DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD S. ALIM, M.T
OLEH :
AGUSTINA BUDI ASTUTI H1E108051
M. SADIQUL IMAN H1E108059
ERLINDA TRI WARDHANA H1E108067
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan petunjuk yang dicurahkan-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan ini.
Penulisan Pemanfaatan Aliran Sungai dalam Menghasilkan Energi Listrik
Menggunakan Turbin Air pada PLTA Sungai ini merupakan tugas yang diberikan
oleh bapak M.S. Alim, M.T, yang mana tujuan yang kami ambil dari kegiatan
penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peran aliran air sungai
yang dapat dijadikan sebagai sumber eneri listrik serta mengembangkan daya
kreativitas remaja khususnya mahasiswa dalam mengembangkan daya cipta untuk
melakukan suatu perubahan dalam upaya sumbangan pikiran untuk pengetahuan yang
berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena berkat bimbingan secara
terpadu oleh bapak M.S. Alim, M.T,dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu dalam
kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dan
akhirnya diharapkan agar penulisan makalah ini dapat berguna bagi kita semua serta
kemajuan ilmu pengetahuan. Penulisan ini tentunya tidak lepas dari kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara kerja turbin air dalam menghasilkan
energi listrik yang memanfaatkan aliran sungai.
2. Dapat menjadikan aliran air sungai sebagai salah satu alternatif
lain dalam menghasilkan sumber energi listrik yang tentunya sangat
banyak tersedia di alam dan sangat ramah lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia memiliki 5.950 wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dari sejumlah
22.000 anak sungai memiliki potensi tenaga hidro diprediksi mencapai 75.000 MW,
sebagai sumber energi terbarukan basis gravitasi (air terjun) dan konetik (arus
sungai), atau kombinasi keduanya, yang sudah dimanfaatkan hanya 4.150 MW
kapasitas terpasang dan khusus Mikrohidro mencapai 60 MW di seluruh Indonesia.
Kondisi aliran sungai Indonesia sebagian tergantung pada kondisi musim hujan dan
juga tersedia air sepanjang tahun mengalir deras, misal di sungai Memberamo Papua.
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga hidro adalah PLTA lebih dari 50 MW per unit,
PLTMiniHidro 100 kW ~ 50 MW, dan PLTMikroHidro kurang dari 100 kW, yang
semuanya memanfaatkan potensi gravitasi ketinggian (head) dan debit air, umumnya
berada di lokasi yang jauh dari pemukiman rakyat, maka membutuhkan jaringan
transmisi & distribusi dan right of way melewati hutan yang sulit dan biaya tinggi.
Sedangkan pada pengembangan PLTA Sungai memanfaatkan energi kinetik
arus sungai (nyaris’zero head’), sehingga dapat dipasang di sepanjang aliran sungai
dari hulu, hilir dan dekat muara sungai. Dan lokasi PLTA Sungai dapat dibangun
dekat dengan lokasi pemukiman rakyat konsumen listrik, dan tidak membutuhkan
dam, pipa pesat, bangunan power house, dan jaringan listrik sederhana, maka biaya
investasi dan operasinya relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya
PLTMikroHidro atau sejenisnya. Potensi energi hidro daratan ini belum termasuk
potensi energi hidro arus sungai bawah tanah, energi arus laut, energi pasang-surut
(tidal), sea water pump storage dan deep ocean thermal energy (Anonim1, 2008)
Besarnya energi air dilihat dari tabel 1 diatas, maka sudah sepantasnya jika
dewasa ini kita lebih memanfaatkan penggunaan energi air dalam memenuhi
kebutuhan akan energi listrik khususnya. Dimana air merupakan sumber energi yang
murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air
jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi
yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan
dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan
energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18
kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,
penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai
dikembangkan (Sihombing, 2009).
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah
beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir
air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan
energi potensial air yaitu :
E = mgh .............................................................................(1.1)
dengan
m adalah massa air
h adalah head (m)
m
g adalah percepatan gravitasi 2
s
E
Daya merupakan energi tiap satuan waktu , sehingga persamaan (1.1)
t
dapat dinyatakan sebagai :
E m
= gh
t t
E ρQ
Dengan mensubsitusikan P terhadap dan mensubsitusikan
t
m
terhadap maka :
t
P = ρQgh ..........................................................................(1.2)
Dengan :
P adalah daya (watt) yaitu
m3
Q adalah kapasitas aliran
s
dengan
A adalah luas penampang aliran air (m 2 ) (Sihombing, 2009).
A. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat
yang disebut nozle. Turbin pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling
efisien. Turbin pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian rupa sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nozle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih
kecil.
Turbin pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang
150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi (Siahaan, 2009).
B. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari
turbin pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan (Siahaan,
2009).
Gambar 3. Sudu Turbin Turgo dan Nozle
(Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)
C. Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang
merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 liter/detik hingga 10 m3/detik dan head antara 1 s/d 200
meter.
A. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air bertekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air
masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin francis dapat merupakan suatu
sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk
penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat
diatur merupakan pilihan yang tepat (Siahaan, 2009).
Semua komponen utama tersebut merupakan produk lokal dan standar, guna
memudahkan operasional dan pemeliharaan (O&M), termasuk ketersediaan
spareparts. Komponen utama dalam bentuk terurai (CKD) dikirim ke lokasi,
selanjutnya dilakukan proses perakitan (assembling) dan dipasang di atas ponton,
yang dilengkapi jangkar (angkor) atau ditambatkan pada jembatan.
Dalam hal ini kapasitas terpasang PLTA Sungai 10 kW per unit untuk
melayani 15 pelanggan dengan sambungan daya listrik 500 Watt setiap pelanggan,
maka kebutuhan daya total 7,5 kW dan daya cadangan (reserve power) 2,5 kW.
Produksi supply daya listrik setahun dapat mencapai 52.560 kWh/tahun atau 4.380
kWh/bulan dengan asumsi capacity factor 60%. Sedangkan konsumsi rumah tangga
dan industri kecil diprediksi hanya 1.950 kWh/bulan, dengan asumsi konsumsi rumah
tangga 100 kWh/bulan dan 30% konsumsi industri kecil. Jadi kalkulasi (demand)
konsumsi daya listrik hanya mencapai 44,5 % dari ketersediaan supply produksi
listrik PLTASungai, maka peluang pemanfaatan kelebihan energi kinetik arus sungai
dapat digunakan untuk menggerakkan pompa air irigasi pertanian.
Lokasi PLTA Sungai mensyaratkan kondisi kecepatan arus minimal 1 m/s,
kedalaman sungai 3 meter minimal dan relatif dekat pemukiman pelanggan. Karena
disesuaikan dengan ukuran diameter turbin air mencapai 2 meter, dan ukuran luas
ponton sekitar 4 x 5 meter.
Melewati
Menghasilkan
Menyalurkan
Menciptakan
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penulisan makalah ini adalah :
1. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir).
2. Pemanfaatan PLTA Sungai dapat dijadikan salah satu solusi pemenuhan
kebutuhan energi listrik pada masyarakat pedesaan dewasa ini.
3. Untuk itu penggunaan turbin air menjadi hal penting, karena turbin air mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan
generator listrik menjadi tenaga listrik.
4. Terdapat 2 kelompok besar dalam pembagian jenis turbin air, yang meliputi turbin
impuls dan turbin reaksi.
5. Pada dasarnya aliran air sungai akan melewati turbin air yang kemudian akan
menghasilkan energi puntir, dimana energi puntir ini akan ditransferkan menuju
generator listrik dan pada akhirnya akan menghasilkan energi listrik yang dapat
dinikmati oleh para konsumen, khususnya masyarakat pedesaan.
4.2 Saran
Menjaga keberadaan sungai menjadi hal yang sangat penting demi kelancaran
pemenuhan energi listrik masyarakat pedesaan. Karena turbin air sangat dipengaruhi
oleh kesediaan debit air yang cukup tinggi untuk memutar runner dalam
menghasilkan energi listrik pada generator.
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, Danny Harri. 2009. Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada
Aliran Sungai.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12008/1/09E01292.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010
Sihombing, Edis Sudianto. 2009. Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung
Pada Aliran Sungai.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12009/1/09E01573.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010
Wardhani, Indra Sari. 2009. Laporan Field Trip Energi Terbarukan di Jawa Barat.
http://assets.wwfid.panda.org/downloads/laporan_field_trip_energi_terbarukan_27_2
9_juli_2009.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010