ABSTRAK
Sulawesi selatan adalah salah satu provinsi dengan nilai konsumsi listrik yang tinggi.
Dengan konsumsi listrik yang tinggi, sehingga kebutuhan listrik harus terus tercukupi. Untuk
mencukupi kebutuhan listrik tentu diperlukan sumber energi. sungai di desa Madong kabupaten
Toraja Utara memiliki karakteristik yang berpotensi untuk menghasilkan energi listrik. Agar
dapat dimanfaatkan maka diperlukan adanya kajian terkait perencanaan dan peninjauan
terhadap kelayakan dari sisi ekonomi untuk PLTM Madong. Berdasarkan hasil kajian, debit
banjir rancangan yang digunakan sebesar Q100 = 488,55 m3/detik, sedangkan debit
pembangkitan sebesar Q40% = 13,18 m3/detik. PLTM ini direncanakan menggunakan bendung
bermaterial beton, dengan tipe mercu bulat, tinggi bendung 4 meter dan lebar efektif bendung
31,70 meter. Adapun komponen lain meliputi bangunan pengambilan, feeder canal, bak
pengendap, saluran pembawa, bak penenang dan pipa pesat. Pipa pesat yang digunakan
bermaterial baja (welded steel) dengan diameter 2 meter dan ketebalan 12 mm. Setelahnya,
terdapat saluran pembuang (tailrace) yang berfungsi untuk mengembalikan aliran ke sungai.
Turbin yang digunakan adalah 2 unit turbin Francis, dengan daya yang dihasilkan sebesar 12,59
MW dan produksi energi tahunan sebesar 68,87 GWh. Hasil analisis ekonomi menunjukkan
bahwa proyek ini layak dibangun dari sisi ekonomi dengan BCR sebesar 1.29, NPV sebesar
135 Milyar, IRR sebesar 12,68% dan Payback period selama 15,43 tahun.
Kata kunci: PLTM, listrik, debit, pipa pesat, analisis ekonomi
ABSTRACT
Sulawesi selatan is one of the provinces with high amount of electricity consumption. By the
high amount of electricity consumption, electrical energy production is needed to be increased.
To provide the electricity we need the energy source. The river in Madong village, Toraja
Utara Regency has the characteristics that potentially can be an energy source. To get
electricity production from the Madong river, we need the study of designing and economical
analysis. From the observation, the selected flood discharge (Q100) to be 488,55 m3/s and plant
discharge (Q40) to be 13,18 m3/s. This hydropower was designed with a concrete and circle-
shaped weir. There are the other components such as intake, feeder canal, settling basin,
volume, headrace, forebay and penstock. Penstock uses the welded steel material, with 2 m of
diameter and 12 mm of thickness. Then, there is a tailrace that will transmit the water back to
the river. The selected turbines are 2 units of Francis type, with the 12,59 MW power produced
and 68.92 GWh energy produced in a year. The result of economic analysis, the project is
feasible with BCR = 1.29, NPV = 135 Billion rupiahs, IRR = 12,68%, and Payback period
within 15,43 years.
Keyword: Hydropower, electric, flow, penstock, economic analysis
PENDAHULUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI
Dewasa ini kebutuhan listrik menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Sistem Pembangkit Listrik dengan
Dalam rangka menunjang kegiatan memanfaatkan tenaga air pada prinspinya
manusia, listrik seharusnya dapat dirasakan suatu sistem yang memanfaatkan debit air
oleh seluruh masyarakat. Namun, sampai dan tinggi jatuh. Sehingga dalam suatu
saat ini listrik belum dirasakan oleh seluruh perencanaan PLTA, PLTM atau PLTMH
masyarakat karena belum maksimalnya diperlukan peninjauan debit dan penentuan
pemanfaatan sumber daya dan energi yang lokasi yang tepat agar didapatkan tinggi
berpotensi membangkitkan listrik. jatuh yang optimal.
Banyak energi terbarukan yang dapat Klasifikasi tipe PLTA
dimanfaatkan sebagai energi listrik seperti Pengklasifikasian PLTA didasarkan pada
panas bumi, udara, uap, air dan lain-lain. beberapa parameter antara lain
Indonesia dengan kekayaan alamnya 1. Berdasarkan Kapasitas Terpasang
memiliki potensi yang sangat besar untuk • PLTMH untuk daya dibawah 100
dimanfaatkan energi airnya. Energi air kW
berpotensi menghasilkan energi listrik yang • PLTM untuk 100 kW – 10000 kW
cukup besar. Namun sampai saat ini energi • PLTA untuk diatas 10000 kW
air belum termanfaatkan dengan maksimal, 2. Ketersediaan Tinggi Jatuh (Head)
PLTA, PLTM atau PLTMH dapat menjadi • High head untuk diatas 100 m
solusi untuk meningkatkan produksi energi • Medium head 30 m < H < 100 m
listrik yang ada di Indonesia. • Low Head H < 30 m
Sulawesi selatan sebagai salah satu 3. Operasi
provinsi di Indonesia dengan ibukotanya
• Run of River
kota Makassar telah bertumbuh menjadi
• Tampungan (Reservoir)
daerah industri dan pusat perdagangan di
• Tampungan terpompa (Pumped
kawasan timur Indonesia. Dengan
storage),
bertumbuhnya kota dan wilayah-wilayah di
• In stream technology.
Sulawesi Selatan, sehingga tentu
4. Tujuan pengadaan
diperlukan adanya pengembangan sarana
• Single purpose, digunakan hanya
kelistrikan.
untuk satu peruntukan atau
Meninjau debit dan tinggi jatuh di
pembangkit listrik saja.
sungai Madong yang terletak di kecamatan
Denpina, Kabupaten Toraja Utara Provinsi • Multi purpose, digunakan untuk
Sulawesi Selatan. Sungai Madong dapat beberapa peruntukan, seperti irigasi,
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik air baku dan pembangkit listrik.
yang nantinya diharapkan dapat memenuhi 5. Ekonomi
kebutuhan listrik di Sulawesi selatan. • Bekerja sendiri, untuk kepentingan
Sehingga, diperlukan studi terkait agar pribadi atau individu.
dapat diketahui potensi energi dan • PLTA yang bekerja sama, memiliki
perencanaan untuk PLTM Madong. kaitan dengan sentral listrik seperti
PLN (Perusahaan listrik negara)
Analisis Hidrologi Sk**= nilai kuadrat Sk* dibagi Dy
Kajian hidrologi akan menganalisis debit Dy2 = nilai kuadrat Sk* dibagi jumlah
banjir rancangan dan debit andalan yang data
digunakan sebagai basis perencanaan untuk Q = atribut dari sebuah besarnya
PLTM. Adapun beberapa analisis yang nilai statistik persamaan (6)
perlu dilakukan untuk analisis hidrologi R = atribut dari sebuah besarnya
meliputi nilai statistik persamaan (7)
1. Pemeriksaan Data Hujan 2. Debit andalan
Uji outlier Debit andalan adalah debit yang
Pemeriksaan data outlier adalah data tersedia sepanjang tahun dengan
yang menyimpang cukup jauh dari besarnya resiko kegagalan tertentu.
trend kelompoknya. Pengujian metode Berikut langkah penentuan debit
ini menetapkan ambang bawah (XL) andalan berdasarkan SNI 6378:2015
dan ambang atas (XH) sebagai berikut: • Kumpulkan data debit dengan
𝑋𝐻 = exp(𝑥̅ + 𝐾𝑛𝑆) (1) interval waktu tertentu atau debit
𝑋𝐻 = exp(𝑥̅ − 𝐾𝑛𝑆) (2) setelah dilakukan analisis F.J
Dengan: Mock
𝑋𝐻 = nilai ambang atas • Cek kecukupan panjang
𝑋𝐿 = nilai ambang bawah pencatatan data debit
𝑥̅ = nilai rata-rata dari logaritma • Lakukan uji validasi untuk data
sampel data debit.
Kn = besaran yang tergantung pada • Tentukan peringkat data.
jumlah sampel data • Hitung probabilitas dengan
S = simpangan baku dari logaritma 𝑚
Weibull 𝑃 = 𝑛+1 + 100% (16)
sampel data
Dengan:
n = jumlah sampel data
P = probabilitas kejadian (%)
Uji RAPS
m = nomor urut data
Metode RAPS akan melakukan
n = jumlah data dalam analisis
pengujian menggunakan data hujan
• Hitung debit andalan berdasarkan
dari stasiun yang sudah ditetapkan
probabilitas sesuai peruntukan.
dengan melakukan pengujian
kumulatif penyimpangan kuadrat • Buat kurva durasi debit.
3. Debit banjir rancangan
terhadap nilai rerata. Rumus yang
Metode Hidrograf Satuan Sintetis
digunakan dalam uji RAPS adalah
Nakayasu
sebagai berikut:
Untuk menghitung besarnya debit
𝑆𝑘∗ = ∑𝑘𝑖=1(𝑌𝑖 − 𝑌̅) (3)
𝑆𝑘 ∗
banjir rancangan, digunakan HSS
𝑆𝑘∗∗ = 𝐷𝑦 (4) Nakayasu. Rumus debit puncak adalah
∑𝑛 ̅ 2
𝑖=1(𝑌𝑖 −𝑌) sebagai berikut:
𝐷𝑦2 = (5) 1 1
𝑛
𝑄𝑝 = 3,6 𝐴. 𝑅0 (0,3𝑇𝑝+𝑇 (17)
𝑄 = 𝑚𝑎𝑘𝑠|𝑆𝑘 ∗∗ |; 0 ≤ 𝑘 ≤ 𝑛 (6) 0,3 )
m/detik2) Dengan:
b = panjang mercu (meter) L = panjang kantong lumpur
H1 = tinggi energi di atas mercu (meter) B = lebar kantong lumpur
L/B > 8
Q = debit saluran • RETscreen Canada (2005)
w =kecepatan endap partikel sedimen, 𝐷 = (𝑄/𝑛𝑝)0,43 /(𝐻)0,14 (28)
m/dt • Berdasarkan ESHA (2005)
koefisien pembagian/distribusi 𝑛2 𝑄 2 𝐿 0,1875
𝐷 = 2,69( ) (29)
Gauss 𝐻
Dengan:
4. Saluran pembawa (Head race)
D = diameter pipa (m)
Untuk saluran pembawa, digunakan
Q = debit rencana (m3/detik)
saluran terbuka. Dengan debit yang
H = tinggi jatuh efektif
melalui saluran dapat dihitung dengan
g = gravitasi (9,81 m/detik2)
rumus berikut:
2 1 np = jumlah pipa pesat
𝐴.𝑅 3 .𝑆𝐿 2
𝑄𝑑 = (22) n = kekasaran pipa
𝑛
Qd = debit rencana (m3/detik) Ketebalan Pipa
𝑃×𝑑
A = luasan dimensi (m2) e = 2×σ ×𝐾 +𝑒𝑠 (30)
𝑓 𝑓
R = A/P (meter)
Dengan:
P = Keliling basah (m)
e = ketebalan minimum pipa
SL = Kemiringan Saluran
P = tekanan hidrostatis (kN/mm2)
n = Koefisien kekasaran
d = diameter dalam (mm)
5. Bak penenang (Head pond)
σ𝑓 = tegangan yang dapat diterima
Kapasitas bak penenang didefinisikan
(kN/mm2)
sebagai kedalaman air dari hc ke h0
dari panjang bak penenang L 𝑘𝑓 = efisiensi pengelasan (0,90-1,00)
𝑉𝑠𝑐 = 𝐴𝑠. 𝑑𝑠𝑐 = 𝐵. 𝐿. 𝑑𝑠𝑐 (23) 𝑒𝑠 = ketebalan tambahan untuk
Dengan: mencegah korosi
As = Luas bak penenang (m2) Kehilangan Tinggi
B = Lebar bak penenang (meter) Kehilangan tinggi yang perlu dianalisis
L = Panjang bak penenang (meter) dalam PLTM meliputi kehilangan pada
dsc = kedalaman air komponen-komponen berikut yaitu:
Apabila pengarah elektrik merespon trashrack, intake, feeder canal, bak
perubahan beban dengan kapasitas bak pengendap, saluran pembawa, bak
penenang di desain berada di sekitar 30 penenang, pipa pesat, sampai dengan valve.
kali sampai 60 kali dari Qd dalam Perencanaan Hidromekanikal
banyak kasus 1. Pemilihan Turbin
6. Pipa pesat (Penstock) Pemilihan turbin dipilih berdasarkan
Diameter Pipa pesat grafik pada ESHA (2004: 175) selain
• Warnick (1984) itu juga digunakan perhitungan
𝐷 = 0,72𝑄 0,5 (24) kecepatan spesifik sehingga
didapatkan turbin yang cocok.
• USBR (1986)
2. Kavitasi
𝐷 = 1,517𝑄 0,5 /𝐻 0,25 (25)
Kavitasi terjadi ketika tekanan
• Fahlbusch (1987)
hidrodinamis pada aliran air jatuh di
𝐷 = 1,12𝑄 0,45 /𝐻 0,12 (26)
bawah tekanan uap, sehingga terjadi
• Sarkaria (1987)
fase penguapan atau pembentukan uap.
𝐷 = 3,55. (𝑄 2 /2𝑔𝐻)1/4 (27) Untuk menghindari kavitasi maka
setidaknya diperlukan jarak Daya (dengan efisiensi turbin dan
penempatan turbin dengan rumus generator)
berikut: 𝑃𝑛𝑒𝑡𝑡 = 𝑔. 𝜂𝑔 . 𝜂𝑡 . 𝑄. 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡 (34)
𝑃𝑎𝑡𝑚 −𝑃𝑣 𝑉2 Untuk energi yang dihasilkan dapat
𝐻𝑠 = + 2.𝑔 − 𝜎. 𝐻 (31)
𝜌.𝑔
digunakan rumus berikut
Dengan:
𝐸 = 𝑔. 𝜂𝑔 . 𝜂𝑡 . 𝑄. 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡 . 𝑛 (35)
Hs = tinggi hisap (meter)
Dengan:
Patm = tekanan atmosfir
P = Daya (Watt)
Pv = tekanan uap air
g = gravitasi (m/detik2)
𝜌 = massa jenis air (kg/m3)
Q = debit (m3/detik)
g = gravitasi (m/detik2)
H = tinggi jatuh (meter)
V = kecepatan (m/detik)
𝜂𝑔 = efisiensi generator
𝜎 = sigma Thoma
H = tinggi jatuh (meter) 𝜂𝑡 = efisiensi turbin
Dengan rumus sigma Thoma untuk n = jumlah jam
turbin Francis adalah sebagai berikut Analisis Ekonomi
𝑉2 1. Biaya
σ𝑡 = 1,2715 ×. 𝑛𝑠 1,41 + 2.𝑔.𝐻 (32) Biaya adalah nilai bayar perkiraan
Dengan: yang diestimasi untuk pelaksanaan
1,924
𝑛𝑠 = 𝐻 0,512 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝐹𝑟𝑎𝑛𝑐𝑖𝑠) pembangunan proyek. Biaya
3. Generator pembangunan PLTM/PLTMH
Generator adalah komponen elektrikal dinyatakan dengan rumus empiris
yang akan mengubah energi gerak dalam RETscreen.
menjadi energi listrik. 2. Manfaat
Menentukan kecepatan sinkron (turbin Nilai manfaat (benefit) dalam suatu
dengan generator) proyek pembangkit listrik tenaga
120×𝑓 mikro/mini hidro pada dasarnya
Kecepatan putaran (𝑛) = 𝑝 didapatkan dari jumlah produksi energi
Dengan: yang dihasilkan. Sehingga, untuk
f = frekuensi (50 atau 60 Hz) mendapatkan nilai manfaat proyek
p = jumlah kutub generator perlu dihitung produksi energi selama
4. TURBNPRO 1 tahun yang nantinya diakumulasikan
TURBNPRO adalah peranti lunak sesuai dengan total tahun investasi.
khusus yang ditujukan untuk Berdasarkan PERMEN ESDM No.12
pengembang pembangkit listrik, Tahun 2014 untuk Sulawesi selatan
konsultan dan pelajar. Dengan harga listrik rerata ditetapkan
menggunakan TURBNPRO akan lebih Rp.1056/kWh.
mudah penentuan turbin beserta 3. Benefit cost ratio (BCR)
pendimensiannya. persamaan untuk benefit cost ratio
Daya dan Energi (BCR) adalah berikut ini
Daya hasil dari PLTM dapat dihitung ∑ 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐵𝐶𝑅 = ∑ 𝐶𝑜𝑠𝑡
(36)
dengan rumus
𝑃𝑛𝑒𝑡𝑡 = 𝑔. 𝑄. 𝐻𝑛𝑒𝑡𝑡 (33) Dengan:
BCR = benefit cost ratio
Benefit = nilai manfaat sekarang
Cost = nilai biaya sekarang
Kriteria keputusan yang menentukan 7. Sensitivitas
apakah proyek yang direncana layak Analisis sensitivitas perlu dilakukan
atau tidak secara ekonomi untuk dalam rangka mengetahui sejauh mana
metode ini adalah apabila BCR > 1 dampak parameter investasi yang telah
maka proyek dapat dikatakan layak ditetapkan sebelumnya boleh berubah
secara ekonomi karena adanya situasi dan kondisi
4. Net present value (NPV) tertentu selama umur investasi. Dalam
Untuk mendapatkan nilai NPV maka hal ini akan dihitung berdasarkan
dapat dihitung dengan rumus berikut parameter:
𝑁𝑃𝑉 = 𝑃𝑊𝐵 − 𝑃𝑊𝐶 (37) (1) Penurunan produksi energi sebesar
Dengan: 10%, 20% dan batas sensitif
NPV = net present value (2) Kenaikan biaya 10%, 20% dan
PWB = present worth of benefit batas sensititf
PWC = present worth of cost (3) Penurunan produksi dan kenaikan
5. Internal rate of return (IRR) biaya bersamaan dengan
Apabila dirumuskan, maka nilai IRR presentase 10% dan 20%.
dapat dihitung dengan persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut Debit Andalan
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖𝑁𝑃𝑉+ + Berdasarakan hasil analisis
𝑁𝑃𝑉+ evapotranspirasi sampai dengan
|𝑁𝑃𝑉+ +𝑁𝑃𝑉− |
(𝑖𝑁𝑃𝑉− + 𝑖𝑁𝑃𝑉+ ) (38)
perhitungan simulasi debit menggunakan
Untuk mendapatkan nilai IRR maka
metode F.J Mock didapatkan kurva durasi
diperlukan beberapa variabel agar
debit sebagai berikut:
didapatkan suku bunga saat NPV < 0 Kurva Durasi Aliran
Spillout
dan NPV>0 30.0
PLTM Madong
20.0
tan (40%)
Maintenan
0.0
kondisi pulang pokok persamaan yang 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95
ce Flow
(95%)
Probabilitas Debit (%)
digunakan adalah
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 Gambar 1. Kurva Durasi Debit
𝑘𝑃𝐵𝑃 = 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 ×
Sumber: Perhitungan Penulis
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (39) Berdasarkan optimasi dengan
Dengan: membandingkan Q40, Q50 dan Q60
kPBP = periode pengembalian didapatkan debit pembangkitan sebesar
Investasi = jumlah biaya investasi yang 13,18 m3/detik dengan keandalan debit
dikeluarkan sebesar 40%
Annual benefit = keuntungan per tahun Debit Banjir Rancangan
(dikurangi O&P, bila ada) Berdasarkan analisis frekuensi, uji dan
Periode waktu = lama periode (1 tahun) perhitungan menggunakan 2 metode HSS
didapatkan nilai debit banjir rancangan Basngunan pengambilan direncana
sebagai berikut menggunakan debit desain 120% dari
Tabel 1. Debit Banjir Rancangan debit pembangkitan. Sehingga
HSS HSS direncanakan
Kala Nakayasu Limantara
Ulang Tinggi ambang = 2 meter
m3/detik m3/detik Elevasi ambang = +954
2 343,069 158,501 Debit desain = 1,2 × 13,18 m3/det
5 389,475 179,784 = 15,82 m3/det
10 410,180 189,281 𝑄
Lebar intake =
25 429,290 198,045 𝐾.μ.a√2𝑔ℎ
15,82
50 440,021 202,967 = 1.0,8.1
√2.9,81.2
100 448,547 206,877 = 3,20 meter
Setelah dikalibrasi dan dibandingkan Lebar per pintu = 1,10 meter
dengan menggunakan hidrograf satuan Jumlah pintu = 3 unit
observasi, maka didapatkan HSS Nakayasu Debit per pintu = K. . a. b √2𝑔ℎ
yang lebih mewakili debit banjir rancangan
=1.0,80.1.1,10√2.9,81.2 = 5,5 m3/det
di sungai Madong. Sebagai basis
3. Feeder canal
perencanaan bendung digunakan Q100
Untuk menyalurkan aliran dari intake
dengan debit banjir rancangan sebesar
menuju bak pengendap dengan
448,547 m3/detik.
spesifikasi teknis sebagai berikut
Perencanaan Bangunan Sipil
Lebar = 5,30 meter
1. Bendung
Penampang = persegi
Bendung yang direncanakan
Kemiringan = 0,0015
menggunakan tipe mercu bulat dengan
Tinggi muka air = 1,25 meter
dimensi sebagai berikut:
Jagaan = 0,4 meter
Debit desain = 448,547 m3/detik
4. Bak Pengendap
Lebar bendung = 31,70 meter
Hasil perencanaan bak pengendap
Tinggi bendung = 4 meter
(kantong lumpur) adalah sebagai
Jari-jari mercu = 2,5 meter
berikut:
Tinggi muka air = 3,45 meter
Debit rencana = 15,82m3/detik
Elevasi dasar hulu= +952
Sedimen rencana = 0,3 mm
Peredam energi
Lebar saluran = 7 meter
Digunakan peredam energi tipe
Periode kuras = 7 hari
MDO/MDS Pemilihan ini didasarkan
Suhu = 20˚C
pada bilangan froude yang mengarah
Kandungan sedimen = 0,1 o/oo
kepada kolam olak USBR tipe IV,
Sehingga volume dibutuhkan sebesar
namun penggunaan tipe ini tidak
Volume = (o/oo ) sedimen × jumlah hari
direkomendasikan. Sehingga
× Qn × 24 × 3600 = 0,1 o/oo ×
digunakan peredam energi yang
7×15,82×24×3600 = 956, 55 m3
merupakan modifikasi dari tipe bak
Berdasarkan hasil analisis didapatkan
tenggelam yaitu MDO/MDS dengan
panjang saluran 60 meter.
panjang lantai dasar 13 meter.
Dengan ketentuan L > 8B sehingga 60
2. Bangunan Pengambilan
> 56 meter. (memenuhi) dengan
efisiensi pengendapan 95% dan 7. Pipa pesat
sedimen dibawah 0,3 mm akan Tabel 2. Perhitungan Diameter Pipa
terbilas. pesat
5. Saluran pembawa No Analisis
Diameter
Saluran pembawa dengan kriteria (meter)
1 Warnick (1984) 2,61
kecepatan aliran maksimum 3 m/detik.
2 USBR (1986) 1,70
dengan spesifikasi teknis sebagai 3 Fahlbusch (1987) 2,03
berikut: 4 Sarkaria (1987) 1,89
Debit desain = 14,50 m3/detik 5 ESHA (2004) 1,53
Lebar saluran = 3 meter 6 RETScreen (2005) 1,57
Maksimum 2,61
Kemiringan sal. = 0,001
Minimum 1,53
Kemiringan talud = 0,5 Rerata 1,89
Tinggi muka air = 1,73 meter Digunakan 2,00
Jagaan = 0,57 meter Berdasarkan hasil perhitungan
Kecepatan aliran = 2,17 meter didapatkan diameter pipa pesat sebesar
Materrial = pasangan beton 2 meter. Jarak antar tumpuan pipa
6. Bak penenang pesat adalah 9 meter. Dengan
Debit pembangkitan =13,18 m3/det ketebalan 12 mm dan water hammer
Debit rencana = 14,50 m3/det dengan total head pressure sebesar
kapasitas volume bak penenang. 155,508 m saat katup ditutup selama 5
Dalam JICA, untuk beban dan debit detik.
yang telah dikontrol kapasitas bak Kehilangan Tinggi
penenang dapat didesain 30 sampai 60 Berdasarkan hasil peninjauan kehilangan
kali dari debit rencana bak penenang. tinggi pada seluruh komponen PLTM
Sehingga, volume bak penenang didapatkan hasil sebagai berikut
adalah Tabel 3. Kehilangan tinggi
Volume = 14,50 ×30 No Letak kehilangan HL (m)
= 434,94 m3 1 Pada pemasukan bangunan pengambilan 0,0078
Volume desain rencana 2 Pada saringan bangunan pengambilan 0,0169
3 Pada belokan feeder canal 0,2038
Lebar bak = 9 meter
4 Pada pelebaran ke bak pengendap 0,0605
𝛼.𝑄𝑑 1
hc = (9,81.𝐵)3 5 Pada penyempitan ke saluran pembawa 0,1004
6 Pada pelebaran ke bak penenang 0,0576
1,1.14,50 1/3
=( ) 7 Pada saringan bak penenang 0,0115
9,81.9
8 Pada pemasukan pipa pesat 0,4482
= 0,272 meter
9 Pada belokan 1 pipa pesat 0,3585
h0 = 1,73 m (pembawa) 10 Pada belokan 2 pipa pesat 0,3585
dsc = 1,73 m – 0,272 m 11 Pada gesekan sepanjang pipa pesat 1,270
= 1,46 m 12 Pada katup (inlet valve) 0,1792
Panjang bak penenang Jumlah 3,0729
B × L × dsc = 434,94 m3 Sehingga, tinggi jatuh nett adalah
434,94𝑚3 Hnett = Hgross - ∑ 𝐻𝐿
L = 9×1,46 = 111 meter – 3,0729 meter
= 33,30 meter = 107, 93 meter
Sehingga, dengan panjang 33,30 m.
Maka volume bak penenang terpenuhi
Perencanaan Hidromekanikal Tabel 3. Hasil analisis hidromekanik
1. Pemilihan Turbin No Parameter Perhitungan TURBNPRO
(ESHA) V3
Berdasarkan parameter debit 1 Daya dihasilkan 6289 kW 6450 kW
pembangkitan dan Hnett maka (per unit turbin)
2 Sigma Thoma 0,111 0,109