Bank BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei
Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895. Kemudian, periode setelah
kemerdekaan RI, berdasarkan peraturan pemerintah No.1 tahun 1946 pasal 1
disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia. Pada tahun 1948, kegiatan Bank BRI sempat terhenti sementaradan aktif
kembali setelah perjanjian renville 1949 dan berubah nama menjadi Bank Rakyat
Indonesia Serikat.
Pada tanggal 3 Oktober 2003 berdasarkan akta No. 6 tanggal 3 Oktober 2003
status Bank BRI berubah menjadi perusahaan Perseroan Terbatas Terbuka, sehingga
untuk selanjutnya “PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)” berubah menjadi “PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”. Bank BRI memperoleh izin untuk melakukan
penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) sesuai dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang tertuang dalam surat No.
P.001/4690/DPRRI/2003 tanggal 8 September 2003 mengenai persetujuan tentang
rencana penawaran umum perdana Bank BRI, serta Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 49 tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang penjualan saham pada
perusahaan perseroan Bank BRI. Bank BRI melakukan pencatatan perdana sahamnya
di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 10
November 2003. Januari 2004, Bank BRI telah melakukan penawaran umum obligasi
subordinasi I.
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
banyak. Dalam hal ini, Fungsi Utama Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary. Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust,
agent of development, dan agent of services.
Dalam operasional manajemen kas dalam kegiatan operasional bank, uang kas
dikelola oleh teller dan supervisor pimpinan unit kerja bank, uang kas yang berada
dalam counter teller merupakan tanggung jawab teller. Sedangkan uang kas yang
berada dalam brankas bank merupakan tanggungjawab supervisor pimpinan unit
kerja bank. Pada akhir hari kerja seluruh uang yang ada di counter teller harus
disetorkan ke kas kantor cabang dan disimpan di brankas. Sebagai alat control bahwa
jumlah uang kas sudah sesuai dengan pembukuan, maka harus dilakukan pehitungan
uang secara fisik atau manual dengan pembukuannya, baik dalam hal jumlah maupun
rinciannya. Bila terdapat selisih dalam jumlah penerimaan dan pengeluaran kas, maka
supervisor akan meminta konfirmasi kepada teller sampai selisih tersebut dapat
diketahui.
Sistem pengendalian internal yang diterapkan di BRI yaitu dengan menetapkan
proses pengawasan manajemen bank secara berkesinambungan yang kualitas desain
dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh dewan komisaris, direksi serta seluruh pejabat
dan pegawai bank. Sistem pengendalian ini dirancang untuk dapat memberikan
keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank,
menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan
termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Untuk itu,
peran pengendalian internal yang baik sangat diperlukan untuk mencegah ataupun
meminimalkan terjadinya selisih dan kecurangan (fraud) tersebut sehingga dapat
menghasilkan informasi kas yang akurat. BRI memiliki jenis aplikasi system
informasi diantaranya seperti : BRIMO, CMS, BRInets yang berguna untuk
mengkases informasi Bank BRI sesuai dengan keperluannya.
BAB III
Teknologi informasi merupakan suatu hal yang sangat penting di era 4.0 saat ini.
Dimana semua orang berhak untuk akses informasi yang sama setiap waktunya, karna
hal ini TI sangat penting dalam zaman modern seperti saat ini. Menurut (Suryadi,
2016) Inti dari komunikasi adalah informasi, sedangkan alat yang digunakan dalam
menyampaikan informasi adalah teknologi. Dengan demikian, maka teknologi
informasi adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang menggunakan kaidah-
kaidah bersifat teknologis, baik dengan bantuan alat maupun program dari si
pembawa pesan ke yang menjadi objek penerima pesan. Perkembangan TI ini juga
berimbas pada aspek lain seperti pendidikan, sosial, dan budaya sehingga semua
aspek tersebut tidak bisa terlepas dari yang namanya Teknologi Informasi. Dengan
berkembangnya teknologi infomasi ini memaksa orang-orang agar bisa menggunakan
teknologi informasi ini. Sehingga semua orang harus memacukemampuannya,
mengingkatkan kemampuannya, agar tidak tertinggal oleh orang lainnya. Teknologi
informasi ini membawa banyak sekali kebaikan atau manfaat didalam kehidupan
sehari-hari. Contoh pertukaran informasi, dengan adanya teknologi informasi orang-
orang bisa saling berkomunikasi tampa harus bertatap muka. Selain itu teknologi juga
membuat orang-orang jadi mudah dalam hal lainnya seperti : berbelanja, belajar,
update berita dan lainnya. Selain membawa kebaikan dan kemudahan, teknologi
informasi juga membawa dampak buruk salah satunya informasi hoax yang sangat
mudah tersebar dan sangat susah untuk di bendung. Karna itu kita harus berpandai-
pandai di dalam menggunakan teknologi informasi ini, agar tidak merugikan kita.
Teknologi informasi sangat berguna dalam berbagai aspek, salah satunya dalam
sistem informasi manajemen. Dimana dengan adanya Teknologi informasi ini
membuat sebuah sistem informasi manajemen ini dapat berjalan dan dioperasikan
sebagaimana mestinya seperti saat ini. Jika seandainya tidak ada dukungan dari
Teknologi informasi maka SIM tidak akan berjalan. Contohnya : jaringan ada, data
ada, akan tetapi teknologi/hardwere untuk menjalan SIM tidak ada, lantas apakah
SIM dapat di operasikan? Tentu saja tidak bisa digunakan. Maka dalam hal ini
teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah sistem informasi
manajemen. Dengan adanya teknologi informasi juga memudahkan pengelolaan
sistem informasi manajemen. Karna dalam pelaksanaannya akan lebih mudah
diterapkan jika sebuah system informasi manajemen didukung dan suport oleh
teknologi informasi. Contohnya dalam pengeditan data pada sistem informasi
manajemen akan lebih mudah di lakukan apabila menggunakan devaice dari bantuan
teknologi informasi seperti komputer, laptop, tab, dan lainnya yang masih berkaitan
dengan teknologi pendidikan. Selain dalam pengeditan data teknologi informasi juga
memudahkan kita dalam hal pengiriman dan penggunaan data, contohnya :
Menggunakan email, Gdrive dan lainnya.
3.2 Jenis Sistem Informasi Manajemen Bank BRI
Sistem informasi yang digunakan oleh bank BRI terdiri dari 6 aplikasi yang
menunjang proses bisnis perbankan. Keenam aplikasi tersebut terdiri dari:
1. Core Banking System/BRINETS. Aplikasi real time online yang berfungsi
menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang serta kantor unit yang ada
diseluruh pelosok Indonesia. Salah satu aplikasi CBS yang di terapkan bank
BRI yaitu aplikasi BRINETS. Aplikasi ini merupakan inti dari semua kegiatan
operasional bank BRI yang saling menghubungkan cabang lainnya ke kantor
pusat secara langsung namun bersifat online. Dengan adanya BRINETS
seluruh kegiatan operasional bank terasa sangat simple dan mudah. Mulai dari
pelaporan pertanggungjawaban semua cabang bank BRI dapat dengan mudah
tersalurkan ke kantor pusat secara cepat dan tepat.