Perkembangannya
Oleh : Ust. Saiful Anwar, Lc, MA
Pendahuluan
Belakangan ini penelitian tentang sejarah fiqih Islam mulai dirasakan penting. Paling tidak,karena
pertumbuhan dan perkembangan fiqih menunjukkan pada suatu dinamika pemikiran keagamaan itu
sendiri. Hal tersebut merupakan persoalan yang tidak pernah usai di manapun dan kapanpun,
terutama dalam masyarakat-masyarakat agama yang sedang mengalami modernisasi.
Perkembangan fiqih secara sungguh-sungguh telah melahirkan pemikiran Islam bagi karakterisitik
perkembangan Islam itu sendiri. [1]
Kehadiran fiqih ternyata mengiringi pasang-surut Islam, dan bahkan secara amat dominan abad
pertengahan mewarnai dan memberi corak bagi perkembangan Islam dari masa ke masa. Karena
itulah, kajian-kajian mendalam tentang masalah kesejahteraan fiqih tidak semata-mata bernilai
historis, tetapi dengan sendirinya menawarkan kemungkinan baru bagi perkembangan Islam
berikutnya. [2]
Pada makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian mazhab, latar belakang dan sejarah awal
kemunculan mazhab-mazhab dalam fiqih, dikhususkan pada empat mazhab yaitu Mazhab Hanafi,
Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali serta beberapa hal lain yang berhubungan
dengan keempat mazhab tersebut. dan penjelasan madzhab lain selain madzhab empat tersebut,
serta contoh kasus-kasus masalah fikih pada madzhab madzhab tersebut.
Pembahasan
1. Pengertian Madzhab
Menurut bahasa Arab, “madzhab” ()مذهبberasal dari shighah masdar mimy (kata sifat)
dan isim makan (kata yang menunjukkan keterangan tempat) dari akar kata fiil madhy “dzahaba” (
)ذهبyang bermakna pergi.[3] Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, “tempat pergi”, yaitu
jalan (ath-thariq).[4] Sedangkan menurut istilah ada beberapa rumusan:
1. Menurut M. Husain Abdullah, madzhab adalah kumpulan pendapat mujtahid yang
berupa hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-dalil syariat yang rinci serta berbagai
kaidah (qawa’id) dan landasan (ushul) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling
terkait satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. [5]
1. Menurut A. Hasan, mazhab adalah mengikuti hasil ijtihad seorang imam tentang hukum
suatu masalah atau tentang hukum suatu masalah atau tentang kaidah-kaidah
istinbathnya. [6]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam mujtahid dalam
memecahkan masalah; atau mengistinbathkan hukum Islam. Disini bisa disimpulkan pula
bahwa mazhab mencakup;(1) sekumpulan hukum-hukum Islam yang digali seorang imam
mujtahid; (2) ushul fiqh yang menjadi jalan (thariq) yang ditempuh mujtahid itu untuk
menggali hukum-hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci.
Dengan demikian, kendatipun mazhab itu manifestasinya berupa hukum-hukum
syariat (fiqh), yang ditempuh mujtahid itu untuk menggali hukum-hukum Islam dari dalil-
dalilnya yang rinci harus dipahami bahwa mazhab itu sesungguhnya juga mencakup ushul
fiqh yang menjadi metode penggalian (thariqah al-istinbath) untuk melahirkan hukum-
hukum tersebut. Artinya, jika kita mengatakan mazhab Syafi’i, itu artinya adalah, fiqh dan
ushul fiqh menurut Imam Syafi’i. [7]
Malik bin Anas bin Malik, Imam maliki di lahirkan di Madinah al Munawwaroh. sedangkan
mengenai masalah tahun kelahirannya terdapat perbedaaan riwayat. al-Yafii dalam kitabnya
Thabaqat fuqoha meriwayatkan bahwa imam malik dilahirkan pada 94 H. ibn Khalikan dan yang lain
berpendapat bahawa imam Malik dilahirkan pada 95 H. sedangkan. imam al-Dzahabi meriwayatkan
imam malik dilahirkan 90 H. Ia menyusun kitab Al Muwaththa’, dan dalam penyusunannya ia
menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah.
Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari
tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’,
Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang
paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.
Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua
darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al Auza’i, Ats Tsauri, Sufyan bin
Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti
Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq.
Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az Zuhri,
Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain. Di antara murid
beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al
Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin
Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu
Hudzafah as Sahmi, Az Aubairi, dan lain-lain.[19]
1. KESIMPULAN
1. Madzhab adalah kumpulan pendapat mujtahid yang berupa hukum-hukum Islam, yang
digali dari dalil-dalil syariat yang rinci serta berbagai kaidah (qawa’id) dan landasan
(ushul) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu sama lain sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Latar belakang timbulnya madzhab karena Perbedaan Pemahaman (Pengertian)
Tentang Lafadz Nash, Perbedaan Dalam Masalah Hadits serta Perbedaan dalam
Pemahaman dan Penggunaan Qaidah Lughawiyah Nash dan lain-lain
3. Periode perkembangan Madzhab :
a. Periode Pertumbuhan ( abad ke 0 – 1 H )
b. Periode Pembentukan ( abad ke 1-2 H )
c. Periode Keemasan ( abad ke 3-9 H
d. Periode Kemunduran ( abad ke 10-13 H )
e. Periode kebangkitan ( abad ke 14 – sekarang )
DAFTAR PUSTAKA