Anda di halaman 1dari 64

Struktur Kurikulum & Projek Penguatan

Profil Pelajar Pancasila


MEMBANTU PEMULIHAN PEMBELAJARAN MASA PANDEMI

Disampaikan pada :
Pelatihan Kurikulum Merdeka MTS Dar El Hikmah Pekanbaru

Oleh : Warsito
Hotel Tjokro, Tgl 25 Mei 2022

1
Struktur Kurikulum
Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum
Merdeka?
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan wakt u pelaksanaan,


pembelajaran intrakurikuler untuk setiap projek dapat dilaksanakan dengan
mata pelajaran mengacu pada capaian menjumlah alokasi jam pelajaran projek
pembelajaran. dari semua mata pelajaran dan jumlah
2. Projek penguatan profil pelajar total waktu pelaksanaan masing-masing
Pancasila. Kegiatan khusus yang projek tidak harus sama.
ditujukan untuk memperkuat upaya
Alokasi waktu untuk setiap projek
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
penguatan profil pelajar Pancasila
mengacu pada Standar Kompetensi
tidak harus sama. Sat u projek dapat
Lulusan.
dilakukan dengan durasi waktu yang
lebih panjang daripada projek yang
lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar


Pancasila; dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAU SD SMP SMA SMK SLB
D
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurusan Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini Informatika menjadi mata Di kelas 10 pelajar Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib menyiapkan diri untuk dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan lingkungan sekitar, mata menentukan pilihan mata Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru pelajaran di kelas 11. Mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki
buku bacaan anak digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran yang dipelajari dari 60% ke 70% hambatan intelektual,
mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, serupa dengan di SMP capaian pembelajarannya
Fase Fondasi untuk Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran Penerapan pembelajaran berbasis sama dengan sekolah
meningkatkan kesiapan Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang Di kelas 11 dan 12 pelajar projek dengan mengintegrasikan reguler yang sederajat,
bersekolah pendidikan informatika mengikuti mata pelajaran dari mata pelajaran terkait. dengan menerapkan prinsip
• Integrasi computational Kelompok Mapel Wajib, dan
Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
thinking dalam mata Pembelajaran berbasis memilih mata pelajaran dari
projek untuk penguatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
profil Pelajar Pancasila menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan dan Keterampilan Vokasi
setidaknya dilakukan minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
dan IPAS minimal 3 kali dalam satu sesuai minat, bakat, dan
melalui kegiatan perayaan SLB juga menerapkan
tahun ajaran aspirasinya
hari besar dan perayaan • Bahasa Inggris sebagai Pelajar dapat memilih mata pembelajaran berbasis
tradisi lokal mata pelajaran pilihan pelajaran di luar program projek untuk menguatkan
Pembelajaran berbasis
keahliannya Pelajar Pancasila dengan
projek untuk penguatan profil
Pembelajaran berbasis mengusung tema yang sama
Pelajar Pancasila dilakukan
projek untuk penguatan profil Alokasi waktu khusus projek dengan sekolah reguler,
minimal 3 kali dalam satu
Pelajar Pancasila dilakukan penguatan profil pelajar dengan kedalaman materi
tahun ajaran, dan pelajar
minimal 2 kali dalam satu Pancasila dan Budaya Kerja untuk dan aktivitas sesuai
menulis esai ilmiah sebagai
tahun ajaran peningkatan soft skill (karakter dari dengan karakteristik dan
syarat kelulusan
dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D
yaitu untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX.

Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. pembelajaran intrakurikuler; dan

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25%


(dua
puluh lima persen) total JP per-tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara


fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
SMP Kelas VII-
VIII
Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik sesuai
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit (minggu) per tahun TAHUN
dengan agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Satuan pendidikan menyediakan
minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
jenis seni atau
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 72 (2) 36 108 Seni Tari, dan/atau
Pekerti*
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
seni
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216 atau prakarya
Matematika 144 (4) 36 180 (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
IPA 144 (4) 36 180 atau Prakarya)
IPS 108 (3) 36 144
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144 tahun.
PJOK 72 (2) 36 108

Informatika 72 (2) 36 108 **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran


Seni dan Prakarya**: 72 (2) 36 108 Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran
o Seni Musik tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
o Seni Rupa
o Seni Teater pendidikan.
o Seni Tari
o Prakarya

Muatan Lokal*** 72 (2) - 72

Total****: 1044 (29) 360 1404


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP Kelas
IX
Alokasi pertahun (minggu) Alokasi Projek TOTAL JP PER TAHUN
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1 JP=40 menit per tahun * Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 agama/kepercayaan
masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 ** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
(satu) jenis seni atau
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 prakarya (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Rupa, Seni Teater, Seni
Tari, dan/atau
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96 Prakarya). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis
Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192
seni atau prakarya
Matematika 128 (4) 32 160 (Seni Musik, Seni Rupa,
IPA 128 (4) 32 160 Seni Teater, Seni Tari,
atau
IPS 96 (3) 32 128 Prakarya)
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128 .
*** Maksimal 2 JP per
PJOK 64 (2) 32 96 minggu atau 64 JP per
Informatika 64 (2) 32 96 tahun.

Seni dan Prakarya**: 64 (2) 32 96


**** Total JP tidak
o Seni Musik
termasuk mata pelajaran
o Seni Rupa
o Seni Teater Muatan Lokal, dan/atau
o Seni Tari mata pelajaran tambahan
o Prakarya yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total****: 928 (29) 320 1248
Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan:
Bagaimana menyusun
pedoman penyelenggaraan
pembelajaran sesuai
dengan karakteristik dan
kebutuhan satuan
pendidikan?
Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan
kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan
mengelola kurikulum operasional, satuan pendidikan
sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
termasuk siswa, komite sekolah, dan masyarakat.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum


operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan
contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan

1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan
perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu
menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial
budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik
atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan
komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi,
berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas
Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama
sesuai dengan kewenangannya.
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di


satuan pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi,
dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan
perencanaan pembelajaran.

Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan


pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh
modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa
contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk
rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian
Lampiran.
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format
dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan
pendidikan.
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara Umum

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

SNP

Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
TETAP Prinsip Pembelajaran dan
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
Asesmen
Kerangka dasar kurikulum yang dit etapkan oleh
. . pemerint ah pusat

1 3
Menganalisis konteks Menentukan
KARAKTERISTIK PENGORGANISASIA
SATUAN
PENDIDIKAN
2 N PEMBELAJARAN 4
Merumuskan Menyusun
VISI RENCANA
FLEKSIBEL/DINAMIS MISI PEMBELAJARA
Satuan pendidikan TUJUAN N
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai karakteristik
dan kebutuhan satuan
pendidikan
DINAS
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan UPT
MKKS
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan
Berikut adalah pilihan cara untuk
analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota
mengumpulkan informasi
komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh ● Kuesioner, dengan pertanyaan
warga satuan pendidikan.
disesuaikan dengan tujuan
dan sasaran yang dibutuhkan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar: ● Wawancara, untuk mendapatkan
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
data secara langsung.
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan ● Diskusi kelompok terpumpun
pendidikan (FGD) dengan mengundang
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis perwakilan dari seluruh warga
dan dokumentasi data satuan pendidikan dan tokoh
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan masyarakat.
strategi atau solusi ● Observasi
● Rapor pendidikan, terkait mutu
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan dan hasil belajar, kompetensi dan
pendidikan: kinerja guru dan tenaga
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan? kependidikan, mutu dan relevansi
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat? pembelajaran
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh
warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
Beberapa alat yang dapat digunakan
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai
untuk menganalisis informasi:
profil Pelajar Pancasila?
● Analisis SWOT
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
● Root Cause
● Fish Bone
[CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan
Pendidikan
Analisis lingkungan belajar Visi - Misi - Tujuan Analisis kebutuhan satuan
DINAS
pendidikan
Sumber daya alam, sosial, dan budaya ● Seperti apakah gambaran ideal tentang UPT
● Bagaimana mendokumentasikan masa depan dan ingin diwujudkan oleh MKKS
semua informasi sistem, sumber satuan pendidikan?
● Bagaimana satuan pendidikan bisa Peserta didik
daya dan fasilitas dan mitra yang ● Siapa sajakah peserta didik yang ada di sekolah?
ada? mencapai gambaran ideal tersebut?
Bagaimana sekolah bisa mengklasifikasi peserta didik
● Apakah ada sumber daya dari tersebut? Berdasarkan apakah klasifikasi tersebut?
Review Visi Misi
lingkungan sekitar yang dapat ● Bagian mana yang perlu ditajamkan ● Dari klasifikasi tersebut, apa saja kebutuhan masing-masing
dimanfaatkan oleh satuan dalam visi dan misi? kelompok? Apakah ada kelompok tertentu yang
pendidikan dalam proses belajar? ● Apakah perlu membuat visi dan misi memerlukan perhatian dan pendampingan yang lebih
baru yang lebih sesuai dengan kondisi banyak?
Sumber pendanaan lingkungan dan karakteristik peserta
● Bagaimana proses pendanaan didik?? Guru dan t enaga kependidikan
satuan pendidikan? ● Apa saja prioritasnya? ● Profil atau kompetensi guru yang diperlukan
● Bagaimana penggunaan dana ini? untuk pembelajaran yang optimal menuju visi-misi
sekolah
Sistem dan kebijakan di daerah Review Tujuan ● Apa saja kelompok-kelompok guru dan tenaga
● Apa saja visi, misi, dan tujuan ● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan kependidikan yang ada di satuan pendidikan? Apa saja
daerah? pendidikan (atau program keahlian kebutuhan setiap kelompok tersebut?
● Apa saja kebijakan satuan untuk SMK) dalam mendukung ● Apakah ada kelompok guru dan tenaga kependidikan
pendidikan terkait indikator? kompetensi peserta didik?
● Apa saja perubahan sistem yang membutuhkan bantuan/dampingan lebih banyak?
● Apa yang mendasari tujuan ini? ● Apakah guru siap memfasilitasi peserta didik dengan
yang terjadi? ● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki
● Apakah ada integrasi aktivitas untuk berbagai latar belakang dan kebutuhan?
oleh peserta didik?
mendukung pencapaian indikator? ● Mengapa kompetensi ini
dianggap penting? Sarana dan prasarana
Kemitraan ● Apa saja keterampilan yang perlu ● Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan
● Siapa saja pihak-pihak yang dapat dikuasai peserta didik? untuk pembelajaran yang optimal?
dilibatkan untuk mendukung program ● Apa karakteristik individu yang ingin ● Apakah satuan pendidikan menjadi lingkungan yang aman
satuan pendidikan? (organisasi, dibangun? dan sehat (fisik dan mental) bagi warganya?
komunitas, tokoh, dll.) ● [SMK] Jabatan pekerjaan/okupasi ● Apakah satuan pendidikan memiliki perangkat yang memadai
apa saja untuk menyelenggarakan pembelajaran yang optimal dan
yang berpotensi untuk diisi oleh mengelola data?
Bagaimana pengelolaan
pembelajaran bisa dilakukan
di satuan pendidikan?
Pembelajaran tematik
Bahasa Indonesia
● Pembelajaran tematik diibaratkan gado-
gado, dimana bermacam bahan siswa membuat pertanyaan untuk
dicampur namun masih dapat dipilah diajukan kepada narasumber
mengenai jenis-jenis sumber daya Seni Musik
alam lokal Siswa mencatat informasi
● Jadwal disusun berdasarkan mata yang didapat secara terstruktur
siswa belajar memainkan
alat musik dari daerah
pelajaran tetapi kegiatan pembelajaran (belajar membuat tabel atau diagram)
lokal yang menggunakan
dan berdiskusi untuk membuat cara
dijalankan dengan merujuk pada tema mengkomunikasikan info rm asi Sumber daya bahan yang diambil dari
alam sekitarnya. Siswa
yang sudah ditentukan tersebut. alam lokal untuk juga berdiskusi mengenai
menjaga peran berm usik dalam
● Pembelajaran tematik disusun dengan kesehatan emosi
kesehatan
cara dalam
(memberikan
menyusun TP yang sesuai dengan t ema IPAS ketenangan/menghibur)
● Saat perencanaan pembelajaran guru keseharian
siswa bert anya kepada
dan wakil kepala sekolah bidang narasumber
mengenai jenis-jenis sumber daya alam
kurikulum melihat CP dan lokal (sebisa mungkin yang masih mudah
Bahasa Inggris
dijumpai oleh siswa) yang dimanfaatkan
mengidentif ikasi tema- tema yang bisa untuk kesehatan. Dari informasi yang
menjadi f okus pembelajaran didapat, siswa dapat mendiskusikan cara menulis teks deskripsi mengenai
kerja sistem tubuh secara sederhana satu sumber daya alam dari
(sistem pernapasan atau pencernaan dan daerahnya yg bisa dimanfaatkan
mendiskusikan cara- cara untuk menjaga untuk kesehatan masyarakat.
kesehatan sistem tersebut

Contoh desain pembelajaran tematik fase C


Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di
mata pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS PJOK

07.35 - 08.05 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil Bahasa Inggris
pelajar Pancasila

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila IPAS Bahasa Indonesia Agama dan Budi Pekerti

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila Projek penguatan profil Bahasa Indonesia
pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Projek penguatan profil Muatan lokal
pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia


Pembelajaran integratif
● Pembelajaran integratif diibaratkan jus, di mana bermacam
bahan dilebur dan sudah tidak dapat dipilah
● Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman
terhadap satu ide besar (konsep)
● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah
bidang kurikulum melihat TP dan merancang sebuah ide
besar (konsep) yang menjadi tujuan akhir proses
pembelajaran
● Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran,
sehingga sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif
Bahasa Indonesia Pendidikan Pancasila

Elemen Menyimak: Elemen Membaca & Memirsa: Elemen Berbicara & Peserta didik dapat mengenal
identitas dirinya dan teman-
Peserta didik mampu Peserta didik mampu Mempresentasikan: temannya sesuai budaya,
memahami ide pokok memahami pesan dan minat, dan perilakunya; cara
(gagasan) suatu pesan lisan, informasi tentang kehidupan Peserta didik mampu berbicara berkomunikasi dengan
informasi dari media audio, sehari-hari, teks narasi, dan dengan pilihan kata dan sikap mereka; mengenali
teks aural (teks yang puisi anak dalam bentuk cetak tubuh/gestur yang santun, karakteristik fisik dan non-fisik
dibacakan dan/atau didengar), atau elektronik. Peserta didik menggunakan volume dan orang dan benda yang ada di
dan instruksi lisan yang mampu memahami ide pokok intonasi yang tepat sesuai lingkungan sekitarnya; serta
berkaitan dengan tujuan dan ide pendukung pada teks konteks; mengajukan dan memahami bahwa kebinekaan
berkomunikasi. Peserta didik informasional dan mampu menanggapi pertanyaan dapat memberikan
mampu memahami dan menjelaskan permasalahan dalam suatu percakapan dan kesempatan untuk
memaknai teks narasi yang yang dihadapi oleh tokoh diskusi dengan lebih aktif. mendapatkan pengalaman dan
dibacakan atau dari media cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu pemahaman yang baru.
audio. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan
menambah kosakata baru dari dalam suatu percakapan dan
teks yang dibaca atau diskusi dengan menerapkan
tayangan yang dipirsa sesuai tata caranya. Peserta didik
dengan topik. mampu menceritakan kembali
suatu informasi yang dibaca
atau didengar dari teks narasi
dengan topik yang beragam.
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata
pelajaran Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Muatan lokal Agama dan Budi Pekerti

07.35 - 08.05 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Matematika Unit integratif Muatan lokal Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Projek penguatan profil PJOK Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Projek penguatan profil PJOK Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 PJOK Unit integratif


Pembelajaran berbasis mata
pelajaran
Pembelajaran berbasis mata pelajaran diibaratkan
makanan
dengan lauk yang terpisah

Pembelajaran berbasis mata pelajaran bertujuan


mencapai Capaian Pembelajaran di masing-masing mata
pelajaran

Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil


kepala sekolah bidang kurikulum melihat TP dan
merancang asesmen dan kegiatan untuk setiap mata
pelajaran

Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi


kegiatan pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada
tema yang sudah ditentukan
Contoh desain pembelajaran berbasis mata
pelajaran
Bahasa Indonesia IPAS

CP Elemen Menyimak: CP elemen keterampilan proses:

Peserta didik mampu memahami ide pokok ● Merencanakan dan melakukan


(gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari penyelidikan. Dengan panduan,
media audio, teks aural (teks yang dibacakan peserta didik membuat rencana dan
dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang melakukan langkah-langkah
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. operasional untuk menjawab
Peserta didik mampu memahami dan pertanyaan yang diajukan.
memaknai teks narasi yang dibacakan atau Menggunakan alat dan bahan yang
dari media audio sesuai dengan mengutamakan
keselamatan. Peserta didik
menggunakan alat bantu pengukuran
untuk mendapatkan data yang akurat.
● Memproses, menganalisis data
dan informasi. Mengorganisasikan
data dalam bentuk tabel dan grafik
sederhana untuk menyajikan data dan
mengidentifikasi pola. Peserta didik
membandingkan antara hasil
pengamatan dengan prediksi dan
memberikan alasan yang bersifat
ilmiah.
Contoh desain pembelajaran berbasis mata
pelajaran
Bahasa Indonesia IPAS
Tujuan pembelajaran: Peserta didik menyimak Tujuan Pembelajaran: mendesain kuesioner
dengan saksama, memahami instruksi yang sederhana, mengorganisasikan data
lebih kompleks, memahami dan memaknai ide
pokok dalam teks audiovisual dan teks aural Asesmen: membuat kuesioner sederhana
(teks yang dibacakan) yang sesuai jenjangnya.
Kegiatan pembelajaran:
Asesmen: Merancang media penyampaian
pesan ● Penjelasan ttg bentuk dan fungsi
kuesioner
Kegiatan pembelajaran
● Membuat pertanyaan untuk kuesioner
● Mengamati berbagai media penyampaian
● Merancang kuesioner secara
pesan, contoh: video, poster, artikel
berkelompok
pendek dan mengidentifikasi ide / pesan
yang disampaikan

● Mendiskusikan media yang paling


efektif dalam menyampaikan pesan

● Mencari data di sekolah untuk


mengetahui media apa yang paling
disukai teman- temannya

● Mendesain media penyampaian pesan


Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di
mata pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS PJOK

07.35 - 08.05 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil Bahasa Inggris
pelajar Pancasila

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila IPAS Bahasa Indonesia Agama dan Budi Pekerti

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila Projek penguatan profil Bahasa Indonesia
pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Projek penguatan profil Muatan lokal
pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia


Perangkat
ajar :

Bagaimana guru
menggunakan dan memilih
perangkat ajar yang
tepat?
Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:

a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat


pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;

b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk


menjadi pembelajar sepanjang hayat;

c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta


didik secara holistik;

d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,


lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai
mitra; dan

e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.


Prinsip
Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:
a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar
dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran;
c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan
kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun
program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut; dan
e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan
1. Asesmen diAsesmen
awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan
hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada
pendidikan
khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun
Program
Pembelajaran Individual (PPI).
2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan
perangkat ajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.
3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan
waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk
pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar sebagai
dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan
pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian
tujuan pembelajaran.
5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras
dengan prinsip-prinsip asesmen.
6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh
pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan
Capaian Pembelajaran.

Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek
penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional
satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik
dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.

Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar


ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang
pembelajaran.
Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik
berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan


memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan


inspirasi untuk satuan pendidikan. Pendidik yang menggunakan modul ajar
yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan
pembelajaran/RPP/modul ajar.
Pelaporan Kemajuan
Belajar
1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan
(rapor) peserta didik. sekurang- kurangnya pada setiap akhir
semester.
2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor
semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi peserta didik secara berkala melalui e
perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang rapor/dapodik
tua.
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK sederajat, satuan pendidikan memiliki
atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan
nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, kelas dengan mempertimbangkan:
nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan a. laporan kemajuan belajar;
ekstrakurikuler. b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar
Pancasila;
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan c. portofolio peserta didik;
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
orang tua/wali. pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK
e. prestasi akademik dan non-akademik;
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau f. ekstrakurikuler;
sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki g. penghargaan peserta didik; dan
keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan h. tingkat kehadiran.
makna nilai yang diperoleh peserta didik.
Format
Laporan
Hasil Belajar
Untuk dimasukkan
ke Dapodik
Pentingnya Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila

Apa pentingnya Projek


Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) ?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila M
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk “mengalami pengetahuan” sebagai
proses penguatan karakter sekaligus
kesempat an unt uk belajar dari lingkungan
T sekitarnya. Dalam projek
penguatan ini, siswa memiliki kesempatan
untuk mengupas dan memahami tema-tema
atau isu penting seperti perubahan iklim,W
“... perlulah anak-anak [Taman Siswa]
anti
kesehatanradikalisme,
mental, budaya, wirausaha,
kita dekatkan hidupnya kepada teknologi dll., sehingga siswa bisa
perikehidupan rakyat, agar supaya melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-
mereka tidak hanya memiliki
‘pengetahuan’
hidup saja
rakyatnya, tentang
akan tetapi dapat isu t ersebut sesuai dengan t ahapan belajar T
juga
‘mengalaminya’ sendiri, dan
tidak hidup berpisahan dengan
kemudian dan kebutuhannya. Tema ini dapat berubah
Surmabkeyr:aOtEnCDya(2.0”18)
setiap tahunnya, ditentukan oleh
pemerintah pusat (Kemdikbud) berdasarkan F
isu yang diprioritaskan.
Latar Belakang projek penguatan profil pelajar
Pancasila
• Dalam penguatan karakter dan kompetensi umum (transversal atau general competences),
penting bagi siswa belajar lintas ilmu. Namun demikian, pembelajaran berbasis projek ini
belum menjadi kebiasaan di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan
kebijakan pusdat.
• Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban
belajar di kelas (intrakurikuler) sebagaimana rekomendasi kajian-kajian internasional, agar
siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less
formal, less structured, more interactive, engaged in community)
• Siswa perlu lebih peka terhadap isu-isu terkait SDGs. Mengeksplorasi isu tersebut
lebih
banyak di luar mata pelajaran dalam bentuk projek memberikan ruang lebih besar untuk
mengenali, memahami, dan mendalami isu tersebut. Diharapkan, siswa dapat menjadi
warga Indonesia dan warga dunia yang bertanggung jawab dan aktif berkontribusi.
Dimensi dan elemen
Profil Pelajar
Pancasila
Beriman, Berkebhine Bergotong Mandiri Bernalar Kreatif
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan kaan royong Kritis
berakhlak mulia Global

Akhlak Mengenal dan Kolaborasi Pemahaman diri Memperoleh Menghasilkan


beragama menghargai dan situasi dan memproses gagasan
budaya bangsa Kepedulian informasi dan yang orisinal
Akhlak pribadi Indonesia dan Regulasi diri gagasan
Berbagi Menghasilkan
Akhlak kepada dunia
Menganalisis karya dan
manusia Komunikasi dan dan tindakan yang
Akhlak kepada interaksi antar mengevaluasi orisinal
alam budaya penalaran
Memiliki
Akhlak Refleksi dan Merefleksi dan keluwesan
bernegara tanggung jawab mengevaluasi berpikir dalam
terhadap pemikirannya mencari
pengalaman sendiri alternatif solusi
kebinekaan permasalahan
Berkeadilan
sosial
Penerapan profil
pelajar Pancasila di Intrakurikuler
sekolah Muatan Pelajaran
Kegiatan/
pengalaman belajar
Profil Pelajar
Pancasila adalah
karakter dan Projek untuk
kemampuan yang penguatan
dibangun dalam
Profil Pelajar
keseharian dan
dihidupkan dalam diri
Pelajar Pancasila
Pembelajaran berbasis
Indonesia
projek yang kontekstual
dan interaksi dengan
Budaya lingkungan sekitar
Sekolah
Iklim sekolah,
kebijakan, pola Ekstrakurikul
interaksi dan er
Kegiatan untuk
komunikasi, serta
norma yang berlaku di mengembangkan minat
sekolah dan bakat
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan,
dan waktu pelaksanaan.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari


intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus
dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.

Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk


merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila

Apa saja prinsip Projek


Penguatan Profil
Pelajar Pancasila ?
Kontekstual Eksploratif

Holistik Berpusat pada


Peserta Didik
Prinsip-prinsip kunci projek penguatan profil
pelajar Pancasila

Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam
konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita
untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami
sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya, setiap
tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah
wadah tematik yang menghimpun beragam mata
pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan
beragam perspektif dan konten pengetahuan secara
terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga
mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang
bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek,
seperti murid, guru, sekolah, masyarakat, dan realitas
kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip kunci projek penguatan profil
pelajar Pancasila

Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang
dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong guru
dan murid untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar
dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama
pembelajaran. Oleh karenanya, sekolah sebagai
penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang
dan kesempatan bagi murid untuk dapat mengeksplorasi
berbagai hal di luar lingkup sekolah. Tema-tema projek
yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh
persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
Dengan mendasarkan projek pada pengalaman nyata
yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan murid dapat
mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara
aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
Prinsip-prinsip kunci Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Berpusat Pada
Peserta
Didik

Prinsip berpusat pada murid berkaitan dengan skema


pembelajaran yang mendorong murid untuk menjadi
subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses
belajarnya secara mandiri. Guru diharapkan dapat
mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar
mengajar yang menjelaskan banyak materi dan
memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, guru sebaiknya
menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan
banyak kesempatan bagi murid untuk mengeksplorasi
berbagai hal atas dorongannya sendiri. Harapannya,
setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah
kemampuan murid dalam memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Prinsip-prinsip kunci projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk
membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan
pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang
terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata
pelajaran. Oleh karenanya projek ini memiliki area
eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran,
alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan
pembelajaran. Namun demikian,
diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaanya, guru
tetap dapat merancang kegiatan projek secara sistematis
dan terstruktur agar dapat memudahkan
pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga diharapkan
dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan
kemampuan yang sudah murid dapatkan dalam pelajaran
intrakurikuler.
Penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran
berbasis projek adalah unit pembelajaran terintegrasi,
bukan tematik (webbed)*

Unit Unit Pembelajaran


Pembelajaran Tematik ~ Gado-
Integrasi ~ Jus gado

dengan menggunakan
Mata pelajaran dirangkai tema.
Pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan
satu atau dan
dipaduketerampilan dari
(kompetensi) dalam projek terdiri masing-masing mata pelajaran
dari lintas disiplin ilmu, berpadu dan diuraikan, sehingga meskipun temanya
dapat
melebur, tidak dipisahkan lagi mana sama, muatan mapel Matematika,
yang merupakan bagian dari mapel- misalnya, masih bisa dipisahkan dengan
mapel Bahasa Indonesia, IPA, dsb.
mapel.
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan
Pendidikan
Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-SMA/K) Kearifan Lokal (SD-SMA/K)
SD wajib Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
memilih min. jangka pendek maupun panjang, terhadap inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan
2 tema per kelangsungan kehidupan di dunia maupun kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
tahun lingkungan sekitarnya. tersebut, serta perkembangannya. Siswa
mempelajari bagaimana dan mengapa
Melalui t ema ini, murid mengembangkan masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti
kemampuan berpikir sist em unt uk yang ada, bagaimana perkembangan tersebut
SMP, SMA, keterkaitan aktivitas memahami dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih
dan SMK dampak global yang menjadi
manusiaakibatnya,
dengan termasuk
dampak- besar (nasional dan internasional), serta
perubahan iklim. Murid juga dapat dan membangun
wajib memilih kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah
memahami apa yang berubah dari waktu ke
min. 3 tema waktu apa yang tetap sama. Siswa juga
lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah
per tahun mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik
lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta
perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian. kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan
nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan
Selain itu, murid juga mempelajari potensi krisis dalam kehidupan mereka. Siswa juga belajar
Sekolah keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya untuk mempromosikan salah satu hal yang
menentukan (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur
tema dan krisis air bersih dan lain sebagainya), serta yang dipelajarinya.
mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan
mengembangk
memitigasinya. Contoh muatan
annya untuk lokal:
Jawa Barat : sistem masyarakat di Kampung
setiap Contoh muatan Naga
kelas/angkatan lokal:
Jakarta : sit uasi banjir Papua : sistem masyarakat di Lembah Baliem
Kalimantan : hutan sebagai paru-paru dunia
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan
Bhinneka Tunggal IkaPendidikan
(SD-SMA/ K)
Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Mereka juga mempelajari perspektif berbagai agama dan
kepercayaan tentang fenomena global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. Siswa secara kritis dan reflektif menelaah berbagai
stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.
Melalui projek ini, siswa mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan.

Contoh muatan
lokal:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya

Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP-SMA/ K)


Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Siswa melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta mengkaji fenomena
perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan
keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu
narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Siswa merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan
dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.

Contoh muatan
lokal:
Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja
lokal
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan
Pendidikan
Suara Demokrasi (SMP-SMA/ K)
Dalam lingkungan sekolah, siswa mencoba mempraktikkan sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia, termasuk
namun tidak terbatas pada proses pemilihan umum dan perumusan kebijakan. Melalui pembelajaran ini siswa merefleksikan makna
demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah
dan/atau dalam dunia kerja. Menggunakan kemampuan berpikir sistem, siswa menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap
kelangsungan demokrasi Pancasila.

Contoh muatan
lokal:
Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa

Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI (SD-SMA/K)


Siswa berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun
produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Siswa mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir
sistem, berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi. Melalui projek ini, siswa dapat
mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai
dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering). Mereka juga dapat mengasah
keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para siswa dapat membangun
budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.

Contoh muatan
lokal:
Membuat desain inovatif sederhana yang menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan
Pendidikan
Kewirausahaan (SD-SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Siswa kemudian merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal
dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga,
berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil
kegiatan mereka. Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Siswa juga membuka wawasan
tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga
kerja profesional penuh integritas
Contoh muatan
lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual

Kebekerjaan (SMK)
Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.
Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas
yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja.

Contoh muatan
lokal:
Membuat sistem yang efisien untuk pemanfaatan bahan/material dalam
industri
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila

Bagaimana pengembangan tema-


tema Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dalam
implementasi di satuan
Pendidikan?
Contoh pengembangan tema Untuk diksus, pada dasarnya projek
bisa mengambil dan/atau
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN mengembangkan projek dari jenjang
lain menyesuaikan dengan kondisi dan
tahapan belajarnya.

SD SMP SMA SMK SLB


Contoh Kampanye Membuat purwarupa Mendesain sistem Membuat sistem yang Pengelolaan dan
Projek sederhana untuk sistem pengelolaan pengelolaan efisien untuk pemanfaatan
memecahkan isu sampah di sekolah sampah untuk pemanfaatan sampah.
lingkungan, misal Melakukan penelitian mengatasi Mengklasifikasikan
bahan/material dalam
cara pencegahan dan perancangan permasalahan sampah, mengolah dan
kebakaran hutan sistem pengelolaan banjir di industri memanfaatkan barang
atau banjir. sampah berdasarkan lingkungan sekitar tak terpakai untuk
Melakukan aksi dan eksplorasi dan sekolah. menjadi benda yang
melatih pengolahan data nyata. Melakukan penelitian berdaya guna dan
keterampilan dan perancangan memiliki nilai jual
komunikasi dengan sistem berdasarkan
menggunakan media data nyata dan praktik
visual dan verba baik.
Elemen Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam
PPP Memperoleh dan Menghasilkan karya dan Menghasilkan karya dan Menghasilkan karya Menganalisis dan
yang memproses informasi tindakan yang orisinal tindakan yang orisinal dan tindakan yang mengevaluasi
dan gagasan Memperoleh dan orisinal penalaran
disasar
memproses informasi Memperoleh dan
dan gagasan memproses informasi
dan gagasan
Alokasi Waktu Projek
SMK Kelas 36 JP
PAUD: tidak ada minimal XII (Program 3
alokasi waktu tahun):
SMK Kelas XII 144 JP
SD kelas I‒V: 252 JP
(Program 4 tahun):
SD kelas VI: 224 JP
SDLB Kelas I: 234 JP
SMP kelas VII‒VIII: 360 JP
SDLB Kelas II: 252 JP
SMP kelas IX: 320 JP
SDLB Kelas III - V: 306 JP
SMA kelas X: 486 JP
SDLB Kelas VI: 272 JP
SMA kelas XI: 216 JP
SMPLB Kelas VII - VIII 306 JP
SMA kelas XII: 192 JP
SMPLB Kelas IX 272 JP
SMK Kelas X: 288 JP
SMALB Kelas X - XI 378 JP
SMK Kelas XI: 144 JP
SMALB Kelas XII 336 JP
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Dalam satu tahun pelajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
sekurang-kurangnya:

a. 2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI;


b. 3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X;
c. 2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA;
d. 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X, 2
projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1
projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. Kelas XIII pada
SMK program 4 tahun tidak mengambil projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk
Pendidikan Khusus

● Untuk diksus, pada dasarnya projek bisa mengambil dan/atau


mengembangkan projek dari jenjang lain menyesuaikan dengan kondisi dan
tahapan belajarnya.

● Penerjemahan tema dalam projek disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan


ABK.

● Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat diintegrasikan


pada mata pelajaran keterampilan atau mapel lain yang relevan.

● Akan ada pedoman pelaksanaan tersendiri untuk implementasi ini.


Apa saja yang perlu disiapkan Satuan Pendidikan
untuk dapat menggulirkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila?
Pengelolaan wakt u
Gur
dan kegiatan
u
• Menyiapkan sistem dari
perencanaan hingga
• Pengelolaan jam pelajaran penilaian
dan kolaborasi guru • Sistem pendokumentasian
• Pengaturan agar alokasi projek untuk dapat
jam mengajar guru tetap digunakan sebagai
sama portofolio
• Kolaborasi dengan
narasumber pengaya projek:
masyarakat, komunitas,
universitas, praktisi
Rapor Skenario
Didi adalah peserta didik kelas 10 di SMA Bintang Kejora, Palangkaraya. Dalam setahun,
Projek satuan pendidikan tersebut menyelenggarakan 3 projek pengembangan Profil
Pancasila dan setiap peserta didik wajib mengikutinya.

Projek 1 | Mengenal dan merawat keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia


Projek ini adalah projek yang mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika. Ada 2 dimensi Profil yang dibangun dalam projek ini:
● Kebinekaan global
● Bernalar krit is

Projek 2 | 3R
Projek ini adalah projek yang mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Projek ini membangun 3 dimensi Profil Pelajar
Pancasila, namun berbeda dengan projek pertama
● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
● Mandiri
● Bernalar krit is

Projek 3 | Merancang Simulasi Digital


Projek ini adalah projek yang mengambil tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI. Ada 2 dimensi Profil
yang dibangun dalam projek ini:
● Kreatif
● Bernalar krit is
● Bergotong royong

Dalam setiap projek, pendidik mengambil beberapa sub elemen yang menjadi fokus pengembangan peserta didik, dan
dilaporkan dalam rapor projek.
Sekolah

RAPOR PROJEK Bintang


Kejora

PROFIL
Nama sekolah SMA Bintang Kejora Kelas 10
Alamat Jl. Bijaksana no. 1, Palangkaraya Fase E
Nama Siswa Didi Herutami Tahun ajaran 2021/2022
NISN 201912345

Projek 1 | Mengenal dan merawat keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia


Projek ini adalah projek pertama di kelas 10. Projek ini diharapkan membangun dua dimensi
Profil Pelajar Pancasila, yakni berkebinekaan global dan bernalar kritis. Pada projek ini, siswa
belajar untuk membuka diri mengenal stigma dan stereotip yang ia punya terhadap orang
yang baru dikenal mengeksplorasi pengetahuan (dari segi hukum, kebijakan, juga norma sosial)
dan mengenal lebih dekat keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia, mereduksi
prasangka, refleksi diri, dan bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui
aksi nyata.
BB. Belum Berkembang MB. Mulai Berkembang BSH. Berkembang SB. Sangat
Sesuai Harapan berkembang

Siswa masih Siswa mulai Siswa telah Siswa


membutuhkan bimbingan mengembangkan mengembangkan mengembangkan
dalam mengembangkan kemampuan namun kemampuan hingga kemampuannya
kemampuan masih belum ajek berada dalam tahap melampaui harapan
ajek

Projek Kelas
10
1. Mengenal dan
merawat keberagaman
agama dan keyakinan BSH SB
di Indonesia
1. Mengenal dan merawat keberagaman agama dan BB MB BSH SB

keyakinan di Indonesia

Berkebinekaan global

● Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya. ✔


Menganalisis dinamika budaya yang mencakup pemahaman, kepercayaan, dan praktik keseharian
dalam rentang waktu yang panjang dan konteks yang luas.

● Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya. Memahami pentingnya ✔


saling menghormati dalam mempromosikan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang
saling terhubung serta menunjukkannya dalam perilaku.

● Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan. Merefleksikan secara kritis dampak dari pengalaman ✔
hidup di lingkungan yang beragam terkait dengan perilaku, kepercayaan serta tindakannya
terhadap orang lain

● Menghilangkan stereotip dan prasangka. Mengkritik penggunaan stereotip dan prasangka yang ✔
ada dalam sejumlah teks dan permasalahan yang berkaitan dengan kelompok budaya tertentu
dalam lingkup nasional, regional, dan global.

● Menyelaraskan perbedaan budaya. Mengetahui tantangan dan keuntungan hidup dalam ✔


lingkungan dengan budaya yang beragam, serta memahami pentingnya kerukunan antar budaya
dalam kehidupan bersama yang harmonis.
1. Mengenal dan merawat keberagaman agama BB MB BSH SB

dan keyakinan di Indonesia

Bernalar kritis

● Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan. Secara kritis ✔


mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan informasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai
sumber. Memprioritaskan suatu gagasan yang paling relevan dari hasil klarifikasi dan analisis.

● Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan. Menganalisis dan ✔


mengevaluasi penalaran yang digunakannya dalam menemukan dan mencari solusi serta mengambil
keputusan.

● Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri. Menjelaskan alasan untuk mendukung ✔


pemikirannya dan memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan
mengubah pemikirannya jika diperlukan.

Catatan proses:
Dalam mengerjakan projek ini, Didi aktif melibatkan diri dengan memberikan usulan tentang cara-cara untuk mengajak remaja lainnya membuka diri terhadap
stereotip tentang agama dan keyakinan. Wawasan yang luas dan pengalamannya berada di tengah lingkungan yang beragam sangat membantu Didi
dalam memberikan ide dan gagasan serta berkontribusi aktif dalam diskusi kelompok. Ia aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing
diskusi di kelompoknya, sehingga ia dan teman kelompoknya dapat merancang kampanye yang efektif. Dalam pengerjaan projeknya pun, Didi tampak
terbiasa untuk membantu teman yang kesulitan.
Kesimpulan
● Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara
muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan
dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.

● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.

● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan


terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan,
pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional
satuan pendidikan.

● Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta
bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi
atau inspirasi dalam merancang pembelajaran
M
Kesimpulan
(Lanjutan)
● Projek penguatan profil pelajar Pancasila
● Prinsip-prinsip projek penguatan PPP
bertujuan untuk mencapai dimensi-
dimensi dalam profil pelajar Pancasila adalah kontekstual, berpusat pada murid,
holistik,
dan eksploratif T
● Projek penguatan profil pelajar Pancasila
● Pemerintah menyediakan dukungan berupa
(selanjutnya disebut projek penguatan
panduan pengembangan projek penguatan
PPP)
)adalah metode pembelajaran dimana siswa profil pelajar Pancasila dan contoh-contoh
belajar dengan secara aktif terlibat dalam dunia modul.
● Projek berfokus pada proses menju W
nyata dan projek yang bermakna secara
pribadi. Projek penguatan PPP ini memberi kompetensi dan karakter yang diharapkan
kesempatan bagi siswa untuk belajar di situasi terbangun pada anak, bukan pada produk atau
belajar yang berbeda (dalam situasi yang lebih hasil akhir
tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, ● Siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan belajar yang lebih interaktif dan juga rencana dan evaluasi projek T
terlibat langsung dengan lingkungan sekitar) ● Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak
dan lintas mata pelajaran untuk penguatan dan seragam dalam pelaksanaan projek
karakter dan kompetensi umum (transversal ● Berbagai bentuk asesmen diharapkan
atau general competences ). digunakan sepanjang proses projek
● Pelibatan masyarakat, komunitas, dan mitra
● Dalam implementasinya projek penguatan diharapkan dilakukan dalam projek
F
PPP dilaksanakan sebagai kegiatan ko- sehingga dampak dari projek berpotensi
kurikuler dan tidak perlu dipetakan untuk lebih luas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai