Anda di halaman 1dari 5

CERITA DARI MAROKO

Infak di Awang-awang

UAE adalah Negara Arab modern masa kini, dan orang UAE adalah orang yang hidup
paling mewah di dunia. UAE juga negara yang unik. Konon, 65% dari penduduknya adalah orang
asing. Tampaknya mereka memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi di UAE.

UAE telah mempekerjakan hampir seluruh bangsa di dunia. Kendati begitu, orang
Emirate tidak hanya memikirkan diri sendiri. Bersama beberapa negara lain, UAE gencar
melakukan kampanye untuk rakyat Somalia yang dilanda kelaparan, Bahkan di Pesawat
Emirates Airlines juga disiarkan ajakan untuk berinfak. Ajakan itu disiarkan melalui brosur dan
juga langsung melalui layer kaca infak dapat diberikan dengan mata uang apa saja dan
diamsukkan kedalam amplop khusus yang telah disediakan.

Fatwa internasional

Siaran televisi Dubai, Uni Emirat Arab sangat menaik karena berisi pertanyaan masalah
agama yang datang dari pemirsa di berbagai belahan dunia yang melakukan tanya jawab
dengan mufti yang kemudian ini disebut dengan fatwa internasional.

Terdapat bebrapa pertannyaan menarik diantaranya :

- masalah persentuhan kulit antara pria dan Wanita apakah membatalkan wudhu? Yang
kemudian dijawab oleh Dr. Sulthan al-Ulama dengan menyebukan berbagai madzhab,
menurutnya, menurut madzhab Syafii persentuhan kulit membatalkan wudhu, menurut
madzhab maliki dan Hambali, membatalkan wudhu apabila persentuhan kulit itu disertai
dengan syahwat sedang menurut hanafi tidak membatalkan wudhu.
- entang hukum membaca surah al-fatihah Ketika akad nikah, karena menurutnya ada
yang berpendapat bahwa membaca al-fatihah seperti itu adalah bidah. Beliau kemudian
menjawab bahwa membaca al-fatihah adalah membaca al-Quran dan membaca al-
Quran ada tuntunannya dari Nabi Saw. Tidak ada yang menyatakan bahwa membaca al-
quran adalah bidah, namun yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sahnya akad nikah
bukan karena bacaan al-fatihah, namun karena terpenuhinya syarat dan rukun dalam
akad nikah.

Mushaf di Maroko

Ada sebuah mushaf al-Quran dengan tulisan huruf arab maroko dengan qira’at Imam
Warasy. Huruf arab Maroko memiliki perbedaan sedikit dari huruf Arab secara umum.
Misalnya huruf qof dalam huruf arab titiknya dua buah di atas, sedangkan dalam huruf
maroko, titiknya satu di atas, sama dengan fa’ dalam huruf arab secara umum. Sedangkan huruf
fa’ dalam huruf arab maroko titknya satu buah dibawah.

Disamping tulisannya agak berbeda dari mushaf lainnya, qiraat atau cara membacanya juga
terdapat sedikit perbedaan, misalnya kata maliki dalam al-Fatihah dibaca pendek, maliki dalam
qiraat lain dibaca Panjang. Mushaf maroko juga banyak bacaan imalah (dimiringkan) seperti
kata a dibaca e .

Al-Quran “Salah”

Pernah ada suatu kejadian, bahawa percetakan al-Quran Raja Fahd di Madinah salah
alamat dalam mengirimkan mushaf yang seharusnya dikirimkan ke Maroko, tetapi nyasar ke
Indonesia yang kemudian oleh pak Kiai disimpan di perpustakaan Darus-Sunnah. Beliau juga
pernah menemukan terjemah al-Quran berbahasa Cina yang konon katanya juga nyasar
seharusnya dikirim ke China tetapi malah nyasar ke Ciputat.

Kesetaraan Gender Al-Thabari

ketika mendatangi acara di Istana Raja di Cassablanca, terdapat salah satu Wanita yang
Bernama Prof. Dr. Bahijah al-Syaddadi beliau adalah anggota Lembaga ilmu pengetahuan
daerah Knitra (Al-Qunatirah) Maroko yang membacakan ceramahnya yang berjudul
Muqawwimat al-Usrah fi al-Islam (Pilar-pilar keluarga dalam islam). Ada yang sangat menarik
dari urian beliau, yaitu mengenai kesetaraan gender. Yang sangat menarik untuk mendukung
kesetaraan gender ini, beliau mengusung pendapat ahli tafsir papan atas Imam al-Tabari.
Menurutnya, imam al-Thabari menyatakan bahwa ayat ‫“ و للرج ال عليهن درجة‬dan kaum lelaki
memiliki derajat di atas kaum Wanita” kendati itu merupakan kalimat berita, tetapi
maksudnya adalah perintah. Jadi kaum lelaki harus memainkan perannya agar memperoleh
keunggulan di atas kaum Wanita. Apabila tidak punya keunggulan apa-apa dibanding kaum
Wanita.

Hari Ulang Tahun Raja

- Selasa pagi, 23 Agustus 2011 meluncur ke kota Fes yang berjarak 180 km
- Sholat Dhuhur dikota Fes (Di Masjid Tajamu’ti)
- Berziarah ke Makam Ulama Besar Ahli Tafsir dari Madzhab Maliki (al-Imam al-Qadhi Abu
Bakar bin al-’Arabi)
- Meneruskan perjalanan ke Masjid l-Qaqawiyin

Gus Dur Menangis

- Pesan Bapak Dubes “Jangan Lupa nanti kalau berada di Fes agar mengunjungi
Perpustakaan Qarawiyin (Khazanah al-Kutub), dulu Gus Dur pernah menangis di situ”
- Perpustakaan tutup
- Menuju Masjid Qarawiyin (Berceramah dengan tajuk, al-Bu’d al-Ijtima’ fi al-Islam)

Dar Al-Hadis Al-Hasaniyah

- Hari Rabu, melakukan kunjungan ke Perguruan dar al-Hadits al-Hasaniyah


- Ada 2 mahasiswa indonesia yang belajar di sana
o Alfian Iqbal Zahasfan
o Durrotul Yatimah
- Perguruan tinggi ini dibawah naungan Kementrian wakaf dan usaha Islam
- Pamitan Duta Besar
- Penyebab Gus Dur Menangis adalah karena membaca buku tentang akhlaq karangan
Ibnu Rusyd, membacanya berhari-hari sampai beliau menangis
- Duta besar meminta kami untuk mengirimkn buku tulisan kami

Salam untuk muslim Indonesia

Pak Kiai mendapatkan undangan untuk berceramah di masjid Umar al-Khattab di Sela
Baru dan setelah isya, beliau menceritakan mengenai masuknya islam di Indonesia yang tidak
luput dari peran ulama maroko . Masuknya islam di indoesia dibawa oleh 9 wali yang kemudian
dikenal sebagai wali songo dan diantara wali itu ada yang dari Maroko yaitu Maulana Malik
Ibrahim yang kondang dipanggil dengan Maulana Maghribi.

Maulana malik maghribi adalah orang yang pertama kali mendirikan pesantren di
Inodneisa, yang terinspirasi dari Maroko. Begitu juga adanya peran ulama Maroko yang lain,
Syeikh al-Shonhaji penulis kitab Matn al-Jurumuiyah yang dipakai hampir di seluruh pesantren
di inonesia dan di Maroko kita ini juga diajarkan di Lembaga-Lembaga Pendidikan.

QIBLAT MENURUT AL-QURAN DAN HADIS (‫)القبلة على ضوء الكتاب و السنة‬

Latar Belakang Penulisan Buku

Fatwa MUI No. 3/ 2010 menyatakan bahwa kiblat umat Islam Indonesia adalah arah
barat mana saja. Hal Ini berdasarkan makna kontekstual dari hadis shahih, ketika berada di
Madinah (utara Ka'bah), Nabi bersabda, “Arah antara timur dan barat (arah selatan) adalah
kiblat.“

Namun ada orang yang menentang fatwa itu dan berupaya mengubahnya. Akhirnya,
MUI mengeluarkan Fatwa No. 5/ 2010 yang menyatakan bahwa kiblat Muslimin Indonesia
adalah arah barat laut dengan variasi kemiringan sesuai daerah masing-masing.
Fatwa ini berlawanan dengan Pedoman Penetapan Fatwa MUI, yang mengharuskan
Fatwa MUI berdasarkan dalil syar'i. Sementara Fatwa No. 5/ 2010 berlandaskan Google Map,
dan bukan dalil syar'i.

Menolak Hadis, Menerima Google

Menyalahi Pedoman Penetapan Fatwa MUI yang berlandaskan pada al-Qur’an, Hadis, Ijma’,
Qiyas dan dalil-dalil yang kredibel (mu’tabar)

Adapun fatwa tersebut berlandaskan pada Google Map, yang mana tidak termasuk
dalam dalil syar’i. Shalat termasuk dalam kategori ibadah dan dalam Islam suatu ibadah harus
berpedoman pada dalil syar’i

Jika dalam suatu permasalahan ditemukan perbedaan, maka harus berpedoman pada
dalil yang kuat (rajih)

Pada fatwa MUI no.5/2010 mengharuskan penduduk Indonesia untuk menghadap pada
bangunan Ka’bah bukan ke arah Ka’bah (menghadap barat laut atau arah barat miring ke kanan
sesuai daerah masing-masing ). Ini merupakan pendapat yang lemah. Sedangkan pendapat yang
kuat dalam berkiblat bagi orang yang tidak melihat Ka’bah adalah cukup menghadap ke
arahnya.

Hukum Menghadap Kiblat

Secara garis besar, hukum menghadap kiblat menurut kesepakatan Ulama’ adalah salah
satu syarat sah shalat, namun mereka membedakan hukum bagi yang melihat secara langsung
dan tdak langsung.

Ulama’ bersepakat bahwa orang yang melihat bangunan Ka’bah secara langsung maka
dia wajib menghadap bangunan Ka’bah (‘Ain Ka’bah) Jika ia tidak menghadap bangunan Ka’bah,
maka sholatnya tidak sah

Mayoritas madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali mereka berpendapat bahwa
orang yang melihat bangunan Ka’bah secara tidak langsung, maka yang wajib baginya hanya
menghadap arah Ka’bah (Jihat Ka’bah), meskipun sebagian Ulama dari mereka berpendapat
bahwa tetap wajib menghadap bangunan Ka’bah (‘Ain Ka’bah)

Rekomendasi Pak Yai Terhadap Polemik Kiblat di Indonesia

Umat Islam di Indonesia tak perlu ragu dan bimbang tentang sahnya shalat mereka di
masjid-masjid yang ada. Karenanya tidak perlu repot untuk membangun ulang masjid-masjid
yang kiblatnya tidak mengenai bangunan Ka’bah, karena pendapat yang rajih adalah
menghadap ke arah Ka’bah bukan ke bangunannya.
Kesimpulan

Kaum Muslimin Indonesia termasuk orang-orang yang berada di sebelah Timur Ka’bah, maka
kiblat mereka adalah arah Ka’bah, yaitu arah Barat mana saja. Hal ini berdasarkan makna
implisit yang sepadan dengan teks dalil (mafhum muwafaqqoh) dari hadis “Arah antara timur
dan barat adalah kiblat” atau dengan analogi (qiyas) kepada penduduk Madinah dan dan
sekitarnya yang berada di wilayah utara Ka’bah.

Melakukan shalat di seluruh wilayah Indonesia dengan menghadap arah barat laut atau
barat miring ke kanan 21 derajat sesuai ketentuan ilmu falak adalah boleh, jika hal ini
berpedoman pada kewajiban menghadap ke arah Ka’bah bukan ke bangunan Ka’bah. Hanya
saja hal tersebut bukanlah kewajiban secara syar’i karena tidak adanya dalil syar’i berupa al-
Qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas yang mewajibkannya.

Anda mungkin juga menyukai