KELOMPOK 4
BIDANG K3 KESEHATAN KERJA, PELAYANAN KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN
KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA
PT. CIOMAS ADISATWA
02
BAB I
PENDAHULU
AN
03
A. LATAR BELAKANG
PT. Ciomas : K3
Semua pekerjaan K3 mencakup semua Kesehatan Kerja,
K3 Faktor Penting
memiliki resiko aspek : Manusia, mesin, Pelayanan Keseh atan
dalam Industri
bahaya metode dan Kerja, Lingkungan
lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya
04
B. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
• Membekali para calon AK3 dalam praktek nyata dalam penerapan norma K3 khususnya pada
Pengawasan K3 Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya. di PT Karunia Indah Abadi serta memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat
kerja, sehingga para calon Ahli K3 dapat bertindak secara professional didalam bekerja dan dapat
memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di
tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.
TUJUAN
• Mengidentifikasi jenis-jenis Pengawasan K3 Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.
• Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya pada bidang Pengawasan K3 Kesehatan Kerja, Pelayanan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.
05
C. RUANG LINGKUP
06
D. DASAR HUKUM
Pengawasan K3 Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
antara lain:
• Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1) & (2), pasal 12, 14.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3), pasal
2,3, 4 dan 12.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (PJK3).
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban Dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan tenaga Kerja.
• Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
• Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
• Permennakertrans No. Per. 68/Men/2004 tentang Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja.
07
D. DASAR HUKUM
• Keputusan Menteri No. 187/MEN/1999 Huruf (a) Bahwa kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut, dan mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya akan terus meningkat
sejalan dengan perkembangan pembangunan sehingga berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar bagi
industri, tenaga kerja, lingkungan, maupun sumber daya lainnya.
• Peraturan Menteri No. PER.08/MEN/VII/2010 Pasal 2 ayat (1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja.
• Keputusan Menteri No. 187/MEN/1999 Pasal 3 huruf (a) Penyediaan lembar data keselamatan bahan
(LDKB) dan label. Pasal 4, tentang Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 3.
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 berbunyi dengan peraturan perundangan
ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberi alat –alat pelindungan diri pada para pekerja.
• Kepmenaker No. 187/MEN/1999 tentang pengendalian kimia baha berbahaya Kepmen No.
187/MEN/1999 pasal 1 huruf (c) pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya yang dilakukan
untuk mencegah dan atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja
terhadap tenaga kerja,alat-alat kerja dan lingkungan.
08
D. DASAR HUKUM
• Permen No.3/MEN/1985 pasal 12 Ayat (1) Pada setiap ruang kerja wajib dipasang alat ventilasi yang
sesuai, agar debu serat asbes yang terkandung di udara tempat kerja berada dibawah nilai ambang batas.
• Peraturan Menteri No. 7 Tahun 1964 Tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja Pasal 7 ayat (1) Di tmpat kerja yang dianggap perlu harus diadakan tempat mandi, tempat
cuci muka dan tangan, tempat ludah dan tempat pakaian menuruti kepentingan masing-masing.
• Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 Semua bangunan yg digunakan oleh pekerja & perlengkapannya
harus Tersedia fasilitas yg sesuai utk mengganti, menyimpan dan mengeringkan
• Peraturan Menteri No. 7 Tahun 1964 Pasal 7 ayat ( 5 ) apabila buruh mempergunakan pakian kerja hanya
selama bekerja, maka harus disediakan tempat tukar pakaian yang bersih.
• Peraturan Menteri No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta penerangan Dalam
Tempat Kerja Pasal 6 ayat (2) kakus-kakus tersebut harus terpisah untuk laki-laki dan perempuan,
sehingga tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesusilaan.
09
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
10
A. PROFIL PERUSAHAAN
PT. CIOMAS ADISATWA
• PT. CIOMAS ADISATWA Maros merupakan perusahaan pemotongan dan pengolahan daging ayam
bermutu di Indonesia dan didirikan pada tahun 2006 dengan jumlah karyawan saat ini yaitu ±300 Karyawan,
alamat perusahaan terletak di Jalan. Haji Bohari, Desa Bontotallasa, Dusun Makuring, Kec. Simbang, Kab.
Maros, Sulawesi Selatan.
• PT. CIOMAS ADISATWA Maros telah memiliki sertifikasi sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) sebagai jaminan keamanan pangan sejak tahun 2006, dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
semakin modern, maka PT. CIOMAS ADISATWA juga memproduksi beberapa produk yang berupa karkas
ayam utuh (whole chicken carcass) dalam bentuk segar (fresh) dan beku (frozen), potongan daging ayam (cut
up), daging ayam tanpa tulang (boneless), dan produk samping (by product). Produk sampingan yang
dihasilkan PT. CIOMAS ADISATWA adalah hati, jantung, ampela, kulit, kepala, leher, tulang paha, lemak,
usus, dan kaki atau ceker yang diolah secara higenis dan berkualitas.
• Visi :Menjadi perusahaan Poultry Procesing dan Futher Process terbesar di Indonesia dan Selalu Menjadi
yang Terdepan dalam Setiap Aspek.
1. Misi : Meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein hewani asal daging ayam yang sehat, utuh,
dan berkualitas. Memberi konstribusi laba yang optimal kepada JAPFA Group. Meningkatkan kesejahteraan
karyawan, mitra usaha, dan masyarakat sekitar.
• Sasaran : Kualitas produk yang konsisten, pengiriman tepat waktu, kepuasan pelanggan, dan kualitas produk
secara kesinambungan.
11
B. TEMUAN HASIL OBSERVASI
12
B. TEMUAN HASIL OBSERVASI
b. Temuan Negatif Bidang Keselamatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
1. Pakaian Karyawan digantung bukan pada tempatnya
2. Pengendalian bau gas limbah pabrik kurang efektif
3. Kantin dan ruang makan belum disediakan perusahaan
4. Masih terdapat karyawan yang tidak mengenakan APD
5. Terdapat genangan air pada area kerja
6. Warna lambang P3K tidak sesuai
13
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN
MASALAH
14
A. ANALISA TEMUAN POSITIF
No Lokasi Temuan Temuan Analisa Manfaat Saran Peraturan Perundangan K3
2. APD telah disediakan oleh pihak Mengurangi resiko bahaya kecelakaan UU No. 1 tahun 1970 Pasal 14
Kantor dan Halaman Dijaga dan dipertahankan
perusahaan bagi para pekerja ayat 3
Pengelompokkan Sampah dan Agar limbah mudah dipisahkan dan Dipertahankan dan dilakukan
4. Area kerja dan halaman limbah organik, anorganik dan B3 menghindari terjadinya penumpukan pemeliharaan agar fasilitas
telah dilakukan sampah. tempat sampah dapat terjaga
17
A. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Secara umum kondisi perusahaan PT. Ciomas Adisatwa dibidang Pengawasan K3 Kesehatan Kerja,
Pelayanan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya cukup diimplementasikan
dengan baik, terbukti dengan melalui adanya hasil observasi , telah disediakan APD dan kotak P3K,
terdapat tanda-tanda area mematuhi K3 disetiap lokasi, memiliki tempat pembuangan sampah dan
ketersediaan air bersih.
SARAN
Sebaiknya temuan negatif K3 yang ditemukan oleh kelompok 4 dapat ditindaklanjuti dengan
peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik lagi, dan diharapkan selanjutnya setelah ini melakukan
perbaikan dengan menerapkan langkah-langkah implementasi seperti budidaya penggunaan APD bagi
setiap pekerja, dan perusahaan perlu pemantauan penerapan 5S di perusahaan khususnya di area kerja
di PT. Ciomas Adisatwa.
18
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
No Temuan Positif Bukti Foto
3. 4.
Terdapat tanda-tanda area mematuhi K3
3.
disetiap lokasi
5. 6.
3. 4.
Terdapat pekerja yang masih mengabaikan
3.
APD
5. 6.