Anda di halaman 1dari 3

Nasehat Nabi Kepada Pembaca dan Penghafal Al-Quran

Bab I : keutamaan Mempelajari dan Membaca Al-Quran

1. Manusia yang paling baik adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al-Quran

2. Al-Quran akan memberikan syarat kepada para pembacanya

3. Membaca Al-Quran adalah ibadah yang paling utama

4. Pahala membaca satu huruf Al-Quran sama dengan satu amal kebajikan

5. Orang yang pandai membaca Al-Quran akan bersama para malaikat

Bab II : Keutamaan Qori-Qoriah dan Hafidh dan Hafidhah

1. Qori-qoriah dan hafidh-hafidhoh adalah keluarga Allah

2. Tingkatan surga bagi Qori-Qoriah dan hafidhah

3. Qari-Qariah dan hafidhah akan menempati kelas tertinggi di surga

4. Qori-Qoriah adalah orang-orang arif di surga

5. Menghormati hafidh-hafidhah berarti mengagungkan allah

Bab III : Kewajiban Menjaga Hafalan Al-Quran

1. Hafalan Al-Quran itu mudah hilang

2. Hafidh-hafidhah ibarat pemilik onta yang diikat

3. Larangan berkata "saya lupa Al-Quran”

4. Orang yang lupa hafalan Al-Quran pada hari kiamat nanti tangannya buntung

5. Melupakan hafalan AlQuran adalah dosa besar

Bab IV : Ancaman Terhadap Penyalahgunaan Al-Quran

1. Al-Quran Mengawal Pembacanya ke Surga, atau Menyeretnya ke Neraka


2. Di Antara Tanda-tanda Orang yang Menyalahgunakan al-Qur'an, Usianya masih Remaja dan
Tidak Cerdas

3. Motivasi Orang Mempelajari al-Qur'an Antara Lain untuk Mencari Makan dan Meraih
Popularitas

4. Hafidhah hafidhah yang Senang Bermaksiat Akan Disiksa Lebih Dahulu ketimbang
Penyembah Berhala

Imam Bukhari dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadis


Biografi Imam Bukhori

Pada hari Jum’at,tanggal 13 Syawal 194 H (810 M) di kota Bukhara lahirlah seorang anak
yang oleh ayahnya diberi nama Muhammad. Ayahnya bernama Ismail bin Ibrahim al-Ju’fi al
Bukhari. Muhammad muncul sebagai anak yang berlian otaknya mengalahkan anak-anak
sebayanya. Dan pada umur 10 tahun itulah Muhammad mulai mempelajari dan menghafal
hadis. Ketika berumur tahun perpustakaan ayahnya sudah tidak memenuhi syarat bagi
Muhammad. Muhammad pergi menemui tokoh-tokoh ahli hadis di tanah airnya untuk
mempelajari hadis.Saat berumur 16 tahun Muhammad sudah hafal beberapa kitab-kitab hadis
yang ditulis oleh Abdullah bin al-Mubarak dan Waki’, 2 tokoh ahli hadis terkemuka pada
waktunya.

Pada tahun 216 H,Muhammad diajak pergi haji ke makkah untuk menunaikan haji dan ia
tinggal disana untuk mendalami hadis dan tokoh-tokohnya. Kemudian pergi ke Madinah dan
sempat menulis dua buah buku Qadlaya al-Sahabah wa al-Tabi’in dan al-Tarikh al-Kabir.Beliau
wafat saat berumur 62 tahun pada hari sabtu malam idul fitri 1 Syawal. Beliauu adalah
penyusun Kitab al-Jami’ al-Shahih dan populer dengan sebutan Shahih al-Bukhari.

Shahih al-Bukhari Dan Shahih Muslim

Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim diterima sebagai kitab yang otentik sesudah Al-
Qur’an. Namun ada perbedaan pendapat mana yang lebih otentik diantara dua kitab tersebut.
Kritik Terhadap Hadis-hadis Bukhari

Dalam ilmu hadis,kritik ditujukan pada dua aspek yaitu sanad dan matan hadis.Kritik
sanad (naqd al-sanad/ naqd al-Rijal) diperlukan untuk mengetahui apakah rawi-rawi itu jujur,
takwa, kuat hafalannya dan apakah sanad itu bersambung atau tidak.Sedangkan kritik matan
(naqd al-Matn) diperlukan untuk mengetahui apakah hadis itu mempunyai cacat (‘Illah) atau
janggal (syadz).

Para orientalis seperti Ignaz Goldziher, Arent Jan Wensinck, Joseph Schacht dan lain-lain
berpendapat bahwa dalam meneliti hadis, para ahli hanya menggunakan metode kritik sanad
saja tanpa memakai metode kritik matan, Sehingga menurut mereka, banyak ditemukan di
belakang hari hadis-hadis yang semula dianggap shohih ternyata palsu, termasuk hadis yang
terdapat dalam Shahih Bukhari.

Anda mungkin juga menyukai