Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Penerapan teknologi komputer dan telekomunikasi di perbankan (TSI Perbankan)
belakangan ini berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Bank seakan-
akan berlomba-lomba menerapkan teknologi informasi ke dalam sistemnya. Karena dengan
teknologi informasi menajemen sebuah bank dapat di lakukan sengan lebih efisien dan tentunya
dampak yang di dapat oleh masyarakat adalah semakin mudahnya dalam melakukan transaksi .
Istilah ini mengacu ke ketentuan mengenai penggunaan Teknologi Sistem Informasi (TSI) oleh
bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keberhasilan bank akan sangat ditentukan kualitas
kinerja TSI, yang akan terus dikembangkan secara luas untuk memenuhi kepentingan bisnis bank
dan nasabahnya. Kecenderungan proses otomatisasi ini akan terus berlanjut di tahun-tahun
mendatang, seiring dengan perkembangan perbankan nasional sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat dalam menjalankan fungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary).
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah mengeluarkan ketentuan mengenai
penggunaan Teknologi Sistem Informasi (TSI) oleh bank. Melalui Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 27/164/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/9/UPPB masing-
masing tanggal 31 Maret 1995, diatur prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan manajemen bank
dalam TSI baik yang dilakukan oleh bank itu sendiri maupun oleh pihak lain.
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Pengertian Teknologi Sistem Informasi


Teknologi Sistem Informasi (TSI) adalah suatu sistem pengolahan data keuangan dan
pelayanan jasa perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana komputer,
telekomunikasi, dan sarana elektronis lainnya. Penggunaan TSI adalah untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.
1. Penerapan teknologi informasi ini dilakukan pada saat:
a. Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi
b. Penggunaan Sistem dan Teknologi Informasi Untuk Usaha Kecil
c. Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan
2. Siapa saja yang Berperan Menggunakan Teknologi Sistem Informasi?
a. Dalam Hal Penyelenggaraan TSI Dilakukan Oleh Bank Sendiri:
b. Menerapkan Pengendalian Manajemen TSI
c. Melaksanakan fungsi AUDIT INTERN TSI
d. Memiliki alat monitor
e. Menerapkan prinsip2 sistem pengawasan dan pengamanan
f. Memiliki Disaster Recovery Plan (DRP)
g. Dalam Hal Penyelenggaraan TSI Dilakukan Oleh Pihak Ketiga:
h. Memastikan semua hal pada butir III dipenuhi oleh pihak penyelenggara jasa TSI
i. Melakukan evaluasi berkala atas kehandalan penyelenggara jasa TSI
j. Membuat perjanjian tertulis
k. Menyampaikan laporan kepada BI

2. 2. Perkembangan Teknologi Komputer Perbankan


Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan
teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. Yang tadinya
melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang-cabang bank yang
disediakan oleh bank kini menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknologi
berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile
“HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank. Macam- macam penggunaan teknologi
informasi di dunia perbankan:
1. Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
2. Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash 24 jam.
3. Penggunaan Database di bank – bank.
4. Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan komputer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih
hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah dapat
berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan
dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari
satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses
inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui
ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari
pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang
berdasarkan teknologi.

2. 3. Kriteria Pemilihan Teknologi Perangkat Lunak Perbankan


Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan
bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relatif banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian
yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan
prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin
besar, misalnya AS/400 dalam operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR
biasanya relatif kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan
bertambah. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak komputer sampai batas-
batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda
meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak komputer yang
fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan
prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan
system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah.
Serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab. Software komputer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas
pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses
ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah
mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output
yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan
perbankan secara keseluruhan dan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan
memberikan error message.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus disajikan dalam bentuk yang jelas dan
mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut
terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti
oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi
lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relatif stabil selama bank beroperasi.
Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit
dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relatif mahal. Pemeliharaan ini juga
menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan
software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile
sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau
dimodifikasi.
Teknologi Sistem Informasi (TSI) digunakan bank untuk mengolah data keuangan dan
pelayanan jasa perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana komputer,
telekomunikasi, dan sarana elektronis lainnya.

2. 4. Struktur Informasi dan Hubungan Antar Sub Sistem Aplikasi Bank


Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih
mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan
atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari
sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai