Anda di halaman 1dari 70

Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berorientasi Kurikulum Merdeka

Purworejo, 8 Februari 2023


Pengantar Kurikulum Merdeka

Materi
Analisis Capaian Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan


Pembelajaran

Modul Ajar Kurikulum Merdeka, Perencanaan


dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Perangkat Pembelajaran Guru Kelas

PENGAJARAN

KESISWAAN
1 Pengantar
Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan
untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama
masa pemulihan pembelajaran.

<2020 2020-2021 2021-2022 2022-2024 2024

Pra pandemi PANDEMI pandemi Pemulihan


Penentuan kebijakan
pembelajaran
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013, kurikulum nasional
dan Kurikulum Kurikulum berdasarkan evaluasi
Darurat (Kur- Darurat, dan Kurikulum 2013, terhadap kurikulum pada
2013 yang Kurikulum Kurikulum Darurat, masa pemulihan
disederhanakan) Merdeka di SP dan Kurikulum Merdeka pembelajaran
. dan SMK PK sebagai opsi bagi .
semua satuan
pendidikan
Keunggulan Kurikulum Merdeka

1. Lebih Sederhana
dan Mendalam

Fokus pada materi yang esensial dan


pengembangan kompetensi peserta didik pada
fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam,
bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

Peserta didik: Tidak ada program peminatan di


2. Lebih Merdeka SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai
minat, bakat, dan aspirasinya.

Guru: Guru mengajar sesuai tahap


capaian dan perkembangan peserta
didik.

Satuan pendidikan: memiliki wewenang untuk


mengembangkan dan mengelola kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

3. Lebih Relevan
Pembelajaran melalui kegiatan projek dan Interaktif
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
Struktur Kurikulum Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum
Merdeka?
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB

Kegiatan bermain Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurus Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi an tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
yang utama holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang
Informatika menja di mata Di kelas 10 pelajar menyiap Struktur lebih sederhana dengan memiliki hambatan
Penguatan literasi dini • Untuk memahami
pelajaran wajib kan diri untuk menentukan dua kelompok mata pelajaran, intelektual
dan penanaman karakter lingkungan sekitar, mata
pilihan mata pelajaran di yaitu Umum dan Kejuruan.
melalui kegiatan pelajar an IPA dan IPS Panduan untuk guru
kelas 11. Mata pelajaran yang Persentase kelompok kejuruan Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis diga bungkan Informatika disiapkan untuk
dipela jari serupa dengan di meningkat dari 60% ke 70% tidak memiliki hambatan
buku bacaan anak sebagai mata pelajaran membantu guru-guru
SMP intelektual, capaian
Ilmu Pengetahuan Alam pemula, sehingga guru mata
Fase Fondasi untuk Penerapan pembelajaran ber pembelajarannya sama
dan Sosial (IPAS) pelajaran tidak harus Di kelas 11 dan 12 pelajar
meningkatkan kesiapan basis projek dengan mengintegra dengan sekolah reguler
berlatar belakang pendidikan mengikuti mata pelajaran dari
bersekolah • Integrasi computational sikan mata pelajaran terkait. yang sederajat, dengan
informatika Kelompok Mapel Wajib, dan
thinking dalam mata menerapkan prinsip
Pembelajaran berbasis memilih mata pelajaran dari
pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis pro Praktek Kerja Lapangan (PKL) modifikasi kurikulum
projek untuk penguatan kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
Indonesia, Matematika, jek untuk penguatan profil Pe menjadi mata pelajaran wajib
profil Pelajar Pancasila dan Keterampilan Vokasi
dan IPAS lajar Pancasila dilakukan minimal 6 bulan (1 semester). Sama dengan pelajar di
dilakukan melalui kegiatan sesuai minat, bakat, dan
minimal 3 kali dalam satu sekolah reguler, pelajar di
perayaan hari besar dan • Bahasa Inggris sebagai aspirasi nya
tahun ajaran Pelajar dapat memilih mata pelajar SLB juga menerapkan
perayaan tradisi lokal mata pelajaran pilihan an di luar program keahliannya pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil projek untuk menguatkan
projek untuk penguatan Pelajar Pancasila dilakukan Alokasi waktu khusus projek Pelajar Pancasila dengan
profil Pelajar Pancasila minimal 3 kali dalam satu penguatan profil pelajar mengusung tema yang
dilakukan minimal 2 kali tahun ajaran, dan pelajar Pancasila dan Budaya Kerja sama dengan sekolah
dalam satu tahun ajaran menulis esai ilmiah untuk peningkatan soft skill regu ler, dengan
sebagai syarat kelulusan (karakter dari dunia kerja) kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 10
Teknologi
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan wakt u pelaksanaan,


pembelajaran intrakurikuler untuk projek dapat dilaksanakan dengan
setiap mata pelajaran mengacu pada menjumlah alokasi jam pelajaran projek
capaian dari semua mata pelajaran dan jumlah
pembelajaran. total waktu pelaksanaan masing-masing
2. Projek penguatan profil pelajar projek tidak harus sama.
Pancasila. Kegiatan khusus yang
Alokasi waktu untuk setiap projek
ditujukan untuk memperkuat upaya
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
pencapaian profil pelajar Pancasila
harus sama. Sat u projek dapat
yang mengacu pada Standar
dilakukan dengan durasi waktu yang
Kompetensi Lulusan.
lebih panjang daripada projek yang
lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar


Pancasila; dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum
SD
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga)
Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
dan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat

a. pembelajaran intrakurikuler; dan dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran

dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak

beban belajar per-tahun. harus sama.


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I * Diikut i oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER masing-masing.
(minggu) per tahun TAHUN

** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
menyediakan minimal 1
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dan/atau Seni Tari). Peserta
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 didik memilih 1 (satu) jenis
seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Seni Teater, atau Seni Tari).
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288 *** Maksimal 2 JP per


Matematika 144 (4) 36 180 minggu atau 72 JP per
PJOK 108 (3) 36 144 tahun.
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik **** Total JP tidak termasuk
o Seni Rupa
o Seni Teater mata pelajaran Bahasa
o Seni Tari Inggris, Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 tambahan yang
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 diselenggarakan oleh satuan
Total****: 828 (23) 252 1080 pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek per TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) tahun TAHUN sesuai dengan
agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing- masing.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144


** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Musik, Seni Rupa, Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Teater, atau Seni Tari).
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216 *** Maksimal 2 JP per
minggu atau 72 JP per
IPAS 180 (5) 36 216 tahun.
PJOK 108 (3) 36 144
**** Total JP tidak termasuk
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
mata pelajaran Bahasa
o Seni Musik
Inggris, Muatan Lokal,
o Seni Rupa
o Seni Teater dan/atau mata pelajaran
o Seni Tari tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 pendidikan.

Muatan Lokal*** 72 (2) - 72


Total****: 1044 (29) 252 1296
CATATAN
1. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan
berdasarkan kesiapan satuan pendidikan.
2. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi
penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris,
misalnya terkait peningkatan kompetensi dan
penyediaan pendidik.
3. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata
pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke
dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler
dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan
mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.
Istilah yang berubah dalam Kurikulum Merdeka

PROMES PROSEM

SILABUS ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)

RPP MA (Modul Ajar)

KI CP (Capaian Pembelajaran)

KD TP (Tujuan Pembelajaran)

KKTP (Kriteria Ketercapaian


KKM
Tujuan Pembelajaran)
KI DAN KD

CP

TP TP TP TP

ATP

MODUL AJAR
2 Analisis Capaian
Pembelajaran
M
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP
merupakan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).
T

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi memiliki


kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk
menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan W
titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan kecepatan
masing-masing.
Sumber gambar:
T
https://www.theaa.com/driving-school/driving-lessons/advice/show-me-tell-me

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi


untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan pada
waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dipersilakan
Sumber: OECD (2018)

mengatur strategi efektif untuk mencapai CP, sesuai dengan F


kemampuan dan potensinya.
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis M
finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape
yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya
dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama T
bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan
siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran W
dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat,
konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The
Right Level). sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-
di-speedometer-mobil/

Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat T


memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan
mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk
mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
Sumber: OECD (2018)

F
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah
menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang
terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan
Asesmen.
Pengertian Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang


harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran)

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan
pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk
mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan
para peserta didik.
Sistematika Capaian Pembelajaran

• Rasional
• Tujuan
• Karakteristik
• CP
Komponen CP 1

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Alasan mempelajari mapel Kemampuan yang perlu ● Deskripsi umum tentang apa yang
tersebut dicapai pelajar setelah dipelajari dalam mata pelajaran
● keterkaitan antara Mapel mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau 2
dengan salah satu (atau lebih) pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Pancasila deskripsinya

Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan Capaian setiap fase menurut elemen 3
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam dipetakan menurut perkembangan siswa
bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf
yang utuh.
4
KI/KD Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Capaian Pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Indonesia di Kurikulum 2013
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan
Menyimak lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan
yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu
memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan,
Membaca & Memirsa narasi imajinatif, dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang
dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Capaian pembelajaran dalam bentuk Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan
volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu,
KI KD sangat banyak dan terpisah- menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan
pisah. Berbicara & baik dan santun dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan
Mempresentasikan secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan
kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi
yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital.
Pelajar mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang
Menulis pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar,
menulis prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan
sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

26
Tujuan Pembelajaran
dan Alur Tujuan
Pembelajaran

3
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk:
Untuk menyusun rencana pembelajaran, ● mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan
jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam untuk pelaksanaan pembelajaran; dan
tujuan pembelajaran dan alur tujuan ● menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan Pembelajaran.
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut
kemudian digunakan sebagai acuan
untuk mengembangkan perangkat ajar.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
● Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari beberapa
komponen
● Kriteria alur tujuan Pembelajaran
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari beberapa komponen
sebagai berikut:
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu
dipahami di akhir satu unit pembelajaran.
● Variasi yaitu pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik peserta
didik berkebutuhan khusus *)

Kriteria alur tujuan Pembelajaran:


● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antar fase dan jenjang
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
Menganalisis Capaian Merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Alur Memetakan bagian ATP per kelas
Pembelajaran Tujuan Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

Matematika Fase B:Kelas 3 dan 4 Fase B


Pada akhir fase B, peserta didik dapat menggeneralisasi pemahaman Kelas 3 Kelas 4
dan melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 3.1. Menyajikan bilangan dan 4.1. Memperumum pemahaman
1.000.000 (atau maksimum enam angka), serta memahami hubungan menggeneralisasi pemahaman dan mengenai urutan dan nilai tempat sampai
membandingkan urutan dan nilai tempat
antara operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan 999.999
sampai 999.999
pembagian) termasuk menggunakan sifat-sifat operasi dalam 3.2. Memperkirakan dan membulatkan 4.2. Mengidentifikasi kelipatan, faktor,
bilangan ke nilai tempat terdekat sampai pola perkalian dan pembagian dengan
menentukan hasil perhitungan, menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan
999.999 tabel kelipatan
FPB dari bilangan cacah, memahami pecahan dan menentukan
3.3. Mengukur panjang dengan satuan 4.3. Menentukan hubungan antar satuan
posisinya pada garis bilangan, serta membandingkan dua pecahan. baku (mm, cm, dan m) serta mengukur baku panjang (mm, cm, dan m)
Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan sederhana, memahami keliling bidang datar dengan 4.4. Menyelesaikan permasalahan
menambahkan semua rusuknya.
hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, menemukan pola berkaitan dengan keliling berbagai
3.4. Mengukur luas dengan menghitung
jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 bangun datar (segitiga, segiempat, segi
gambar, objek sederhana, dan pola bilangan melibatkan operasi hitung
yang menutup bidang datar banyak)
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Peserta didik 4.5. Menyelesaikan permasalahan
3.5. Menemukan hubungan antara
dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan baku, operasi penjumlahan dan pengurangan. berkaitan dengan luas dan keliling
menggunakan satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan 3.6. Menyelesaikan kalimat bilangan berbagai bentuk bangun datar
dengan satu variabel berupa simbol
masalah berkaitan dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat gambar yang belum diketahui nilainya
dst ...
mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun melibatkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan
ruang (prisma dan balok). Peserta didik juga dapat menyajikan dan
3.7. Mengobservasi, menentukan dan
menganalisis data sederhana menggunakan turus dalam bentuk bentuk menggambar sisi sejajar dan sisi
bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, diagram batang, dan diagram berpotongan pada sebuah bidang datar.
garis, serta menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara dst ….
beberapa kejadian.

30
Perangkat Ajar, Modul
Ajar Kurikulum

4
Merdeka,
Perencanaan dan
Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran

Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:


● memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah
disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar
dengan karakteristik peserta didik, atau
● menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik

37
Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya,
dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta
didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.
38
Komponen Modul Ajar

Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik peserta didik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glossarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik ● Daftar pustaka
digunakan dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di
satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks
39
lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Contoh Cuplikan Modul Ajar untuk Kelas 3 Matematika 12 JP

Profil Pelajar Pancasila: Aktivitas 1 (Kinerja)


● Bernalar kritis Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
● Mandiri ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

Aktivitas 2 (Tes)
Tujuan pembelajaran
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
● Mengukur panjang dengan satuan
(mm, cm, dan m)
baku (mm, cm, dan m) serta Asesmen Sumatif
mengukur keliling bidang datar Menggambar denah rumah dengan
Aktivitas 3 (Kinerja)
dengan menambahkan semua menyertakan ukuran panjang dengan
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
rusuknya. satuan baku dan luas (dengan
dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
● Mengukur luas dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada
menghitung jumlah bujur sangkar kertas isometrik.
berukuran 1 cm2 yang menutup Aktivitas 4 (Kinerja)
bidang datar Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar

Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)


Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
Asesmen Diagnostik: isometrik.
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian) Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda,
● Konversi satuan (meter ke centimeter, Contoh penerapan penyesuaian sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
cm ke milimeter) pembelajaran dan pengembangan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang
PPP membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam
Untuk mengidentifikasi kemampuan berhitung diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
dan pemahaman hubungan antar satuan
panjang.
40
ASESMEN

Bagaimana
ya?
Tujuan Asesmen Diagnostik

Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar
siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis
kognitif. Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:

Tujuan Asesmen Diagnostik


Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluarga siswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat bawah rata-rata
siswa
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan


untuk menggali hal-hal seperti berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa

Tips
Aktivitas siswa selama belajar di rumah
• Ketrampilan bertanya dan
Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
membuat pertanyaan penting
• Gaya belajar, karakter, serta minat siswa pada asesmen ini!
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan

Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama


belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya

Bercerita Menulis Menggambar


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan
jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Saat siswa Saat siswa Saat siswa


menjawab pertanyaan balik bertanya menjawab pertanyaan

• Berikan penguatan • Langsung menjawab • Mencoba mengarahkan


• Berikan pertanyaan pertanyaan siswa kembali pertanyaan
lanjutan untuk menggali • Membantu siswa untuk • Memparafrasekan
lebih dalam dapat menjawab pertanyaan agar lebih
• Mengembalikan fokus jika pertanyaannya sendiri mudah dipahami
jawaban mulai • Menunggu beberapa
menyimpang saat
•Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Tindak Lanjut
1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak
berdiskusi empat mata

2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa


serta orang tua bila diperlukan

3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal


pembelajaran
Asesmen Diagnostik Kognitif

Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan


dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin
yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal Penting
pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan !Guru melakukan
membahas topik, dan waktu lain.
asesmen diagnosis
Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun kognitif untuk
Asesmen Sumatif. menyesuaikan tingkat
pembelajaran dengan
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif
kemampuan siswa, bukan
adalah:
untuk mengejar target
1. Persiapan kurikulum.

2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan

1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen


2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
• 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
• 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
• 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang
sekarang)

Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang
belajar di rumah
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut

1. Lakukan pengolahan hasil asesmen


• Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak Penting
paham” !Guru
Hitung rata-rata kelas
• menyesuaikan
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok: aktivitas dan materi
• Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP belajar di kelas
sesuai fasenya dengan peningkatan
• Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan rata-rata semua
pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi murid di kelas
• Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan siswa
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
5
PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Pengembangan Karakter
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel

Kurikulum 2013 sudah


menekankan pada
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 56


58
MATERI LENGKAP KURIKULUM
MERDEKA DAPAT DIAKSES
MELALUI:

https://linktr.ee/pembelajaranparadigmabaru

https://guru.kemdikbud.go.id/
TERIMA KASIH
Salam dan Bahagia

Anda mungkin juga menyukai