Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN ALIRAN SUNGAI

DALAM MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK


MENGGUNAKAN TURBIN AIR PADA PLTA SUNGAI

DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD S. ALIM, M.T

OLEH :
AGUSTINA BUDI ASTUTI H1E108051
M. SADIQUL IMAN H1E108059
ERLINDA TRI WARDHANA H1E108067

PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan petunjuk yang dicurahkan-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan ini.
Penulisan Pemanfaatan Aliran Sungai dalam Menghasilkan Energi Listrik
Menggunakan Turbin Air pada PLTA Sungai ini merupakan tugas yang diberikan
oleh bapak M.S. Alim, M.T, yang mana tujuan yang kami ambil dari kegiatan
penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peran aliran air sungai
yang dapat dijadikan sebagai sumber eneri listrik serta mengembangkan daya
kreativitas remaja khususnya mahasiswa dalam mengembangkan daya cipta untuk
melakukan suatu perubahan dalam upaya sumbangan pikiran untuk pengetahuan yang
berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena berkat bimbingan secara
terpadu oleh bapak M.S. Alim, M.T,dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu dalam
kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dan
akhirnya diharapkan agar penulisan makalah ini dapat berguna bagi kita semua serta
kemajuan ilmu pengetahuan. Penulisan ini tentunya tidak lepas dari kritik dan saran
yang bersifat membangun.

Banjarbaru, Mei 2010

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan kemajuan zaman yang semakin meningkat, kebutuhan energi
sekarang ini menjadi meningkat pula. Sehingga penggunaannya menjadi kebutuhan
yang sangat penting bagi kemajuan dari suatu daerah bahkan negara tersebut. Oleh
karena hal tersebut, pemanfaatan sumber energi secara bijaksana dewasa ini sangat
dibutuhkan, agar ketersediaanya di alam ini tidak cepat musnah.
Seperti halnya di negara-negara dunia, Indonesia juga sangat membutuhkan
akan ketersediannya energi sebagai salah satu aspek pembangunan. Namun dengan
penggunaan energi yang sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil, batu bara
dan minyak bumi, tentunya ketersediaannya di alam ini akan cepat habis jika tidak
digunakan secara bijaksana, karena termasuk sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Sementara penggunaan energi semakin meningkat, maka dibutuhkan
energi alternatif, dimana di alam banyak kita temui dan dapat kita perbaharui
keberadannya, seperti energi air, energi matahari, energi angin, panas bumi serta
energi nuklir.
Indonesia yang merupakan negara tropis, memiliki curah hujan yang sangat
tinggi. Dengan jenis topografi yang bergunung-gunung dan memiliki banyak sungai,
maka pemanfaatan aliran sungai dapat dikembangkan sebagai sumber energi atau
sumber listrik. Potensi ini dapat dikembangkan di daerah pedesan, dimana sebagian
besar penduduk desa belum bisa menikmati keberadaan energi listrik sehingga
penggunaan aliran air sangat tepat sebagai sumber pembangkit listrik.
Energi air dapat kita dapatkan dari alian air terebut. Energi yang dapat kita
dapatkan dari aliran air dapat berupa energi mekanis maupun energi listrik.
Pemanfaatan energi air dapat kita kembangkan menggunakan turbin air. Dimana
turbin air dalam suatu sistem pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu
peralatan utama selain generator. Sehingga sudah jelaslah jika pemanfaatan energi
dewasa ini dapat kita gunakan sistem kerja turbin air dalam menghasilkan sumber
energi listrik.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup


Batasan masalah yang diambil dalam pembuatan karya tulis ini adalah
seberapa efektif pemanfaatan turbin air dalam penyediaan sumber tenaga listrik bagi
kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini khususnya pada masyarakat pedesaan,
karena turbin air yang digunakan ditempatkan pada daerah pedesaan yang memiliki
banyak sungai dengan memanfaatkan aliran sungai untuk mendapatkan energi listrik.

1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara kerja turbin air dalam menghasilkan
energi listrik yang memanfaatkan aliran sungai.
2. Dapat menjadikan aliran air sungai sebagai salah satu alternatif
lain dalam menghasilkan sumber energi listrik yang tentunya sangat
banyak tersedia di alam dan sangat ramah lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Energi Air


Potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi
air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya masih
sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh harga energi terbarukan yang
belum kompetitif bila dibandingkan dengan harga energi fosil yang masih disubsidi,
rendahnya penguasaan teknologi sehingga kandungan impornya tinggi, serta
keterbatasan dana untuk melakukan penelitian, pengembangan, maupun investasi
dalam pemanfaatan energi terbarukan serta infrastruktur yang kurang memadai.
Tabel 1. Cadangan Energi Non Fosil Indonesia Tahun 2008
Energi Non Fosil Sumber Daya Setara Kapasitas
Terpasang
Tenaga Air 845 Juta SBW 75.67 GW 4.2 GW
Panas Bumi 219 Juta SBW 27.00 GW 1.04 GW
Mini/MikroHidro 0.45 GW 0.45 GW 0.084 GW
Biomassa 49.81 GW 49.81 GW 0.3 GW
Tenaga Surya 4,80 0.008 GW
kWh/m2/day
Tenaga Air 9.29 GW 9.29 GW 0.0005 GW
Sumber: Presentasi Menteri ESDM, 11 April 2008 dalam Wardhani ( 2009)

Indonesia memiliki 5.950 wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dari sejumlah
22.000 anak sungai memiliki potensi tenaga hidro diprediksi mencapai 75.000 MW,
sebagai sumber energi terbarukan basis gravitasi (air terjun) dan konetik (arus
sungai), atau kombinasi keduanya, yang sudah dimanfaatkan hanya 4.150 MW
kapasitas terpasang dan khusus Mikrohidro mencapai 60 MW di seluruh Indonesia.
Kondisi aliran sungai Indonesia sebagian tergantung pada kondisi musim hujan dan
juga tersedia air sepanjang tahun mengalir deras, misal di sungai Memberamo Papua.
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga hidro adalah PLTA lebih dari 50 MW per unit,
PLTMiniHidro 100 kW ~ 50 MW, dan PLTMikroHidro kurang dari 100 kW, yang
semuanya memanfaatkan potensi gravitasi ketinggian (head) dan debit air, umumnya
berada di lokasi yang jauh dari pemukiman rakyat, maka membutuhkan jaringan
transmisi & distribusi dan right of way melewati hutan yang sulit dan biaya tinggi.
Sedangkan pada pengembangan PLTA Sungai memanfaatkan energi kinetik
arus sungai (nyaris’zero head’), sehingga dapat dipasang di sepanjang aliran sungai
dari hulu, hilir dan dekat muara sungai. Dan lokasi PLTA Sungai dapat dibangun
dekat dengan lokasi pemukiman rakyat konsumen listrik, dan tidak membutuhkan
dam, pipa pesat, bangunan power house, dan jaringan listrik sederhana, maka biaya
investasi dan operasinya relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya
PLTMikroHidro atau sejenisnya. Potensi energi hidro daratan ini belum termasuk
potensi energi hidro arus sungai bawah tanah, energi arus laut, energi pasang-surut
(tidal), sea water pump storage dan deep ocean thermal energy (Anonim1, 2008)
Besarnya energi air dilihat dari tabel 1 diatas, maka sudah sepantasnya jika
dewasa ini kita lebih memanfaatkan penggunaan energi air dalam memenuhi
kebutuhan akan energi listrik khususnya. Dimana air merupakan sumber energi yang
murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air
jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi
yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan
dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan
energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18
kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,
penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai
dikembangkan (Sihombing, 2009).
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah
beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir
air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan
energi potensial air yaitu :
E = mgh .............................................................................(1.1)
dengan
m adalah massa air
h adalah head (m)
m
g adalah percepatan gravitasi  2 
s 
E 
Daya merupakan energi tiap satuan waktu   , sehingga persamaan (1.1)
t 
dapat dinyatakan sebagai :
E m
= gh
t t
E  ρQ
Dengan mensubsitusikan P terhadap   dan mensubsitusikan
t 
m 
terhadap   maka :
t 
P = ρQgh ..........................................................................(1.2)

Dengan :
P adalah daya (watt) yaitu
 m3 
Q adalah kapasitas aliran  

 s 

ρ adalah densitas air  kg3 


m 
Selain memanfaatkan air jatuh, energi air dapat diperoleh dari aliran air datar.
Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik
1
E= mv 2 ..........................................................................(1.3)
2
dengan
m 
v adalah kecepatan aliran air  
s
Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :
1
P= ρQv 2 ......................................................................(1.4)
2
atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q = Av maka
1
P= ρAv 3 ......................................................................(1.5)
2

dengan
A adalah luas penampang aliran air (m 2 ) (Sihombing, 2009).

2.2 Kolaborasi Koperasi dan Pengembang PLTA Sungai


Keberadaan lembaga Koperasi memiliki tradisi kuat dan telah memberikan
kontribusi nyata oleh dan untuk masyarakat Indonesia, khususnya dibidang
peningkatan perekonomian skala menengah-bawah, baik di masa lalu, sekarang dan
masa datang. Ketangguhan lembaga Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) telah teruji dan berhasil menghadapi badai krisis moneter tahun 1997 lalu,
dan berkontribusi menyelamatkan perekonomian nasional, khususnya dalam
penyerapan lapangan kerja. Sejak tahun 2007 muncul ancaman baru badai perubahan
harga minyak dunia, harga komoditas bahan pangan dunia dan bahan tambang yang
mengakibatkan biaya investasi dan biaya produksi meningkat tajam. Maka lembaga
Koperasi & UMKM kembali didorong merapatkan ’barisan’ guna mengantisipasi
ancaman gejolak harga dunia dan mengamankan ketersediaan stok bahan pangan dan
bahan bakar domestik.
Kolaborasi Koperasi dan pengembang PLTA Sungai dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan daya listrik para anggota Koperasi yang masih belum
menikmati pelayanan listrik dan ikut serta dalam peningkatan produksi pertanian
melalui penyediaan air, pengembangan dan pengolahan komoditas pertanian, serta
berjuang bersama menegakkan kedaulatan bahan pangan, kedaulatan perekonomian
dan security of energy supply. Pengembang PLTA Sungai mempersiapkan komponen
utama, pemasangan, ujicoba, training operator dan manual operasi PLTA Sungai,
termasuk instalasi kelistrikan ke pelanggan. Pihak Koperasi mempersiapkan
kelompok pelanggan, lokasi, perizinan, fasilitas pendanaan, organisasi Operation &
Maintenance (O&M), dan Administration & Keuangan. Sedangkan komponen pompa
air untuk irigasi pertanian akan dipasang sesuai kebutuhan di lokasi (Anonim1, 2008).
2.3 Prospek Pemasaran
Data rasio elektrifikasi nasional hanya 55 %, berarti masih 45 % penduduk
Indonesia belum menikmati pelayanan listrik. Jutaan calon pelanggan baru telah
mendaftar ke kantor PLN sedang menanti penyambungan daya listrik, dan dilapangan
pemadaman bergilir terus berlangsung. Kesimpulannya adalah ada kebutuhan
(demand) listrik, daya beli listrik tumbuh, tetapi kekurangan (shortage) supply daya
listrik, atau terjadi defisit neraca daya listrik. Bahkan kabarnya beberapa calon
pelanggan telah membayar biaya penyambungan listrik, tetapi sekian lama menunggu
belum juga menikmati pelayanan listrik. Secara umum terjadi peningkatan ekonomi
dan daya beli masyarakat masyarakat desa yang memiliki aset perkebunan, antara lain
kelapa sawit, karet, kopra, yang menikmati kenaikan harga domestik dan dunia
komoditas perkebunan. Demikian juga terjadi kenaikan harga komoditas pertanian
bahan pangan, yaitu padi, jagung, kedelai, gandum dan lainnya.
Saat ini penyedia tunggal daya listrik adalah PT. PLN Persero milik
pemerintah, sedangkan pihak swasta dapat menjual kelebihan daya listrik yang
dimiliki kepada PLN, atau transaksi kontrak jual-beli listrik jangka panjang antara
PLN dan pembangkit listrik swasta. Dan harga jual listrik nasional di subsidi oleh
pemerintah yang mencapai Rp. 61 trilyun pada tahun 2008 ini. Subsidi ini terjadi
karena biaya produksi pembangkit & penyaluran listrik PLN melebih harga jual
listrik yang ditetapkan pemerintah. Di wilayah terpencil biaya produksi dengan
pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dapat mencapai Rp. 2.500 ~ Rp. 3.000,- per
kWh, sedangkan harga jual listrik nasional rata-rata kurang dari Rp. 600,- per kWh,
dengan kata lain PLN mengalami rugi besar jika mengoperasikan PLTD.
Terdapat 3 skema pembiayaan PLTA Sungai, yaitu skema pembiayaan
Mandiri oleh Koperasi setempat, skema pembiayaan investasi, dan pembiayaan dari
Pemerintah Daerah berdasarkan amanah Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006
tentang Kebijakan Energi Nasional. Pada skema pembiayaan Mandiri oleh Koperasi
setempat, bahwa Koperasi menyiapkan sejumlah dana pembangunan PLTA Sungai,
mengawasi dan membentuk organisasi operasi PLTA Sungai, serta memiliki aset
PLTA Sungai sepanjang masa usia teknisnya. Sedangkan skema pembiayaan
investasi adalah mengundang partisipasi swasta untuk membangun, mengoperasikan
dan memiliki PLTA Sungai untuk jangka waktu tertentu, yang dikenal dengan pola
BOO. Sesuai dengan kebijakan energi nasional, bahwa kewajiban pemerintah pusat
dan pemerintah daerah dalam menjamin ketersediaan energi setempat (security of
energy supply), termasuk penyediaan dana pembangunan infrastruktur kelistrikan
daerah, dan BUMD sebagai pengelola operasional PLTA Sungai setempat (Anonim1,
2008).

2.4 Jenis-Jenis Turbin Air


Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin
reaksi (Anonim2, 2010).
Tabel 2. Pengelompokan Turbin

high head medium head low head

Turbin Impuls Pelton Cross-flow Cross-flow


Turgo Multi-jet Pelton
Turgo

Turbin Reaksi Francis Propeller


Kaplan

(Sumber: Anonim2, 2010 )

2.4.1 Turbin Impuls


Yang dimaksud dengan turbin impuls adalah turbin yang cara bekerjanya
merubah seluruh energi air (yang terdiri dari energi potensial + tekanan + kecepatan)
yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan
energi puntir (Luknanto, 2010).
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air yang keluar
nozle mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu
arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls).
Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin bertekanan sama
karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya. Semua energi pada tempat dan tekanan yang tinggi, ketika masuk
ke sudu turbin akan dirubah menjadi energi (Siahaan, 2009).

A. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat
yang disebut nozle. Turbin pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling
efisien. Turbin pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi

Gambar 1.Turbin Pelton (Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/pelton_wheel)


Gambar 2. Nozle
(Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian rupa sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nozle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih
kecil.
Turbin pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang
150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi (Siahaan, 2009).

B. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari
turbin pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan (Siahaan,
2009).
Gambar 3. Sudu Turbin Turgo dan Nozle
(Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)

C. Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-
Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang
merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 liter/detik hingga 10 m3/detik dan head antara 1 s/d 200
meter.

Gambar 4. Turbin Crossflow


(Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)

Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai


dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi
konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu
dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian
meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada
sepasang piringan paralel (Siahaan, 2009).

2.4.2 Turbin Reaksi


Yang dimaksud dengan turbin reaksi adalah turbin yang cara bekerjanya
merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi energi puntir (Luknanto, 2010).
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin
reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah
turbin (Siahaan, 2009).

A. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air bertekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air
masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin francis dapat merupakan suatu
sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk
penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat
diatur merupakan pilihan yang tepat (Siahaan, 2009).

Gambar 5. Turbin Francis


(Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbine)
B. Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai
tiga hingga enam sudu (Siahaan, 2009).
Gambar 6. Turbin Kaplan
(Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/Kaplan_turbine)
BAB III
PROSES PRODUKSI

3.1 Komponen Pokok


Komponen utama PLTA Sungai adalah :
1. Aliran air sungai,
2. Turbin air,
3. Transmisi mekanik,
4. Generator listrik,
5. Ponton,
6. Panel distribusi,
7. Kabel listrik, dan
8. Unit pompa air (pilihan).

Semua komponen utama tersebut merupakan produk lokal dan standar, guna
memudahkan operasional dan pemeliharaan (O&M), termasuk ketersediaan
spareparts. Komponen utama dalam bentuk terurai (CKD) dikirim ke lokasi,
selanjutnya dilakukan proses perakitan (assembling) dan dipasang di atas ponton,
yang dilengkapi jangkar (angkor) atau ditambatkan pada jembatan.
Dalam hal ini kapasitas terpasang PLTA Sungai 10 kW per unit untuk
melayani 15 pelanggan dengan sambungan daya listrik 500 Watt setiap pelanggan,
maka kebutuhan daya total 7,5 kW dan daya cadangan (reserve power) 2,5 kW.
Produksi supply daya listrik setahun dapat mencapai 52.560 kWh/tahun atau 4.380
kWh/bulan dengan asumsi capacity factor 60%. Sedangkan konsumsi rumah tangga
dan industri kecil diprediksi hanya 1.950 kWh/bulan, dengan asumsi konsumsi rumah
tangga 100 kWh/bulan dan 30% konsumsi industri kecil. Jadi kalkulasi (demand)
konsumsi daya listrik hanya mencapai 44,5 % dari ketersediaan supply produksi
listrik PLTASungai, maka peluang pemanfaatan kelebihan energi kinetik arus sungai
dapat digunakan untuk menggerakkan pompa air irigasi pertanian.
Lokasi PLTA Sungai mensyaratkan kondisi kecepatan arus minimal 1 m/s,
kedalaman sungai 3 meter minimal dan relatif dekat pemukiman pelanggan. Karena
disesuaikan dengan ukuran diameter turbin air mencapai 2 meter, dan ukuran luas
ponton sekitar 4 x 5 meter.

3.2 Produk Utama


Produk utama dari kegiatan ini sudah jelas adalah energi listrik, yang
memenfaatkan aliran sungai yang melewati turbin air dan disambung ke generator
listrik untuk menghasilkan energi listrik tentunya.

3.3 Proses Pengolahan

Melewati

Menghasilkan

Menyalurkan

Menciptakan

Gambar 7. Diagram Alir Pengolahan Energi Listrik


Dari diagram alir diatas dapat dijelaskan bahwa aliran air sungai yang sangat
berpotensi dalam menciptakan energi listrik akan melewati turbin air yang telah
dipasang diatas pemukaan sungai yang kemudian akan menghasilkan energi puntir
pada runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Energi puntir yang
dihasilkan oleh turbin air kemudian akan disalurkan ke generator listrik yang telah
tersedia, sehingga dari generator tersebut para konsumen, khususnya penduduk
pendesaan dapat menikmati energi listrik yang telah diciptakan dari aliran air sungai
tersebut.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penulisan makalah ini adalah :
1. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir).
2. Pemanfaatan PLTA Sungai dapat dijadikan salah satu solusi pemenuhan
kebutuhan energi listrik pada masyarakat pedesaan dewasa ini.
3. Untuk itu penggunaan turbin air menjadi hal penting, karena turbin air mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan
generator listrik menjadi tenaga listrik.
4. Terdapat 2 kelompok besar dalam pembagian jenis turbin air, yang meliputi turbin
impuls dan turbin reaksi.
5. Pada dasarnya aliran air sungai akan melewati turbin air yang kemudian akan
menghasilkan energi puntir, dimana energi puntir ini akan ditransferkan menuju
generator listrik dan pada akhirnya akan menghasilkan energi listrik yang dapat
dinikmati oleh para konsumen, khususnya masyarakat pedesaan.

4.2 Saran
Menjaga keberadaan sungai menjadi hal yang sangat penting demi kelancaran
pemenuhan energi listrik masyarakat pedesaan. Karena turbin air sangat dipengaruhi
oleh kesediaan debit air yang cukup tinggi untuk memutar runner dalam
menghasilkan energi listrik pada generator.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Proposal Kolaborasi Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus


Sungai, di sepanjang sungai besar di Indonesia.
http://pub.nextbetter.net/files/ProposalPLTAsDekopinDraft.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010

Anonim2. 2010. Pemanfaatan Tenaga Air.


http://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&ct=res&cd=2&ved=0CAkQFjAB&url=http%3A%2F
%2Fagungchynta.files.wordpress.com%2F2007%2F03%2Fpemanfaatan-tenaga-
air.doc&rct=j&q=pdf
%2Cturbin+air&ei=NcPiS5uSHce4rAfPhbTzCA&usg=AFQjCNF5DnQnzg5Pwxfb
KdcqRLIQkWPvMA
Diakses Tanggal 6 Mei 2010

Luknanto, Djoko.2010. Bangunan Tenaga Air. http://luk.staff.ugm.ac.id/bta/TurbinAir.pdf


Diakses Tanggal 6 Mei 2010

Siahaan, Danny Harri. 2009. Pengujian Sudu Rata Prototipe Turbin Air Terapung Pada
Aliran Sungai.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12008/1/09E01292.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010

Sihombing, Edis Sudianto. 2009. Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung
Pada Aliran Sungai.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12009/1/09E01573.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010

Wardhani, Indra Sari. 2009. Laporan Field Trip Energi Terbarukan di Jawa Barat.
http://assets.wwfid.panda.org/downloads/laporan_field_trip_energi_terbarukan_27_2
9_juli_2009.pdf
Diakses Tanggal 6 Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai