Anda di halaman 1dari 69

Implementasi Kurikulum Merdeka

ABESKI YUNITDI
Kurikulum merdeka diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan
untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama
masa pemulihan pembelajaran.

<2020 2020-2021 2021-2022 2022-2024 2024

Pra pandemi PANDEMI pandemi Pemulihan


Penentuan kebijakan
pembelajaran
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013, kurikulum nasional
dan Kurikulum Kurikulum berdasarkan evaluasi
Darurat (Kur- Darurat, dan Kurikulum 2013, terhadap kurikulum pada
2013 yang Kurikulum Kurikulum Darurat, masa pemulihan
disederhanakan) Merdeka di SP dan Kurikulum Merdeka pembelajaran
. dan SMK PK sebagai opsi bagi .
semua satuan
pendidikan
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum
secara lebih komprehensif
Rancangan dan Arah Perubahan Kurikulum:
Implementasi Kurikulum Saat Ini:

Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam pelajaran Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
ditentukan per minggu pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu
tahun
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk
melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai Fokus pada materi yang esensial, Capaian
dengan tahap perkembangan peserta didik Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan
sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan
pembelajaran kontekstual karakteristik peserta didik
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi
mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik
guru untuk dapat terus mengembangkan praktik
baik
mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

1. Lebih Sederhana
dan Mendalam

Fokus pada materi yang esensial dan


pengembangan kompetensi peserta didik pada
fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam,
bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

Peserta didik: Tidak ada program peminatan di


2. Lebih Merdeka SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai
minat, bakat, dan aspirasinya.

Guru: Guru mengajar sesuai tahap


capaian dan perkembangan peserta
didik.

Satuan pendidikan: memiliki wewenang untuk


mengembangkan dan mengelola kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

3. Lebih Relevan
Pembelajaran melalui kegiatan projek dan Interaktif
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks)
yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran

Buku teks mata pelajaran Pendidikan Modul ajar Bahasa Indonesia untuk Modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Fase D (SMP) Pancasila dengan tema Bhineka
kelas X Tunggal Ika untuk Fase A
Pengembangan Karakter
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel

Kurikulum 2013 sudah


menekankan pada
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9


Struktur Kurikulum Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum
Merdeka?
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB

Kegiatan bermain Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurus Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi an tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
yang utama holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang
Informatika menja di mata Di kelas 10 pelajar menyiap Struktur lebih sederhana dengan memiliki hambatan
Penguatan literasi dini • Untuk memahami
pelajaran wajib kan diri untuk menentukan dua kelompok mata pelajaran, intelektual
dan penanaman karakter lingkungan sekitar, mata
pilihan mata pelajaran di yaitu Umum dan Kejuruan.
melalui kegiatan pelajar an IPA dan IPS Panduan untuk guru
kelas 11. Mata pelajaran yang Persentase kelompok kejuruan Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis diga bungkan Informatika disiapkan untuk
dipela jari serupa dengan di meningkat dari 60% ke 70% tidak memiliki hambatan
buku bacaan anak sebagai mata pelajaran membantu guru-guru
SMP intelektual, capaian
Ilmu Pengetahuan Alam pemula, sehingga guru mata
Fase Fondasi untuk Penerapan pembelajaran ber pembelajarannya sama
dan Sosial (IPAS) pelajaran tidak harus Di kelas 11 dan 12 pelajar
meningkatkan kesiapan basis projek dengan mengintegra dengan sekolah reguler
berlatar belakang pendidikan mengikuti mata pelajaran dari
bersekolah • Integrasi computational sikan mata pelajaran terkait. yang sederajat, dengan
informatika Kelompok Mapel Wajib, dan
thinking dalam mata menerapkan prinsip
Pembelajaran berbasis memilih mata pelajaran dari
pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis pro Praktek Kerja Lapangan (PKL) modifikasi kurikulum
projek untuk penguatan kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
Indonesia, Matematika, jek untuk penguatan profil Pe menjadi mata pelajaran wajib
profil Pelajar Pancasila dan Keterampilan Vokasi
dan IPAS lajar Pancasila dilakukan minimal 6 bulan (1 semester). Sama dengan pelajar di
dilakukan melalui kegiatan sesuai minat, bakat, dan
minimal 3 kali dalam satu sekolah reguler, pelajar di
perayaan hari besar dan • Bahasa Inggris sebagai aspirasi nya
tahun ajaran Pelajar dapat memilih mata pelajar SLB juga menerapkan
perayaan tradisi lokal mata pelajaran pilihan an di luar program keahliannya pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil projek untuk menguatkan
projek untuk penguatan Pelajar Pancasila dilakukan Alokasi waktu khusus projek Pelajar Pancasila dengan
profil Pelajar Pancasila minimal 3 kali dalam satu penguatan profil pelajar mengusung tema yang
dilakukan minimal 2 kali tahun ajaran, dan pelajar Pancasila dan Budaya Kerja sama dengan sekolah
dalam satu tahun ajaran menulis esai ilmiah untuk peningkatan soft skill regu ler, dengan
sebagai syarat kelulusan (karakter dari dunia kerja) kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 11
Teknologi
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan wakt u pelaksanaan,


pembelajaran intrakurikuler untuk projek dapat dilaksanakan dengan
setiap mata pelajaran mengacu pada menjumlah alokasi jam pelajaran projek
capaian dari semua mata pelajaran dan jumlah
pembelajaran. total waktu pelaksanaan masing-masing
2. Projek penguatan profil pelajar projek tidak harus sama.
Pancasila. Kegiatan khusus yang
Alokasi waktu untuk setiap projek
ditujukan untuk memperkuat upaya
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
pencapaian profil pelajar Pancasila
harus sama. Sat u projek dapat
yang mengacu pada Standar
dilakukan dengan durasi waktu yang
Kompetensi Lulusan.
lebih panjang daripada projek yang
lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar


Pancasila; dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum
SD
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga)
Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
dan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat

a. pembelajaran intrakurikuler; dan dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran

dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak

beban belajar per-tahun. harus sama.


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I * Diikut i oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER masing-masing.
(minggu) per tahun TAHUN

** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
menyediakan minimal 1
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dan/atau Seni Tari). Peserta
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 didik memilih 1 (satu) jenis
seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Seni Teater, atau Seni Tari).
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288 *** Maksimal 2 JP per


Matematika 144 (4) 36 180 minggu atau 72 JP per
PJOK 108 (3) 36 144 tahun.
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik **** Total JP tidak termasuk
o Seni Rupa
o Seni Teater mata pelajaran Bahasa
o Seni Tari Inggris, Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 tambahan yang
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 diselenggarakan oleh satuan
Total****: 828 (23) 252 1080 pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu


Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit per tahun * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) TAHUN
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Rupa, Seni Teater, dan/atau
Seni Tari). Peserta didik memilih
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 1 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324 Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).
Matematika 180 (5) *** 36 216

PJOK 108 (3) 36 144


*** Maksimal 2 JP per
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 minggu atau 72 JP per
o Seni Musik
o Seni Rupa tahun.
o Seni Teater
o Seni Tari
**** Total JP tidak termasuk
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal, dan/atau mata
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
pelajaran tambahan yang
Total****: 900 (25) 252 1152
diselenggarakan oleh satuan
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek per TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) tahun TAHUN sesuai dengan
agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing- masing.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144


** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Musik, Seni Rupa, Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Teater, atau Seni Tari).
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216 *** Maksimal 2 JP per
minggu atau 72 JP per
IPAS 180 (5) 36 216 tahun.
PJOK 108 (3) 36 144
**** Total JP tidak termasuk
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
mata pelajaran Bahasa
o Seni Musik
Inggris, Muatan Lokal,
o Seni Rupa
o Seni Teater dan/atau mata pelajaran
o Seni Tari tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 pendidikan.

Muatan Lokal*** 72 (2) - 72


Total****: 1044 (29) 252 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas VI

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu K13 Program Sekolah Penggerak


Per Minggu
Alokasi per tahun
(minggu) Alokasi Projek per Total JP Per Tahun ****Jam pelajaran kelas
tahun
3 SD mengalami
peningkatan, mengikuti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 struktur kelas 4 karena
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 IPAS dimulai di kelas 3
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
***opsional. Satuan
Pendidikan dapat
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 mengintegrasikan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 muatan lokal dalam
Pendidikan Pancasila 6 128 (4) 32 160 mapel lain atau
Bahasa Indonesia 10 192 (6) 32 224 diajarkan melalui
Matematika 6 160 (5) 192
kegiatan projek.
32
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - 160 (5) 32 192 Total JP tidak
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan - 96 (3) 32 128 termasuk mata
pelajaran Bahasa
Pilihan minimal 1: 4 32
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 96 (3) 128 Inggris, Muatan Lokal
dan/atau mata
Bahasa Inggris*** 2 64 (2)*** 64*** pelajaran tambahan
Muatan Lokal*** 2 64 (2)*** 64*** yang
diselenggarakan oleh
Total*** 928(29) 224 1152 satuan pendidikan
CATATAN
1. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan
berdasarkan kesiapan satuan pendidikan.
2. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi
penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris,
misalnya terkait peningkatan kompetensi dan
penyediaan pendidik.
3. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata
pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke
dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler
dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan
mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.
Pengertian Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang


harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran)

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan
pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk
mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan
para peserta didik.
Komponen CP 1

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Alasan mempelajari mapel Kemampuan yang perlu ● Deskripsi umum tentang apa yang
tersebut dicapai pelajar setelah dipelajari dalam mata pelajaran
● keterkaitan antara Mapel mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau 2
dengan salah satu (atau lebih) pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Pancasila deskripsinya

Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan Capaian setiap fase menurut elemen 3
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam dipetakan menurut perkembangan siswa
bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf
yang utuh.
4
Kegiatan 3:
1. Ambil satu contoh pengembangan ATP pada
link @pembelajaranparadigmabaru | Linktree
2. Analisis kecukupan kompetensi dan
kontennya.
Komponen Modul Ajar

Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik peserta didik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glossarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik ● Daftar pustaka
digunakan dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di
satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks
29
lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 3 Matematika 12 JP

Profil Pelajar Pancasila: Aktivitas 1 (Kinerja)


● Bernalar kritis Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
● Mandiri ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

Aktivitas 2 (Tes)
Tujuan pembelajaran
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
● Mengukur panjang dengan satuan
(mm, cm, dan m)
baku (mm, cm, dan m) serta Asesmen Sumatif
mengukur keliling bidang datar Menggambar denah rumah dengan
Aktivitas 3 (Kinerja)
dengan menambahkan semua menyertakan ukuran panjang dengan
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
rusuknya. satuan baku dan luas (dengan
dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
● Mengukur luas dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada
menghitung jumlah bujur sangkar kertas isometrik.
berukuran 1 cm2 yang menutup Aktivitas 4 (Kinerja)
bidang datar Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar

Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)


Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
Asesmen Diagnostik: isometrik.
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian) Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda,
● Konversi satuan (meter ke centimeter, Contoh penerapan penyesuaian sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
cm ke milimeter) pembelajaran dan pengembangan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang
PPP membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam
Untuk mengidentifikasi kemampuan berhitung diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
dan pemahaman hubungan antar satuan
panjang.
30
ASESMEN

Bagaimana
ya?
TUjuan Asesmen Diagnostik

Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar
siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis
kognitif. Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:

Tujuan Asesmen Diagnostik


Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluarga siswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat bawah rata-rata
siswa
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan


untuk menggali hal-hal seperti berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa

Tips
Aktivitas siswa selama belajar di rumah
• Ketrampilan bertanya dan
Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
membuat pertanyaan penting
• Gaya belajar, karakter, serta minat siswa pada asesmen ini!
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan

Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama


belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya

Bercerita Menulis Menggambar


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan
jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Saat siswa Saat siswa Saat siswa


menjawab pertanyaan balik bertanya menjawab pertanyaan

• Berikan penguatan • Langsung menjawab • Mencoba mengarahkan


• Berikan pertanyaan pertanyaan siswa kembali pertanyaan
lanjutan untuk menggali • Membantu siswa untuk • Memparafrasekan
lebih dalam dapat menjawab pertanyaan agar lebih
• Mengembalikan fokus jika pertanyaannya sendiri mudah dipahami
jawaban mulai • Menunggu beberapa
menyimpang saat
•Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Tindak Lanjut
1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak
berdiskusi empat mata

2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa


serta orang tua bila diperlukan

3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal


pembelajaran
Asesmen Diagnostik Kognitif

Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan


dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin
yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal Penting
pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan !Guru melakukan
membahas topik, dan waktu lain.
asesmen diagnosis
Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun kognitif untuk
Asesmen Sumatif. menyesuaikan tingkat
pembelajaran dengan
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif
kemampuan siswa, bukan
adalah:
untuk mengejar target
1. Persiapan kurikulum.

2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan

1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen


2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
• 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
• 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
• 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang
sekarang)

Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang
belajar di rumah
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut

1. Lakukan pengolahan hasil asesmen


• Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak Penting
paham” !Guru
Hitung rata-rata kelas
• menyesuaikan
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok: aktivitas dan materi
• Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP belajar di kelas
sesuai fasenya dengan peningkatan
• Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan rata-rata semua
pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi murid di kelas
• Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan siswa
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
5
PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Pengembangan Karakter
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel

Kurikulum 2013 sudah


menekankan pada
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 57


58
TERIMA KASIH
SEHAT …SUKSES SELALU

Anda mungkin juga menyukai