Oleh :
Almizan Aryanto 07111640000113
1.1.Latar Belakang
Energi listrik mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan
berjalannya waktu, listrik menjadi kebutuhan utama dalam setiap aspek kehidupan manusia. Oleh
karena itu, diperlukan perawatan dan pemeliharaan peralatan listrik agar dapat menunjang efisiensi
dari sistem kelistrikan yang ada.
Dikarenakan peralatan listrik Indonesia sudah cukup berumur, maka diperlukan penggantian
beberapa peralatan, seperti CB. Ada beberapa laporan yang mengindikasikan bahwa CB di Gardu
Induk Waru sudah tidak bekerja dengan normal. Oleh karena itu perlu adanya pengadaan dan
penggantian CB ini
Adapun tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara kerja Circuit Breaker (CB).
2. Mengevaluasi nilai arus gangguan hubung singkat di Gardu Induk Waru
3. Mengevaluasi kemampuan Circuit Breaker (CB) dalam memutus arus gangguan hubung
singkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus
rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup
rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga
pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas,
adalah sebagai berikut:
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan
dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini
tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus
daya tersebut terpasang
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan
dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Ruangan pemutus tenaga ini berfungsi sebagai ruangan pemadam busur api, yang terdiri dari :
b. Unit pemutus pembantu yang berfungsi sebagai pemutus arus yang melalui tahanan.Unit
pemutus pembantu ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar oleh isolator dari
porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara, kontak-kontak bergerak yang
dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak tetap sebagai penghubung yang terletak melekat
pada porselen.
c. Katup kelambatan Berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari pemutus utama ke
unit pemutus pembantu, sehingga kontak pada unit pemutus pembantu akan terbuka kurang
dari 25 ms (micro detik) setelah kontak-kontak pada pemutus utama terbuka. Katup
kelambatan ini berupa bejana berbentuk silinder yang berongga sebagi ruang udara dan
juga terdapat ruang pengatur, katup penahan, katup pengatur, rumah perapat, dan tempat
katup.
d. Tahanan. Tahanan ini dipasang pararel dengan unit pemutus utama, yang berfungsi untuk
: a. mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul b. mengurangi arus pukulan pada
waktu pemutusan
e. Kapasitor Kapasitor ini dipasang pararel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit
pemutus pembantu, yang berfungsi untuk mendapatkan pembagian tegangan yang sama
pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan pada setiap celah sama besarnya.
f. Kontak-kontak
Unit pemutus utama Kontak bergerak dilapisi dengan perak terdiri dari: a. Kepala kontak
bergerak b. Silinder kontak c. Jari-jari kontak d. Batang kontak e. Pegangan kontak
1. Kepala kontak
2. Pegangan kontak
3. Unit pemutus pembantu
a. Kontak bergerak
b. Kontak tetap, yang terdiri dari:
1. Jari-jari kontak
2. Pegangan kontak
BAB III
3.2 Keberlanjutan
Kegiatan keberlanjutan program akan dilaksanakan :
1. Pengadaan training atau pelatihan mengenai perawatan dan pemeliharaan Circuit Breaker
2. Mengevaluasi Standard Operation yang telah ada agar masalah tidak terulang kembali
BAB IV
4.1 Jadwal
Minggu ke
No Kegiatan
1 2 3
1 Identifikasi karakteristik tegangan dan arus pada saluran
transmisi
2 Pemilihan spesifikasi Circuit Breaker yang sesuai dengan
karakteristik saluran transmisi
3 Penggantian Circuit Breaker sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan
4 Maintenance dan evaluasi
Oleh:
Almizan Aryanto 07111640000113
Memasang grounding pada ketiga 1. Petugas terluka ketika Memastikan pengoperasian alat
7
penghantar SUTM. mengoperasikan peralatan telah sesuai SOP
Melepaskan semua sambungan dan Memakai safety shoes dan safety
8 1. Induksi 20kV
jumper yang tersambung dengan trafo. gloves
Melepas baut pada trafo kemudian
Memastikan trafo telah terikat
9 menurunkan trafo dengan bantuan katrol 1. Kejatuhan material
dengan kuat
secara perlahan.
Menaikkan trafo pengganti dengan Memastikan trafo telah terikat
10 1. Kejatuhan material
bantuan katrol secara perlahan. dengan kuat
Memastikan trafo telah
Menyesuaikan trafo dengan benar terpasang dengan benar
11 kemudian mengencangkan dengan mur- 1. Kejatuhan material
baut. Memastikan peralatan tertata
rapi
Memasang kembali jumperan kabel Memakai safety shoes dan safety
12 1. Induksi 20kV
jaringan. gloves
Melepaskan ketiga grounding dari Memastikan pengoperasian alat
13 1. Petugas dapat terluka
penghantar. telah sesuai SOP
Memastikan peralatan telah
Menurunkan semua peralatan kerja yang 1. Kejatuhan material
terikat dengan kuat
14 dipakai dan di cek kembali
kelengkapannya. Menggunakan safety helmet