemeliharaan APAR pasal 4.
II.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap, dan Bejana Tekanan
No Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1. Ban Forklift robek Ban Forklift Melakukan pergantian ban 1. Peraturan Menteri
memiliki risiko forklift. Ketenagakerjaan RI No. 8 tahun
pecah karena 2020 tentang Pesawat Angkat
berbagai alasan, dan Pesawat Angkut pasal 14
seperti kerobekan ayat 2.
ban, keausan yang
parah.
2. Terdapat karat pada Karat pada Melakukan mainteneance dan 1. Peraturan Menteri
bejana bejana dapat perbaikan. Ketenagakerjaan RI No. 37 tahun
menyebabkan 2016 tentang Keselamatan dan
beberapa bahaya Kesehatan Kerja Bejana Tekanan
seperti dan Tangki Timbun pasal 43 ayat
kebocoran atau 4.
kerusakan pada
bejana.
3. Peralatan diletakkan di Kecelakaan pada Setiap setelah selesai menggunakan 1. Peraturan Menteri
atas forklift tanpa orang lain. forklift dilakukan pengecekan barang. Ketenagakerjaan RI No. 8
pengaman. tahun 2020 tentang
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut pasal 3b.

II.4 Bidang Lingkungan Kerja, Serta Bahan Berbahaya.


No Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1. Tidak disediakan Tumpahan cairan Menyediakan secondary containment. 1. Peraturan Mneteri
secondary containment bahan kimia Ketenagakerjaan RI No. 5
untuk bahan kimia mengenai karyawan. Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
pasal 21 ayat 2.
2. Posisi Janggal karyawan berpotensi Memberikan safety induction dan 1. Peraturan Mneteri
mengalami LBP memberikan penyuluhan cara kerja Ketenagakerjaan RI No. 5
(Low Back Pain). dan posisi kerja yang baik. Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
pasal 23.

3. Akan menimbulkan Menyediakan APD sesuai potensi 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
keparahan apabila bahaya dan memberikan pelatihan serta dan Transmigrasi RI No. Per-
terjadi kecelakaan kerja pengawasan dalam penggunaan APD 08/MEN/VII/2010 tentang Alat
dan munculnya PAK. Pelindung Diri

Penyediaan APD kurang


lengkap
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat saya berikan untuk Praktik Kerja Lapangan
(PKL) adalah sebagai berikut:
A. Pada bidang kelembagaan, keahlian, dan SMK3, PT. Battery technology
Indonesia (TWS) telah menjalankan dengan cukup baik. Berdasarkan hasil
lapangan PT. Battery technology Indonesia (TWS) telah memiliki P2K3
dengan catatan jumlah pekerja PT. Battery technology Indonesia (TWS)
sebanyak 187 orang. PT. Battery technology Indonesia (TWS) juga sudah
memiliki Ahli K3 Umum dengan SKP yang masih aktif telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 Tahun 1992 pasal 2. Namun, dilain
sisi belum dilaksanakan secara maksimal terkait work permitt terutama pada
pekerjaan menggunakan alat berat.
B. Di bidang Konstruksi, Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran PT.
Battery technology Indonesia (TWS) juga telah menjalankan dengan baik.
Contohnya terdapat instalasi keadaan gawat darurat disetiap area. Akan tetapi
terdapat area berbahaya dikarenakan tidak adanya jalur pemisah antara pejalan
kaki dan kendaraan baik itu kendaraan pribadi ataupun alat berat.
C. Di bidang Mekanik, Pesawat Uap, dan Bejana Tekanan PT. Battery technology
Indonesia (TWS) juga sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
adanya name plate pada bejana tekan dan kompressor, namun terdapat temuan
negatif seperti ban forklift tidak dalam keadaan baik.
D. Pada bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya PT.
Battery technology Indonesia (TWS) juga sudah berjalan dengan baik, seperti
terdapat dokumen SDS setiap bahan kimia, dilakukannya MCU awal dan
berkala serta sistem ventilasi yang baik. Akan tetapi belum tersedianya
secondary containment dapat menimbulkan risiko bahaya seperti tumpahan.

Anda mungkin juga menyukai