Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penghematan energi merupakan salah satu metode yang dilakukan oleh individu atau
badan usaha untuk memotong biaya (cost reduction) khususnya biaya yang harus mereka
keluarkan dalam membeli energi. Dengan semakin meningkatnya harga energi dari waktu
ke waktu, metode yang dilakukan untuk melakukan penghematan energi semakin
berkembang menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.

Industri perbankan yang bertitik berat pada pelayanan kepada customer nya, merupakan
salah satu pemakai energi listrik terbanyak. Hal ini karena industri perbankan umumnya
memiliki kantor pelayanan yang tersebar dibanyak lokasi, sehingga akumulasi pemakaian
energi listriknya menjadi sangat besar jika dibandingkan dengan industri yang lainnya.

Mengapa penghematan energi sangat penting dilakukan dalam industri perbankan? Hal ini
dikarenakan jika kita bisa melakukan penghematan energi dalam satu item pengguna
energi, maka hal ini akan menghasilkan penghematan energi yang cukup besar dikarenakan
akumulasi nilai penghematan energi yang dihasilkan dari program penghematan energi
tersebut.

Aspek penghematan energi yang bisa dilakukan dalam dunia perbankan bisa
dikelompokkan dalam beberapa aspek yang berkaitan dengan operasional pelayanan
perbankan. Untuk mudahnya, penggunaan energi terbesar dalam industri perbankan dapat
kita bagi dalam 3 jenis penggunaan energi terbesar :
1. Pendingin Udara, yang menggunakan energi listrik hingga 40% dari biaya
operasional rutin kantor ;
2. Lampu penerangan, yang menggunakan energi listrik hingga 20% dari biaya
operasional rutin kantor ;
3. Peralatan kantor, seperti komputer, server, printer, dispenser, ATM, CCTV dan lain
sebagainya yang menggunakan hampir 40% penggunaan energi listrik.

Sistem pendingin udara merupakan salah satu aspek pengguna energi listrik terbesar
didalam dunia perbankan. Penggunaan pendinging udara merupakan salah satu kebutuhan
yang dirasakan sangat vital saat ini, khususnya dalam rangka memberikan pelayanan yang
prima kepada nasabah bank tersebut saat melakukan transaksi.

Sebagai contoh, jika kita bisa melakukan penghematan energi dalam penggunaan alat
pendingin udara atau AC (Air Conditioning), akan kita dapatkan bahwa penghematan yang
kita lakukan akan begitu besarnya mengingat jumlah unit AC yang terpasang pada setiap
kantor pelayanan Bank yang bersangkutan sangat besar jumlahnya.

Hal ini pula yang mendorong kami untuk menawarkan program penghematan energi
khususnya dalam penggunaan energi listrik untuk pendingin udara ruang ATM (Anjungan
Tunai Mandiri) yang dimiliki oleh perbankan. Pada saat ini, jumlah ATM yang tersedia di
Indonesia diperkirakan lebih dari 70.000 ATM.

No. Nama Bank Jumlah ATM (Unit)


1 Bank BRI 24.680
2 Bank Mandiri 17.429
3 Bank BNI 15.849
4 Bank BCA 17.800
5 Bank CIMB Niaga 4.000
6 Bank BTN 2.126

Tabel 1. Jumlah ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk masing-masing BANK. (Data kompilasi dari
berbagai sumber)

Melihat besarnya jumlah ATM yang terpasang untuk melayani nasabahnya, ada potensi
penghematan energi yang bisa dilakukan oleh industri perbankan untuk membantu
pemerintah dalam program penghematan energi nasional.

1.2 DASAR HUKUM


Program penghematan energi dalam industri perbankan khususnya penghematan energi
dalam pemakaian perangkat pendingin udara sudah banyak diatur dalam beberapa produk
perundang-undangan. Diantaranya adalah :
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang : Energi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 Tentang : Konservasi Energi
3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang : Kebijakan Energi Nasional
4. Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2013 Tentang : Penghematan Energi dan Air
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 14 Tahun 2012
Tentang : Manajemen Energi
6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2012
Tentang : Penghematan Pemakaian Energi Listrik

Didalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penghematan Pemakaian
Energi Listrik diatur mengenai penggunaan Perangkat Pendingin Ruangan (AC) diantaranya
adalah :

1. Ruang kerja dengan Suhu 24°C – 27°C dengan kelembaban relatif antara 55%
hingga 65%
2. Ruang transit (lobby, koridor) dengan suhu 27°C hingga 30°C dengan
kelembaban relatif antara 50% hingga 70%.

Berdasarkan jenis aktivitas dan lamanya orang beraktifitas, kegiatan didalam ruang ATM
atau yang biasa disebut dengan ATM Booth dapat dikategorikan dalam kriteria Ruang
Transit dengan pengaturan suhu 27°C hingga 30°C.

BAB 2
POTRET PENGGUNAAN ENERGI PADA RUANG ATM

2.1 ATM dan Jenisnya

ATM atau Anjungan Tunai Mandiri merupakan unit layanan mandiri bagi nasabah untuk
bertransaksi tanpa perlu bertatap langsung dengan pegawai teller di kantor Bank yang
bersangkutan. Pada saat ini ATM dibagi atas 3 jenis ATM :
1. ATM Non Tunai;
2. ATM Tunai;
3. ATM Setor Tarik / CRM (Cash Recycling Machine).

Jumlah ATM saat ini diperkirakan lebih dari 70.000 unit yang tersebar hampir diseluruh
wilayah Indonesia dan melayani hampir sebanyak 250 juta nasabah dengan jumlah Bank
sebanyak 115 Bank.

Berdasarkan letaknya, ATM dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis lokasi :

1. ATM didalam area Bank;


2. ATM didalam area Gedung selain Bank;
3. ATM Stand Alone.

Gambar 1. ATM didalam Area Bank


Gambar 2. ATM didalam area Gedung selain Bank seperti ATM Center atau ATM Gallery

Gambar 3. Stand Alone ATM


2.2 Jenis Pendingin Udara yang digunakan pada ruang ATM

Pada ruang ATM umumnya menggunakan pendingin udara jenis AC Split dengan kapasitas
sebesar 1 Pk dengan jumlah unit AC disesuaikan dengan luas ruang ATM.

Gambar 4. AC jenis Split

Pada umumnya AC jenis Split dengan kapasitas 1 Pk mempunyai spesifikasi teknis sebagai
berikut :
1. Kapasitas Pendinginan antara 9.000 hingga 10.000 Btu/jam
2. Input tegangan listrik yang digunakan adalah 220 VAC (1 phase)
3. Power atau kebutuhan daya sebesar 800 – 900 watt
4. Seting temperature minimum 16°C atau 18°C.

2.3 Fungsi Pendingin Udara didalam ruang ATM

Pendingin udara (AC) yang ditempatkan didalam ruangan ATM mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Memberikan rasa nyaman kepada nasabah pengguna ATM.
2. Memberikan suhu ruangan yang ideal sehingga mesin ATM dapat bekerja lebih baik
dan tidak overheat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan
Persyaratan Linkungan Kerja Industri, kegiatan didalam ruang ATM terkategorikan sebagai
pekerjaan ringan, sehingga suhu ruangan masih didalam toleransi apabila diseting pada
temperatur ruangan sebesar 28°C.

Penyetingan suhu pada temperatur ruangan sebesar 28°C juga akan mengurangi laju
kondensasi pada perangkat elektronik yang ada pada unit ATM.
2.4 Penggunaan Listrik Pada Ruang ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

ATM atau Anjungan Tunai Mandiri merupakan salah satu layanan transaksi mandiri yang
diberikan oleh industri perbankan kepada para nasabahnya untuk memudahkan mereka
melakukan transaksi seperti Tarik Tunai, Transfer, Pembayaran atau Penyetoran Tunai.
Pada saat ini, jumlah unit ATM yang terpasang di seluruh wilayah Indonesia diperkirakan
sekitar 70.000 unit.

Dengan jumlah populasi ATM yang sedemikian banyak ini, membuat biaya operasional ATM
merupakan penyumbang biaya yang paling besar dalam bisnis perbankan. Dengan estimasi
biaya energi listrik untuk operasional ATM sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
perbulan, maka biaya yang dikeluarkan oleh pihak perbankan untuk pembayaran iuran listrik
adalah sebesar 70 Milyar rupiah perbulan atau setara dengan 840 Milyar rupiah per tahun.

Anjungan tunai mandiri atau ATM umumnya terdiri atas beberapa perangkat utama dan
perangkat pendukung layanan diantaranya adalah :
1. Unit ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
2. Unit Backup Power (UPS)
3. Perangkat VSAT
4. Pendingin Udara (AC)
5. Perangkat VSAT
6. Lampu Penerangan
7. Sistem CCTV dan Alarm

Penggunaan perangkat pendingin udara berdasarkan data pengamatan pemakaian energi


di ruang ATM yang dilakukan oleh PPST UI pada beberapa unit ATM yang dimiliki oleh Bank
Mandiri merupakan perangkat yang menggunakan energi listrik paling besar. Berdasarkan
data pengamatan yang dilakukan didapatkan bahwa dari pemakaian energi listrik, perangkat
pendingin udara (AC) menggunakan lebih dari 60% energi listrik yang digunakan untuk
operasional booth ATM.

Penggunaan listrik yang sedemikian besarnya pada perangkat AC diruang ATM disebabkan
oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Penggunaan AC selama 24 Jam nonstop


2. Seting temperatur AC pada suhu 18°C yang membuat kompresor AC bekerja hampir
tiada henti.
3. Tidak adanya alat kontrol yang bisa mengontrol penggunaan AC, yang dengannya
suhu didalam ruangan ATM dapat dikontrol dan dimonitoring sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Infiltrasi suhu dari luar ruangan ATM yang membuat AC bekerja lebih keras.

Gambar 5. Stand Alone ATM.


BAB 3

SOLUSI PENGHEMATAN ENERGI PENDINGIN RUANGAN ATM

Menyikapi penggunaan energi listrik pada ruangan ATM khususnya pada ATM dengan
kategori Stand Alone yang beroperasi selama 24 Jam non stop, penghematan energi pada
alat pendingin udara (AC) didalam booth ATM dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Solusi Teknis;
2. Solusi Non Teknis.

3.1 Solusi Teknis

Hal-hal yang menyebabkan tingginya penggunaan listrik dalam penggunaan pendingin


udara (AC) pada booth ATM dengan tipe stand alone diantaranya adalah :
1. Penggunaan pendingin udara selama 24 jam non-stop;
2. Seting temperatur AC pada suhu minimum (16°C atau 18°C) sehingga kompresor
AC bekerja non-stop karena suhu seperti itu sangat tidak mungkin tercapai;
3. Dinding kaca pada ruangan booth ATM yang membuat sinar UV masuk kedalam
booth ATM dan meningkatkan suhu ruangan;
4. Kondisi perangkat AC yang tidak terawat dengan baik sehingga AC tidak dapat
bekerja dengan optimal.

Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi permasalahan diatas adalah sebagai
berikut.

3.1.1 Mengatasi Penggunaan AC selama 24 Jam Non-Stop


Penggunaan Pendingin Udara (AC) selama 24 Jam non-stop tentunya akan
menimbulkan biaya operasional yang tinggi dalam pemakaian listrik dan juga
akan berpengaruh dalam biaya perawatan perangkat AC tersebut. Dengan
penggunaan AC selama 24 Jam untuk AC 1 PK diperkirakan menghabiskan daya
listrik per jam sebanyak 300 watt – 400 watt, yang berarti penggunaan listrik
perharinya adalah sebesar :

Penggunaan Listrik Per hari (Watt) = Daya Terpakai (Watt) x Jam Operasi
= 700 Watt x 24
= 16.800 Watt = 16,8 kWh

Dalam sebulan penggunaan listrik pendingin udara adalah sebesar :


Penggunaan listrik per bulan (kWh) = Daya terpakai per hari x 30 hari
= 16,8 kWh x 30
= 504 kWh

Berdasarkan tarif listrik (TDL) PLN, besaran tarif listrik adalah sebesar Rp
1.475,00/kWh dan besaran biaya beban adalah sebesar Rp 102,00/kWh.

Total Tagihan Listrik = Biaya Listrik + Biaya Abudemen


= (504 x 1475) + (504 x 102)
= 743.400 + 51.408
= Rp 794.808,00

Pemakaian pendingin udara selama 24 jam non stop dapat diatasi dengan
mengurangi penggunaan AC pada malam hari dimana suhu udara diluar ruangan
ATM biasanya sudah berkisar pada suhu antara 25°C hingga 27°C. Untuk
menjaga agar suhu ruangan ATM berada pada kisaran suhu yang diperbolehkan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu pada rentang suhu
28°C hingga 30°C dapat menggunakan perangkat exhaust fan yang dapat
mensirkulasikan udara luar ruangan ATM kedalam ruangan ATM.

Berikut skenario penghematan yang didapat dengan penggunaan exhaust fan


sebagai pengganti pendingin udara (AC).

Jam kerja Pendingin Udara (AC) = Pukul 07:00 – Pukul 20:00


Jam kerja exhaust fan = Pukul 20:00 – Pukul 07:00

Dari skenario diatas didapat bahwa AC akan bekerja selama 13 Jam sedangkan
exhaust fan akan bekerja selama 11 Jam. Berdasarkan jam kerja ini dapat
dihitung penggunaan energi sebagai berikut :

a. Penggunaan Energi Pendingin Udara (AC)

Daya Terpakai/hari = Power (Watt) x Jam Operasional


= 700 Watt x 13 Jam
= 9.100 Watt = 9,1 kWh/Hari
Daya Terpakai per Bulan = 9,1 kWh x 30 hari
= 273 kWh

b. Penggunaan Energi Exhaust Fan

Daya Terpakai per hari = Power (Watt) x Jam Operasional (Jam)

= 37,6 Watt x 11 jam

= 413,6 Watt = 0,4136 kWh/Hari

Daya Terpakai per Bulan = 0,4136 kWh x 30 Hari

= 12,408 kWh

c. Total Penggunaan Energi Pendingin Udara

Total pemakaian energi listrik per bulan untuk pengkondisian udara seperti
skenario yang telah dipaparkan adalah sebesar:

Total Energi Listrik/Bulan = Daya AC + Daya Exhaust Fan

= 273 kWh + 12,408 kWh

= 285,408 kWh

d. Biaya Listrik yang dikeluarkan

Berdasarkan tarif listrik PLN, maka perhitungan biaya bulanan sistem tata
udara untuk booth ATM adalah sebesar :

Biaya Listrik = Daya Terpakai per Bulan (kWh) x TDL

= 285,408 kWh x 1475

= Rp 420.976,80

Biaya Abudemen = Daya Terpakai per Bulan (kWh) x Tarif Abudemen

= 285,408 kWh x 102

= Rp 29.111,62

Total Biaya Listrik yang dikeluarkan = Biaya Listrik + Abudemen


= Rp 420.976,80 + Rp 29.111,62

= Rp 450.088,42

Penghematan yang didapat dengan menggunakan skenario penggabungan


antara pemakaian AC dengan Exhaust Fan akan mendapat angka
penghematan sebesar :

Penghematan = Full AC - Kombinasi AC dan Exhaust Fan

= Rp 794.808,00 - Rp 450.088,42

= Rp 344.719,58

Atau setara dengan penghematan sebesar 43,4%.

e. Sistem Rangkaian Pengatur Tata Udara Ruangan ATM


Pengaturan waktu pengguaan Perangkat Pendingin Udara (AC) dan Exhaust
Fan dapat dilakukan dengan penggunaan timer pengatur jenis analog atau
elektronik dengan sistem rangkaian sebagai berikut :

Exhaust Fan
Timer

Contactor AC Contactor EF

Gambar 6. Diagram Listrik Pengatur Nyala AC dan Exhaust Fan


3.1.2 Mengatur Suhu Ruangan ATM Sesuai Dengan Ketentuan

Sesuai dengan peraturan Menteri ESDM dan Menteri Kesehatan, suhu ideal
ruangan untuk ATM termasuk kedalam kategori ruangan Transit (Lobby atau
Koridor) dimana pada ruangan ATM, nasabah hanya melakukan pekerjaan yang
tidak mengeluarkan energi terlalu besar dan hanya berada pada ruangan ATM
dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2012 dipersyaratkan suhu


ruangan dengan Kategori Transit adalah berkisar di angka 27°C hingga 30°C
dengan kelembaban relatif sebesar 50% hingga 70%. Sehingga penyetingan
pendingin ruangan (AC) pada suhu minimum yaitu pada suhu 16°C atau 18°C
adalah tindakan atau prosedur yang salah.

Dalam kondisi aktualnya pada saat menunggu antrian, nasabah berada pada
kondisi temperatur lingkungan sebesar X°C sehingga ketika nasabah memasuki
ruangan dengan temperatur sebesar X°C – 2°C tidak akan menimbulkan
masalah berarti dalam sisi kenyamanan.

Suhu udara rata-rata Indonesia pada siang hari tertinggi berkisar pada suhu 35°C
hingga 37°C pada siang hari yang terik. Sedangkan pada malam hari berkisar
pada suhu antara 23°C hingga 25°C.

Untuk mengatasi penyetingan suhu Alat Pendingin Udara (AC) oleh operator
pada suhu minimum bisa dilakukan dengan menambahkan alat yang disebut
Thermostat Gate yang dipasang pada jalur listrik yang menghubungkan antara
Unit Indoor dengan Unit Outdoor.

Thermostat Gate ini berfungsi untuk mengatur kapan kompresor akan menyala
dan mati sesuai dengan setingan temperatur yang kita tetapkan pada thermostat.
Netral Wire

Hot Wire

Gambar 7. Sistem Pendingin Udara (AC) Tipe Split

Prinsip Kerja (operasional) AC Tipe Split :

1. Suhu target diseting dengan menggunakan Remote


2. Thermistor yang terpasang pada sistem kontrol AC yang berada pada unit
Indoor mengukur suhu ruangan apakah berada pada suhu yang ditentukan
dalam setingan atau tidak.
3. Jika suhu ruangan lebih tinggi dari suhu setingan, maka sistem kontrol akan
memerintahkan power supply memberikan tegangan kepada relay switch
power sehingga suplai listrik dapat dialirkan ke kompresor yang berada pada
Unit Outdoor;
4. Unit Outdoor akan beroperasi pada saat suplai listrik diterima dan
mengalirkan freon bertekanan ke unit Indoor;
5. Freon bertekanan yang disalurkan ke unit Indoor (koil Evaporator) akan
mengambil udara panas yang ada dalam ruangan dan membuang ke udara
luar melalui koil Kondensator yang berada pada unit outdoor.
6. Sistem pendinginan akan terus bekerja hingga suhu ruangan mencapai suhu
yang telah ditetapkan;
7. Pada saat suhu ruangan mencapai suhu yang telah ditetapkan pada sistem
kontrol, maka sistem kontrol akan berhenti mensuplai tegangan pada relay
switch power yang mengakibatkan suplai listrik pada unit Outdoor terputus
dan kompresor berhenti bekerja.
8. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga suhu ruangan dapat terjaga di
rentang +/- 2°C dari suhu yang telah diseting.

Pada kasus pendingin udara (AC) yang beroperasi didalam Booth ATM, operator
biasanya menseting suhu udara pada unit kontroler pada suhu minimum yaitu
pada angka 16°C atau 18°C dengan anggapan akan membuat nasabah merasa
nyaman dengan suhu yang dingin. Kondisi penyetingan perangkat AC dengan
suhu minimum ini membuat kompresor selalu bekerja non-stop untuk mencapai
suhu acuan yang telah ditetapkan.

Kompresor yang bekerja secara non-stop ini akan mengakibatkan :

1. Besarnya energi listrik yang digunakan;


2. Biaya perawatan unit pendingin udara akan semakin besar;
3. Masa pakai (lifetime) perangkat pendingin udara (AC) akan semakin
rendah.

Untuk mengatasi hal ini, seperti yang sudah disebutkan diatas dapat diatasi
dengan menggunakan alat yang disebut dengan Thermostat Gate. Thermostat
Gate ini adalah suatu alat yang dipasang pada jalur kabel yang mensuplai listrik
untuk unit Outdoor yang berasal dari unit Indoor.

Netral Wire

2
1
Hot Wire

Keterangan :

1. Relay Control by Thermostat


2. Temperature Node

Gambar 8. Pemasangan Thermostat Gate Pada Rangkaian Listrik AC Split.


3.1.3 Menambah kaca film sebagai filter sinar Ultra Violet

Sinar ultra violet (UV) adalah salah satu jenis gelombang cahaya yang
membawa energi panas. Penetrasi sinar UV pada suatu ruangan akan
meningkatkan suhu didalam ruangan itu. Arsitektur ruang ATM pada umumnya
menggunakan kaca sebagai dinding ruangan. Penggunaan dinding kaca pada
ruangan ATM dimaksudkan untuk memenuhi kriteria estetika dan keamanan
perangkat ATM didalam ruangan tersebut.

Penggunaan kaca sebagai dinding ruang ATM membuat sinar UV masuk


dengan mudah kedalam ruang ATM dan membuat suhu udara didalam ruang
ATM meningkat dengan cepat. Untuk mencegah penetrasi sinar UV kedalam
ruang ATM, dinding kaca yang ada pada ruang ATM sebaiknya dilapisi dengan
kaca film yang bisa memfilter gelombang UV sehingga tidak dapat masuk
kedalam ruang ATM.

3.2 Solusi Non Teknis

Selain solusi teknis seperti yang telah disebutkan diatas, ada beberapa solusi non teknis
yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghematan energi atas penggunaan pendingin
udara didalam ruang ATM diantaranya adalah :

1. Pembatasan jam operasi ATM dari yang semula beroperasi selama 24 jam
menjadi beroperasi dari pukul 06:00 hingga 22:00 setiap harinya.
2. Memastikan setingan temperatur pada perangkat AC didalam ruang ATM berada
pada temperatur setingan antara 28°C hingga 30°C.
3. Memastikan jadwal perawatan AC dilaksanakan sebagaimana jadwal yang telah
ditentukan untuk memastikan kondisi AC dalam keadaan baik dan dapat
beroperasi dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai