Anda di halaman 1dari 14

Latar Belakang

Umat muslim telah diberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan, dengan diturunkan wahyu
sebagai petunjuk (al-Quran) kepada Nabi Muhammad Saw sehingga setiap yang tabu dan tidak terbatas
menjadi terang dan mudah dipahami. Al-Quran menjadi suatu ikon parameter yang istimewa dalam
setiap tindakan kaum muslim, karena tugas terbesar Nabi Muhammad Saw adalah mengubah perilaku
seseorang dari yang buruk ke jalan yang lebih baik. Penerang kepada jalan yang lurus pun tidak terlepas
dari segala bentuk tindakan perbuatan yang berhubungan dengan Nabi, karena hal tersebut sebagai
contoh atau refleksi Al-Quran untuk dijadikan panutan kaum muslimin dalam menjalani kehidupannya.
Dan hal-hal tersebut telah terkodifikasi di berbagai kitab-kitab hadis.
Setiap muslim wajib mempelajari hadis setelah mempelajari al-quran. Pembelajaran tersebut
dikhususkan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehenshif, bukan pemahaman yang setengahsetengah yang akan menjadikan seseorang berbelok ke jalan yang tidak benar. Terdapat dua kajian yang
sangat penting tentang hadis yaitu kajian tentang matan dan sanad, karena dua aspek tersebut sebagai
tolak ukur dalam penilaian suatu hadis. Matan hadis lebih menitik beratkan pada pembahasan isi
kandungan dari suatu hadis, sementara pembahasan sanadpun tidak kalah penting. Pembahasan sanad
adalah pembahasan tentang jalur periwayatan rawi yang memindahkan matan dari sumber primernya
untuk menghubungkan matan hadis kepada Nabi Muhammad Saw.
Keshahihan hadis dilihat dari kekuatan sanad dan kebenaran suatu matan. Konsep kekuatan sanad
dilihat dari kredibilitas perawinya dan kesinambungan jalurnya. Sementaran konsep kebenaran matan
dilihat dari kemungkinan bahwa itu adalah perkataan nabi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
dapat atau tidak diterimanya suatu hadis adalah kualitas rawi. Tinggi rendahnya sifat adil dan dhabith para
perawi menyebabkan kuat lemahnya kualitas suatu hadis. Perbedaan cara perawi dalam menerima suatu
hadis dari para guru mereka mengakibatkan munculnya perbedan lafadz-lafadz yang diapakai dalam
periwayatan hadis dan hal tersebut menyebabkan perbedaan nilai (kualitas) suatu hadis.
Sanad hadis sangat penting kedudukannya dalam periwayatan hadis. Oleh karena itu, suatu berita
yang dinyatakan sebagai hadis Nabi Muhammmad oleh seseorang, tetapi tidak memiliki sanad sama
sekali, dinyatakan sebagai hadis palsu atau hadis Maudu. Kedudukan sanad dalam hadis sangat penting,
karena hadis yang diperoleh atau diriwayatakan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan
sanad, suatu periwayatan hadis dapat diketahui mana yang dapat di tolak dan mana hadis yang shahih
yang untuk di amalkan.

Rawi menjadi salah satu indikator yang vital dalam menentukan keshahihan hadis, maka dari itu
pembahasan rawi mempunyai

pembahasan yang khusus di dalam Ilmu Rijal Al Hadis. Ilmu ini

membahas tentang penelitian secara menyeluruh tentang biografi dan kualitas rawi dalam menentukan
kredibilitas dalam meriwayatkan hadis. Dan salah satu kitab yang membahas tentang Ilmu Rijal Al Hadis
adalah kitab di dalam kitab ini membahas mulai dari nama
perawi, penjelasan tentang sejarah para rawi, dan kedudukan mereka sebagai seseorang yang paling baik
jalannya.
Berdasarkan Pentingnya pembahasan rawi sebagai cara untuk menentukan keshahihan hadis.
Pada bagian ini kami akan membahas kandungan atau isi yang terdapat di dalam kitab Rijal Al Hadis alIstiab fi Marifah al-Ashab (Ibnu Abdil Barr). Untuk pemahan menyeluruh tentang isu pembahasan
kitab, maka di dapat rumusan sebagai berikut permasalahan:
1. Bagaimana Biografi Ibn Abdil Barr?
2. Apa yang dibahas di dalam kitab Rijal Al Hadis al- Istiab fi Marifah al-Ashab ?
3. Metode dan sistematika apa yang digunakan di dalam kitab Rijal Al Hadis Hadis al- Isti
ab fi Marifah al-Ashab ?
4. Bagaimana pandangan ulama tentang Ibnu Abdil Barr ?
5. Kesimpulan kitab Rijal al Hadis al- Istiab fi Marifah al-Ashab ?

Biografi Ibn Abdil Barr

Kitab Rijal al Hadis al- Istiab fi Marifah al-Ashab merupakan karya dari al faqih Abu Umar
Yusuf Ibn Abdullah Ibn Muhammad Ibn Abdil Barr an Namiri. Beliau berasal dari Andalusia (Spanyol)
tepatnya di Qordoba dan dari kabilah Namir bin Qasith yang merupakan salah satu kabilah dari negeri
Arab. Beliau dilahirkan pada hari Jumat tanggal lima bulan Rabiulakhir tahun 368 H. Beliau tumbuh dan
berkembang di kota Cordova yang merupakan ibu kota negara Spanyol pada waktu itu. Kota yang dikenal
sebagai kota ilmu pada zaman tersebut. Kota yang juga dikenal sebagai tempat tinggal muslim
Ahlussunnah waljamaah. Beliau wafat di kota Syatibah pada malam Jumat, tepatnya pada bulan
Rabiulakhir tahun 463 H di usia beliau yang ke-95, dan dimakamkan di kota yang sama.
Beliau melakukan rihlah minggalkan daerah asalnya menuju Spanyol bagian timur. Di kota ini
pulalah beliau belajar kepada gurunya Abu Umar bin al-Makawi dan mulai produktif menulis banyak
kitab. Kemudian guru selanjutnya Ibn Abdil Barr adalah Abu al-Walid ibn al-Fardhi, dari beliau lah Ibn
Abdil Barr memperoleh banyak hal tentang ilmu Rijal dan Ilmu hadis. Karena bertepatan Abu al-Walid
adalah seorang yang memfokuskan diri dalam ilmu rijal dan al-Walid yang paling mempengaruhi
dibandingkan dengan guru yang lain. Disamping itu beliau belajar tentang al-quran, belajar agama dan
belajar ilmu fikih dari para ulama ternama pada waktu itu. Beliau juga meriwayatkan hadis
Nabi Shallallahu alaihi wasallam sehingga beliau menjadi seorang ulama besar sampai-sampai beliau
diberi julukan Hafiz Al-Maghrib. Beliau berasal dari keluarga yang dikenal sebagai keluarga yang
memiliki banyak keutamaan. Keluarga yang terkenal akan keilmuan dan kezuhudannya. Kakek dan ayah
beliau adalah ulama yang sangat rajin beribadah dan sangat terkenal dengan kezuhudan mereka terhadap
dunia. 1
Guru-guru beliau sangatlah banyak, hingga mencapai seratus orang lebih. Dan semuanya
merupakan ulama yang pakar dalam bidangnya, diantara mereka ada yang ahli hadis dan ahli fikih. Dan
diantara para ulama yang menjadi guru-guru beliau adalah:

1. Abdul Waris bin Sufyan.


2. Abdullah bin Muhammad bin Abdul Mukmin, beliau adalah seorang pakar hadis.
3. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Asad Al-Juhani.
4. Muhammad bin Abdul Malik Ar-Rosofi.
5. Al-Hafiz Abu Ustman Said bin Nashr bin Khalaf Al-Andalusi.
6. Abul Fadhl Ahmad bin Qosim bin Abdurrahman Al-Bazzar.

dalam Maktabah Syamilah (Ibn Abdil Barr)

Dan diantara murid-murid beliau adalah Abu Abbas ad-Dulai, Abu muhammad bin Abi
Kuhaffah, Abu Muhammad ibn hazim.
Diantara Karya-karya Ibn Abdil Barr, yaitu:

1. Al Istiab fi marifati al-Ashab


2. Syarah Muwatho

3. At- Tamhidu minal maani wal asanid (20 jilid)

4.

Al- Istidzkar li madzahib ulama al-amsor

5. Al-Istiab al-asmau al-Shahabah

6. Jamiil bayan alilmi

7. Al-Inbah ala qobaili al-ruwah

Selain karya diatas, beliau juga menulis tentang fadhilah tiga ulama besar fiqh yaitu Imam Malik,
Imam Syafii, dan Imam Abu Hanifah. Dengan banyak karya yang dihasilkan beliau menunjukan bahwa
beliau sangat fokus terhadap sejarah. Menurut ahli hadis, beliau berada dalam Thabaqah kedua yaitu
sezaman dengan Imam Bukhori dan Imam Muslim. Diantara kelebihan kitab Al-istiab fi marifati alashab ini:

1. Kitab ini menjadi rujukan banyak kitab setelahnya

Sala satu contohnya, seperti Ibn Hajar mengutip kitab beliau.

2. Apabila belau tidak mengetahui kebenaran seorang rawi dalam meriwayatan suatu hadis maka
beliau mengatakan La alamu lahu riwayatan aninnabiyyi.
3. Kitab ini dibuat ketika beliau berusia 24 tahun.

Pembahasan Awal Muqodimah


Pembahasan dalam muqodimah kitab ini dimulai dari ucapan syukur ibnu abdul barr atas semua
ilmu yang sudah ia peroleh. Beliau berdoa untuk keridhoan-Nya atas pencapaian ilmu yang tidak
terhingga sehingga jalan kebaikan sudah terbuka untuk beliau. Rasa syukur yang mendalam atas
kemudahan yang telah di dapat, beliau tuangkan dalam bentuk pujian-pujian. Tiada daya dan upaya
kecuali atas pertolongan Allah dalam menyelesaikan kitab ini.
Di pembahasan awal beliau mengatakan hal yang pertama yang harus dipelajari oleh para
penunut ilmu setelah al-Quran adalah al-Hadis. Sebagaimana, hadis menjadi sumber hukum kedua di
dalam islam. Karena mempelajari kitab hadis sebagai jalan untuk mendapatkan petunjuk mengenai
perincian dari al-Quran yang bersifat global mengenai suatu masalah supaya seseorang mudah dalam
memahami isi kandungan dan batasan-batasan yang terdapat dalam al-Quran.
Apabila kita tidak mempelajari atau membahas hadis, kita tidak akan mendapatkan kemudahan
dalam pemahaman al-Quran. Sarana untuk mengetahui kebenaran suatu hadis, kita harus mengetahui
hadis ini di nukil atau diperoleh dari siapa? Dan untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan mengetahui
para sahabat yang meriwayatakan hadis. Karena sahabat adalah seserorang yang hidup pada masa
Rasulullah, sehingga mereka mengetahui secara jelas apa yang dikatakan, dilakukan, dan apa yang beliau
tetapkan mengenai suatu hal. Dan apabila mereka tidak mengetahui secara langsung mereka bertanya
kepada sahabat yang lain yang mengikuti majelis Rasul.
Masa sahabat adalah masa yang paling adil dan yang paling baik dibandingkan dengan masa
setelahnya (assabiqunal awwalun). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S at-Taubah (9): 100



Artinya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islma)
diantara muhajirin dan ansar dan yang mengikuti Allah, Allah menyediakan bagi

mereka surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya dan mereka kekal di


dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.

Q.S al-Fath (48): 18-19



Artinya: Dan sesungguhnya Allah itu ridha terhadap orang yang beriman, ketika
mereka sedang berjanji (berbaiat) kepada engkau (Muhammad) di bawah pohon
dan Allah mengetahu isi hati mereka, maka diturunkannya kepada mereak
(Ketenangan) dan kemenangan yang sudah dekat sekali. Dan mereka juga
memperoleh keuntungan yang banyak, dan Allah itu maha kuasa lagi maha
bijaksana.
Kedua ayat ini menjelaskan tentang keutaman para sahabat sebagaimana
yang ada di dalam kitab ibn Abdil Barr. Karena beliau menganggap bahwasaannya
ketersambungan sanad untuk bisa sampai ke puncaknya harus melalui sahabat
sebelum sampai kepada Nabi Muhammad Saw. Sehingga para sahabat mempunyai
peran yang penting tentang keotentikan informasi yang diperoleh dari nabi saw.
Di dalam muqodimah

kitab ini membahas pula tentang para sahabat yang

dibaiat dan menyaksikan serta ikut dalam perang badar (peperangan yang
dimenangkan umat islam) dan perjanjian hudaibiyah (Nabi dan kaum muslimin tidak
boleh menetap di mekkah selama sepuluh tahun). Serta terdapat penjelasan
tentang kaum-kaum yang mengikuti perang badar.
Kemudian terdapat pula penegasan hadis, yang periwayatkan dari Imam
Bukhori kitab Al-Muaqib Bab Qauluhu Lau Itakhadzu Khalilan no. 3397 tentang
sahabat, Rasullullah melarang siapapun mencela sahabat walaupun dalam konteks
penginfakan harta yang sebanding dengan masyarakat pada umumnya. Dan
dalam

muqodimahnyapun

ada

beberapa

penegasan

tentang

hadis

yang

menjelaskan keutamaan sahabat, termasuk ada hadis yang terdapat di dalam kitab
Arbain karya Imam Nawawi.
Menurut analisis kami dalam pembahasan awal muqodimah ibn Abdul Barr,
beliau banyak menjelaskan tentang keutamaan para sahabat. Dari sini kita bisa
menarik, bahwa pembahasan tentang keutamaan para sahabat adalah faktor yang
paling utama dalam merujuk sanad hadis sebelum sampai kepada Rasullullah. Maka
dari itu, Ibn Abdil Barr sendiri banyak menejelaskan keutamaan para sahabat.
Karena kita ketahui bahwa sahabat adalah orang yang paling dekat dengan nabi
dan orang yang paling adil jika dibandingan dengan generasi setelahnya. Tujuan
adalah untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan para perawi baik
dari segi nasab, riwayat keislamannya, dan hadis-hadis yang berkaitan dengan para
perawi dalam periwayatan hadis. Pada akhirnya dengan mengetahui hal tersebut
maka puncak muaranya akan sampai kepada sahabat. Setelah pembahasana
keutamaan sahabat diawal muqodimahnya, Ibn Abdil Barr melanjutkan pembahasan
mengenai kehidupan Rasullullah Saw. Dimulai dengan pembahasan:
Rasullulah

Keluarga Rasulullah
(Penjelasan kabilah)

Kelahiran

Peperangan

Penjelasan tentang istri-istri Rasullulah

Anak-anak Rasullullah

Isi Kitab al-Istiab fi Marifah al-Ashab


Setelah kita mengetahui hukum-hukum atau pembahasan secara mendetail
atas

seseorang

memutusakan
mengetahui

dalam

hukum
namanya,

agamanya,

atas

dirinya,

perkataannya.

nasabnya,

keluarganya,

Untuk

keadilannya,

hartanya,

Kesaksiaannya
dan

kita

pengetahuan

yang
harus

tentang

keadannya. Tentang keutamaan sahabat telah dibahas tentang keadaan mereka,


dalam kelompok mereka terkumpul orang-orang yang benar diantara kaum
muslimin. Mereka adalah ahli sunnah wa jamaah. Mereka adalah orang yang adil.
Maka dari itu kita harus mengetahui nama mereka, penjelasan tentang sejarah
mereka, dan keadaan mereka, untuk mendapatkan petunjuk dari mereka karena
mereka adalah orang yang paling baik dalam jalannya.
Maksimal kita sudah mengetahui mursal dari musnad, dan itu merupakan ilmu
jiwa, tidak bisa seseorang menyandarkan hadis dengan ketidaktahuannya atau
perbedaan pengetahuan diatara ulama. Maka kita harus mementingkan nama
sahabat Rasullullah. Karena sahabat Rasul adalah perantara antara Nabi dengan
umatnya. Dan para ulama telah mengarang dan meneliti kitab tersebut, seperti
karangan-karangan tentang nasab-nasabnya dan para perawi.
Ibn Abdul Barr sudah menyandarkan kitab ini atas perkataan yang benar. Diisi
atau dirujuk dari orang-orang yang ahli sejarah, orang-orang yang ahli atsar, dan
nasab-nasab atas sejarah yang dikenal. Disandarkan kepada ulama
mengetahui tentang keadaan dan sejarah kaum muslimin.

yang

Metodelogi dan sitematika


Metodelogi dalam kitab ini, Ibn Abdil Barr menyebutkan bahwasannya beliau tidak menyebutkan
dalam kitab ini tentang keshahihan sahabat dan majelis-majelisnya. Beliau hanya menyebutkan siapa saja
orang yang pernah bertemu dengan Rasulullah, walaupun perjumpaannya hanya sekali dan dia seorang
mukmin atau melihat sekali saja atau dia mendengar suatu lafadz-lafadz saja, maka kami menggolongkan
mereka dalam riwayat yang bersambung dan kami menyebutkan dari kelahiran atas masanya dia hidup
bersama orang-orang muslimin. Maka dia digolongkan pada golongan orang-orang yang benar.
Kitab Rijal al-Hadis ibn Abdul Barr al-Istiab

fi

Marifah

al-Ashab

kategorinya adalah Ilmu Tarikh ar-Ruwah. Sistematika pembahasan para rawi


menggunakan metode alfabetis huruf Hijaiyah.Setelah pembahasan tentang anakanak dari Rasullulah diawal muqodimahnya, baru kemudian dimulai pembahasan
rawi yang

dimulai dari huruf alif . Diawali dari Ibrahim putra dari Rasulullah.

Kemudian pembahasan selanjutnya masih di huruf alif dengan rawi sahabat yang
berbeda. Begitupun selanjutnya pembahasan masih sama sampai kepada rawi
terakhir di huruf hijaiyah. Contoh:

.............................................................................................................................. 19
...................................................................................... 22

................................................................................................................... 22

............................................................................................................................... 22

..................................................................................................................... 22

................................................................................................................. 22

...................................................................................................................... 22

Pembahasan rawi dikitab ini terdapat dua bagian utama. Pertama, Bab Rawi
menjelaskan data rawi-rawi secara umum. Kedua, Bab pembahasan kina (nama
sandaran). Pembahasan kina dipecah lagi menjadi tiga bagian yaitu kina tentang
laki-laki terdapat pada hlm. 714, kina tentang pembahasan perempuan pada
umumnya terdapat pada hlm. 801, kina tentang perempuan (ibu sahabat) terdapat
pada hlm. 868. Jadi pembahasan kina yang belum spesifik dan akan dibahas secara
komprehensif di bagian kitab kina ini.
Sebagai contoh:

Abi lahmi al-ghfari, dia dikatakan abi lahmi karena dia tidak memakan
daging pada zaman jahiliyah dan dikatakan pula dia tidak memakan apa
yang disembelih untuk berhala.

Abu Awar al-Jarimi, dia dipanggil oleh nabi ya Abu awar dalam hadis
yang disebutkan oleh Abu awar.

Sampel Pembahasan Rawi dalam kitab


A. Bab Huruf Alif
1. Ibrahim Bin Muhammad
Sala satu pendapat menyatakan bahwa Ibrahim dilahirkan oleh Maria
Khiftiah pad abulan dzulhizah. Nabi mengaqiqahkan anaknya pada usia
tujuan hari, memotong rambutnya, memberikannya nama, dan juga
berbagi sedekah kepada orang miskin. Ibrahim disusui dan diberikan
minum tiap malam oleh ummu bardah. Ibrahim wafat di bani mazin pada
umur sebelas bulan. Dan terdapat perbedaan pendapat tentang wafatnya.
Rasullulah berkata ketika ibrahim meninggal, baginya susuan di dalam
surga sebgai penyempurna susuan di dunia.
2. Ibrahim Thoifa

Orang tua atho bin ibrahim dan beliau meriwayatkan dari ibrahim.
Berkata tidak meriwayatkan ibrahim selain dari anaknya
atho dan isnad hadisnya tidak shohih menurutku. Telah disebut juga para
sahabat bahwasannya hadisnya mursal.
3. Ibrahim bin Abdurahman
Telah menyebutkan al-wadi bahwa dia adlah golongan sahabat, ibunya
ummu kholsum anak dari abu ukobah bin abi mu;id dan meninggal pada
tahun sembilan enam pada umur sembilan puluh lima tahun.
4. Adro Abul Jadi ad-dhomiri
Dia terkenal dengan nama ubaidah bin Ubaidah bin Shufiyan al-Hadromi.
5. Adro al-aslami
Dia telah meriwayatkan satu hadis dari nabi dan dia telah meriwayatkan
ke Said bin Abi Said Maburi. (sala satu contoh keterangan orang yang
hanya satu sekali bertemu dengan Nabi)
6. Amar bin Muadz Abu Namlah
Dia telah meriwayatkan dari Nabi Saw: apa yang dibicarakan ahlul kitab
terhadap kalian, janganlah kalian mempercayai mereka dan jangan
mendustai mereka. Katakanlah kami beriman kepada kitabnya dan
Rasulnya.
B. Bab Amar
Amarah bin ahmawi almazini, diantara golongan sahabat menyebutkan saya
tidak mengenal dia.
C. Bab Umar
Umar bin khatab, ibnu Nafiil bin abdi uza bin tibah bin abdilah bin qiroat bin
rijah bin adi bin kaab al-qursy adlwy abu hafzin.
D. Bab huruf Ya

Yahya bin asyid, beliau lahir dimasa Rasul ketika dia masih dalam
pemeliharaan dan saya tidak kenal riwayat dia.
E. Bab Yazid
Yazid

bin

akhlinas.

Al

salmi

syami

dari

genrasi

sahabat

berkata

sesungguhnya dia telah menyaksikan perang badar. Dia, ayahnya, dan


anaknya Muin. Saya tidak mengetahui dia dalam perang badar itu dan Katsir
bin muroh dan Salim bin amir meriwayatkan dari Yazid akhlinas dan Muin
anaknya.

Pandangan Ulama tentang Ibn Abdil Barr


Imam Ibnu Abdil Barr telah banyak memperoleh pujian dari para ulama, baik dari teman-teman
yang semasa dengan beliau, murid-murid beliau, hingga ulama-ulama yang datang setelah beliau. Hal
tersebut beliau dapatkan karena tingginya kedudukan beliau dimata kaum muslimin, kekuatan hafalannya,
banyaknya disiplin ilmu yang beliau kuasai, dan karya-karya tulis beliau yang menjadi bukti akan luasnya
ilmu yang beliau miliki.

1. Al-Humaidi berkata, Abu Umar adalah seorang fakih, hafiz, dan banyak meriwayatkan hadis.
Beliau adalah seorang pakar dalam ilmu qiraah dan sangat mengetahui perbedaan yang terjadi
dikalangan para ulama. Beliau juga seorang yang pakar dalam ilmu hadis dan ilmu rijal (ilmu
tentang keadaan para perawi hadis).

2. Abu Umar berkata Abdul Barr sangat alim dengan ilmu atshar, teliti dalam ilmu fiqh, dan ilmu
maani hadis. Dan sangat pandai dalam perbendaharaan mengenai nasab dan khobar.

3. Abu Ali al-Jayani berkata Abdul barr adalah seseorang yang sabar dalam mengajar dan telah
menulis banyak karya yang masyhur

4. Imam Ibnu Hazm berkata, Aku tidak mengetahui ada orang yang semisal dengan Ibnu Abdil Bar
dalam fikih hadis, apalagi orang yang lebih baik dari beliau.

5. Imam Adz-Dzahabi berkata, Beliau adalah seorang imam yang baik agamanya, seorang yang
terpercaya dan profesional, pandai lagi luas ilmunya, dan sangat berpegang teguh dengan sunnah.
Barang siapa yang membaca karya-karya tulis beliau, maka akan tampaklah baginya keutamaan
beliau. Mulai dari luasnya ilmu beliau, kekuatan pemahaman beliau, hingga kecerdasan otak
beliau. 2

Kesimpulan
Hal yang pertama yang harus dipelajari oleh para penunut ilmu setelah al-Quran adalah al-Hadis.
Sebagaimana, hadis menjadi sumber hukum kedua di dalam islam. Karena mempelajari kitab hadis
sebagai jalan untuk mendapatkan petunjuk mengenai perincian dari al-Quran yang bersifat global
mengenai suatu masalah supaya seseorang mudah dalam memahami isi kandungan dan batasan-batasan
yang terdapat dalam al-Quran. Apabila kita tidak mempelajari atau membahas hadis, kita tidak akan
mendapatkan kemudahan dalam pemahaman al-Quran.
Ibn Abdil Barr menyebutkan bahwasannya beliau tidak menyebutkan dalam kitabnya tentang
keshahihan sahabat dan majelis-majelisnya. Beliau hanya menyebutkan siapa saja orang yang pernah
bertemu dengan Rasulullah, walaupun perjumpaannya hanya sekali dan dia seorang mukmin atau melihat
sekali saja atau dia mendengar suatu lafadz-lafadz saja, maka kami menggolongkan mereka dalam
riwayat yang bersambung dan kami menyebutkan dari kelahiran atas masanya dia hidup bersama orangorang muslimin. Sahabat adalah orang yang adil. Maka dari itu kita harus mengetahui
Hidayatullah, Biografi Ibn Abdill Barr https://muslim.or.id/19088-biografi-imamibnu-abdil-barr.html diakses pada tangggal 10 September 2016.
2

nama mereka, penjelasan tentang sejarah mereka, dan keadaan mereka, untuk
mendapatkan petunjuk dari mereka karena mereka adalah orang yang paling baik
dalam jalannya.
Jadi Kitab Rijal al-Hadis ibn Abdil Barr al-Istiab

fi

Marifah

al-Ashab

dikategorikan sebagai Ilmu Tarikh ar-Ruwah dan sistematika pembahasan para rawi
menggunakan metode alfabetis huruf Hijaiyah. Pembahasan rawi dikitab ini
terdapat dua bagian utama. Pertama, Bab Rawi menjelaskan data rawi-rawi secara
umum. Kedua, Bab pembahasan kina (nama sandaran). Pembahasan kina dipecah
lagi menjadi tiga bagian yaitu kina tentang laki-laki terdapat pada hlm. 714, kina
tentang pembahasan perempuan pada umumnya terdapat pada hlm. 801, kina
tentang perempuan (ibu sahabat) terdapat pada hlm. 868. Jadi pembahasan kina
yang belum spesifik dan akan dibahas secara komprehensif di bagian kitab kina.

Daftar Pustaka:
Maktabah Syamilah keyword Ibn Abdil Barr
Pdf Kitab al-Istiab fi Marifatih al-Ashab Karya Ibn Abdil Barr
dalam Maktabah Syamilah
Hidayatullah, Biografi Ibn Abdill Barr https://muslim.or.id/19088-biografi-imam-ibnuabdil-barr.html diakses pada tangggal 10 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai