Disusun oleh:
PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
2023
KONDISI PERUSAHAAN
1. Profil Perusahaan
Produk yang dihasilkan dari PT. Battery Technology Indonesia yaitu berupa : Battery Handphone
Setelah observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa penerapan Standar Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Battery Technology Indonesia (TWS) belum terlaksana
dan tersertifikasi. Perusahaan sudah memiliki Standar Operasional Prosedur dan Instruksi Kerja namun
dalam prakteknya, masih terdapat beberapa penerapan yang kurang sesuai yaitu:
1. Penggunaan APD yang digunakan oleh pekerja belum sesuai standar yang berlaku seperti
2. Perusahaan tidak memberikan safety induction kepada tamu dan pengunjung, hal ini bertentangan
dengan regulasi Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bab 5 pasal 9 .
3. Perusahaan belum memiliki ahli K3 kimia yang bertanggung jawab pada limbah B3, hal ini
bertentangan dengan regulasi Kepmenaker no/187/men 1999 tentang Pengendalian bahan kimia berbahaya
pasal 3b.
4. Perusahaan belum memiliki ahli K3 listrik yang bertanggung jawab pada kelistrikan, hal ini
bertentangan dengan regulasi Permenaker 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
di tempat kerja pasal 7.
5. Perusahaan tidak melakukan inspeksi pada lemari atau peti (box) pada penempatan APAR,
sehingga ditemukan bahwa lemari APAR sudah berkarat dan sudah mulai mudah keropos karena tidak
dilakukan isnpeksi, hal ini bertentangan dengan Permenakertrans No. 04 Tahun 1980 Tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR pasal 11 ayat.
6. Bangunan konstruksi pada lantai dan langit-langit pada perusahaan berlubang, hal ini bertentangan
dengan regulasi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER 01/MEN/1980 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan Pasal 8.
7. Penggunaan ban pada forklift bagian belakang sudah tipis dan ditemukan operator yang tidak
menggunakan safety belt, hal ini bertentangan dengan regulasi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 8
Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut Pasal 173
Ayat 4.
8. Tanda pengenal pada bejana tekan tidak ada pada perusahaan, hal ini bertentangan sesuai dengan
regulasi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan
Tangki Timbun No. 37 Tahun 2016 pasal 9.
9. Tidak adanyan bukti pengujian dan pemeriksaan lingkungan kerja salah satunya asbes, perusahaan
tidak melakukan pengujian asbes padal perusahaan menggunakan salah satu bahan bangunan yang
mengandung asbes, hal ini bertentangan dengan regulasi Permenakaer No 3
tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja Pemakaian Asbes pasal 5.
10. Informasi atau label pada bahan kimia menggunakan bahasa mandarin atau asing yang berisiko
penyalahgunaan bahan kimia yang digunakan oleh pekerja, hal in bertentangan dengan regulasi Kepmenaker
187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 4 ayat 1.
11. Penerapan pengawasan norma SMK3 di PT Battery Technology Indonesia adalah sudah
perusahaan sudah membentuk tim P2K3 namun dalam penerapannya masih ada beberapa yang
tidak sesuai dengan kriteria-kriteria dalam SMK3, sesuai dengan regulasi PP No 50 tahun 2012.
MATRIKS ANALISIS
DAN PEMECAHAN MASALAH
1 Line forklift Pada area angkut Pekerja bisa saja Melakukan UU No 1 Tahun 1970
telah mulai angkut khususnya berjalan pada line pengecatan ulang Bab 5 pasal 9 tentang
memudar line forklift memudar forklift dan atau pemeliharaan Keselamatan Kerja
diarea angkut menyebabkan Kembali yang sudah dan Peraturan
kecelakaan tidak jelas Pemerintah No 50
Tahun 2012 tentang
penerapan SMK 3 dan
Kesehatan kerja pasal
14 ayat 1
2 Garis Area warehouse Menyebabkan Melakukan UU No 1 Tahun
pejalan kaki tidak adanya garis kecelakaan antara pemeliaharaan 1970 Bab 5 pasal 9
tidak ada pejalan kaki yang
pada bagian sesuai/tidak pejalan kaki dan pada semua line tentang keselamatan
warehouse terlihat forklift agar terlihat dan kerja dan Peraturan
seusai fungsinya Pemerintah No 50
Tahun 2020 tentang
penerapan SMK3
dan Kesehatan kerja
pasal 14 ayat 1
3 Tidak Pada saat Pekerja tidak Melakukan safety UU No 1 Tahun
dilakukan kunjungan dan mengerti pentingnya induction sebelum 1970 bab 5 pasal 9
safety bertanya kepada
induction pekerja bahwa K3 pada pekerjaan memulai pekerjaan tentang keselamatan
tidak adanya dan potensi lainnya kerja
safety induction
yang
sebelum mulai
kerja membahayakan
1.2 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Pengelolaan B3
2 Ruang UKS Hasil observasi Jika terjadi kejadian Ruang P3K Permenakertrans No 15
di produksi ditemukan urgensi menyebabkan seharunya dilalui Tahun 2008 Pasal 9
pengap dan bangunan P3K
kurang terang pengap dan kurang petugas P3K dan dengan pintu yang Ayat 1 dan
terang korban membatasi cukup besar dan Permenakertrans No 15
ruangan sempir diatur pencahayaan Tahun 2008 Pasal 9
dll Ayat 2
3 Kotak APAR Ketidaksesuaian isi Apabila terjadi Memperbaiki kotak Permenakertrans No 4
di area TPS kotak APAR, diisi urgensi APAR dengan Tahun 1980 Pada Bab 2
dengan APD
mengakibatkan miss peruntukannya pasal 4 Ayat 1
komunikasi isi dari
kotak tersebut
Landasan
No. Temuan Analisis Temuan Potensi Bahaya Rekomendasi
Hukum
1 Pekerja/operato Pada saat Pada saat penggunaan Menggunaakan Permenkaer RI No 8
r forklift tidak mengendaria forklift jika terjadi safety shoes pada Tahun 2020 Tentang
menggunakan forklift tidak
safety shoes menggunakan kecelakaan seperti saat mengendarai Keselamatan
pada saat safety shoes terbalik operator aka Kesehatan Kerja dan
mengendarai
naman dan Kerja pesawat
(tidak ada foto)
mengurangi resiko angkut dan angkat
pasal 165 ayat 2
1 Ceklist first Kotak p3k tidak Jika terjadi urgensi dan Rutin pemekriksaan Permenkar 15 tahun
aid box tidak diperbaharui kotak p3k tidak kotak p3k dan ceklist 2008 tentang p3k di
terbaru(tidak
ada foto) memadai isinya tidak diperbaharui tempat kerja pasa 10
akan tertangani dengan poin B
cepat
1 Logo Logo assembly Pada saat keadaan Merubah dan Peraturan PUPR RI
assembly point tidak terlihat urgensi pekerja tidak mengganti posisi no 14 tentang
point tidak jelas
nampak jelas mengetahui dimana tiang logo assembly persyaratan
(tidak ada titik berkumpul yang point kemudahan bangunan
foto)
aman dari bahay dan geduh pasal 33
1 Label bahan Label bahan kimia Pada saat urgensi bisa Memasang label Kepmenaker no 187
kimia tidak yang tidak tersusun terjadinya bahan kmia yang tahun 1999 tentang
tersusun rapih yang sesuai
dengan pengambilan bahan benar sesuai dengan Pengendalian Bahan
sempurna kimia yang salah dah kententuan dan Kmia Berbahaya di
(tidak ada
menyebabkan fungsinya masing tempat kerja pasal 4
foto)
kecelakaan masing ayat 1 poin 4
1 Terdapat Pada saat observasi Tersandung yang Memberikan dan UU 1 Tahun 1970
pekerja yang ditemukan salah menyebabkan kaki memastikan bahwa tentang keselamatan
menggunakan satu pekerja
sendal (tidak menggunakan pekerja bisa luka pekerja telah kerja pasal 14 poin C
ada foto) sandal dan tidak melakukan
menggunaakan
SOP/aturann yang
safety shoes
sudah dibuat dengan
cara penggunaan
safety shoes
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari observasi lapang di PT.
Battery Techonology Indonesia (TWS) adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang Kelembagaan, PT. Battery Techonology Indonesia (TWS) telah
berjalan dengan baik, dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikasi SMK3 dan telah melakukan
ISO 90001 dan ISO 140001. Sesuai dengan peraturan yang ada yaitu PP No 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Penerapan norma K3 di bidang kelembagaan keahlian dan personal K3 spesialis di PT. Battery
Techonology Indonesia (TWS) yang berjalan dengan baik, dibuktikan dengan adanya lisensi Ahli
K3 K3 Umum, Ahli K3 Kimia dan Ahli K3 Bidang Listrik dan Ahli K3 Bidang P3K. Sesuai
dengan Permenaker No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kwajiban dan Kewenangan
Ahli K3
3. Penerapan SMK3 di PT. Battery Techonology Indonesia (TWS) telah berjalan, namun dalam
penerapan yang ada pada lapangan masih ditemukan yang tidak sesuai dengan peraturan SMK3.
Sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Penerapan Bidang Pesawat UAP, Bejana Tekanan dan Mekanik di PT. Battery Techonology
Indonesia (TWS) telah berjalan, namun dalam pemeriksaan seperti ban yang digunakan truk
trailer tidak sesuai aturan yaitu sudah tidak layak digunakan. Sesuai dengan Permenaker RI No 8
Tahun 2020 Tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut Pasal 173 ayat 3
5. Penerapan pengawasan norma keselamatan kerja mekanik di PT Battery Technology Indonesia
yaitu perusahaan sudah memiliki operator forklift. Namun harus dilakukan perbaikan yaitu
penggunaan safety belt bagi operator yang sedang mengoperasikan forklift.
6. Penerapan pengawasan norma keselamatan kerja pesawat uap dan bejana tekan di PT Battery
Technology Indonesia yang perlu dilakukan perbaikan yaitu perusahaan harus memiliki operator dan
teknisi khusus kompresor.
7. Penerapan pengawasan norma kesehatan kerja di PT Battery Technology Indonesia yaitu sudah
tersedianya kotak P3K, namun isi pada kotak P3K belum sesuai karena masih terdapat barang yang
tidak sesuai di kotak P3K karena tidak adanya checklist first aid box secara berkala.
8. Penerapan pengawasan norma lingkungan kerja di PT Battery Technology Indonesia yang perlu
diperbaiki yaitu Rambu assembly point / titik kumpul yang harus terlihat dengan mudah.
9. Penerapan norma bahan berbahaya di PT Battery Technology Indonesiayang berjalan dengan baik,
yaitu perusahaan sudah menyediakan MSDS pada bahan kimia, namun terdapat temuan yang harus
dilakukan perbaikan yaitu label pada bahan kimia yang tersusun berserakan di lemari penyimpanan
bahan kimia.
10. Penerapan pengawasan norma SMK3 di PT Battery Technology Indonesia yakni perusahaan sudah
membentuk tim P2K3 namun dalam penerapannya masih ada beberapa yang tidak sesuai
dengan kriteria-kriteria dalam SMK3