Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKOHYDRO


BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh:
Muhammad Kevin Adityo

1101144070

Tahun Angkatan 2014

Danastri Ratna Nursanti Dewi

1101144370

Tahun Angkatan 2014

Keinan Shofiandieni Haryo Putri

1101144340

Tahun Angkatan 2014

Nikita Putri Pertiwi Mahardika

1101144170

Tahun Angkatan 2014

Retno Tri Cahyanti

1101144420

Tahun Angkatan 2014

Universitas Telkom
Bandung
2015

RINGKASAN
Listrik telah menjadi kebutuhan pokok saat ini. Tanpa listrik kehidupan
manusia tidak akan sempurna. Namun banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia
yang belum dialiri oleh listrik seluruhnya. Terbatasnya dana dan pengetahuan tentang
pembangkit listrik menyebabkan daerah tersebut belum teraliri listrik. Sedikitnya
1.200 Desa di Sumatera Utara (Sumut) belum dialiri listrik. Ratusan desa diantaranya
terletak di daerah Tapanuli (Taput, Tobasa, Samosir, Humbahas dan Tapteng). Tidak
hanya di Sumatra Utara di kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dari sekitar 418.464
rumah hanya 353.271 rumah yang teraliri listrik itu artinya 15.58% rumah belum
menikmati listrik.
Sedangkan keberadaan sungai di Indonesia cukup banyak dan menyebar
merata disetiap pelosok daerah. Namun sayangnya keberadaan sungai ini belum
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Adanya anggapan bahwa pembangkit listrik
tenanga air harus menggunakan aliran sungai yang deras menyebabkan sungai
berarus menenggah tidak dipergunakan sebagai pembangkit listrik. Padahal dengan
arus yang tidak terlalu deraspun dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
berskala picohydro walaupun keluaran daya listrik daripada picohydro tidak lebih
dari 5 kW setidaknya dapat menerangi daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Maka dari itu penulis memiliki gagasan untuk membuat pembangkit listrik
skala Pico hydro yang menggunakan tenaga aliran sungai semagai pemutar turbin
sehingga dapat menghasilkan listrik dengan skala kurang lebih 5 kW yang sekiranya
dapat membatu daerah tersebut untuk penerangan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Listrik telah menjadi kebutuhan pokok saat ini. Tanpa listrik
kehidupan manusia tidak akan sempurna. Namun banyak daerah-daerah
terpencil di Indonesia yang belum dialiri oleh listrik seluruhnya. Terbatasnya
dana dan pengetahuan tentang pembangkit listrik menyebabkan daerah
tersebut belum teraliri listrik. Sedikitnya 1.200 Desa di Sumatera Utara
(Sumut) belum dialiri listrik. Ratusan desa diantaranya terletak di daerah
Tapanuli (Taput, Tobasa, Samosir, Humbahas dan Tapteng). Tidak hanya di
Sumatra Utara di kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dari sekitar 418.464
rumah hanya 353.271 rumah yang teraliri listrik itu artinya 15.58% rumah
belum menikmati listrik.
Sedangkan keberadaan sungai di Indonesia cukup banyak dan
menyebar merata disetiap pelosok daerah. Namun sayangnya keberadaan
sungai ini belum dimanfaatkan semaksimal mungkin. Adanya anggapan
bahwa pembangkit listrik tenanga air harus menggunakan aliran sungai yang
deras menyebabkan sungai berarus menenggah tidak dipergunakan sebagai
pembangkit listrik. Padahal dengan arus yang tidak terlalu deraspun dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik berskala picohydro walaupun
keluaran daya listrik daripada picohydro tidak lebih dari 5 kW setidaknya
dapat menerangi daerah-daerah terpencil di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dibuat, masalah yang dapat timbul
adalah:
a. Bagaimana mekanisme kerja picohydro?
b. Bagaimana penggaruh picohydro sebagai pembangkit listrik?
C. STUDI KASUS
Sebuah daerah metropolitan, identik dengan kota yang tidak pernah
tidur, atau kota yang aktivitasnya bisa berjalan selama 24 jam penuh tanpa
ada berhenti. Aktivitas tidak bisa berlangsung tanpa adanya listrik yang
memadai. Di kompetisi foto, banyak yang mengambil daerah metropolitan
3

sebagai objek foto karena keindahan langit malam yang menjadi terang
oleh efek berbagai macam warna lampu yang menyala dalam gelap.
Kontras sekali jika daerah metropolitan dibandingkan dengan daerahdaerah terpencil yang bahkan memiliki bohlam pun tidak. Bayangkan
bagaimana mereka melewati malam tanpa penerangan yang memadai
sedangkan di daerah terpencil itu banyak anak usia sekolah. Kurangnya
sosialisasi mengenai pemanfaatan sumber alam merupakan salah satu dari
banyak alasan mengapa daerah terpencil tidak terjangkau oleh aliran
listrik.. Padahal di daerah tersebut banyak sekali objek alam yang bisa
digunakan untuk pembangkit listrik, seperti air.
D. POTENSI WILAYAH
Potensi wilayah untuk aplikasi ini dapat mencakup seluruh daerah
terpencil di Indonesia yang memiliki aliran sungai. Dengan arus sungai
yang tidak terlalu deraspun picohydro dapat digunakan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari proposal ini adalah sebuah alat
pembangkit listrik berskala picohydro yang dibuat secara sederhana
dengan biaya yang minimum sehingga dapat digunakan di daerah-daerah
terpencil yang mayoritas penduduknya berekonomi menenggah kebawah.
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendiskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat
bahwa arus sungai yang tidak terlalu deraspun dapat dimanfaatkan
menjadi energi pembangkit listrik.
2. Memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil.
G. KEGUNAAN
Kegunaan proposal ini untuk tim adalah penulis dapat lebih
mempelajari struktur proposal dan lebih memahami cara membuat hal
yang berguna.
Kegunaan proposal untuk universitas adalah memberi nilai tambah
kepada universitas dengan prestasi yang diukir.
Kegunaan proposal untuk masyarakat adalah memberi kontribusi
kepada masyarakat mengenai pemanfaatan pembangkit listrik berskala
picohydro dengan biaya minimum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Picohydro
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air
dibedakan atas :

Large-hydro
: lebih dari 100 MW

Medium-hydro
: antara 15 100 MW

Small-hydro
: antara 1 15 MW

Mini-hydro
: Daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW

Micro-hydro
: antara 5kW 100 kW

Pico-hydro
: daya yang dikeluarkan 5kW
Pembangkit pikohydro merupakan pembangkit listrik yang menghasilkan
keluaran daya listrik tidak lebih dari 5 kW. Pembangkit ini memiliki
beberapa keunggulan, seperti :
1. Biaya pembuatannya relatif murah.
2. Bahan-bahan pembuatannya mudah ditemukan di pasaran.
3. Ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar fosil.
4. Pembangunannya dapat dipadukan dengan pembangunan jaringan irigasi.
5. Perkembangan teknologinya relatif masih sedikit, sehingga cocok
digunakan dalam jangka waktu yang lama.
6. Tidak membutuhkan perawatan yang rumit dan dapat digunakan cukup
lama.
7. Ukurannya yang kecil, cocok digunakan untuk daerah pedesaan yang
belum terjangkau jaringan aliran listrik PLN.
2. Prinsip Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari
tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan
menggunakan turbin air dan generator.
Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

P = .Q.h.g
5

Dimana :
P = daya keluaran secara teoritis (watt)
= massa jenis fluida (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
h = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s2)
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi
turbin dan generator dengan daya yang keluar secara teoritis. Sebagaimana
dapat dipahami dari rumus tersebut di atas, daya yang dihasilkan adalah hasil
kali dari tinggi jatuh dan debit air, oleh karena itu berhasilnya pembangkitan
tenaga air tergantung daripada usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan
debit yang besar secara efektif dan ekonomis.
3. Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Picohydro
Pembangkit listrik tenaga air skala piko pada prinsipnya
memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar
poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan generator menghasilkan listrik.

Air dibendung sehingga memperoleh jumlah air yang cukup untuk


kebutuhan pembangkit listrik.
Air masuk ke dalam pipa paralon sehingga kecepatan debit air bertambah.
kelebihan air yang mengalir melalui saluran akibat banjir dikeluarkan
melalui pintu saluran pembuangan.
Turbin pada proses pembangkitan listrik ini berputar karena adanya
pengaruh energi potensial air yang mengalir dari pipa pesat dan mengenai
sudu-sudu turbin.
Berputarnya turbin kemudian akan mengakibatkan generator juga
berputar sehingga generator dapat menghasilkan listrik sebagai
keluarannya. Besarnya daya listrik sebelum masuk ke turbin secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Pin turbin = .Q.h.g


Dimana :
Pin turbin = daya masukan ke turbin (kW).

= massa jenis fluida (kg/m3).


6

Q
h
g

= debit air (m3/s).


= ketinggian efektif (m)
= gaya gravitasi (m/s2)

4. Komponen PLTA Skala Picohydro


Komponen PLTA skala piko sama dengan komponen pada PLTA
mikrohidro, yang secara umum terbagi dalam :
4.1 Dam/Bendungan Pengalih dan Intake (Intake Diversion Weir
dan Intake)
Pada umumnya instalasi PLTA skala piko merupakan pembangkit
listrik tenaga air jenis aliran sungai atau saluran irigasi langsung,
jarang yang merupakan jenis waduk (bendungan besar). Konstruksi
bangunan intake untuk mengambil air langsung dapat berupa
bendungan (weir) yang melintang sepanjang lebar sungai atau
langsung membagi aliran air.
4.2 Turbin.
Turbin merupakan alat yang bekerja berdasarkan tekanan air yang
dihasilkan oleh adanya perbedaan ketinggian dan diarahkan pada sudusudu yang terdapat pada turbin sehingga terjadi putaran pada puli
turbin yang di hubungkan dengan puli pada generator, selain itu pada
turbin juga dilengkapi dengan alat yang disebut governor, berfungsi
sebagai pengatur tekanan air pada sudu-sudu.
4.3 Generator.
Merupakan mesin pembangkit daya listrik yang menerima putaran dari
turbin, atau mengubah putaran menjadi energi listrik.
4.4 Saluran Pembuangan
Saluran yang mengalirkan kembali air yang keluar dari turbin kembali
ke sungai atau digunakan sebagai pengairan lainnya.
5. Pelaksaan Pembangunan

Karena yang dipilih merupakan pembangkit listrik pikohidro maka


komponen biaya yang dikeluarkan juga harus diminimalisir sehingga banyak
variasi pada penyusunan desain ini. Tipe ini adalah metode paling sederhana
untuk mendapatkan tenaga air .

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan informasi dari
narasumber dan media cetak. Informasi tersebut berasal dari masyarakat
serta data-data dari media cetak dan media massa, serta juga laporan dari
pemerintah. Informasi tersebut mengenai Daerah terpencil yang tidak di
aliri listrik PLN. serta bagaimana cara penyelesaian masalahnya.
3.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam hal ini adalah masyarakat yang belum
memanfaatkan potensial untuk membut pembangkit listrik pico hydro.
3.3 Perancangan Sistem
Pada tahap ini dilakukan perancangan aplikasi dengan memanfaatkan
daerah yang mempunyai potensi arus sungai yang cukup deras serta
memanfaatkan arus air tersebut untuk memutar turbin dan menghasilkan
listrik untuk daerah sekitar yang belum di aliri listrik dari PLN.
3.4 Implementasi Sistem
Pada tahap ini setelah dirancang maka dilakukan pemasangan
pembangkit listik tenaga pico hydro di daerah terpencil yang
mempunyai arus sungan yang cukup deras.
3.5 Pengujian
Pada tahap ini setelah aplikasi dilakukan pemasangan pembangkit
listrik pico-hydro , pico-hydro tersebut di uji apakah bisa menghasilkan
arus listrik atau tidak.
3.6 Evaluasi dan perbaikan
Setelah melakukan pengujian dengan aplikasi tersebut, selanjutnya
dilakukan perbaikan apabila pembangkit listrik pico - hydro mengalami
kekurangan baik dari tampilan, penggunaan pico - hydro yang dirasa
terlalu sulit.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

1. Peralatan Penunjang
Material
Kabel Listrik
Kotak Panel
Listrik

Ban sepeda
dan
Lempengan
Besi
Terpal Plastik
Generator

Justifikasi
Pemakaian
Untuk
Menyalurkan
Listrik
Untuk
Memutuskan
atau
Mengalirkan
Arus Listrik
Untuk
Pembuatan
Kincir Air

Kuantitas

Jumlah (Rp)

Harga Satuan
(Rp)
300.000

300.000

300.000

275.000

550.000

Untuk
Pembendung
Air
Alat Penghasil
arus Listrik

250.000

750.000

5.000.000

5.000.000

SUB TOTAL

900.000

7.500.000

2. Bahan Habis Pakai


Material
Spidol Warna

Pensil 2 B

Justifikasi
Pemakaian
Menulis &
menggambar
Konsep
Menulis &
Mendesain
Konsep

Kuantitas

Jumlah (Rp)

3 set

Harga Satuan
(Rp)
50.000

3 set

50.000

150.000

150.000

10

Pulpen
Tinta Printer

Kertas A4

Menulis
Mencetak
Desain Produk,
Laporan, Dll
Mencetak

3 set
5 set

50.000
200.000

150.000
1.000.000

2 Rim

50.000

100.000

SUB TOTAL ( Rp )

2.100.000

3. Perjalanan
Material

Justifikasi
Pemakaian
Mencari Bahan
Habis Pakai

Perjalanan ke
Penyedia
Bahan
Perjalanan ke
Mencari Bahan
toko Elektronik Penunjang
SUB TOTAL (Rp)

Kuantitas

Jumlah (Rp)

Harga Satuan
(Rp)
150.000

200.000

200.000

450.000

650.000

4. Lain lain
Material
Fotocopy

SUB TOTAL (Rp

Justifikasi
Pemakaian
Untuk
Mencopy
Laporan , Dll

Kuantitas
50

Harga Satuan
(Rp)
1000

Jumlah (Rp)
50.000

50.000

11

DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David, 1984, Fisika: Jilid 2, (Silaban, Pantur,Erwin Sucipto, Erlangga,


Jakarta.
Ibrahim, Ali Herman, 2008, General Check-Up Kelistrikan Nasional, Jakarta:
Mediaplus Network
http://www.jpnn.com/read/2015/03/01/289825/Duhhh...-65-Ribu-Rumah-BelumDialiri-Listrik
http://www.metrosiantar.com/2014/12/23/171902/ratusan-desa-belum-dialiri-listrik/

12

Anda mungkin juga menyukai