Tanaman termasuk familia Caesalpiniaceae. Dapat ditemui di dataran rendah, di tepi-tepi jalan
raya sebagai pohon perindang. Untuk pengembangbiakannya dapat digunakan biji-bijian.
Nama lain : tangkal asem (Sunda), celagi, acem
Tanaman ini mengandung : asam anggur, asam apel, asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam
suksinat, asam asetat, pectin.
SUMBER :
Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.
Asam jawa
Asam Jawa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyt
a
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Caesalpinioide
ae
Bangsa: Detarieae
Genus: Tamarindus
Spesies: T. indica
Nama Tamarindus
binomial indica
Asam jawa adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai bumbu dalam
banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya
pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Asam jawa dihasilkan oleh pohon yang bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam
suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama
lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw.), sampalok (Tagalog), ma-kham (Thai), dan
tamarind (Ingg.). Buah yang telah tua dan sangat masak biasa disebut asem kawak.
Etimologi
"Asam" adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada
masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama "asam jawa" dipakai oleh orang
Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini sendiri didatangkan oleh orang-orang
dari India.
Nama Tamarindus dan tamarind diturunkan dari bahasa Arab تمرهنديtamr hindī. Artinya kurang
lebih: kurma India.
Anakan pohon asam
Pemerian
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai
30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan,
kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan
membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu
seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang,
masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar,
ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm
panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum.
Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir,
sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna
kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging
buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman
ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman, mengkilap dan keras,
agak persegi.
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana
jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah
menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat
yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan
savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau
tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu
di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai
bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah
dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asem kawak --demikian ia biasa
disebut-- inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu,
untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa
digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu.
Thailand juga menghasilkan asam jawa yang manis rasanya. Buah ini populer dan dimakan dalam
keadaan segar; karena itu diekspor dalam bentuk polong yang belum dikupas.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji
asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.
Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam yang dapat dijadikan bahan obat tradisional.
Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan sebagai tapal untuk mengurangi radang dan rasa sakit di
persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk
dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan
ruam. Kulit kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Tepung bijinya untuk mengobati disentri
dan diare.
Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras dan bertekstur halus, sehingga
kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di
Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji asam juga kerap
digunakan dalam permainan congklak atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh, terutama terkenal di sepanjang jalan
raya Daendels, dari Anyer hingga Panarukan.
Pelaut-pelaut Bugis pada masa lalu diketahui menanam pohon asam jawa di pantai utara
Australia, di Northern Territory di saat mereka beristirahat menunggu datangnya angin untuk
kembali ke daerah asal. Pohon-pohon asam jawa ini menjadi petunjuk kontak orang Aborigin
setempat terhadap orang luar sebelum kedatangan orang Eropa.
Bahan bacaan
• van Steenis, C.G.G.J. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
• Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-
buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.
• Julia F. Morton. 1987. Fruits of Warm Climates: Tamarind
Pranala luar
Asam Jawa
Leguminosae
Uraian :
Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan
berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya
rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang.
Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna
kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam
buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 -
5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.
Nama Lokal :
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda);
Asem (Jawa);
Pemanfaatan :
2. Batuk Kering 3 polong buah asam jawa, kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air
½ genggam daun saga sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan
disaring
diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
3. Demam 1 genggam daun asam kedua bahan tersebut direbus dengan ½ liter air
jawa, adas pulawaras sampai mendidih, kemudian disaring
secukupnya; diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
4. Sakit Panas 2 polong buah asam jawa kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
yang telah masak, garam panas, kemudian disaring diminum biasa
secukupnya Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep
ini
Kegunaan :
Bisul: Asam kawak (daging buah asam matang yang sudah diolah dan warnanya hitam, bukan
coklat) sebesar telur burung puyuh, direndam dalam 1 gelas air sehingga mengembang, 5 iris
temulawak yang dicuci dulu sebelum diiris, gula aren untuk pemanis. Semuan dididihkan sehingga
airnya tinggal setengah. Diminum 1x sehari sampai sembuh. Untuk ditempelkan: asam kawak
sebesar telur burung puyuh, sedikit garam dan sedikit minyak dicampur dan dilumatkan.
Tempelkan ke bisul.
Jerawat: 12 helai daun sambiloto, 10 iris temulawak, kencur 5 cm, 1 1sendok teh adas, 10 helai
daun jintan, semua dicuci. Lumatkan dengan asam kawak sebesar telur burung puyuh. Beri 1 2/2
gelas air, saring dan ampasnya diperas dengan kain. Minum 3x sehari. Untuk obat luar: asam jawa
diberi air bersih, diremas-remas, disaring dan airnya dipakai untuk mencuri muka menjelang tidur
malam.
Gatal berupa titik-titik merah bergelembung air: Delapan iris temulawak yang dicuci dulu
sebelum diiris dan gula aren direbus dengan segelas air, sampai airnya tinggal setengah.
Masukkan asam kawak sebesar telur burung puyuh, aduk sampai asam keluar sarinya. Saring.
Minum 1x sehari sampai sembuh.
Haid bau anyir: Asam kawak sebesar telur burung puyuh dicampur dengan 10 iris temulawak
yang dicuci dulu sebelum diiris dan irisan gula aren. Seduh dengan segelas air. Aduk rata. Setelah
dingin disaring. Diminum 1x sehari selama haid.
Batuk kering: 2 gelas daun asam, 2 gelas daun saga, 5 cm kayu manis Cina dicuci, direbus
dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 2 gelas. Diminum siang hari, sebagai pengganti air
minum biasa. Ulangi selama beberapa hari.
Sariawan: 1 cangkir daun asam muda, sepotong kunyit 5 cm. Semua dicuci, kunyit diiris. Rebus
dengan 4 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Supaya rasanya agak enak, boleh
ditambahkan gula aren saat merebus. Saring. Minum pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari.
Keputihan: Asam kawak sebesar kelereng, 25 helai daun beluntas dicuci, kunyit 5 cm dicuci,
dikupas, sedikit gula aren. Daun asam dan kunyit dilumatkan, diseduh dengan 1/2 gelas air panas.
Masukkan asam dan gula. Aduk-aduk sampai gula larut. Peras dengan kain. Diminum menjelang
tidur malam setiap hari.
Campak: 1 gelas daun asam, 3 rimpang kunyit segar dicuci, diiris, sedikit garam dan gula aren.
Semua direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum pagi dan sore. Ulangi
seperlunya.
Borok (luka berair dan bernanah, gatal, dan pedih): Biji-biji asam dicuci, dikupas, dilumatkan.
Tempelkan pada borok.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel,
asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang
masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram
per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74
miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin
A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram.
Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid serta pati.