Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Terbentuknya Madzhab Fiqh

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tarikh Tasyri

Dosen Pengampu: Drs. Machfudz, M.Ag.

Disusun Oleh:

Alan Maulana 33010200070

Verga Yondra Karest 33010200060

Latifatuz Zahra Az Zubaidi 33010200058

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunianya kami bisa
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Sejarah Tebentuknya Madzhab
Fiqh” dengan tepat waktu tanpa ada halangan suatu apapun. Makalah ini memuat
sejarah, latar belakang, serta penjelasan mengenai tokoh-tokoh pencetus 4 madzhab
besar yakni Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali.
Mengingat kondisi kemampuan kami yang lemah, sementara pembicaraan
dalam pembahasan pengetahuan tentang ilmu ini sangat banyak sumbernya dari
berbagai versi, maka dengan segala kerendahan hati, kami mohon kepada para
pembaca, jika menemukan suatu kesalaan atau perbedaan pendapat hendaklah
memberikan koreksi untuk menambahkan pengayaan dan kesempurnaan makalah ini.
Selanjutnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Bapak Drs. Machfudz,
M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Tarikh Tasyri yang telah memilihkan
tema pembahasan ini untuk dikaji bersama oleh kelompok kami, sehingga menjadikan
bertambahnya wawasan kami serta para pembaca. Tidak lupa kepada segala pihak
yang mendukung dalam penulisan makalah ini dimulai dari keluarga, sahabat, kekasih
yang kami cintai, hingga pemilik percetakan yang mau mencetak makalah kami. Satu
kata untuk kalias semua, “Keren!”

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Pengertian Madzhab ............................................................................................................ 5
B. Kondisi Madzhab dalam Masa Rasulullah ......................................................................... 5
C. Kondisi Madzhab Pada Masa Tabi’in ................................................................................. 7
D. Tokoh Pencetus 4 Madzab Fiqih ....................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
a) Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
b) Saran ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madzhab merupakan suatu bagian dari ilmu fiqih yang perlu diketahui oleh
umat muslim. Melalui madzhab, umat muslim dapat memahami hukum-hukum yang
berlaku dalam agama Islam yang mencakup berbagai hal. Tentu madzhab atau
pendapat Imam mengenai hukum Islam ini digali dari sumber yang terpercaya, tidak
lain adalah Al Qur’an dan hadis. Diketahui terdapat 4 madzhab besar yang namanya
sudah tidak asing lagi di telinga kita, yakni madzhab Maliki, madzhab Hanafi,
Madzhab Syafi’i dan Madzhab Hambali. Terdapat perbedaan dari masing-masing
madzhab dalam menentukan hukum. Melalui makalah ini penulis akan membahas
lebih lanjut tentang “Sejarah Terbentuknya Madzhab Fiqh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian madzhab?
2. Bagaimana kondisi madzhab pada masa Rasulullah?
3. Bagaimana kondisi madzhab pada masa tabiin?
4. Siapa tokoh pencetus 4 madzhab besar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi madzhab pada masa Rasulullah.
2. Untuk mengetahui kondisi madzhab pada masa tabiin.
3. Untuk mengetahui siapa tokoh pencetus 4 madzhab besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Madzhab
Madzhab (‫ )مذهب‬dalam bahasa Arab berasal dari kata (‫ )ذهب‬yang bermakna
pergi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara bahasa arti madzhab adalah “tempat
pergi”, yaitu jalan (ath-thariq). Sedangkan menurut istilah madzhab berarti sebuah
asas atau sumber hukum yang menjadi tumpuan Imam Mujtahid dalam menyelesaikan
masalah peristiwa Hukum Islam. 1 Kendatipun madzhab itu manifestasinya berupa
hukum-hukum syariat (fiqh), yang ditempuh mujtahid itu untuk menggali hukum-
hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci perlu dipahami pula bahwa madzhab juga
mencakup ushul fiqh yang menjadi metode penggalian (tariqah al-istinbath) untuk
melahirkan hukum-hukum tersebut. Artinya, jika kita mengatakan mahzab Syafi, itu
artinya fiqh atau ushul fiqh menurut Imam Syafi’i.
1. Latar Belakang Munculnya Madzhab
Banyaknya para sahabat nabi yang berpindah tugas ke negara baru,
kesempatan untuk bertukar pikiran untuk memecahkan suatu permasalahan
sulit dilaksanakan, maka terjadilah banyak perbedaan pendapat antara para
sahabat. Dalam ilmu fiqih lahirnya madzhab dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor antara lain disebabkan oleh:
1. Perbedaan dalam memahami(pengertian) tentang lafadz nash
2. Perbedaan dalam masalah hadits
3. Perbedaan pemahaman dan penggunaan qaidah lughawiyah nash
4. Perbedaan dalam mentajrihkan dalil-dalil yang berlawanan (ta’rudl al-
adillah)
5. Perbedaan tentang qiyas
6. Perbedaan dalam penggunaan dalil-dalil hukum
7. Perbedaan dalam memahami illat hukum
8. Perbedaan dalam masalah naskh2
B. Kondisi Madzhab dalam Masa Rasulullah
Menengok ke belakang, mazhab fiqh sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
Pada zaman Rasulullahmadzhab hanya sebatas ijtihad oleh para sahabat dalam
1Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Logos, 1997), hal 71
2Al-Qordhowi, Yusuf, Fikih Ikhtilaf, ( Kairo : Dar al Fikr al- Islamiy, 1997) hal 65
memahami agama, karena sumber hukum Islam pada waktu itu hanya Al-Qur'an dan
Hadits, sehingga ketika terjadi perselisihan di antara para sahabat dan berijtihad
masing-masing,mereka kemudian segera melaporkan masalah tersebut kepada Nabi.

Pertama :
‫ت‬
ِ ‫ فحضر‬،‫ وليس معهما ما ٌء‬،‫رجالن في سفر‬
ِ ‫ خرج‬:‫عن أبي سعيد الخدري رضي هللا عنه قال‬
،‫ فأعاد أحدُهما الصالة والوضوء‬،‫ ثم وجدا الماء في الوقت‬،‫ فصلَّيا‬،‫الصالةُ فتي َّمما صَعيدًا طيِبًا‬
‫ ((أصبت‬:‫ فقال للذي لم يُ ِعد‬،‫ ثم أتيا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فذكرا ذلك له‬،‫ولم يُ ِعد اآلخر‬
‫تين))؛ رواه أبو داود والنسائي‬
ِ ‫مر‬َّ ‫األجر‬
ُ ‫ ((لك‬:‫ وقال لآلخر‬،))‫ وأجزأَتْك صالتك‬،‫سنة‬
ُّ ‫ال‬

Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata: “Ada 2 Sahabat dalam perjalanan, ketika waktu
sholat tiba dan tidak menemukan air, maka beliau berdua melakukan Tayammum.
Keduanya pun shalat. Setelah itu mereka menemukan air saat waktu shalat belum
habis.” “Satu dari mereka mengulang shalat dengan berwudhu’. Sahabat yang lain
tidak mengulang shalatnya (cukup dengan Tayammum tadi)” Setelah mereka datang
kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan bercerita kejadian itu maka Nabi
bersabda kepada Sahabat yang shalat 1 kali saja: “Kamu sudah sesuai Sunnah. Cukup
shalatmu itu”. Dan kepada Sahabat yang shalat 2x (dengan Tayammum dan Wudhu’)
Nabi bersabda: “Kamu dapat 2 pahala”.[10]

Kedua : Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

) ‫ظةَ ( رواه البخاري‬


َ ‫ص ِليَنَّ أ َ َح ٌد ا ْلعَص َْر إِ َّال فِي بَنِي قُ َر ْي‬
َ ُ‫ال ي‬
“Janganlah ada satupun yang shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah”

Ketika mereka mendapati waktu shalat yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam di tengah jalan, sebagian dari mereka berkata, "Kami tidak akan
shalat sampai kami mencapai desa Bani Quraizhah." Sementara yang lainnya tetap
melakukan shalat Ashar pada waktunya, karena mereka melihat Rasulullah saw tidak
akan menyuruh para sahabat Radhiyallahu anhum untuk menunda shalat Ashar
sampai terlambat.Kemudian dua sikap yang berbeda dalam menyikapi
sabdaRasulullah saw ini dilaporkan kepada beliau. Namun Rasulullah tidak mencela
satupun dari mereka.
Pada masa ini mazhab hanya sebatas pendapat para sahabat atau ijtihad ketika
memahami kasus, kemudian sahabat tersebut melaporkan kasus tersebut kepada Nabi
agar Rasulullah SAW dapat segera memutuskan apakah salah satu kasus tersebut
benar atau keduanya.
Madzhab tersebut belum terbentuk secara sistematis, melainkan hanya berupa
pendapat para sahabat dan ijtihadnya, yang kemudian disampaikan kepada
Rasulullah.3
C. Kondisi Madzhab Pada Masa Tabi’in
Pada masa tabi'in, kita juga mengetahui bahwa kata fuqaha al-Madinah adalah
tujuhOrang-orang yaitu; Said ibn Musayyib, Urwah ibn Zubair, Al-Qasim ibn
Muhammad,Kharijah bin Zaid, Ibnu Hisyam, Sulaiman bin Yasan dan Ubaidillah.
TermasukDan Nafi' maula Abdullah bin Umar. Di kota Kufah, kita mengenal
AlQamah ibn Mas'ud, guru Ibrahim An-Nakha'i al-Imam Abu Hanifah.Dan di kota
Basra ada al-Hasan Al-Basri dan Imam Sufyan asl-Sauri.
Dalam tabi'in ada beberapa ahli fiqh yang sangat terkenal. IklimahMaula Ibn
Abbas dan Atha' ibn Abu Rabbah, Thawus ibn Kiisan, Muhammadibn Sirin, Al-
Aswad ibn Yazid, Masruq ibn al-A'raj, Alqamah an Nakha'i,Sya'by, Shurayh, Said ibn
Jubair, Makhul al-Dimasyqy, Abu Idris al-Khaulani.
Dalam kasus iddah dimana wanita hamil melakukan perzinahan, para ulama
dikalangan tabiin berbeda pendapat :
1. Imam Sufyan al-Sauri dan sebagain tabiin berpendapat bahwa tidak adaiddah
bagi wanita hamil karena berzina. Karena iddah untuk
menjaganasab,sedangkan pezina tidak menjaga nasab.
2. Imam Hasan basri, Ibrahim Al-Nakha’i dan sebagian tabiin
lainnyaberpendapat bahwa wanita hamil karena berzina tetap ada
iddahnya,karena iddah itu karena Istibra’ (membersihkan Rahim) 4

3https://stisalmanar.ac.id/2020/05/14/madzhab-dan-sejarah-perkembangannya/

4Zakirun pohan, Eksistensi Madzhab Fiqh Pada Zaman Kontemporer Sekarang, hal.22
D. Tokoh Pencetus 4 Madzab Fiqih
1. Madzab Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah, yang dikenal dengan sebutan Imam Hanafi, mempunyai
nama lengkap: Abu Hanifah Al-Nu’man bin Tsabit bin Zutha AlKufi. lahir di Irak
pada tahun 80 Hijriah/699 M, bertepatan dengan masa khalifah Bani Umayyah Abdul
Malik bin Marwan. Beliau digelari dengan nama Abu Hanifah yang berarti suci dan
lurus, karena sejak kecil beliau dikenal dengan kesungguhannya dalam beribadah,
berakhlak mulia, serta menjauhi perbuatan-perbuatan dosa dan keji. Dan mazhab
fiqihnya dinamakan Mazhab Hanafi. 5

Guru-guru yang pernah beliau temui antara lain adalah : (Hammad bin Abu
Sulaiman Al-Asy’ari (W. : [120 H/ 738]) faqih kota “Kufah”, ‘Atha’ bin Abi Rabah
(W. : (114 H/ 732 M) faqih kota “Makkah”, ‘Ikrimah’ (W104 H/ 723 M) maula serta
pewaris ilmu Abdullah bin Abbas, Nafi’ (W. : [117 H/ 735 M]) maula dan pewaris
ilmu Abdullah bin Umar serta yang lain-lain. Beliau juga pernah belajar kepada
ulama’ “Ahlul-Bait” seperti missal : Zaid bin Ali Zainal ‘Abidin (79-122 H/698-740
M), Muhammad Al-Baqir ([57-114 H/ 676-732 M]), Ja’far bin Muhammad Al-Shadiq
(80-148 H/ 699-765 M) serta Abdullah bin AlHasan. Beliau juga pernah berjumpa
dengan beberapa sahabat seperti missal : Anas bin Malik (10 SH-93 H/ 612-712 M),
Abdullah bin Abi Aufa (w. 85 H/ 704 M]) di kota Kufah, Sahal bin Sa’ad Al-Sa’idi (8
SH-88 H/ 614-697 M) di kota Madinah serta bertemu dengan Abu Al-Thufail Amir
bin Watsilah (W 110 H/729 M) di kota Makkah. Salah satu muridnya yang terkenal
adalah Muhammad bin Al-Hassan Al-Shaibani, guru Imam Syafi’i. Melalui goresan
tangan para muridnya itu, pandangan-pandangan Imam Hanafi menyebar luas di
negeri-negeri Islam, bahkan menjadi salah satu mazhab yang diakui oleh mayoritas
umat Islam. 6

2. Madzab Imam Malik

Malik bin Anas bin Malik, Imam Maliki di lahirkan di Madinah


alMunawwarah. sedangkan mengenai masalah tahun kelahirannya terdapat
perbedaaan riwayat. al-Yafii dalam kitabnya Thabaqat fuqaha meriwayatkan bahwa
Imam Malik dilahirkan pada 94 H. Ibn Khalikan dan yang lain berpendapat bahwa

5 Muniroh Mukhtar, Madzhab dan Sejarahnya, ( Pustaka Mghfiroh: 2008) hal. 57


6 Abas Ubaidillah, Sejarah Perkembangan Imam Mazhab, (Jakarta: Pustaka Bintang Pelajar: 2013), hal. 47
Imam Malik dilahirkan pada 95 H. Sedangkan Imam alDzahabi meriwayatkan Imam
Malik dilahirkan 90 H. Ia menyusun kitab Al Muwaththa’, dan dalam penyusunannya
ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli
fiqh Madinah. Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan
Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main
al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id
al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as
Sahmi al Anshari.

Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada


yang lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti
al-Auza’i, Ats-Tsauri, Sufyan bin Uyainah, al-Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan
Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu
Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq. Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi
Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az
Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain. Di antara murid beliau
adalah Ibnul Mubarak, Al-Qaththan, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahab, Ibnu Qasim,
AlQa’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi,
Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin
Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, AlAubairi, dan lain-lain. 7

3. Madzab Imam Syafii

Mazhab Syafi’i didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin ldris asSyafi’i.
Ia wafat pada 767 masehi 158 H. Selama hidup Beliau pernah tinggal di Baghdad,
Madinah, dan terakhir di Mesir. Corak pemikirannya adalah konvergensi atau
pertemuan antara rasionalis dan tradisionalis. 8

Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi’i. Yang
pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid. 17 Di Makkah, Imam Syafi’i
berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia
mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Demi ia merasakan
manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang

7 Mahmud Sirojuddin, Hukum Islam Sejarah perkembangannya, ( Jakarta : Pustaka Lentera Iman, 2013), hal. 85
8 Ahmad Hasan, Nasyatul Fiqh al_Islamiy, ( Damaskus : Dar al Hijroh,1996) hal. 104
mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja
yatim ini belajar fiqih dari para ulama fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin
khalid al-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah.

Kemudian dia juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman al-Atthar, juga
belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga
menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah. Guru yang lainnya dalam fiqih ialah
Abdurrahman bin Abi Bakr alMulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin al-Ayyadl dan
masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya
dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para ulama fiqih
sebagaimana tersebut di atas. Ia pergi ke Madinah dan berguru fiqh kepada Imam
Malik bin Anas.

Ia mengaji kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9


malam. Imam Syafi’i meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl
dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain. Adapun Murid beliau yang paling
terkenal antara lain adalah Imam Ahmad Bin Hanbal. 9

4. Madzab Imam Ahmad


Beliau adalah Abu Abdillah, Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
asy-Syaibani. Imam Ahmad dilahirkan di ibu kota kekhalifahan Abbasiyah di
Baghdad, Irak, pada tahun 164 H/780 M. Saat itu, Baghdad menjadi pusat peradaban
dunia dimana para ahli dalam bidangnya masingmasing berkumpul untuk belajar
ataupun mengajarkan ilmu. Dengan lingkungan keluarga yang memiliki tradisi
menjadi orang besar, lalu tinggal di lingkungan pusat peradaban dunia, tentu saja
menjadikan Imam Ahmad memiliki lingkungan yang sangat kondusif dan kesempatan
yang besar untuk menjadi seorang yang besar pula. Beberapa gurunya yang terkenal,
di antaranya Ismail bin Ja’far, Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin
Khalid, Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar As-Sulami, Imam Syafi’i, Waki’ bin
Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin `Uyainah, Abdurrazaq, serta Ibrahim bin
Ma’qil. Adapun muridnya adalah Shalih bin Imam Ahmad bin Hambal Abdullah bin
Imam Ahmad bin Hambal Keponakannya, Hambal bin Ishaq

9 Abas Ubaidillah, Sejarah Perkembangan Imam Mazhab, (Jakarta: Pustaka Bintang Pelajar:2013) , Hal. 67
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
Mazhab fiqih terjadi dalam lima periode: Periode pertumbuhan (Abad ke 0-1
H) yaitu pada masa rasulullah, pada masa shahabat dan pada masa tabiin. Periode
pembentukan (Abad ke 2-3 H ) yaitu Mazhab Imam Abu Hanifah, Madzhab Imam
Malik, Mazhab Imam Syafii, Mazhab Imam Ahmad dan Mazhab lainnya. Periode
keemasan (Abad ke 3-9 H ). Periode kemunduran (Abad ke 10 – 13 H ). Dan periode
kebangkitan (Abad ke 14 – Sekarang ).

Ternyata bermadzhab bagi selain mujtahid mutlak itu hukumnya wajib


menurut ulama ushul fikih. Dan mengajak masyarakat untuk meninggalkan mazhab
atas alasan kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah adalah suatu usaha yang sia-sia.
Mazhab seharusnya difahami sebagai sebuah disiplin ilmu (manhaj) untuk kita
memahami al-Qur’an dan al-Sunnah. Oleh sebab itu, eksistensi bermadzhab pada era
kontemporer masih diperlukan guna menselaraskan kebenaran faktual al-Qur’an dan
as-Sunnah.

b) Saran

Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang menjadi lebih baik lagi.
Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah
pengetahuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, hal 71 (Jakarta: Logos, 1997),

Al-Qordhowi, Yusuf, Fikih Ikhtilaf, hal 65 ( Kairo : Dar al Fikr al- Islamiy, 1997)

https://stisalmanar.ac.id/2020/05/14/madzhab-dan-sejarah-perkembangannya/

Zakirun pohan, Eksistensi Madzhab Fiqh Pada Zaman Kontemporer Sekarang, hal.22

Muniroh Mukhtar, Madzhab dan Sejarahnya, hal. 57 ( Pustaka Mghfiroh: 2008)

Abas Ubaidillah, Sejarah Perkembangan Imam Mazhab, hal. 47 (Jakarta: Pustaka Bintang
Pelajar: 2013),

Mahmud Sirojuddin, Hukum Islam Sejarah perkembangannya, hal. 85 ( Jakarta : Pustaka


Lentera Iman, 2013),

Ahmad Hasan, Nasyatul Fiqh al_Islamiy, hal. 104 ( Damaskus : Dar al Hijroh,1996) hal. 104

Abas Ubaidillah, Sejarah Perkembangan Imam Mazhab, Hal. 67 (Jakarta: Pustaka Bintang
Pelajar:2013) ,

Anda mungkin juga menyukai