Anda di halaman 1dari 12

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM)

MADONG KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Afif Taufiiqul Hakim1, Suwanto Marsudi2, Lily Montarcih Limantara2


1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1
Email: avfhakim@gmail.com

ABSTRAK
Sulawesi selatan adalah salah satu provinsi dengan nilai konsumsi listrik yang tinggi.
Dengan konsumsi listrik yang tinggi, sehingga kebutuhan listrik harus terus tercukupi. Untuk
mencukupi kebutuhan listrik tentu diperlukan sumber energi. sungai di desa Madong kabupaten
Toraja Utara memiliki karakteristik yang berpotensi untuk menghasilkan energi listrik. Agar
dapat dimanfaatkan maka diperlukan adanya kajian terkait perencanaan dan peninjauan
terhadap kelayakan dari sisi ekonomi untuk PLTM Madong. Berdasarkan hasil kajian, debit
banjir rancangan yang digunakan sebesar Q100 = 488,55 m3/detik, sedangkan debit
pembangkitan sebesar Q40% = 13,18 m3/detik. PLTM ini direncanakan menggunakan bendung
bermaterial beton, dengan tipe mercu bulat, tinggi bendung 4 meter dan lebar efektif bendung
31,70 meter. Adapun komponen lain meliputi bangunan pengambilan, feeder canal, bak
pengendap, saluran pembawa, bak penenang dan pipa pesat. Pipa pesat yang digunakan
bermaterial baja (welded steel) dengan diameter 2 meter dan ketebalan 12 mm. Setelahnya,
terdapat saluran pembuang (tailrace) yang berfungsi untuk mengembalikan aliran ke sungai.
Turbin yang digunakan adalah 2 unit turbin Francis, dengan daya yang dihasilkan sebesar 12,59
MW dan produksi energi tahunan sebesar 68,87 GWh. Hasil analisis ekonomi menunjukkan
bahwa proyek ini layak dibangun dari sisi ekonomi dengan BCR sebesar 1.29, NPV sebesar
135 Milyar, IRR sebesar 12,68% dan Payback period selama 15,43 tahun.
Kata kunci: PLTM, listrik, debit, pipa pesat, analisis ekonomi

ABSTRACT
Sulawesi selatan is one of the provinces with high amount of electricity consumption. By the
high amount of electricity consumption, electrical energy production is needed to be increased.
To provide the electricity we need the energy source. The river in Madong village, Toraja
Utara Regency has the characteristics that potentially can be an energy source. To get
electricity production from the Madong river, we need the study of designing and economical
analysis. From the observation, the selected flood discharge (Q100) to be 488,55 m3/s and plant
discharge (Q40) to be 13,18 m3/s. This hydropower was designed with a concrete and circle-
shaped weir. There are the other components such as intake, feeder canal, settling basin,
volume, headrace, forebay and penstock. Penstock uses the welded steel material, with 2 m of
diameter and 12 mm of thickness. Then, there is a tailrace that will transmit the water back to
the river. The selected turbines are 2 units of Francis type, with the 12,59 MW power produced
and 68.92 GWh energy produced in a year. The result of economic analysis, the project is
feasible with BCR = 1.29, NPV = 135 Billion rupiahs, IRR = 12,68%, and Payback period
within 15,43 years.
Keyword: Hydropower, electric, flow, penstock, economic analysis
PENDAHULUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI
Dewasa ini kebutuhan listrik menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Sistem Pembangkit Listrik dengan
Dalam rangka menunjang kegiatan memanfaatkan tenaga air pada prinspinya
manusia, listrik seharusnya dapat dirasakan suatu sistem yang memanfaatkan debit air
oleh seluruh masyarakat. Namun, sampai dan tinggi jatuh. Sehingga dalam suatu
saat ini listrik belum dirasakan oleh seluruh perencanaan PLTA, PLTM atau PLTMH
masyarakat karena belum maksimalnya diperlukan peninjauan debit dan penentuan
pemanfaatan sumber daya dan energi yang lokasi yang tepat agar didapatkan tinggi
berpotensi membangkitkan listrik. jatuh yang optimal.
Banyak energi terbarukan yang dapat Klasifikasi tipe PLTA
dimanfaatkan sebagai energi listrik seperti Pengklasifikasian PLTA didasarkan pada
panas bumi, udara, uap, air dan lain-lain. beberapa parameter antara lain
Indonesia dengan kekayaan alamnya 1. Berdasarkan Kapasitas Terpasang
memiliki potensi yang sangat besar untuk • PLTMH untuk daya dibawah 100
dimanfaatkan energi airnya. Energi air kW
berpotensi menghasilkan energi listrik yang • PLTM untuk 100 kW – 10000 kW
cukup besar. Namun sampai saat ini energi • PLTA untuk diatas 10000 kW
air belum termanfaatkan dengan maksimal, 2. Ketersediaan Tinggi Jatuh (Head)
PLTA, PLTM atau PLTMH dapat menjadi • High head untuk diatas 100 m
solusi untuk meningkatkan produksi energi • Medium head 30 m < H < 100 m
listrik yang ada di Indonesia. • Low Head H < 30 m
Sulawesi selatan sebagai salah satu 3. Operasi
provinsi di Indonesia dengan ibukotanya
• Run of River
kota Makassar telah bertumbuh menjadi
• Tampungan (Reservoir)
daerah industri dan pusat perdagangan di
• Tampungan terpompa (Pumped
kawasan timur Indonesia. Dengan
storage),
bertumbuhnya kota dan wilayah-wilayah di
• In stream technology.
Sulawesi Selatan, sehingga tentu
4. Tujuan pengadaan
diperlukan adanya pengembangan sarana
• Single purpose, digunakan hanya
kelistrikan.
untuk satu peruntukan atau
Meninjau debit dan tinggi jatuh di
pembangkit listrik saja.
sungai Madong yang terletak di kecamatan
Denpina, Kabupaten Toraja Utara Provinsi • Multi purpose, digunakan untuk
Sulawesi Selatan. Sungai Madong dapat beberapa peruntukan, seperti irigasi,
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik air baku dan pembangkit listrik.
yang nantinya diharapkan dapat memenuhi 5. Ekonomi
kebutuhan listrik di Sulawesi selatan. • Bekerja sendiri, untuk kepentingan
Sehingga, diperlukan studi terkait agar pribadi atau individu.
dapat diketahui potensi energi dan • PLTA yang bekerja sama, memiliki
perencanaan untuk PLTM Madong. kaitan dengan sentral listrik seperti
PLN (Perusahaan listrik negara)
Analisis Hidrologi Sk**= nilai kuadrat Sk* dibagi Dy
Kajian hidrologi akan menganalisis debit Dy2 = nilai kuadrat Sk* dibagi jumlah
banjir rancangan dan debit andalan yang data
digunakan sebagai basis perencanaan untuk Q = atribut dari sebuah besarnya
PLTM. Adapun beberapa analisis yang nilai statistik persamaan (6)
perlu dilakukan untuk analisis hidrologi R = atribut dari sebuah besarnya
meliputi nilai statistik persamaan (7)
1. Pemeriksaan Data Hujan 2. Debit andalan
Uji outlier Debit andalan adalah debit yang
Pemeriksaan data outlier adalah data tersedia sepanjang tahun dengan
yang menyimpang cukup jauh dari besarnya resiko kegagalan tertentu.
trend kelompoknya. Pengujian metode Berikut langkah penentuan debit
ini menetapkan ambang bawah (XL) andalan berdasarkan SNI 6378:2015
dan ambang atas (XH) sebagai berikut: • Kumpulkan data debit dengan
𝑋𝐻 = exp⁡(𝑥̅ + 𝐾𝑛⁡𝑆) (1) interval waktu tertentu atau debit
𝑋𝐻 = exp⁡(𝑥̅ − 𝐾𝑛⁡𝑆) (2) setelah dilakukan analisis F.J
Dengan: Mock
𝑋𝐻 = nilai ambang atas • Cek kecukupan panjang
𝑋𝐿 = nilai ambang bawah pencatatan data debit
𝑥̅ = nilai rata-rata dari logaritma • Lakukan uji validasi untuk data
sampel data debit.
Kn = besaran yang tergantung pada • Tentukan peringkat data.
jumlah sampel data • Hitung probabilitas dengan
S = simpangan baku dari logaritma 𝑚
Weibull 𝑃 = 𝑛+1 + 100% (16)
sampel data
Dengan:
n = jumlah sampel data
P = probabilitas kejadian (%)
Uji RAPS
m = nomor urut data
Metode RAPS akan melakukan
n = jumlah data dalam analisis
pengujian menggunakan data hujan
• Hitung debit andalan berdasarkan
dari stasiun yang sudah ditetapkan
probabilitas sesuai peruntukan.
dengan melakukan pengujian
kumulatif penyimpangan kuadrat • Buat kurva durasi debit.
3. Debit banjir rancangan
terhadap nilai rerata. Rumus yang
Metode Hidrograf Satuan Sintetis
digunakan dalam uji RAPS adalah
Nakayasu
sebagai berikut:
Untuk menghitung besarnya debit
𝑆𝑘∗ = ∑𝑘𝑖=1(𝑌𝑖 − 𝑌̅) (3)
𝑆𝑘 ∗
banjir rancangan, digunakan HSS
𝑆𝑘∗∗ = ⁡ 𝐷𝑦 (4) Nakayasu. Rumus debit puncak adalah
∑𝑛 ̅ 2
𝑖=1(𝑌𝑖 −𝑌) sebagai berikut:
𝐷𝑦2 = (5) 1 1
𝑛
𝑄𝑝 = ⁡ 3,6 𝐴. 𝑅0 (0,3𝑇𝑝+𝑇 (17)
𝑄 = 𝑚𝑎𝑘𝑠|𝑆𝑘 ∗∗ |⁡; ⁡0 ≤ 𝑘 ≤ 𝑛 (6) 0,3 )

𝑅 = 𝑚𝑎𝑘𝑠⁡𝑆𝑘 ∗∗ − min 𝑆𝑘 ∗∗ (7) Dengan:


Dengan: Qp = debit puncak (m3/detik)
Sk* = hujan (𝑋) – hujan (𝑥̅ ) A = Luas DAS (km2)
R0 =hujan satuan (mm) Q = debit (m3/detik)
Tp = peak time (jam) Kolam olak
T0,3=Waktu dibutuhkan untuk (1) Untuk Froude ≤ 1,7 tanpa kolam
penurunan debit 30% dari Qp olak
Metode Hidrograf Satuan Sintetis (2) Bila 1,7 ≤ Froude ≤ 2,5 kolam olak
Limantara ambang ujung
Adapun metode HSS Limantara yang (3) Bila 2,5 ≤ Froude ≤ 4,5. USBR
digunakan untuk menentukan debit Tipe IV.
banjir rancangan yang akan (4) Bila Froude ≥ 4,5. USBR Tipe III
dibandingkan dengan HSS Nakayasu. (5) Dalam KP-02 USBR Tipe IV tidak
Dengan rumus sebagai berikut: direkomendasi, sehingga dapat
𝑄𝑝 = digunakan tipe MDO/MDS
⁡0,042. 𝐴0,451 𝐿0,497 𝐿𝑐 0,356 𝑆 −0,131 𝑛0,168 2. Bangunan pengambilan
(18) Bangunan pengambilan berfungsi
Dengan: sebagai pemasukan aliran yang
A = luas DAS (km2) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
L = panjang sungai (km) irigasi atau pembangkitan listrik.
Lc = Panjang sungai diukur sampai Kapasitas pengambilan setidaknya
titik terdekat dengan titik berat DAS adalah 120% dari kebutuhan
(km) pengambilan atau kebutuhan yang
S = kemiringan sungai direncanakan. Berikut adalah rumus
n = koefisien kekasaran debit yang melalui pintu pengambilan
Perencanaan Bangunan Sipil 𝑄⁡ = ⁡𝜇⁡𝑏⁡𝑎⁡√2⁡𝑔𝑧 (20)
secara garis besar konstruksi bangunan sipil Dengan:
yang terdapat pada PLTM antara lain Q = debit (m3/detik)
bangunan bendung, intake, bak pengendap, 𝜇 = koefisien debit (𝜇 = 80)
saluran pembilas, saluran pembawa, bak b = lebar bukaan (meter)
penenang, penstock sampai dengan rumah a = tinggi bukaan (meter)
pembangkit dan konstruksi pendukung g = perecepatan gravitasi (9,81
lainnya. m/detik2)
1. Bendung z = kehilangan tinggi energi pada
Persamaan tinggi energi-debit untuk bukaan (meter)
bendung ambang pendek dengan 3. Bak Pengendap
pengontrol segi empat adalah: digunakan rumus dari Velikanov yang
2 2 memberikan rumus dengan
𝑄 = 𝐶𝑑 3 √3 𝑔⁡𝑏𝐻11,5 (19)
menganjurkan faktor-faktor koreksi.
Dengan: berikut ini merupakan rumus bak
Q = debit (m3/detik) pengendap:
Cd = koefisien debit (Cd = C0C1C2) 𝑄 λ⁡2 𝑣 (𝐻 0,5 −0,2)2
𝐿𝐵 = ⁡ 𝑊 . 7,51 . 𝑤 . (21)
g = percepatan gravitasi (9,81 𝐻

m/detik2) Dengan:
b = panjang mercu (meter) L = panjang kantong lumpur
H1 = tinggi energi di atas mercu (meter) B = lebar kantong lumpur
L/B > 8
Q = debit saluran • RETscreen Canada (2005)
w =kecepatan endap partikel sedimen, 𝐷 = (𝑄/𝑛𝑝)0,43 /(𝐻)0,14 (28)
m/dt • Berdasarkan ESHA (2005)
 koefisien pembagian/distribusi 𝑛2 𝑄 2 𝐿 0,1875
𝐷 = 2,69( ) (29)
Gauss 𝐻
Dengan:
4. Saluran pembawa (Head race)
D = diameter pipa (m)
Untuk saluran pembawa, digunakan
Q = debit rencana (m3/detik)
saluran terbuka. Dengan debit yang
H = tinggi jatuh efektif
melalui saluran dapat dihitung dengan
g = gravitasi (9,81 m/detik2)
rumus berikut:
2 1 np = jumlah pipa pesat
𝐴.𝑅 3 .𝑆𝐿 2
𝑄𝑑⁡ = ⁡ (22) n = kekasaran pipa
𝑛
Qd = debit rencana (m3/detik) Ketebalan Pipa
𝑃⁡×𝑑
A = luasan dimensi (m2) e = 2×σ ×𝐾 +⁡𝑒𝑠 (30)
𝑓 𝑓
R = A/P (meter)
Dengan:
P = Keliling basah (m)
e = ketebalan minimum pipa
SL = Kemiringan Saluran
P = tekanan hidrostatis (kN/mm2)
n = Koefisien kekasaran
d = diameter dalam (mm)
5. Bak penenang (Head pond)
σ𝑓 = tegangan yang dapat diterima
Kapasitas bak penenang didefinisikan
(kN/mm2)
sebagai kedalaman air dari hc ke h0
dari panjang bak penenang L 𝑘𝑓 = efisiensi pengelasan (0,90-1,00)
𝑉𝑠𝑐 = 𝐴𝑠⁡. 𝑑𝑠𝑐 = 𝐵. 𝐿. 𝑑𝑠𝑐 (23) 𝑒𝑠 = ketebalan tambahan untuk
Dengan: mencegah korosi
As = Luas bak penenang (m2) Kehilangan Tinggi
B = Lebar bak penenang (meter) Kehilangan tinggi yang perlu dianalisis
L = Panjang bak penenang (meter) dalam PLTM meliputi kehilangan pada
dsc = kedalaman air komponen-komponen berikut yaitu:
Apabila pengarah elektrik merespon trashrack, intake, feeder canal, bak
perubahan beban dengan kapasitas bak pengendap, saluran pembawa, bak
penenang di desain berada di sekitar 30 penenang, pipa pesat, sampai dengan valve.
kali sampai 60 kali dari Qd dalam Perencanaan Hidromekanikal
banyak kasus 1. Pemilihan Turbin
6. Pipa pesat (Penstock) Pemilihan turbin dipilih berdasarkan
Diameter Pipa pesat grafik pada ESHA (2004: 175) selain
• Warnick (1984) itu juga digunakan perhitungan
𝐷 = 0,72𝑄 0,5 (24) kecepatan spesifik sehingga
didapatkan turbin yang cocok.
• USBR (1986)
2. Kavitasi
𝐷 = 1,517𝑄 0,5 /𝐻 0,25 (25)
Kavitasi terjadi ketika tekanan
• Fahlbusch (1987)
hidrodinamis pada aliran air jatuh di
𝐷 = 1,12𝑄 0,45 /𝐻 0,12 (26)
bawah tekanan uap, sehingga terjadi
• Sarkaria (1987)
fase penguapan atau pembentukan uap.
𝐷 = 3,55. (𝑄 2 /2𝑔𝐻)1/4 (27) Untuk menghindari kavitasi maka
setidaknya diperlukan jarak Daya (dengan efisiensi turbin dan
penempatan turbin dengan rumus generator)
berikut: 𝑃𝑛𝑒𝑡𝑡 = 𝑔. 𝜂𝑔 . 𝜂𝑡 . 𝑄⁡. 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡 (34)
𝑃𝑎𝑡𝑚 −𝑃𝑣 𝑉2 Untuk energi yang dihasilkan dapat
𝐻𝑠 = + 2.𝑔 − 𝜎. 𝐻 (31)
𝜌.𝑔
digunakan rumus berikut
Dengan:
𝐸 = 𝑔. 𝜂𝑔 . 𝜂𝑡 . 𝑄⁡. 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡 . 𝑛 (35)
Hs = tinggi hisap (meter)
Dengan:
Patm = tekanan atmosfir
P = Daya (Watt)
Pv = tekanan uap air
g = gravitasi (m/detik2)
𝜌 = massa jenis air (kg/m3)
Q = debit (m3/detik)
g = gravitasi (m/detik2)
H = tinggi jatuh (meter)
V = kecepatan (m/detik)
𝜂𝑔 = efisiensi generator
𝜎 = sigma Thoma
H = tinggi jatuh (meter) 𝜂𝑡 = efisiensi turbin
Dengan rumus sigma Thoma untuk n = jumlah jam
turbin Francis adalah sebagai berikut Analisis Ekonomi
𝑉2 1. Biaya
σ𝑡 = 1,2715 ×. 𝑛𝑠 1,41 + 2.𝑔.𝐻 (32) Biaya adalah nilai bayar perkiraan
Dengan: yang diestimasi untuk pelaksanaan
1,924
𝑛𝑠 = 𝐻 0,512 (⁡𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘⁡𝐹𝑟𝑎𝑛𝑐𝑖𝑠) pembangunan proyek. Biaya
3. Generator pembangunan PLTM/PLTMH
Generator adalah komponen elektrikal dinyatakan dengan rumus empiris
yang akan mengubah energi gerak dalam RETscreen.
menjadi energi listrik. 2. Manfaat
Menentukan kecepatan sinkron (turbin Nilai manfaat (benefit) dalam suatu
dengan generator) proyek pembangkit listrik tenaga
120⁡×𝑓 mikro/mini hidro pada dasarnya
Kecepatan putaran (𝑛) = ⁡ 𝑝 didapatkan dari jumlah produksi energi
Dengan: yang dihasilkan. Sehingga, untuk
f = frekuensi (50 atau 60 Hz) mendapatkan nilai manfaat proyek
p = jumlah kutub generator perlu dihitung produksi energi selama
4. TURBNPRO 1 tahun yang nantinya diakumulasikan
TURBNPRO adalah peranti lunak sesuai dengan total tahun investasi.
khusus yang ditujukan untuk Berdasarkan PERMEN ESDM No.12
pengembang pembangkit listrik, Tahun 2014 untuk Sulawesi selatan
konsultan dan pelajar. Dengan harga listrik rerata ditetapkan
menggunakan TURBNPRO akan lebih Rp.1056/kWh.
mudah penentuan turbin beserta 3. Benefit cost ratio (BCR)
pendimensiannya. persamaan untuk benefit cost ratio
Daya dan Energi (BCR) adalah berikut ini
Daya hasil dari PLTM dapat dihitung ∑ 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐵𝐶𝑅 = ⁡ ∑ 𝐶𝑜𝑠𝑡
(36)
dengan rumus
𝑃𝑛𝑒𝑡𝑡 = 𝑔⁡. 𝑄⁡. 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡 (33) Dengan:
BCR = benefit cost ratio
Benefit = nilai manfaat sekarang
Cost = nilai biaya sekarang
Kriteria keputusan yang menentukan 7. Sensitivitas
apakah proyek yang direncana layak Analisis sensitivitas perlu dilakukan
atau tidak secara ekonomi untuk dalam rangka mengetahui sejauh mana
metode ini adalah apabila BCR > 1 dampak parameter investasi yang telah
maka proyek dapat dikatakan layak ditetapkan sebelumnya boleh berubah
secara ekonomi karena adanya situasi dan kondisi
4. Net present value (NPV) tertentu selama umur investasi. Dalam
Untuk mendapatkan nilai NPV maka hal ini akan dihitung berdasarkan
dapat dihitung dengan rumus berikut parameter:
𝑁𝑃𝑉 = 𝑃𝑊𝐵 − 𝑃𝑊𝐶 (37) (1) Penurunan produksi energi sebesar
Dengan: 10%, 20% dan batas sensitif
NPV = net present value (2) Kenaikan biaya 10%, 20% dan
PWB = present worth of benefit batas sensititf
PWC = present worth of cost (3) Penurunan produksi dan kenaikan
5. Internal rate of return (IRR) biaya bersamaan dengan
Apabila dirumuskan, maka nilai IRR presentase 10% dan 20%.
dapat dihitung dengan persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut Debit Andalan
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖𝑁𝑃𝑉+ + Berdasarakan hasil analisis
𝑁𝑃𝑉+ evapotranspirasi sampai dengan
|𝑁𝑃𝑉+ +𝑁𝑃𝑉− |
(𝑖𝑁𝑃𝑉− + 𝑖𝑁𝑃𝑉+ ) (38)
perhitungan simulasi debit menggunakan
Untuk mendapatkan nilai IRR maka
metode F.J Mock didapatkan kurva durasi
diperlukan beberapa variabel agar
debit sebagai berikut:
didapatkan suku bunga saat NPV < 0 Kurva Durasi Aliran
Spillout
dan NPV>0 30.0
PLTM Madong

6. Payback period 25.0


Debit
Analisis payback period pada dasarnya Pembangki
Debit (m3/detik)

20.0
tan (40%)

adalah untuk mengetahui seberapa 15.0


Debit
lama durasi (periode) investasi akan 10.0 Operasi
Minimum
(90%)
dapat dikembalikan saat terjadinya 5.0

Maintenan
0.0
kondisi pulang pokok persamaan yang 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95
ce Flow
(95%)
Probabilitas Debit (%)
digunakan adalah
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 Gambar 1. Kurva Durasi Debit
𝑘𝑃𝐵𝑃 = ⁡ 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙⁡𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 ×
Sumber: Perhitungan Penulis
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒⁡𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (39) Berdasarkan optimasi dengan
Dengan: membandingkan Q40, Q50 dan Q60
kPBP = periode pengembalian didapatkan debit pembangkitan sebesar
Investasi = jumlah biaya investasi yang 13,18 m3/detik dengan keandalan debit
dikeluarkan sebesar 40%
Annual benefit = keuntungan per tahun Debit Banjir Rancangan
(dikurangi O&P, bila ada) Berdasarkan analisis frekuensi, uji dan
Periode waktu = lama periode (1 tahun) perhitungan menggunakan 2 metode HSS
didapatkan nilai debit banjir rancangan Basngunan pengambilan direncana
sebagai berikut menggunakan debit desain 120% dari
Tabel 1. Debit Banjir Rancangan debit pembangkitan. Sehingga
HSS HSS direncanakan
Kala Nakayasu Limantara
Ulang Tinggi ambang = 2 meter
m3/detik m3/detik Elevasi ambang = +954
2 343,069 158,501 Debit desain = 1,2 × 13,18 m3/det
5 389,475 179,784 = 15,82 m3/det
10 410,180 189,281 𝑄
Lebar intake =
25 429,290 198,045 𝐾.μ.a√2𝑔ℎ
15,82
50 440,021 202,967 = 1⁡.⁡⁡0,8⁡.⁡⁡1
√2⁡.⁡⁡9,81⁡.⁡⁡2
100 448,547 206,877 = 3,20 meter
Setelah dikalibrasi dan dibandingkan Lebar per pintu = 1,10 meter
dengan menggunakan hidrograf satuan Jumlah pintu = 3 unit
observasi, maka didapatkan HSS Nakayasu Debit per pintu = K. . a. b √2𝑔ℎ
yang lebih mewakili debit banjir rancangan
=1.0,80.1.1,10√2.9,81.2 = 5,5 m3/det
di sungai Madong. Sebagai basis
3. Feeder canal
perencanaan bendung digunakan Q100
Untuk menyalurkan aliran dari intake
dengan debit banjir rancangan sebesar
menuju bak pengendap dengan
448,547 m3/detik.
spesifikasi teknis sebagai berikut
Perencanaan Bangunan Sipil
Lebar = 5,30 meter
1. Bendung
Penampang = persegi
Bendung yang direncanakan
Kemiringan = 0,0015
menggunakan tipe mercu bulat dengan
Tinggi muka air = 1,25 meter
dimensi sebagai berikut:
Jagaan = 0,4 meter
Debit desain = 448,547 m3/detik
4. Bak Pengendap
Lebar bendung = 31,70 meter
Hasil perencanaan bak pengendap
Tinggi bendung = 4 meter
(kantong lumpur) adalah sebagai
Jari-jari mercu = 2,5 meter
berikut:
Tinggi muka air = 3,45 meter
Debit rencana = 15,82m3/detik
Elevasi dasar hulu= +952
Sedimen rencana = 0,3 mm
Peredam energi
Lebar saluran = 7 meter
Digunakan peredam energi tipe
Periode kuras = 7 hari
MDO/MDS Pemilihan ini didasarkan
Suhu = 20˚C
pada bilangan froude yang mengarah
Kandungan sedimen = 0,1 o/oo
kepada kolam olak USBR tipe IV,
Sehingga volume dibutuhkan sebesar
namun penggunaan tipe ini tidak
Volume = (o/oo ) sedimen × jumlah hari
direkomendasikan. Sehingga
× Qn × 24 × 3600 = 0,1 o/oo ×
digunakan peredam energi yang
7×15,82×24×3600 = 956, 55 m3
merupakan modifikasi dari tipe bak
Berdasarkan hasil analisis didapatkan
tenggelam yaitu MDO/MDS dengan
panjang saluran 60 meter.
panjang lantai dasar 13 meter.
Dengan ketentuan L > 8B sehingga 60
2. Bangunan Pengambilan
> 56 meter. (memenuhi) dengan
efisiensi pengendapan 95% dan 7. Pipa pesat
sedimen dibawah 0,3 mm akan Tabel 2. Perhitungan Diameter Pipa
terbilas. pesat
5. Saluran pembawa No Analisis
Diameter
Saluran pembawa dengan kriteria (meter)
1 Warnick (1984) 2,61
kecepatan aliran maksimum 3 m/detik.
2 USBR (1986) 1,70
dengan spesifikasi teknis sebagai 3 Fahlbusch (1987) 2,03
berikut: 4 Sarkaria (1987) 1,89
Debit desain = 14,50 m3/detik 5 ESHA (2004) 1,53
Lebar saluran = 3 meter 6 RETScreen (2005) 1,57
Maksimum 2,61
Kemiringan sal. = 0,001
Minimum 1,53
Kemiringan talud = 0,5 Rerata 1,89
Tinggi muka air = 1,73 meter Digunakan 2,00
Jagaan = 0,57 meter Berdasarkan hasil perhitungan
Kecepatan aliran = 2,17 meter didapatkan diameter pipa pesat sebesar
Materrial = pasangan beton 2 meter. Jarak antar tumpuan pipa
6. Bak penenang pesat adalah 9 meter. Dengan
Debit pembangkitan =13,18 m3/det ketebalan 12 mm dan water hammer
Debit rencana = 14,50 m3/det dengan total head pressure sebesar
kapasitas volume bak penenang. 155,508 m saat katup ditutup selama 5
Dalam JICA, untuk beban dan debit detik.
yang telah dikontrol kapasitas bak Kehilangan Tinggi
penenang dapat didesain 30 sampai 60 Berdasarkan hasil peninjauan kehilangan
kali dari debit rencana bak penenang. tinggi pada seluruh komponen PLTM
Sehingga, volume bak penenang didapatkan hasil sebagai berikut
adalah Tabel 3. Kehilangan tinggi
Volume = 14,50 ×30 No Letak kehilangan HL (m)
= 434,94 m3 1 Pada pemasukan bangunan pengambilan 0,0078
Volume desain rencana 2 Pada saringan bangunan pengambilan 0,0169
3 Pada belokan feeder canal 0,2038
Lebar bak = 9 meter
4 Pada pelebaran ke bak pengendap 0,0605
𝛼.⁡⁡𝑄𝑑 1
hc = (9,81⁡.⁡⁡𝐵)3 5 Pada penyempitan ke saluran pembawa 0,1004
6 Pada pelebaran ke bak penenang 0,0576
1,1.⁡⁡14,50 1/3
=( ) 7 Pada saringan bak penenang 0,0115
9,81⁡.⁡⁡9
8 Pada pemasukan pipa pesat 0,4482
= 0,272 meter
9 Pada belokan 1 pipa pesat 0,3585
h0 = 1,73 m (pembawa) 10 Pada belokan 2 pipa pesat 0,3585
dsc = 1,73 m – 0,272 m 11 Pada gesekan sepanjang pipa pesat 1,270
= 1,46 m 12 Pada katup (inlet valve) 0,1792
Panjang bak penenang Jumlah 3,0729
B × L × dsc = 434,94 m3 Sehingga, tinggi jatuh nett adalah
434,94⁡𝑚3 Hnett = Hgross - ∑ 𝐻𝐿
L = 9⁡×1,46 = 111 meter – 3,0729 meter
= 33,30 meter = 107, 93 meter
Sehingga, dengan panjang 33,30 m.
Maka volume bak penenang terpenuhi
Perencanaan Hidromekanikal Tabel 3. Hasil analisis hidromekanik
1. Pemilihan Turbin No Parameter Perhitungan TURBNPRO
(ESHA) V3
Berdasarkan parameter debit 1 Daya dihasilkan 6289 kW 6450 kW
pembangkitan dan Hnett maka (per unit turbin)
2 Sigma Thoma 0,111 0,109

3 Diameter runner 0,862 mm 0,908 mm


D3
4 Kecepatan putar 945,757 rpm 1309 rpm
maksimum
5 Kecepatan putar 750 rpm 750 rpm
generator
6 Frekuensi 50 Hz 50 Hz
generator
6 Kecepatan 203,121 m-kW 173,1 m-kW
spesifik
Daya dan Energi
1. Daya
PLTM Madong memberikan luaran
daya sebesar berikut
𝑃 = ⁡𝑄⁡ × ⁡(η𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 × ⁡η𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 ) ⁡ ×
⁡𝑔⁡ × 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡
Gambar 2. Pemilihan Turbin
Dari grafik dapat diketahui turbin = 13,18 × 0,93 × 9,81 × 107,93
= 12590,34 kW
yang dipilih adalah turbin Francis.
Apabila ditinjau dengan kecepatan 2. Energi
spesifik maksimum untuk turbin Berdasarkan hasil perhitungan untuk
Francis maka energi dalam satu tahun yang
23000 dihasilkan oleh PLTM Madong adalah
𝐾𝑒𝑐. 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 = (𝐻+30) + 40
sebesar 68025717,3 kWh atau sebesar
23000
(111+30) + 40 68,02 GWh. Dengan debit minimum
= 203,120 m-kW operasi untuk tiap unit turbin adalah
(memenuhi untuk turbin Francis) 2,63 m3/detik (pada keandalan debit
Debit 13,18 m3/detik kemudian akan 90%)
dibagi kepada 2 unit turbin. Analisis Ekonomi
2. Kavitasi 1. Biaya
berdasarkan nilai Hs, runner turbin Berdasarkan perhitungan dengan
minimal berada 2,664 meter di bawah RETscreen didapatkan nilai biaya yang
dari rencana elevasi tail water level. meliputi biaya teknis,
Maka, direncanakan runner turbin 2,70 elektromekanikal, hidromekanikal,
meter di bawah rencana elevasi tail jalan akses, substansi dan transformer,
water level = 844 – 2,70 = 841,30 pekerjaan sipil, pipa pesat, saluran
3. Analisis hidromekanikal pembawa, dan biaya lain-lain.
Berdasarkan hasil analisis untuk Berdasarkan analisis, didapatkan nilai
beberapa parameter hidromekanik biaya sebagai berikut
didapatkan perhitungan sebagai
berikut
Tabel 4. Biaya PLTM 6. Payback Period
Komponen Biaya Hasil analisis ekonomi menghasilkan
Teknis Rp 2.375.760.807,19 nilai payback period sebesar 15,43
Elektromekanikal Rp 31.737.265.597,80
Instalasi Peralatan
tahun
Rp 4.760.589.839,67
Hidromekanikal 7. Sensitivitas
Pembuatan Jalan Akses Rp 104.993.439.037,34 Untuk analisis sensitivitas, hasil
Kabel Transmisi Rp 287.325.406,50
Substansi dan
analisis ditunjukkan melalui tabel
Rp 587.107.571,64
Transformer berikut
Instalasi Substansi dan Tabel 5. Sensitivitas
Rp 88.066.135,75
Transformer
Pekerjaan Sipil Rp 65.215.797.814,91 Penurunan Produksi
Pipa pesat Rp 6.448.698.696,73 NPV
Instalasi Penstock Rp 1.612.174.674,18 Tingkat BCR
(Milyar)
Saluran pembawa Rp 1.207.035,01
10% Rp. 76 1,16
Biaya Lain-lain Rp 16.941.482.558,27
20% Rp. 16 1,03
Total Rp 235.048.915.174,98
23,1% Rp. 0 1,00
2. Manfaat Kenaikan biaya
Berdasarkan hasil perhitungan energi NPV
Tingkat BCR
maka nilai manfaat dengan harga jual (Milyar)
listrik Rp. 1056/kWh maka 10% Rp. 90 1,18
68025717,26 kWh × Rp. 1056 20% Rp. 45 1,08
29,9% Rp. 0 1,00
= Rp. 71.835.157.430,22 (per tahun)
Produksi Turun Biaya Naik
3. Benefit cost ratio (BCR) NPV
Setelah dilakukan perhitungan nilai Tingkat BCR
(Milyar)
biaya dengan biaya bahan bakar dan 10% Rp. 31 1,06
OP (2%) serta nilai biaya dengan suku 20% Rp. -72 0,86
bunga 10,50% maka
𝑃𝑉⁡𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 KESIMPULAN DAN SARAN
𝐵𝐶𝑅 = ⁡ 𝑃𝑉⁡𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 Kesimpulan
⁡⁡591.799.577.457,40
= ⁡⁡456.541.847.684,46⁡ = 𝟏, 𝟐𝟗 1. Dari hasil analisis hidrologi didapatkan
4. Net Present Value (NPV) debit andalan Q40% sebesar 13,18
NPV = PV manfaat – PV biaya m3/detik dan debit banjir rancangan
NPV = ⁡591.799.577.457,40 − Q100 sebesar 488,55 m3
456.541.847.684,46 = 2. Perencanaan bangunan sipil
⁡𝐑𝐩𝟏𝟑𝟓. 𝟐𝟓𝟕. 𝟕𝟐𝟗. 𝟕𝟕𝟐, 𝟗𝟒 menghasilkan perencanaan sebagai
5. Internal Rate of Return (IRR) berikut
Berdasarkan perhitungan didapatkan • Bendung dengan lebar 31,70 meter,
kisaran untuk 0>NPV>0 adalah tinggi 4 meter,
𝑁𝑃𝑉−𝑁𝑃𝑉13%
× (12% − 13%) + • Bangunan pengambilan dengan 3
𝑁𝑃𝑉12% −𝑁𝑃𝑉13%
unit pintu dengan lebar masing-
12%
masing pintu 1,10 meter dan
0−(−24.555.734.579,41)
× kapasitas 14,50 m3/detik
53.658.643.400,93⁡−(−24.555.734.579,41)
(12% − 13%) + 12% = 𝟏𝟐, 𝟔𝟖% • Bak pengendap dengan panjang 60
meter dan lebar 7 meter dengan
volume pengendapan 956,55 m3
• Saluran pembawa dengan lebar 3 terkait aspek teknis lain seperti kondisi
meter, kemiringan 0,001 dan geologi di lokasi.
panjang 725 m. 2. Peruntukan listrik dari PLTM Madong
• Bak penenang dengan 9 meter selain untuk dijual ke PT. Perusahaan
dengan panjang 33,30 meter. Listrik Negara, dapat juga
Kapasitas bak penenang adalah kelebihannya disalurkan untuk
434,94 m3. penerangan dan kelistrikan di
• Pipa pesat berdiameter 2 meter bangunan-bangunan fasilitas PLTM
dengan tebal pipa 12 mm dan jarak Madong dan di daerah sekitar PLTM
antar tumpuan pipa 9 meter Madong
berbahan baja (welded steel)
3. Komponen mekanik PLTM Madong DAFTAR PUSTAKA
meliputi turbin dan generator, dengan Badan Standarisasi Nasional. 2016.
2 unit turbin Francis horizontal dan 2 Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI
unit generator berfrekuensi 50 Hz dan 2415:2016 Metode Hitung Debit Banjir
kecepatan putar 750 rpm. Rencana. Jakarta : Dewan Standarisasi
4. Daya yang dihasilkan oleh PLTM Indonesia.
Madong adalah sebesar 12,59 MW Badan Standarisasi Nasional. 2015.
sedangkan energi yang dihasilkan Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI
adalah 68,02 GWh 6738:2015 Perhitungan Debit Andalan
5. Dari hasil analisis ekonomi didapatkan Sungai. Jakarta : Dewan Standarisasi
• nilai BCR sebesar 1,29 NPV Indonesia.
sebesar Rp. 135.257.729.772, IRR Departemen ESDM. 2009. Buku Pedoman
sebesar 12,68% dan Payback Studi Kelayakan PLTMH. Jakarta :
period selama 15,43 tahun IMIDAP
• Proyek akan mengalami sensitif Department of Energy. 2009. Manuals and
apabila terjadi penurunan produksi Guidelines for Micro-hydropower
dan biaya naik bersamaan sebesar Development in Rural Electrification.
14% selain itu apabila hanya United Kingdom : JICA
terjadi penurunan produksi European Small Hydropower Association.
sebesar 23,1% dan apabila terjadi 2004. Guide on How to Develop a Small
kenaikan biaya sebesar 29,9% Hydropower. Belgium: ESHA
Saran Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat
Agar studi perencanaan ini lebih optimal Jendral SDA. 2013. Standar
maka penulis memberikan saran-saran Perencanaan Irigasi-Kriteria
sebagai berikut Perencanaan 02. Jakarta : Badan
1. Dalam pemilihan lokasi komponen- Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.
komponen PLTM alangkah baiknya
juga meninjau daerah-daerah yang
tidak diperkenankan untuk
membangun seperti kawasan hutan
lindung, selain itu perlu kajian lebih
lanjut untuk menempatkan bangunan

Anda mungkin juga menyukai