Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

1.1 Tinjauan Umum Sistem Manajemen Informasi di Perpustakaan

1.1.1 Pengertian Sistem informasi Manajemen


SIM merupakan proses komunikasi di mana informasi masukan (input)
direkam, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan
tentang perencanaan, pengoperasian dan pengawasan (Murdick dan Ross Dikutip
Sutabri: 2005). Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah suatu sistem berbasis
komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguuna yang memiliki
kebutuhan serupa. (McLeod dan Schell dalam Zakiyudin: 2011).
Berdasarkan berbagai pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
SIM (sistem manajemen informasi) merupakan suatu pengelolaan sumber daya
informasi secara efektif, efisien, untuk meningkatkan kinerja organisasi.

1.1.2 Tugas dan Fungsi Sistem Manajemen Informasi


Tugas dan fungsi dari system manajemen informasi menurut Jodhy (2013),
yaitu adalah :
1) Tugas Sistem Informasi Manajemen
a. Pengumpulan data
Bagian pengumpulan data bertugas untuk mengumpulkan data baik dari
dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Pihak dalam perusahaan
yang menjalankan tugas ini diambil dari seluruh unit kerja yang ada
dalam organisasi, sehingga setiap unit kerja terwakili dalam Sistem
Informasi Manajemen.
b. Penyimpanan data
Data yang telah terkumpul selanjutnya disimpan untuk segera diproses
atau ditunda pemrosesannya, tergantung kebutuhan para manajer.
c. Pemrosesan data
Pemrosesan data dapat dilakukan oleh satu atau beberapa ahl. Bila
datanya terlalu banyak, jasa dari tenaga-tenaga pengumpul dan
insidential dapat dimanfaatkan. Bagian inilah yang membuat data itu
berubah bentuk menjadi informasi yang disesuaikan dengan permintaan
manajer.
d. Pemprogram data
Setiap komputer memiliki bahasanya sendiri-sendiri. Agar komputer
dapat melaksanakan tugasnya, maka perintah-perintah terhadap data yang
terkumpul harus diubah terlebih dahulu sesuai dengan bahasa yang
digunakan. Pekerjaan inilah yang disebut memprogram, yang biasa
dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidang komputer.
2) Fungsi Sistem Manajemen Informasi
a. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan
akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem
informasi.
b. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
c. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung
sistem informasi.
e. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
f. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
g. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
h. Mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan
pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
i. Mengolah dokumen-dokumen transaksi yang terjadi.
Sistem informasi manajemen memiliki sejumlah fungsi yang akan berdampak
baik terhadap operasional suatu perusahaan. Dikutip dari buku, Pengantar Sistem
Informasi Manajemen karya Jeperson Hutahaean, dkk, berikut adalah beberapa
fungsinya:
a. Memudahkan bagian manajemen melakukan perencanaan, pengawasan,
serta pengarahan kerja bagi semua departemen yang dikoordinirnya.
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengolahan data, karena data yang
adalah dalam sistem informasi suatu manajemen adalah data yang telah
tersaji secara akurat dan bersifat real time.
c. Meminimalisasi biaya dan meningkatkan produktivitas suatu perusahaan
atau organisasi.
d. Sebagai sarana peningkatan sumber daya manusia, karena dalam
pelaksanaannya diperlukan unit kerja yang terstruktur dan terkoordinir
yang berbasis teknologi.

1.1.3 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen


Pengelolaan sistem ini digunakan untuk mengolah berbagai informasi di
dalam sebuah perusahaan atau organisasi lainnya. Dirangkum dari berbagai sumber,
karakteristik tersebut di antaranya :
a. Dibuat dengan perencanaan yang matang
b. Memberikan banyak sudut pandang secara menyeluruh dari dinamika dan
struktur organisasi.
c. Bekerja dalam sistem yang lengkap dan komprehensif yang aman serta
mencakup semua interkoneksi serta sub-sistem dalam sebuah organisasi.
d. Dilakukan dengan cara top-down, yaitu sebagai suatu cara untuk
mengambil keputusan dan manajemen harus aktif dalam hal mengambil
bagian serta memberikan arahan yang selaras dalam pengembangan
sistem informasi manajemen.
e. Mengurus berbagai macam situasi luar biasa dan kemudian melaporkan
hal tersebut.
f. Membuat suatu prakiraan dan menghasilkan informasi yang canggih
sehingga memiliki keunggulan yang kompetitif. Selain itu, pengambilan
keputusan juga bisa dilakukan melalui cara prakiraan tersebut.
g. Bisa menciptakan suatu hubungan antara sub sistem dalam organisasi
sehingga proses pengambilan keputusan dapat diambil secara tepat
berdasarkan pandangan yang terintegrasi.
h. Memungkinkan suatu arus informasi yang mudah dengan berbagai sub
sistem sehingga bisa menghindari berbagai kesalahan. Dalam hal ini,
memiliki artian yang mana harus bisa menyederhanakan suatu operasi
dengan banyak kepraktisan di dalamnya.
i. Memiliki basis data yang baik sehingga dapat menopang sistem dengan
kuat.
j. Bersifat fleksibel sehingga mudah untuk dibagikan kepada sistem yang
lebih kecil.
BAB II

2.1 Informasi Bank BRI

Gambar 1.1 Logo Bank BRI

Bank BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei
Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895. Kemudian, periode setelah
kemerdekaan RI, berdasarkan peraturan pemerintah No.1 tahun 1946 pasal 1
disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia. Pada tahun 1948, kegiatan Bank BRI sempat terhenti sementaradan aktif
kembali setelah perjanjian renville 1949 dan berubah nama menjadi Bank Rakyat
Indonesia Serikat.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang perbankan No.7 tahun


1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status Bank BRI berubah
menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan kepemilikannya masih 100 persen
di tangan pemerintah.

Pada tanggal 3 Oktober 2003 berdasarkan akta No. 6 tanggal 3 Oktober 2003
status Bank BRI berubah menjadi perusahaan Perseroan Terbatas Terbuka, sehingga
untuk selanjutnya “PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)” berubah menjadi “PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”. Bank BRI memperoleh izin untuk melakukan
penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) sesuai dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang tertuang dalam surat No.
P.001/4690/DPRRI/2003 tanggal 8 September 2003 mengenai persetujuan tentang
rencana penawaran umum perdana Bank BRI, serta Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 49 tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang penjualan saham pada
perusahaan perseroan Bank BRI. Bank BRI melakukan pencatatan perdana sahamnya
di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 10
November 2003. Januari 2004, Bank BRI telah melakukan penawaran umum obligasi
subordinasi I.
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
banyak. Dalam hal ini, Fungsi Utama Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary. Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust,
agent of development, dan agent of services.

2.2 Fungsi Bank


Untuk melakukan fungsi bank tersebut diperlukan standarisasi dalam penyajian
laporan keuangan karena masyarakat sangat membutuhkan informasi kondisi bank
dimana mereka menyimpan miliyaran bahkan triliunan uangnya. Informasi
memegang peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui
kegiatan apa yang telah terjadi dengan perusahaannya, melakukan evaluasi apakah
kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan
menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang
akurat, dapat dipercaya dan tepat waktu maka dalam pengolahan data tersebut
diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi. Bank Indonesia (BI) sebagai
pengawas bank-bank di Indonesia menetapkan aturan mengenai perlakuan akuntansi
perbankan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelaporan yang disajikan oleh
bank-bank. Dalam kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh BI, setiap bank umum
yang beroperasi di Indonesia harus menetapkan kebijakan akuntansinya yang disusun
berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) dan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang merupakan himpunan Prinsip, prosedur,
metode, dan teknik akuntansi yang mengatur laporan keuangan, khususnya yang
ditujukan kepada pihak luar seperti pemegang saham, kreditur, fiskus, dan lain
sebagainya.

BRI melalui penggunaan teknologi mutakhir dan management support system


untuk mendukung pembuatan keputusan dan manajemen informasi. Branch Delivery
System merupakan bagian dari core banking system yang digunakan untuk
memprosestransaksi perbankan. Dalam hal ini, semua sistem di BRI telah terintegrasi
dalam BRINETS (BRI Integrated Network and System). Pelayanan kepada nasabah
dilakukan secara online real time dimana nasabah dapat melakukan transaksi
penarikan dan penyetoran diseluruh unit kerja BRI pada waktu itu juga. Jenis produk
yang dilayani secara online sistem antara lain giro, tabungan, deposito, pinjaman,
serta pengiriman uang, baik dalam rupiah maupun valas.

Dalam operasional manajemen kas dalam kegiatan operasional bank, uang kas
dikelola oleh teller dan supervisor pimpinan unit kerja bank, uang kas yang berada
dalam counter teller merupakan tanggung jawab teller. Sedangkan uang kas yang
berada dalam brankas bank merupakan tanggungjawab supervisor pimpinan unit
kerja bank. Pada akhir hari kerja seluruh uang yang ada di counter teller harus
disetorkan ke kas kantor cabang dan disimpan di brankas. Sebagai alat control bahwa
jumlah uang kas sudah sesuai dengan pembukuan, maka harus dilakukan pehitungan
uang secara fisik atau manual dengan pembukuannya, baik dalam hal jumlah maupun
rinciannya. Bila terdapat selisih dalam jumlah penerimaan dan pengeluaran kas, maka
supervisor akan meminta konfirmasi kepada teller sampai selisih tersebut dapat
diketahui.
Sistem pengendalian internal yang diterapkan di BRI yaitu dengan menetapkan
proses pengawasan manajemen bank secara berkesinambungan yang kualitas desain
dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh dewan komisaris, direksi serta seluruh pejabat
dan pegawai bank. Sistem pengendalian ini dirancang untuk dapat memberikan
keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank,
menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan
termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Untuk itu,
peran pengendalian internal yang baik sangat diperlukan untuk mencegah ataupun
meminimalkan terjadinya selisih dan kecurangan (fraud) tersebut sehingga dapat
menghasilkan informasi kas yang akurat. BRI memiliki jenis aplikasi system
informasi diantaranya seperti : BRIMO, CMS, BRInets yang berguna untuk
mengkases informasi Bank BRI sesuai dengan keperluannya.
BAB III

3.1 Teknologi dan Informasi yang digunakan Bank BRI

Teknologi informasi merupakan suatu hal yang sangat penting di era 4.0 saat ini.
Dimana semua orang berhak untuk akses informasi yang sama setiap waktunya, karna
hal ini TI sangat penting dalam zaman modern seperti saat ini. Menurut (Suryadi,
2016) Inti dari komunikasi adalah informasi, sedangkan alat yang digunakan dalam
menyampaikan informasi adalah teknologi. Dengan demikian, maka teknologi
informasi adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang menggunakan kaidah-
kaidah bersifat teknologis, baik dengan bantuan alat maupun program dari si
pembawa pesan ke yang menjadi objek penerima pesan. Perkembangan TI ini juga
berimbas pada aspek lain seperti pendidikan, sosial, dan budaya sehingga semua
aspek tersebut tidak bisa terlepas dari yang namanya Teknologi Informasi. Dengan
berkembangnya teknologi infomasi ini memaksa orang-orang agar bisa menggunakan
teknologi informasi ini. Sehingga semua orang harus memacukemampuannya,
mengingkatkan kemampuannya, agar tidak tertinggal oleh orang lainnya. Teknologi
informasi ini membawa banyak sekali kebaikan atau manfaat didalam kehidupan
sehari-hari. Contoh pertukaran informasi, dengan adanya teknologi informasi orang-
orang bisa saling berkomunikasi tampa harus bertatap muka. Selain itu teknologi juga
membuat orang-orang jadi mudah dalam hal lainnya seperti : berbelanja, belajar,
update berita dan lainnya. Selain membawa kebaikan dan kemudahan, teknologi
informasi juga membawa dampak buruk salah satunya informasi hoax yang sangat
mudah tersebar dan sangat susah untuk di bendung. Karna itu kita harus berpandai-
pandai di dalam menggunakan teknologi informasi ini, agar tidak merugikan kita.

Teknologi informasi sangat berguna dalam berbagai aspek, salah satunya dalam
sistem informasi manajemen. Dimana dengan adanya Teknologi informasi ini
membuat sebuah sistem informasi manajemen ini dapat berjalan dan dioperasikan
sebagaimana mestinya seperti saat ini. Jika seandainya tidak ada dukungan dari
Teknologi informasi maka SIM tidak akan berjalan. Contohnya : jaringan ada, data
ada, akan tetapi teknologi/hardwere untuk menjalan SIM tidak ada, lantas apakah
SIM dapat di operasikan? Tentu saja tidak bisa digunakan. Maka dalam hal ini
teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah sistem informasi
manajemen. Dengan adanya teknologi informasi juga memudahkan pengelolaan
sistem informasi manajemen. Karna dalam pelaksanaannya akan lebih mudah
diterapkan jika sebuah system informasi manajemen didukung dan suport oleh
teknologi informasi. Contohnya dalam pengeditan data pada sistem informasi
manajemen akan lebih mudah di lakukan apabila menggunakan devaice dari bantuan
teknologi informasi seperti komputer, laptop, tab, dan lainnya yang masih berkaitan
dengan teknologi pendidikan. Selain dalam pengeditan data teknologi informasi juga
memudahkan kita dalam hal pengiriman dan penggunaan data, contohnya :
Menggunakan email, Gdrive dan lainnya.
3.2 Jenis Sistem Informasi Manajemen Bank BRI

Sistem informasi yang digunakan oleh bank BRI terdiri dari 6 aplikasi yang
menunjang proses bisnis perbankan. Keenam aplikasi tersebut terdiri dari:
1. Core Banking System/BRINETS. Aplikasi real time online yang berfungsi
menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang serta kantor unit yang ada
diseluruh pelosok Indonesia. Salah satu aplikasi CBS yang di terapkan bank
BRI yaitu aplikasi BRINETS. Aplikasi ini merupakan inti dari semua kegiatan
operasional bank BRI yang saling menghubungkan cabang lainnya ke kantor
pusat secara langsung namun bersifat online. Dengan adanya BRINETS
seluruh kegiatan operasional bank terasa sangat simple dan mudah. Mulai dari
pelaporan pertanggungjawaban semua cabang bank BRI dapat dengan mudah
tersalurkan ke kantor pusat secara cepat dan tepat.

Gambar 3.1 Core Banking System BRI

2. Electronic Banking (e-banking) / Mobile Banking Electronic banking


merupakan salah satu aplikasi system informasi yang digunakan bank BRI.
Electronic banking berfungsi untuk memudahkan nasabah dalam mengakses
dan melakukan kegiatan perbankan secara online. Nasabah dapat dengan
mudah melakukan transfer uang ke rekening lain dengan menggunakan
electronic banking. Bukan cuma itu saja, sekarang dengan adanya electronic
banking para calon nasabah dapat dengan mudah membuka rekening melalui
sistem electronic banking. Hal itu didukung dengan adanya BRI Hybrid
lounge. Para calon nasabah tidak perlu repot mendatangi dan mengantri di
kantor operasional BRI, melainkan cukup dengan mendatangi BRI Hybrid
lounge para calon nasabah dapat dengan mudah membuka sendiri rekening
tabungan.

Gambar 3.2 Electronic Banking BRI (BRIMO)

3. Security System. Security system merupakan aplikasi pertahanan yang dimiliki


oleh bank BRI. Penggunaanya bertujuan untuk melindungi data personal
nasabah agar tidak bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab. Penggunaan
security system tergolong sangat penting dalam kegiatan operasional bank BRI.
Apabila data nasabah sampai bocor ke pihak luar, maka kepercayaan nasabah
akan berkurang terhadap bank sehingga para nasabah akan menarik seluruh
uangnya dan dapat menyebabkan bank jatuh bangkrut.
4. Enterprise Data Model (EDM). Merupakan pengaplikasian model grafis dari
data yang digunakan oleh perusahaan. Ciri utama dari kegiatan ini termasuk
Model Data Perusahaan yang terdiri dari Entity Relationship Diagrams (ERD),
XML Schemas (XSD), dan kamus data perusahaan yang luas. Menggunakan
model seperti itu memungkinkan bisnis untuk mendapatkan pandangan
'helikopter' tentang perusahaan mereka. Dalam EAI (Enterprise Application
Integration), EDM memungkinkan data direpresentasikan dalam idiom tunggal,
memungkinkan penggunaan sintaks umum untuk XML layanan atau operasi
dan model data fisik untuk pembuatan skema database. Alat Pemodelan Data
untuk ERD yang juga memungkinkan pengguna untuk membuat kamus data
biasanya digunakan untuk membantu pengembangan EDM.
Gambar 3.3 Enterprise data model Bank BRI

Gambar 3.4 ERD bank BRI

5. Availability Jaringan Komunikasi. Availability jaringan komunikasi merupakan


aplikasi sistem informasi yang menunjukan ketersediaan jaringan informasi.
Melalui aplikasi ini bank BRI dapat mengontrol lalu lintas jaringan yang sedang
berjalan. Jika kedapatan salah satu sistem yang offline maka pihak bank BRI
dapat memperbaikinya melalui aplikasi ini. Aplikasi ini juga memungkinan
jaringan komunikasi perusahaan berjalan dengan sistematis dan akurat.
Didukung dengan beberapa satelit bank BRI yang mengudara di seputaran orbit
bumi membuat ketersediaan jaringan komunikasi dapat berjalan dengan tingkat
kompleksitas yang tinggi dengan akurasi yang tinggi juga.
Sehingga dapat membuat kegiatan operasional bank BRI menjadi lebih
kondusif
mengurangi miss komunikasi jaringan.
6. Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan. Business Continuity plan
dan disaster recovery plan merupakan aplikasi yang berfungsi untuk
mengurangi risiko operasional bank BRI. Jika terjadi kegagalan sistem, maka
diperlukan peran dari aplikasi business continuity plan dan disaster recovery
plan.
Tentunya dalam penggunaan teknologi informasi yang baik dan optimal terdapat
beberapa manfaat yang berguna dalam menunjang kegiatan proses bisnis perbankan
antara lain:
1. Dapat dengan mudah melakukan kontrol perusahaan. Penggunaan teknologi
informasi seperti halnya CBS yang telah dilakukan BRI menjadikan setiap
sistem yang ada menjadi lebih terkordinir dan terintegrasi secara sistematis.
Dalam hal ini justru akan mempermudah pihak bank dalam mengetahui
perkembangan bisnisnya dalam system karena data- data yang tersedia selalu
online dan up to date. Perusahaan juga dapat menghubungkan kantor pusat
dengan kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dalam hal pengawasan
kegiatan operasional agar supaya terhindar dari kegagalan dalam melakukan
kegiatan bisnis perbankan.
2. Membantu dalam pengambilan keputusan. Dengan penggunaan teknologi
informasi yang baik dan optimal dapat membantu pihak top management dalam
hal pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini memberikan kemudahan bagi
top management melalui ketersediaan informasi yang tersedia secara lengkap
dan terkordinir yang dapat berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan Produktivitas. Dengan adanya teknologi informasi dapat
membantu perusahaan dalam meningkatkan proses produksi. Pihak operasional
perusahaan dapat dengan mudah melakukan kegiatan produksi dengan
diberikan kemudahan terhadap sistem informasi yang tersedia.
BAB IV
TEKNOLOGI INFORMASI

3.1 Teknologi informasi yang digunakan E-banking BRIMO

Anda mungkin juga menyukai