Anda di halaman 1dari 28

STRATEGI IMPLEMENTASI

KURIKULUM PROTOTIPE

Oleh : HARUN, S.Pd.,M.Pd.

1
Tujuan

Memahami strategi
Implementasi
Kurikulum Prototipe
di Satuan Pendidikan 2
Pengembangan dan penetapan kurikulum prototipe sebagai kebijakan nasional dilakukan secara
bertahap untuk memastikan bahwa desainnya sudah tepat untuk mendorong transformasi
pembelajaran di sekolah dan daerah yang beragam.

Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum


(Kepmendikbud Nomor 719/P/2020)

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, kurikulum nasional
(Kur-2013 yang Kurikulum Prototipe dan Kurikulum berdasarkan evaluasi
disederhanakan) di SP dan SMK PK Prototipe sebagai opsi terhadap kurikulum
bagi semua satuan pada masa pemulihan
pendidikan pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


3
4
Gambaran Penerapan Intrakurikuler
profil Pelajar
Pancasila di Satuan Muatan Pelajaran
Pendidikan Kegiatan/pengalaman belajar.

Profil Pelajar Pancasila adalah


karakter dan kemampuan
yang dibangun dalam Beriman,
keseharian dan dihidupkan bertakwa

Projek penguatan
kepada Tuhan
dalam diri setiap individu Yang Maha
peserta didik melalui budaya Esa, berakhlak
sekolah, pembelajaran mulia profil Pelajar
intrakurikuler, projek
penguatan profil Pelajar Mandiri Berkebineka Pancasila
an global
Pancasila, maupun
ekstrakurikuler. Pelajar
Indonesi Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
a kontekstual dan berbasis pada
kebutuhan
masyarakat/permasalahan di
lingkungan sekolah.
Bergoto
Bernalar kritis ng
royong

Budaya
Kreatif

Sekolah Ekstrakurikuler
Iklim sekolah, kebijakan,
pola interaksi dan
komunikasi, serta norma Kegiatan untuk
yang berlaku di mengembangkan minat dan
sekolah. bakat.
Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan
untuk pengembangan
karakter Profil Pelajar Pembelajaran berbasis projek penting
Pancasila melalui untuk pengembangan karakter karena:
pembelajaran berbasis a) memberi kesempatan untuk
projek. belajar melalui pengalaman
(experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin
Kurikulum 2013 sudah ilmu
menekankan pada c) struktur belajar yang fleksibel
pengembangan karakter,
namun belum memberi
porsi khusus dalam
struktur kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


6
Capaian Pembelajaran dibuat dalam paragraf dan dalam
fase, bukan tahun

Dalam format paragraf, bukan poin-poin Dalam fase, bukan tahun

Capaian pembelajaran dirumuskan sebagai Capaian pembelajaran


gambaran kompetensi utuh sehingga disusun per fase (2-3
mudah dipahami guru sebagai satu tahun) untuk memberikan
kesatuan kesempatan belajar yang
lebih fleksibel dan
Capaian pembelajaran ditulis dalam
mendalam
paragraf yang merangkai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap terhadap ilmu
pengetahuan yang dipelajari
Fase Capaian Pembelajaran
Fase A Fase B Fase C
Umumnya Umumnya Umumnya
Kelas I-II SD Kelas III-IV SD Kelas V-VI SD

Fase D Fase F
Fase E
Umumnya Umumnya Umumnya
Kelas VII-IX Kelas X SMA
Kelas XI-XII
SMP SMA

8
Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Pelajaran Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan

Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu


memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural
Menyimak (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan
tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik.


Pelajar mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang
Membaca & dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak.
Capaian pembelajaran dalam bentuk Memirsa Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau
KI KD sangat banyak dan tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
terpisah- pisah.
Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun,
menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar
mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar
Berbicara & orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam
Mempresentasik suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan
an dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan
kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan
kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan
lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui


media digital. Pelajar mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat
tunggal, menulis rekon tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi
Menulis berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur tentang
kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-
CP ditulis
hari. Pelajar dalam paragraf
mengembangkan tulisan yang
tanganutuh dan baik.
yang semakin
mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


9
Alokasi waktu mata pelajaran K13 Program Sekolah Penggerak

SD Kelas I Per Tahun Per


Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) Minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek per Total JP Per
(minggu) tahun Tahun
Catatan:
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 IPAS belum diwajibkan di Kelas
Pekerti* 1, meskipun CP IPAS untuk
Fase A tersedia
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 144
Pekerti* Contoh:

Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 **Permendikbud 27/2016
Pekerti* Tentang Layanan Pendidikan
Kepercayaan terhadap Tuhan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 Yang Maha Esa Pada Satuan
Pekerti* Pendidikan

Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 ***opsional. Satuan Pendidikan
Pekerti* dapat mengintegrasikan muatan
lokal dalam mapel lain atau
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 diajarkan melalui kegiatan
Pekerti* projek.

Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4 108 (3) 36 144


Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*

PPKn 180 5 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 288

Matematika 180 5 144 (4) 36 180

IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -

Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 144


a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari

PJOK 144 4 108 (3) 36 144

Bahasa Inggris*** 72 2 72 (2)***

Mu a t a n l o k a l * ** 72 2 72 (2)*** 10
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per
pelajaran SD Kelas II Tahun Minggu Alokasi per Alokasi Projek Total JP Per
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls tahun (minggu) per tahun Tahun Catatan:
2)
Seperti K13, JP untuk Bahasa
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 Indonesia dan Matematika
108 (3) 36 144 bertambah dari kelas 1
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 IPAS belum diwajibkan di Kelas 2,
108 (3) 36 144 meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pekerti*
tersedia
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4
108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan 144 4 ***opsional. Satuan Pendidikan
108 (3) 36 144 dapat mengintegrasikan muatan
Budi Pekerti*
lokal dalam mapel lain atau
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 diajarkan melalui kegiatan projek.
108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi 108 (3) 36 144
Pekerti*
PPKn 180 5 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 324
Matematika 216 6 180 (5) 36 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 108 (3) 36 144
Pilihan minimal 1: 144 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni 108 (3) 36 144
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 72 (2) ** - 72**
Bahasa Inggris*** 72 2 72 (2) ** - 72**
11
Muatan Lokal*** 72 2 108 (3) 36 144
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per
pelajaran SD Kelas Tahun Minggu
Alokasi per Alokasi Projek Total JP Per
tahun (minggu) per tahun Tahun
III - V
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu ****Jam pelajaran kelas 3 SD
mengalami peningkatan,
mengikuti struktur kelas 4
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 karena IPAS dimulai di kelas 3
108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan 144 4 ***opsional. Satuan Pendidikan
108 (3) 36 144 dapat mengintegrasikan
Budi Pekerti*
muatan lokal dalam mapel lain
Pendidikan Agama Katolik dan 144 4 atau diajarkan melalui kegiatan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti* projek.

Pendidikan Agama Buddha dan 144 4


108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan 144 4
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu 144 4
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan 144** 4
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
PPKn 180 6 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 252 10 216 (6) 36 252
Matematika 216 6 180 (5) 36 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 180 (5) 36 216
Pilihan minimal 1: 144 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) 108 (3) 36 144
Seni Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 144
12
Bahasa IngrIs*** 72 2 72 (2)*** 72
Alokasi waktu mata K13 Program Sekolah Penggerak
Per Per
pelajaran SD kls VI Tahun Minggu Alokasi per Alokasi Projek Total JP Per
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu tahun (minggu) per tahun Tahun

**opsional. Satuan
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 Pendidikan dapat
96 (3) 32 128 mengintegrasikan
Pekerti*
muatan lokal dalam
Pendidikan Agama Kristen dan 144 4 mapel lain atau diajarkan
96 (3) 32 128 melalui kegiatan projek.
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan 144 4
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan 144 4
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4
96 (3) 32 128
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu 144 4
96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan 144** 4
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*
PPKn 180 5 128 (4) 32 160
Bahasa Indonesia 252 7 192 (6) 32 224
Matematika 216 6 160 (5) 32 192
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 160 (5) 32 192
Pilihan minimal 1: 144 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) 96 (3) 32 128
Seni Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris*** 72 2 64 (2) ** - 64**
13
Muatan lokal *** 72 2 64 (2) ** 64**
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per
pelajaran SMP Tahun Minggu
Alokasi per
tahun
Alokasi
Projek per
Total JP
Per
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (minggu) tahun Tahun
(kls VII - VIII)

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108 Prakarya menjadi salah satu
pilihan, tidak hanya Seni.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 Pertimbangan: 1) untuk siswa
72 (2) 36 108 yang tidak meneruskan ke SMA,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 108 3 2) meminimalisir perubahan dari
72 (2) 36 108 K13
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 108 3 36
72 (2) 108
Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 108 3 36
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 72 (2) 108 ***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
PPKn 108 3 36 lokal dalam mapel lain atau
72 (2) 108 diajarkan melalui kegiatan projek.
Bahasa Indonesia 216 6 180 (5) 36 216
Matematika 180 5 144 (4) 36 180
IPA 180 5 144 (4) 36 180
IPS 144 4 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 144
PJOK 108 3 72 (2) 36 108
Informatika 72 2 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1: 108 3 36
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, 72 (2) 108
Rekayasa, Budidaya, Pengolahan)

Muatan Lokal*** 2
72
72 (2) - 72** 14
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Alokasi per Alokasi Total JP
pelajaran SMP Tahun Minggu tahun Projek per Per
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu (minggu) tahun Tahun
(kls IX)
Prakarya menjadi salah
satu pilihan, tidak hanya
Seni.

Pertimbangan: 1) untuk siswa


yang tidak meneruskan ke SMA,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96 2) meminimalisir perubahan dari
K13
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 108 3 32
64 (2) 96
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
96
Pekerti* 108 3 32
64 (2)

Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 108 3 32 ***opsional. Satuan Pendidikan


64 (2) 96
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* dapat mengintegrasikan muatan
lokal dalam mapel lain atau
PPKn 108 3 64 (2) 32 96 diajarkan melalui kegiatan projek.
Bahasa Indonesia 216 6 160 (5) 32 192
Matematika 180 5 128 (4) 32 160
IPA 180 5 128 (4) 32 160
IPS 144 4 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 144 4 96 (3) 32 128
PJOK 108 3 64 (2) 32 96
Informatika 72 2 64 (2) 32 96
Pilihan minimal 1: 108 3 32
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
64 (2) 96
Alokasi waktu mata pelajaran Program Sekolah Penggerak

SMA Kelas X Alokasi per Alokasi Projek Total JP


Asumsi 1 Tahun = 36 minggu tahun (minggu) per tahun Per Tahun

Seperti halnya di SMP, di kelas 10


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
SMA:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Ekonomi, Sejarah, dan Geografi

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
digabung menjadi “Sejarah”
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
72 (2) 36 108 Minimal 25% jam pelajaran dari
Pekerti*
setiap mata pelajaran wajib
dialokasikan untuk projek kokurikuler
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
72 (2) 36 108
Maha Esa dan Budi Pekerti*
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
PPKn 54 (2) *** 18 72 mengintegrasikan muatan lokal
dalam mapel lain atau diajarkan
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144 melalui kegiatan projek.

Matematika 108 (3) 36 144


IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah,
288 (8) 144 432
Geografi (masing-masing 2 JP)
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
54 (2) *** 18 72
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan,
Rekayasa, Budidaya, Pengolahan)
M u a t a n l o k a l*** 72 (2) ** 72** 16
Total 1098 (32) 486 1584
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XI Program Sekolah Penggerak
Asumsi 36 minggu/tahun K13 Alokasi per Alokasi Projek Total JP Per
tahun (minggu) per tahun Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108


Total jp/minggu = 44
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108
22 jp dialokasikan untuk
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 mapel pilihan dari kelompok
IPA, IPS, Bahasa dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Budaya, dan Vokasi

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Hanya mapel kelompok
umum (highlighted hijau
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 dalam tabel) yang
72 (2) 36 108
diintegrasikan dengan projek
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Budi kokurikuler
3 72 (2) 36 108
Pekerti*
*Pilih salah satu
PPKn 2 54 (2) *** 18 72 **Pembelajaran reguler tidak
penuh 36 minggu untuk
Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 144 memenuhi alokasi projek
(hanya 27 minggu)
Matematika 4 108 (3) 36 144
***Diselenggarakan bila
Bahasa Inggris 2 54 (2) *** 18 72 Satuan Pendidikan memiliki
sumberdaya yang
Pilihan minimal 1: mencukupi. Jika sekolah
2 72 (2) 36 108
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari membuka kelompok ini,
siswa wajib mengambil
PJOK 3 54 (2) *** 18 72 minimal 1 mapel dari tiap
kelompok
Sejarah 2 54 (2) *** 18 72

Jumlah jp mapel umum 22 576 (18) 216 792


Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika,
Matematika Lanjutan
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi
720 (20) -
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra 22 792
Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa
Arab, Bahasa Mandarin, Muatan Lokal, dsb.***
Kelompok pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya ,Prakarya 17
Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)*** 72 (2) -
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Program Sekolah Penggerak

Kelas XII K13 Alokasi per Alokasi Projek Total JP Per


Asumsi 32 minggu/tahun tahun (minggu) per tahun Tahun

Total jp/minggu = 44
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96
22 jp dialokasikan untuk
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 mapel pilihan dari kelompok
IPA, IPS, Bahasa dan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 Budaya, dan Vokasi

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 Hanya mapel kelompok
umum (highlighted hijau
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 dalam tabel) yang
diintegrasikan dengan projek
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 kokurikuler

Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 *Pilih salah satu

**Pembelajaran reguler tidak


PPKn 2 48 (2) *** 16 64 penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
Bahasa Indonesia 4 96 (3) 32 128 (hanya 27 minggu)
Matematika 4 96 (3) 32 128 ***Diselenggarakan bila
Satuan Pendidikan memiliki
Bahasa Inggris 2 48 (2) *** 16 64 sumberdaya yang
mencukupi. Jika sekolah
Pilihan minimal 1: 16 membuka kelompok ini,
2 48 (2) *** 64
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari siswa wajib mengambil
minimal 1 mapel dari tiap
PJOK 3 64 (2) 32 96 kelompok

Sejarah 2 48 (2) *** 16 64

Jumlah jp mapel umum 22 512 (18) 192 704


Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa
640 (20) -
dan Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, 22 704
Muatan Lokal, dsb.***

Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,


Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)*** 64 (2) - 18
Muatan Lokal 2 72(2)***
CONTOH Pengaturan Waktu Belajar
Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler

Pembelajaran dikelola Konsep-konsep dan Setiap pembelajaran


Satuan pendidikan dapat dalam bentuk blok-blok keterampilan tertentu dari dilakukan terpisah antara
menentukan model struktur
waktu dengan berbagai mata pelajaran diajarkan satu mapel dengan mapel
kurikulum yang sesuai dengan
kondisi dan tujuan masing- macam pengelompokkan. secara kolaboratif (team lainnya.
masing satuan pendidikan. teaching) .
Contoh: Tatap muka dilakukan
Pengaturan cara penghantaran 1. Mata pelajaran IPS, Guru berkolaborasi secara reguler setiap
(per mata pelajaran, tematik
integratif, unit inkuiri, dll.) akan
Bahasa Indonesia dan sedemikian rupa untuk minggu, dengan jumlah
mempengaruhi sekolah dalam IPAS akan diajarkan merencanakan, jam tatap muka sesuai
mengelola waktu (penjadwalan) dari jam 07.00- 12.00 melaksanakan dan dengan yang ditetapkan
dan sumber dayanya. dalam semester 1 melakukan asesmen untuk oleh masing-masing
2. Dalam satu tahun suatu pembelajaran yang satuan pendidikan
Model ini tidak harus dipilih salah
satu, akan tetapi bisa juga
ajaran, pembelajaran terpadu. berdasarkan ketentuan
dikombinasikan. Misalnya dengan IPA dibagi ke dalam 3 minimal dari pemerintah
menggunakan sistem terintegrasi blok waktu (masing- Contoh:
dan blocking secara bersamaan masing 4 bulan). Mata Konsep pengelolaan data
atau mengkombinasikan ketiga pelajaran Biologi, Kimia dapat secara kolaboratif
model
dan Fisika akan diajarkan oleh guru
diajarkan secara matematika dan IPA.
bergantian di setiap Konsep ini bisa diajarkan
blok. Blok ke- 1 tahun di satu kegiatan dengan
ajaran 2020/2021 untuk menggabungkan alokasi
Fisika, blok ke-2 untuk waktu kedua mata
Biologi, blok ke-3 pelajaran atau diajarkan
Kimia. pada masing-masing
mapel, dengan
penyelarasan aktivitas.
Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler

Kelebihan ● memberikan waktu yang cukup bagi ● Peserta didik belajar suatu konsep memudahkan dalam pembuatan jadwal
peserta didik untuk mempelajari secara komprehensif dan kontekstual pembelajaran di satuan pendidikan
materi secara mendalam karena keterampilan, pengetahuan
● waktu pembelajaran menjadi lebih dan sikap diintegrasikan untuk
banyak dan hal tersebut mencapai suatu penguasaan
memungkinkan peserta didik belajar kompetensi tertentu
hingga tuntas ● Guru-guru terkondisikan untuk
● dengan blok waktu yang lebih berkolaborasi secara intensif karena
panjang, guru memiliki lebih banyak perlu memilih kompetensi/konten yang
waktu untuk menyelesaikan rencana selaras dengan pemahaman yang
pelajaran dan untuk memeriksa dan dituju
mengevaluasi pembelajaran ● Lebih efisien karena guru bisa
● dengan blok waktu yang lebih lama memilah konsep yang perlu
memungkinkan untuk studi yang dieksplorasi secara lebih mendalam
mendalam, seperti mengerjakan dan konten yang memerlukan waktu
proyek / penelitian individu / kelompok, lebih sedikit
kolaborasi antar peserta didik dan
guru.

Hal yang ● Pengaturan jam mengajar guru -- ● Memberikan waktu yang cukup untuk ● Beban yang harus dihadapi peserta
perlu harus diperhitungkan sedemikian merencanakan dan menyelaraskan didik setiap minggu harus
rupa, sehingga guru tidak ada waktu antar guru mata pelajaran yang diperhitungkan sedemikian rupa,
dipertimbang di hari-hari tertentu mengajarkan tujuan pembelajaran sehingga peserta didik tidak terbebani
kan dalam ● Ketersediaan sarana prasarana - yang berkaitan atau sama dengan unit dengan banyaknya beban mata
memutuskan mengingat sistem blok membutuhkan atau konsep yang dipelajari pelajaran
model ini pengaturan sarana dan prasarana ● Satuan pendidikan harus memberikan ● Daya serap peserta didik terhadap
yang ketat fleksibilitas bagi guru untuk mengelola mata pelajaran akan sangat
● Perlu dirancang strategi tertentu agar penjadwalan mengikuti kebutuhan / berpengaruh jika macam mata
materi yang diajarkan pada satu blok fokus pemahaman yang bisa berbeda pelajaran yang diberikan dalam satu
tertentu bisa tetap diingat. setiap term/semester/ tahun waktu tertentu terlampau banyak. Ada
kecenderungan konten suatu mapel
belum terserap, sudah harus ganti
mata pelajaran yang lainnya.
● Perlunya koordinasi antar guru mata
pelajaran -- pengaturan harus
dilakukan sedemikian rupa, sehingga
tidak memberikan tugas dalam waktu
yang bersamaan.
IMPLIKASI BAGI SATUAN
PENDIDIKAN

21
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
22
Tiga Pilihan Bagi Satuan Pendidikan
yang Memilih Kurikulum Prototipe Jalur Mandiri

Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang mengukur kesiapan
guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada
pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi kurikulum prototipe.

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sedang: satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah
sesuai konteks lingkungan belajar setempat pada kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sederhana: satuan pendidikan menerapkan dengan perangkat ajar yang tersedia
pada kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan


kompleksitas sederhana: satuan pendidikan melakukan persiapan untuk
penerapan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7 dan 10.
Tiga Pilihan Bagi Satuan Pendidikan
yang Memilih Kurikulum Prototipe Jalur Mandiri

Kategori :
1. KS PSP yang telah masuk kuota (PSP Tipe 1)
2. Calon KS PSP yang telah lulus PSP tapi belum masuk kuota
(PSP Tipe 2)
3. Calon KS PSP yang telah mendaftar di PSP tapi belum lulus
(PSP Tipe 3)

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sedang: satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah
sesuai konteks lingkungan belajar setempat pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP Tipe 1)

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sederhana: satuan pendidikan menerapkan dengan perangkat ajar yang tersedia
pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP Tipe 2)

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan


kompleksitas sederhana: satuan pendidikan melakukan persiapan untuk
penerapan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP
Tipe 3)
Tahapan Implementasi Kurikulum Prototipe

Penerapan kurikulum prototipe dilakukan melalui tahapan berdasarkan


kesiapan dan penetapan target oleh satuan pendidikan.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


Kompleksitas Kompleksitas Kompleksitas Kompleksitas
Sederhana Dasar Sedang Tinggi

Melakukan
pengembangan sesuai Melakukan
Mengikuti Melakukan pengembangan sesuai
contoh yang modifikasi mengacu konteks satuan
pendidikan dengan konteks satuan
telah contoh yang pendidikan dengan
disediakan/ disediakan/dilatihk pelibatan warga sekolah
dan masyarakat secara pelibatan warga sekolah
dilatihkan a n secara luas
terbatas
Tahapan implementasi kurikulum prototipe jalur
mandiri Bagi pemerintah daerah, Januari -
Maret 2022
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Memahami Memutuskan Mempersiapkan

Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Daerah Dinas Pendidikan Daerah menyiapkan


Daerah mempelajari mengikuti sesi diskusi kemudahan dan dukungan bagi sekolah yang
sumber belajar implementasi kurikulum memutuskan melakukan implementasi
kurikulum prototipe prototipe yang dipandu tim kurikulum prototipe sesuai kapasitas daerah.
(dokumen/video) LPMP/ PAUDDASMEN
Dinas Pendidikan Daerah mengkomunikasikan
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Daerah secara berkala tentang kesulitan dan
Daerah mengisi angket memutuskan kemudahan kebutuhan dukungan implementasi kurikulum
kebutuhan dukungan dan dukungan bagi sekolah prototipe
implementasi yang memutuskan
kurikulum prototipe melakukan implementasi
kurikulum prototipe
Tahapan persiapan implementasi kurikulum prototipe jalur mandiri Bagi
satuan pendidikan, Januari - Maret 2022

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Memahami Memutuskan Menyiapkan

Kepala Sekolah dan Kepala sekolah Kepala sekolah dan


Guru mengakses video menentukan pilihan guru melakukan
pengenalan kurikulum implementasi persiapan mengikuti
prototipe kurikulum prototipe. rute belajar sesuai
pilihan: pelatihan
Kepala Sekolah dan mandiri, sumber
Guru mengisi angket belajar, narasumber
kesiapan penerapan kurikulum prototipe &
kurikulum prototipe komunitas belajar
28

Anda mungkin juga menyukai