Anda di halaman 1dari 5

Nama :Firyal Nida Galiyah

Nim :1808308019
Semester/Jurusan :1/Bahasa dan Sastra Arab
Mata Kuliah :Metodologi Studi Islam

Daruquthi adalah seorang ahli hadis terkenal yang dijuluki dengan al-Hafiz (ahli
hadis yang hafal 100.000 buah hadis). Beliau di lahirkan di Daruquthni, sebuah kota
di Baghdad pada tahun 306 H/919 M.Beliau mengembara ke Mesir dan Baghdad
untuk mencari ilmu dan hadits.Beliau bukan saja, tetapi juga dalam fiqh dan nahwu
sharaf.1
Dari waktu muda ia telah mempelajari hadis di Baghdad dari tokoh-tokoh hadis di
negeri itu seperti Abu al-Qasim al-Bagawi, Abu Bakar ibnu Abi Daud as-Sajastani
dan Abu Muhammad ibnu Sulaiman al-Maliki. Untuk lebih mendalami ilmu yang
sangat diminatinya ini, ia juga mengadakan perjalanan ke berbagai negeri, seperti ke
Mesir dan ke Siria. Dari tokoh-tokoh hadis di negeri-negeri yang disinggahinya itu, ia
sempat mendalami hadis dan ilmu-ilmu yang menyangkut dengannya (ulum al-hadis,
jarh wa ta’dil dan sebagainya).
Guru-guru beliau antara lain: Abu al-Qāsim al-Baghwi, Yahya Ibnu Muhammad ibnu
ṣāad, Abu Bakr ibn Abī Dāud, Abū ‘Umar Muhammad ibn Yūsuf ibn Ya’qūb al-Qāḍī,
al-Husain ibn Ismā’īl al-Maḥāmilī, Abū ‘Ubaid al-Qāsim ibn Ismā’īl al-Maḥāmilī, Abū
al-‘Abbās ibn ‘Aqdah dan lain-lain. Sementara murid beliau antara lain: Abū
‘Abdullah al-ḥākim, ‘Abd al-Ghaniy ibn sa’īd, Abū Na’īm al-Aṣbahānī, Abū Bakr al-
Barqānī, ‘Abd al-‘Azīz ibn ‘Alī al-Azjī dan lain-lain.

Dari 385 karyanya, ada yang hilang dan ada yang masih berbentuk manuskrip, dan
berikut ini adalah sebagian dari karyanya[1]:
1. Mujtana min as-Sunan al-Ma’tsurah ‘an an-Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, wa
at-Tanbiih ‘ala ash-Shahih minha wa as-Saqim, wa Ikhtilaf an-Naqilin minha fi
Alfazhiha lebih dikenal dengan Sunan ad-Daruquthni,
2. Al-Ilzamat `ala ash-Shahihain al-Bukhari wa Muslim lebih dikenal dengan nama
Al-Ilzamat,
3. Sunan fi al-Hadits,
4. Gharib al-Lughah,
5. Kitab al-Afrad,
6. Kitab at-Tatabbu` lima Kharaja fi ash-Shahihain lebih dikenal dengan nama At-
Tatabbu,
7. Kitab at-Tashhif fi al-Hadis,
8. Kitab al-Jarh wa at-Ta’dil.
9. Kitab al-‘Ilal fi al-Hadits lebih di kenal dengan nama Ilal al-Hadits, dicetak 2 jilid,
10. Kitab al-Qira’at,
11. Al Kitab al-Masajid,
12. -Mukhtalaf wa al-Mu’talaf fi Asma’i ar-Rijal atau Al-Mu’talaf wa al- Mukhtalaf,
13. Al-Mustajar fi al-Hadits,
14. Ma’rifah Madzahib al-Fuqaha,
15. Al-Ahadits allati Khulifa Fiha Imam al-Hijrah Malik bin Anas,

1
Abdul Majid Khon,2012,ULUMUL HADIS,Jakarta,AMZAH
16. Ahadits Muwaththa’ Malik, Wattifaq ar-Ruwat ‘an Malik, wa Ikhtilafuhum Fihi, wa
Ziyadatuhum wa Nuqshanuhum dan sebagainya.
Beliau wafat pada hari kamis tanggal 8 Dzulqa’dah tahun 385 H/ 995 M. Jenazah
beliau di shalatkan oleh ulama terkemuka dalam bidang fiqih pada waktu itu, yakni
Abu al-Hamid al-Isfiyayiri, lalu dimakamkan di Baghdad di pemakaman Bab al-Dair
dekat dengan makam Ma’ruf al-Karkhawi.[2]
1. Latar Belakang Penulisan, Metode dan Sistematika Susunan Kitab al-
Daruquthni
1. Belakang Penulisan Kitab
Sangat sulit mencari sumber-sumber yang menyebutkan tentang sejak kapan imam
Daruquthni mengarang kitab sunan-nya dan motif yang melatarbelakanginya.
Karena sejauh ini belum banyak buku atau kitab yang berbicara panjang lebar
mengenai imam daruquthni dan kitab sunan-nya melainkan hanya pengantar biografi
dan kumpulan karyanya.

Namun, demikian bila kita mencoba menarik suatu benang merah bahwa imam
Daruquthni dalam menyusun kitab pada zamannya tidak terlepas daripada
keinginannya untuk mengaplikasikan keilmuannya, dimana beliau adalah seorang
Ulama hadis yang memilki pengetahuan yang banyak tentang al-Hadis sehingga
beliau dijuluki Amīrul Mukminin fī al-hadist. Sehingga ada keinginan kuat beliau
untuk menciptkan kitab yang dapat digunakan sebagai standar hukum dalam
kehidupan umat Islam pada zamannya.

Kitab yang beliau karang ini (sunan) merupakan salah satu andil besar beliau
sebagai seorang ulama untuk menciptakan suatu kitab yang memiliki
karakter fiqhyang kuat. Seperti kita ketahui bahwa dalam berbagai
permasalah fiqh banyak sekali terdapat ikhtilaf dikalangan ulama, maka salah satu
penyusunan kitab ini akan mengarah kepada pengambilan hukum yang benar baik
terhadap ibadah, muamalah dan lain-lain yang sesuai dengan apa yang diamalkan
oleh Rasulullah SAW.
2. Metode dan Sistematika Penulisan Kitab
Kitab ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi yang disusun oleh Al-Daruquthni,
yang merupakan penghafal hadis dan orang yang melakukan jarh dan penta’dilan.
Beliau menyusun kitab ini berdasarkan bab fiqh dan memisahkan dalam beberapa
kitab (bab). Dalam kitab sunan ini terdapat 4749 hadis, yang terdiri dari hadis shahih,
hasan, dha’if, dan maudhu’, yang semuanya dijelaskan oleh pengarang
beserta ‘ilat yang terkandung di dalamnya. Meski terdapat hadis maudhu’, namun
beliau jarang memasukkan hadis maudhu’ itu dalam kitabnya.
Beliau menghukumi hadis-hadis yang di masukkannya, menjelaskan keadaan hadis
dan rawi-rawinya dari segi shahih, hasan, dan dha’if. Beliaupun menjelaskan ‘ilat-
‘ilat yang dapat menggugurkan rawi, yang memauqufkan
hadis marfu’ dan menginqitha’kan hadis maushul dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan ‘ilathadis yang tidak bisa dideteksi kecuali oleh orang yang sangat
pandai.[3]
Secara garis besar Al-Daruquthni menyusun kitab sunannya dalam tiga
metode,[4] yaitu:

1. Mengumpulkan cara-cara yang berbeda dari hadis ahad dengan melihat


keabsahan cara-cara tersebut atau dha’ifnya.
2. Menjelaskan ‘ilat-‘ilat hadis, yang hal ini berpengaruh dalam penyusunan kitabnya
bahwa seolah-olah ada kitab ‘ilat yang diserupakan dengan kitab sunnah.
Maksudnya ialah bahwa kitab al-Daruquthni ini di nilai sebagai kitab ‘illatpadahal
kitab ini adalah kitab sunnah, hal ini di karenakan dalam kitab al-Daruquthni
pengarang banyak sekali mencantumkan ‘illat
3. Mencantumkan fiqih, hukum-hukumnya dan perbedaan madzhab fiqih yang
dijelaskan di bagian bawah dalam setiap bab dan dijelaskan pula dari
hadis marfu’, mauquf, maqthu’, atsardan sebagainya dengan berbagai jalan (cara)
dan sanad yang beragam.

1. Kelebihan dan kekurangan dari imam al-Daruquthni Kitab Sunan Al-


Daruquthni

1. Kelebihan

Kelebihan dari sisi kitab adalah sistematika kitab al-Daruquthni teratur, dari
penulisan kitab, bab, sub bab, penjelasan hadits dan referensi hadis ditulis dengan
jelas sehingga diketahui dengan jelas maksud dan keterangan dari hadis-hadis yang
terdapat dalam kitab tersebut.

Dilengkapi dengan keterangan-keterangan/referensi dari kitab hadits lain.

Dilengkapi dengan penjelasan penilaian hadis (terutama dalam bidang ‘illat) baik
dari segi sanad, rawi maupun matan.
Sanad dalam setiap hadisnya ditulis dengan lengkap.

Sedangkan kelebihan dari sisi imam al-Daruquthni penguasaan dari beliau dalam
ilmu hadis, jarh wa ta’dildan ‘ilat hadis serta ilmu-ilmu lain yang berkaitan tidak perlu
diragukan lagi dengan melihat penjelasan illat’hadisnya.

2. Kelemahan
Kelemahan dari sisi kitab adalah adanya pandangan bahwa kitab ini dianggap
sebagai kitab ‘illat karena penjelasan ‘illat yang terlalu banyak. Sedangkan
kelemahan dai sisi imam al-Daruquthni adalah ada Al-Azhari menyatakan bahwa dia
melihat Abi al-Fawaris bertanya pada Al-Daruquthni tentang masalah ‘ilathadis
dan isim, maka Al-Daruquthni menjawab,” wahai Aba al-Fath tidak ada dari wilayah
timur dan barat yang mengetahui ini kecuali saya”, itu menandakan ada sedikit sifat
kesombongan pada beliau.

1. Penilaian para ulama terhadap Imam Al-Daruquthni dan Kitab Sunan Al-
Daruquthni
Adz-Dzahabi menyatakan bahwa beliau adalah seorang hakim dalam hadis pada
umur 35 tahun, yang mengarang banyak karya yang terkenal di dunia dan
merupakan salah satu pengarang ilmu qira’at.

Al-Azhari menyatakan bahwa dia melihat Abi al-Fawaris bertanya pada Al-
Daruquthni tentang masalah ‘ilathadis dan isim, maka Al-Daruquthni menjawab,
“Wahai Aba al-Fath tidak ada dari wilayah timur dan barat yang mengetahui ini
kecuali saya”.
Abu Bakar al-Barqani menyatakan ”Al-Daruquthni mengimlakan ‘ilat-‘ilat hadis dari
hafalannya kepadaku”. 2

2
https://udhadotme-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/udhadotme.wordprees.com/2015/01/15/imam
al-daruquthni-dan-kitab-sunahnya/amp/
DAFTAR PUSTAKA

Imam Al-Daruquthni, Sunan Al-Daruquthni, Juz 1-2. Bairut: Dar ul Fikri, 1994.
Imam Al-Daruquthni, Sunan Al-Daruquthni, Juz 1-3. Bairut: Dar El-Marefah, 2001.
Endang Soetari, Ilmu Hadis. Cet. 5. Bandung: CV.Mimbar Pustaka, 2008.
Aplikasi Mausu’ah Al-Hadits An-Nabawi Asy-Syarif.

https://udhadotme-word-wordpress-
com.cdn.ampproject.org./v/s/uhadotme.wordpreess.com/2015/01/15/imam al-
daruquthni-dan-sunahnya/amp

Anda mungkin juga menyukai