0
DAFTAR ISI
1. Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
2. Prinsip Pembelajaran
3. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar sebagai Dokumen Rencana Pembelajaran
6. Prinsip Asesmen
7. Paradigma Asesmen
1
1 Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
2
Memahami Pembelajaran Paradigma Baru
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebhinekaan global meliputi
mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi
dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan
lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian,
dan berbagi. 4
Profil Pelajar Pancasila Bagaimana profil pelajar yang ingin dibentuk oleh
pembelajaran paradigma baru?
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci
dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi
serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan
memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, refleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci
dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. 5
Struktur Kurikulum
Bagaimana profil pelajar dibangun sebagai dasar
di satuan pendidikan? Intrakurikuler
Kompetensi dan karakter yang
Muatan Pelajaran
dijabarkan dalam Profil Pelajar Kegiatan/pengalaman
Pancasila dibangun dalam belajar.
keseharian dan dihidupkan dalam
diri setiap individu peserta didik
Beriman,
melalui budaya sekolah, bertakwa kepada Projek Penguatan Profil
pembelajaran intrakurikuler, projek Tuhan Yang
Pelajar Pancasila (SD -
Maha Esa,
penguatan profil Pelajar Pancasila, berakhlak mulia SMA)
maupun ekstrakurikuler. Projek Penguatan Profil
Mandiri Berkebinekaan
global Pelajar Pancasila dan
Pelajar Budaya Kerja (SMK)
Indonesi Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
a kontekstual dan berbasis pada
kebutuhan masyarakat/permasalahan di
lingkungan sekolah.
Bergotong
Bernalar kritis
royong
Ekstrakurikuler
Iklim sekolah, kebijakan, pola
interaksi dan komunikasi, serta
Kegiatan untuk
norma yang berlaku
mengembangkan minat dan
di sekolah.
bakat.
6
dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Kerangka Kurikulum pada Sekolah Penggerak
Bagaimana pembagian peran pemerintah dan satuan pendidikan dalam
Pemerintah menyediakan pembelajaran paradigma baru?
contoh kurikulum Pemerintah berperan menyiapkan :
operasional dan beragam 1. Profil pelajar pancasila
perangkat ajar untuk Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai penuntun arah
membantu satuan yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia,
pendidikan dan pendidik termasuk pembelajaran, dan asesmen.
yang membutuhkan
referensi atau inspirasi 2. Struktur kurikulum
dalam pembelajaran. Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran
2. Perangkat Ajar 7
Berbagai perangkat yang digunakan untuk mendukung pembelajaran paradigma baru.
Kerangka Dasar Ditetapkan oleh
pemerintah pusat Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum ditetapkan
oleh Pemerintah Profil Pelajar Pancasila
Pusat dengan
mengacu pada
Tujuan Pendidikan Standar Kompetensi Lulusan
(untuk PAUD STTPA)
Nasional dan SNP
Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan Ajar, modul ajar mata
pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan
pendidikan
9
Prinsip Pembelajaran
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip
pembelajaran pada pembelajaran paradigma baru?
2.. Pembelajaran dirancang dan ● Mempertimbangkan berbagai stimulus ● Pendidik hanya selalu memberikan
dilaksanakan untuk membangun yang bisa digunakan dalam pembelajaran pemaparan dalam bentuk ceramah dan
kapasitas peserta didik untuk ● Memberikan kesempatan kolaborasi, instruksi tugas
menjadi pembelajar sepanjang hayat. memberikan pertanyaan pemantik dan ● Memberikan pertanyaan selalu dalam
mengajarkan pemahaman bermakna bentuk soal dan dinilai benar atau salah,
● Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik tanpa umpan balik
dari ● Memberikan porsi paling banyak pada
pendidik dan peserta didik ke peserta didik asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dengan menggunakan kekuatan bertanya,
dengan memberikan
pertanyaan yang membangun pemahaman
bermakna
11
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Proses pembelajaran mendukung ● Menggunakan berbagai metode pembelajaran mutakhir ● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa
perkembangan kompetensi dan karakter yang mendukung terjadinya perkembangan kompetensi melakukan evaluasi terhadap metode yang
peserta didik secara holistik. seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis digunakan
masalah, berbasis tantangan, dan metode pembelajaran ● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik,
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi atau
sosial emosi, dan spiritual spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada ● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus
peserta didik diajarkan dan dihafal
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu ● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia ● Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan
pembelajaran yang dirancang sesuai nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar dan tidak menarik untuk peserta didik
konteks, lingkungan dan budaya peserta ● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan ● Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
didik, serta melibatkan orang tua dan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik hanya menagih tugas
masyarakat sebagai mitra.
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber ● Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
primer dan sekunder dalam proses pembelajaran menagih tugas
● peserta didik tidak punya akses langsung untuk
terlibat ataupun melibatkan masyarakat setempat
5. Pembelajaran berorientasi pada masa ● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk ● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta didik ● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
● Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang
dengan memberi dukungan lebih banyak di awal untuk sama
kemudian perlahan melepas sedikit demi sedikit dukungan ● Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad
tersebut untuk akhirnya menjadi pelajar yang mandiri dan 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap metode dan
strategi pengajarannya
● Mengajarkan keterampilan abad 21
12
Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
3
sebagai Dokumen Rencana
Pembelajaran
13
Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap
mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan
Capaian Pembelajaran pendidikan menengah.
Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup
materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Prasekolah Kelas 1 dan Kelas 3 dan Kelas 5 dan Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 -
Taman 2 Sekolah 4 Sekolah 6 Sekolah SMP atau SMA, SMK 12 SMA,
kanak- Dasar atau Dasar atau Dasar atau MT atau MA SMK atau
kanak Madrasah Madrasah Madrasah MA
Ibtidaiyah Ibtidaiyah Ibtidaiyah
16
Pengawasan Proses Pembelajaran
Bagaimana peran kepala sekolah dan Pengawasan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas berfokus pada
pengawas pada pembelajaran paradigma keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik diberikan ruang untuk
baru? mengembangkan rencana pembelajaran dengan komponen dan format yang
sesuai karakteristik peserta didik. Dengan demikian tidak ada standar format
Pengawasan proses pembelajaran baku dokumen pembelajaran yang membatasi kemerdekaan pendidik dalam
dilakukan oleh kepala satuan mendesain pembelajaran.
pendidikan dan pengawas guna
peningkatan mutu secara Hasil pengawasan proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk
kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara
berkelanjutan. Pengawasan proses
berkelanjutan. Tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran
pembelajaran dilakukan melalui dilakukan dalam bentuk:
kegiatan pemantauan, supervisi, dan 1) Perbaikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran untuk memastikan
evaluasi proses pembelajaran, rencana dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
pelaporan hasil pengawasan serta peserta didik.
tindak lanjut secara berkala dan 2) Pendampingan teknis kepada pendidik yang memerlukan konsultasi dan
dukungan lain untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
berkelanjutan. proses pembelajaran.
3) Penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan kinerja yang baik.
Sumber: 4) Diseminasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran; dan
Permendikbud 22 tahun 2016 tentang 5) Penguatan dan pemberian kesempatan kepada pendidik untuk
Standar Proses Pendidikan Dasar dan mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
17
Menengah
5 Mengembangkan Modul Ajar
18
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran
dan alur tujuan Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi
rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun
Untuk menyusun rencana tujuan pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur
pembelajaran, jabaran tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
kompetensi pada Capaian Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
Pembelajaran perlu ● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
dipetakan ke dalam tujuan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang
pembelajaran dan alur menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
tujuan pembelajaran. Peta ● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami
kompetensi tersebut di akhir satu unit pembelajaran.
kemudian digunakan
sebagai acuan untuk Kriteria alur tujuan pembelajaran:
mengembangkan perangkat ● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai
ajar. peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran
yang linear dari awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi
19
antar fase dan jenjang.
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam alur tujuan pembelajaran
Memetakan bagian ATP per
Menganalisis Capaian
Merumuskan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran kelas sesuai dengan alokasi
Pembelajaran
waktu
Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4 Fase B
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengeneralisasi Kelas 3 Kelas 4
pemahaman dan melakukan operasi hitung bilangan cacah 1.Menyajikan bilangan dan 1.Memperumum
menggeneralisasi pemahaman mengenai
sampai dengan 1.000.000 (atau maksimum enam angka), serta pemahaman dan
memahami hubungan antara operasi hitung (penjumlahan,
membandingkan urutan dan
nilai tempat sampai 999.999
urutan dan nilai tempat
sampai 999.999 Alur Tujuan Pembelajaran
2.Memperkirakan dan 2.Mengidentifikasi kelipatan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian) termasuk faktor, pola perkalian dan
membulatkan bilangan ke nilai s.d 3.7 atau
menggunakan sifat-sifat operasi dalam menentukan hasil tempat terdekat sampai pembagian dengan tabel Awal Tujuan Tujuan Tujuan akhir
999.999 kelipatan Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran .
Fase B
perhitungan, menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan FPB dari 3.Mengukur panjang dengan 3.1 3.2 ..
3.Menentukan hubungan antar Kelas Kelas 3
bilangan cacah, memahami pecahan dan menentukan posisinya
satuan baku (mm, cm, dan m) satuan baku panjang (mm, cm,
serta mengukur keliling bidang 3
datar dengan menambahkan dan m)
pada garis bilangan, serta membandingkan dua pecahan.
semua rusuknya.
Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan sederhana, 4.Mengukur luas dengan 4.Menyelesaikan
menghitung jumlah bujur permasalahan berkaitan s.d 4.5 atau
memahami hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, sangkar berukuran 1 cm2 Awal Tujuan Tujuan Tujuan
dengan keliling berbagai akhir
yang menutup bidang datar bangun datar (segitiga, Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
Fase B
menemukan pola gambar, objek sederhana, dan pola bilangan
5.Menemukan hubungan segiempat, segi banyak) Kelas 4.1 4.2 ...
Kelas 4
melibatkan operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, antara operasi penjumlahan 4
dan pengurangan. 5.Menyelesaikan
perkalian, dan pembagian). Peserta didik dapat dan mengukur 6.Menyelesaikan kalimat permasalahan berkaitan
bilangan dengan satu variabel dengan luas dan keliling Capaian
panjang benda menggunakan satuan baku, menggunakan satuan berupa simbol gambar yang berbagai bentuk bangun Alur tersebut dilakukan
belum diketahui nilainya hingga Akhir Fase B Pembelajaran
baku luas dan volume, serta menyelesaikan masalah berkaitan datar
melibatkan penjumlahan dan Fase B
dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi pengurangan bilangan
7.Mengobservasi, menentukan
ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan menggambar sisi sejajar
dan balok). Peserta didik juga dapat menyajikan dan
dan sisi berpotongan pada
sebuah bidang datar.
menganalisis data sederhana menggunakan turus dalam bentuk
bentuk bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, diagram
batang, dan diagram garis, serta menentukan kejadian yang
lebih mungkin di antara beberapa kejadian. 20
Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
Tujuan pengembangan modul ajar: berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul
Mengembangkan perangkat ajar yang ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan
memandu pendidik melaksanakan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip
pembelajaran pembelajaran dan asesmen.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut ini:
● memilih atau memodifikasi modul
ajar yang sudah disediakan 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pemerintah untuk menyesuaikan pengalaman belajar dan lintas disiplin.
modul ajar dengan karakteristik 2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
peserta didik, atau untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
● menyusun sendiri modul ajar sesuai proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
dengan karakteristik peserta didik pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun
juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik.
21
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan
pendidik dalam Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk
pengembangan modul ajar? melaksanakan proses pembelajaran. Komponen dalam modul ajar
ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum
modul ajar memiliki komponen sebagai berikut
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai
dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
22
Glosarium
Pemahaman bermakna Strategi Mengembangkan Modul Ajar
Kalimat pernyataan yang mendeskripsikan Contoh 1
proses belajar yang tidak sekedar menghafal
konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi 1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan dalam satu
merupakan kegiatan menghubungkan konsep- lingkup materi. Satu MA bisa mencakup beberapa tujuan pembelajaran.
konsep untuk membangun pemahaman yang
2. Lakukan asesmen diagnosis mengidentifikasi penguasaan kompetensi awal
utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan membentuk peserta didik.
perilaku. 3. Tentukan teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta indikator
Dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai keberhasilan asesmen sumatif yang akan dilakukan pada akhir lingkup materi.
Enduring Understanding, Conceptual
Understanding, Big Idea, Central Idea, atau 4. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang dibutuhkan.
Statement of Inquiry. → pembelajaran 5. Tentukan teknik dan instrumen asesmen formatif berdasarkan aktivitas
pembelajaran.
Pertanyaan pemantik 6. Buat rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
Adalah kalimat pertanyaan yang digunakan
untuk memantik rasa ingin tahu, memulai 7. Pastikan aktivitas pembelajaran selaras dengan tujuan pembelajaran.
diskusi, dan memulai penelitian. Bentuk 8. Setiap kegiatan dilengkapi dengan pemahaman bermakna dan pertanyaan
pertanyaan pemantik sebaiknya dalam bentuk esensial yang menjadi acuan.
terbuka dengan menggunakan kata tanya
seperti mengapa, bagaimana, atau apa 9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai dengan
sajakah. kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.
10. Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar observasi
Lembar belajar yang dibutuhkan.
Adalah lembar yang bisa dipergunakan
sebagai lembar refleksi, lembar grafik 11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar
organisasi, lembar kerja, maupun soal 21
Infographic Style Strategi Mengembangkan Modul Ajar
Contoh 2
Apa yang terjadi apabila Apa sajakah fungsi air Bagaimana proses Bagaimana cara Apa masalah yang terjadi Bagaimana menunjukan
bagi makhluk hidup di
tidak ada air? muka bumi? terjadinya daur air? memperoleh air bersih? tentang air? pemahaman tentang
pengaruh siklus air?
Aktivitas 1: Diskusi fungsi Aktivitas 2: Curah Aktivitas 3: Eksperimen Aktivitas 4: Praktek Aktivitas 5: Riset Aktivitas 6:
air untuk manusia. pendapat tentang daur air. penyaringan air bersih. kelompok tentang Pameran dan
Formatif asesmen fungsi air. air bersih. Presentasi
Formatif asesmen Formatif asesmen pemahaman.
Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan
Contoh penerapan penyesuaian menulis laporan ilmiah, membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/
pembelajaran dan infografis.
pengembangan PPP
Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat 24
kesiapan peserta didik, dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
NEXT:
CONTOH INSTRUMEN
SUPERVISI MODUL
AJAR
Penyesuaian Pembelajaran dengan Tahap Ketika melakukan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik
peserta didik, tidak berarti pendidik harus menyusun beberapa modul
Capaian dan Karakteristik Peserta Didik
Seperti apa penyesuaian pembelajaran yang dapat dilakukan pendidik?
ajar atau RPP untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda,
pendidik cukup menyusun satu modul ajar atau RPP dengan kegiatan
pembelajaran yang dilengkapi petunjuk penyesuaian terhadap tahap
capaian dan karakteristik peserta didik.
Contoh penyesuaian produk:
25
Prinsip Asesmen
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip asesmen pada pembelajaran paradigma baru?
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan
menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua, agar
dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan
kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan
refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
26
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1. Asesmen merupakan bagian Asesmen merujuk pada kompetensi Asesmen pada ranah sikap,
terpadu dari proses yang di dalamnya tercakup ranah pengetahuan, dan keterampilan
pembelajaran, fasilitasi sikap, pengetahuan, dan dilakukan secara terpisah-pisah
pembelajaran, dan penyediaan keterampilan
informasi yang holistik, sebagai
umpan balik untuk guru, Asesmen dilakukan terpadu dengan Asesmen dilakukan terpisah dari
peserta didik, dan orang tua pembelajaran pembelajaran
agar dapat memandu mereka
dalam menentukan strategi Melibatkan peserta didik dalam Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik.
pembelajaran selanjutnya melakukan asesmen, melalui
penilaian diri (self assessment),
penilaian antar teman (peer
assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antar
teman (peer feedback).
28
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip Asesmen lebih menguntungkan peserta
proporsional, valid, dan dapat keadilan tanpa dipengaruhi oleh latar didik karena latar belakang tertentu
dipercaya (reliable) untuk belakang peserta didik
menjelaskan kemajuan belajar dan
menentukan keputusan tentang Menerapkan moderasi asesmen, yaitu Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
langkah selanjutnya berkoordinasi antarpendidik untuk
menyamakan persepsi kriteria sehingga
tercapai prinsip keadilan
4. Laporan kemajuan belajar dan Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu
pencapaian peserta didik bersifat ilmiah, penggunaan kata atau kalimat
sederhana dan informatif, negatif
memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya
kompetensi yang dicapai, serta bentuk angka dan deskripsi dalam bentuk angka
strategi tindak lanjut
Laporan kemajuan belajar hendaknya Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan
didasarkan pada bukti dan pencatatan pada bukti dan pencatatan perkembangan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik kemajuan belajar atau didasarkan hanya
pada bukti yang tidak mencukupi
29
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
Laporan kemajuan belajar digunakan Laporan kemajuan belajar hanya
sebagai dasar penerapan strategi tindak dijadikan sekumpulan data atau
lanjut untuk pengembangan kompetensi dokumen tanpa adanya tindak lanjut
peserta didik
5. Hasil asesmen digunakan oleh Satuan pendidikan memiliki strategi agar - Hasil asesmen hanya dijadikan
peserta didik, pendidik, hasil asesmen digunakan sebagai refleksi data dan tidak ditindaklanjuti untuk
tenaga kependidikan, dan oleh peserta didik, pendidik, tenaga meningkatkan mutu pembelajaran
orang tua/wali sebagai bahan kependidikan, dan orang tua untuk - Hasil asesmen dijadikan
refleksi untuk meningkatkan meningkatkan mutu pembelajaran perbandingan antar peserta didik
mutu pembelajaran.
30
7 Jenis, Karakteristik, Fungsi, & Paradigma Asesmen
31
Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
32
Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
32
Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
Salah satu contoh penerapakan asesmen formatif adalah asesmen diri (self assessment) dan asesmen
antarteman (peer assessment). Asesmen ini berfungsi sebagai bahan refleksi diri, yang nantinya dapat
digunakan oleh Pendidik sebagai data/informasi untuk menkonfirmasi capain hasil belajar peserta didik.
32
Je
ni
s,
Ka
ra
kt
eri
sti
k,
da
n
Fu
ng
si 32
Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
32
Je
ni
s,
Ka
ra
kt
eri
sti
k,
da
n
Fu
ng
si 32
Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
Karakteristik
asesmen
formatif dan
sumatif
32
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Gambaran Umum
Asesmen
1. Penerapan pola Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa
pikir proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Pendidik diharapkan
bertumbuh mampu menerapkan ide dalam Growth Mindset khususnya yang tergambar pada pemberian umpan balik
(Growth yang menstimulasi pola pikir bertumbuh, memberikan peserta didik kesempatan untuk melakukan evaluasi
Mindset) diri dan merefleksikan pembelajarannya, serta melaksanakan moderasi dalam asesmen.
33
Paradigma Asesmen
Glosarium
Pola pikir bertumbuh (growth
mindset) digagas oleh Carol S.
Dweck dari Stanford University.
33
Paradigma Asesmen
33
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Gambaran Umum
Asesmen
2. Keterpaduan Asesmen sebagai bagian dari pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang saling terkait. Rumusan Capaian Pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah tersebut.
Pada saat pendidik melakukan asesmen berdasarkan tujuan pembelajaran yang merupakan turunan dari
Capaian Pembelajaran, maka secara langsung keterpaduan ini terpenuhi. Dengan demikian, pendidik tidak
perlu memilih asesmen berdasarkan ketiga ranah tersebut.
3. Keleluasaan Pendidik memiliki keleluasaan dalam menentukan waktu pelaksanaan asesmen formatif dan
dalam sumatif sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran. Karena alur tujuan
menentukan pembelajaran yang digunakan mungkin berbeda, maka waktu pelaksanaan asesmen formatif dan
waktu sumatif di setiap kelas mungkin berbeda.
pelaksanaan
asesmen
5. Keleluasaan Pendidik memiliki keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan teknik dan
dalam instrumen penilaian.
menggunakan
teknik dan
instrumen
asesmen
33
Paradigma Asesmen
Instrumen Asesmen
Teknik Asesmen
Rubrik
Observasi
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik,
Peserta didik diamati secara
sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan peserta didik untuk
berkala, dengan fokus
meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian
secara keseluruhan maupun
pada kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk
individu. Observasi bisa
kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
dilakukan dalam tugas atau
aktivitas rutin/harian.
Eksemplar
Contoh hasil karya yang dijadikan sebagai standar pencapaian dan pembanding. Pendidik dapat
Performa
menggunakan contoh hasil karya peserta didik sebagai acuan indikator penilaian.
Asesmen performa dapat
berupa praktik,
Ceklis
menghasilkan produk,
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang dituju.
melakukan projek, dan
membuat portofolio.
Catatan Anekdotal
Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Catatan difokuskan pada performa dan
Tes Tertulis/ Lisan
perilaku peserta didik yang penting, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari
Bentuk tes tertulis/lisan dan
observasi yang telah dilakukan.
kuis adalah bentuk yang
paling dikenal dari teknik
Grafik Perkembangan Peserta Didik (Kontinum) Grafik atau infografik yang menggambarkan
asesmen ini. 33
tahap perkembangan belajar peserta didik.
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Gambaran Umum
Asesmen
6. Keleluasaan Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan
menentukan modul ajar yang berbeda, oleh sebab itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan
kriteria pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang berbeda, baik dalam bentuk
ketercapaian angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan pembelajaran,
tujuan aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria
pembelajaran ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses
pembelajaran dan mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar
pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan intervensi
pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran tidak menjadi standar minimum yang harus
dicapai setiap peserta didik. Setiap peserta didik mungkin berada pada kriteria pencapaian
yang berbeda, dengan demikian kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran menjadi sumber
informasi atau data bagi pendidik untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian
pembelajaran sesuai kondisi peserta didik.
33
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Gambaran Umum
Asesmen
7. Keleluasaan Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan
dalam aktivitas pembelajaran, pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan
mengolah hasil kebutuhan serta kemampuan pendidik dalam melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen.
asesmen Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif. Terdapat 2 jenis
data yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa
narasi (kualitatif).
8. Keleluasaan Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan
dalam mempertimbangkan:
menentukan ● Laporan kemajuan belajar
kenaikan kelas ● Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
● Portofolio peserta didik
● Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
● Tingkat kehadiran
Catatan:
Jika ada peserta didik pindahan dari satuan pendidikan yang memiliki struktur kurikulum dan model asesmen yang
berbeda, maka perlu dilakukan asesmen diagnostik berdasarkan struktur kurikulum/tujuan pembelajaran pada kelas yang
dituju peserta didik tersebut.
Dari hasil asesmen diagnostik, pendidik dapat melakukan tindak lanjut. Jika kemampuan peserta didik masih belum sesuai
33
dengan tujuan pembelajaran, maka perlu diberikan jam belajar tambahan untuk mengatasi ketertinggalan.
Contoh Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
33
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Pelaksanaan
Asesmen
Formatif dan
Sumatif
33
Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
33
Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
33
Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
33
33
Formatif
Melakukan Pembulatan dengan Perlu pendampingan untuk masalah Mampu menggambar sisi sejajar dan
Edo
Bantuan berkaitan pengukuran keliling berpotongan
Melakukan Pembulatan serta Sangat mampu saat menyelesaikan Mampu menggambar sisi sejajar dan
Lani masalah berkaitan dengan
Mengurutkan Secara Mandiri berpotongan secara komperhensif
Catatan: pengukuran panjang dan keliling
Tabel 4 Data Kualititatif pada Sajian berikut merupakan contoh rekapan formatif yang berupa data kuantitatif (narasi)
Hasil Asesmen Formatif berdasarkan lembar observasi, catatan anekdotal, dsb. • Hasil asesmen formatif akan digunakan
(Lanjutan Alternatif 2) 33
sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
33
33
33
Menyajikan Hasil Asesmen ke Dalam Rapor
33
M
en
ya
jik
an
Ha
sil
As
es
m
en
ke
Da
la
m
Ra
po
r 33
M
en
ya
jik
an
Ha
sil
As
es
m
en
ke
Da
la
m
Ra
po
r 33
Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
33
8 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
34
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan Dunia saat ini semakin modern dengan kemajuan
kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter berkelanjutan yang dicapai melalui berbagai inisiatif
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan projek yang sukses. Kegiatan seperti membuat
sekitarnya. masakan untuk keluarga, merapikan halaman rumah,
Perlunya Projek atau mengadakan acara pentas seni sekolah, adalah
Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki
Penguatan Profil kesempatan untuk mempelajari-tema tema atau isu
contoh projek-projek yang dapat dijalankan sehari-
Pelajar penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, hari.
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
Pancasila kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
“... perlulah anak anak melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut menjalankan projek akan menjadi prestasi tersendiri
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
[Taman Siswa] kita dekatkan dibandingkan dengan loyalitas atau lama bekerja
Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta
hidupnya kepada didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi dalam satu perusahaan. Memecahkan masalah
perikehidupan rakyat, agar lingkungan sekitarnya. dunia nyata penting bagi orang dewasa, dan juga
supaya mereka tidak hanya anak-anak.
memiliki ‘pengetahuan’ saja Sejak tahun 1990an, pendidik dan praktisi pendidikan
tentang hidup rakyatnya,
di seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari Agar anak-anak dapat memecahkan masalah dunia
hal-hal di luar kelas dapat membantu peserta didik
akan tetapi juga dapat mendapatkan pemahaman bahwa yang dipelajari di nyata, kita harus mempersiapkan mereka dengan
‘mengalaminya’ sendiri , dan sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan sehari- pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi yang
kemudian tidak hidup sehari. Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam upaya
berpisahan dengan menegaskan pentingnya peserta didik mempelajari mempersiapkan peserta didik agar mampu
rakyatnya.” hal-hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini
mengembangkan kompetensi tersebut, Kementerian
pelaksanaan hal tersebut belum optimal.
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
Ki Hadjar Dewantara mencanangkan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila. 35
Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD-SMA/K)
Kearifan Lokal
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik (SD-SMA/K)
Tujuh Tema Untuk jangka pendek maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia maupun Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
dipilih sekolah lingkungan sekitarnya. inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
- peserta didik mengembangkan kemampuan tersebut, serta perkembangannya.
SD wajib memilih berpikir sistem untuk memahami keterkaitan
aktivitas manusia dengan dampak-dampak global - peserta didik mempelajari bagaimana dan
minimal 2 tema per yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang
tahun. iklim. seperti yang ada, bagaimana perkembangan
tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang
- peserta didik dapat dan membangun kesadaran lebih besar (nasional dan internasional), serta
untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan memahami apa yang berubah dari waktu ke
SMP, SMA, dan SMK serta mencari jalan keluar untuk masalah waktu apa yang tetap sama.
wajib memilih minimal lingkungan serta mempromosikan gaya hidup - peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-
serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam nilai
3 tema per tahun. keseharian. dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta
merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil
- peserta didik juga mempelajari potensi krisis dan diterapkan dalam kehidupan mereka.
Sekolah menentukan keberlanjutan yang terjadi di lingkungan - peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
tema dan sekitarnya (bencana alam akibat perubahan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan
iklim, krisis pangan, krisis air bersih dan lain nilai- nilai luhur yang dipelajarinya.
mengembangkannya sebagainya), serta mengembangkan kesiapan
untuk setiap untuk menghadapi dan memitigasinya. Contoh muatan lokal:
kelas/angkatan. Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
Contoh muatan lokal: Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
Jakarta: situasi banjir
Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia 36
Bhinneka Tunggal Ika Bangunlah Jiwa dan Suara Demokrasi
(SMP-SMA/K)
(SD-SMA/K) Raganya (SMP-SMA/K)
Mengenal belajar membangun dialog Dalam “negara kecil” bernama sekolah,
penuh hormat tentang keberagaman Membangun kesadaran dan keterampilan sistem demokrasi dan pemerintahan
kelompok agama dan kepercayaan yang untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, yang diterapkan di Indonesia dicoba
dianut oleh masyarakat sekitar dan di baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. untuk dipraktikkan, termasuk namun
Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang tidak terbatas pada proses pemilihan
dianutnya. umum dan perumusan kebijakan.
- peserta didik melakukan penelitian dan
- peserta didik mempelajari perspektif mendiskusikan masalah-masalah terkait
berbagai agama dan kepercayaan kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta - peserta didik merefleksikan makna
tentang fenomena global misalnya mengkaji fenomena perundungan (bullying) demokrasi dan memahami
masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam implementasi demokrasi serta
- peserta didik secara kritis dan reflektif lingkungan fisik maupun dunia maya, serta tantangannya dalam konteks yang
menelaah berbagai stereotip negatif yang berupaya mencari jalan keluarnya. berbeda, termasuk dalam organisasi
biasanya dilekatkan pada suatu - peserta didik juga menelaah masalah-masalah sekolah dan/atau dalam dunia kerja.
kelompok agama, dan dampaknya yang berkaitan dengan kesehatan dan - Menggunakan kemampuan
terhadap terjadinya konflik dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu berpikir sistem, peserta didik
kekerasan. narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. menjelaskan keterkaitan antara
- Melalui projek ini, peserta didik peserta didik merancang kegiatan dan peran individu terhadap
mengenal komitmen untuk senantiasa menjaga kelangsungan demokrasi
dan mempromosikan budaya kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta Pancasila.
perdamaian dan anti kekerasan. berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan lokal: Contoh muatan lokal:
Menangkap isu-isu atau masalah Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yang dilakukan
keberagaman di lingkungan sekitar dan Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang masyarakat adat tertentu untuk
mengeksplorasi pemecahannya. marak di kalangan remaja lokal. memilih kepala desa.
37
Berekayasa dan Berteknologi untuk Kewirausahaan
Membangun NKRI (SD-SMA/K)
(SD-SMA/K) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah
yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi masyarakat.
yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. - peserta didik kemudian merancang strategi untuk
meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam kerangka
- peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, pembangunan berkelanjutan.
berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk - Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam
berteknologi. kegiatan
- peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti
spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka.
prototipe produk bidang rekayasa (engineering). - Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan
- peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka
menciptakan wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para peserta kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang
didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional
persoalan- persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penuh integritas.
penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.
38
Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap Tema Projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan
pembahasan tema. Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan
kedalaman eksplorasi tema. Jika satuan pendidikan bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada
lingkungan di luar satuan pendidikan maka bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang
lebih lama. Di luar durasi waktu pelaksanaan projek, satuan pendidikan kembali mengatur kembali jadwal
Merancang belajar mengajar seperti biasa.
alokasi waktu
projek dan Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu projek adalah
dimensi sekitar 20-30% beban peserta didik per tahun adalah sebagai berikut:
Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Per Tahun
SD I-V 252 JP
SD VI 224 JP
SMP IX 320 JP
SMA X 486 JP
SMA XI 216 JP
Pemberian opsi tema Sekolah menelaah isu Sekolah menelaah isu Setiap kelas menelaah isu
yang sama untuk yang sama untuk setiap yang berbeda sesuai
semua kelas. 1-2 kelas. pilihan peserta didik.
41
Pengembangan Modul Projek
Tujuan pengembangan
modul Projek: Pengembangan modul projek harus mempertimbangkan prinsip berikut:
Mengembangkan perangkat ajar 1. Mengacu kepada Dimensi, Elemen, dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
yang memandu satuan
2. Berpusat Pada Peserta Didik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan
Pendidikan dan pendidik
melaksanakan projek peserta didik, minat peserta didik, dan perkembangan sesuai fase elemen dan sub-elemen dari
penguatan Profil Pelajar dimensi Profil Pelajar Pancasila. Setiap kegiatan projek dapat mengasah kemampuan murid dalam
Pancasila memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan
masalah yang diangkat dalam projek.
Pendidik memiliki kemerdekaan 3. Holistik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan tema secara utuh dan melihat
untuk: keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya,
● memilih atau memodifikasi setiap tema projek yang dijalankan dengan pendekatan lintas ilmu dan konten pengetahuan secara
modul projek yang sudah terpadu, dengan memperhatikan koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan
disediakan pemerintah projek, seperti murid, pendidik, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
4. Kontekstual. Modul projek dikembangkan berdasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi
untuk menyesuaikan modul
dalam keseharian. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan
projek dengan karakteristik
lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
peserta didik, atau
5. Eksploratif. Modul projek dikembangkan dengan semangat membuka ruang yang lebar bagi proses
● menyusun sendiri modul
inkuiri dan pengembangan diri. Walaupun projek memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
projek sesuai dengan
jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran, kegiatan
karakteristik peserta didik
projek dikembangkan secara sistematis dan terstruktur.
42
Komponen Modul Projek
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan
pembelajaran. Modul projek umumnya memiliki komponen sebagai berikut
● Identitas penulis modul ● Deskripsi singkat projek. ● Lembar kerja peserta didik
● Sarana dan prasarana ● Dimensi dan sub elemen dari Profil ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Target peserta didik Pelajar Pancasila yang berkaitan ● Glossarium
● Relevansi tema dan topik projek ● Tujuan spesifik untuk fase tersebut ● Daftar pustaka
untuk sekolah ● Alur kegiatan projek secara umum
● Asesmen
● Pertanyaan pemantik
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan pendidik
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul projek yang dikembangkan oleh pendidik. pendidik di
satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks
lingkungan, visi sekolah, kesiapan sekolah dan kebutuhan belajar peserta didik.
43
Dokumen pendukung pembelajaran dan Asesmen, meliputi:
• Capaian Pembelajaran
• Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Alur tujuan pembelajaran
• Modul ajar
• Modul Projek
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.belajar.app
44
TERIMA KASIH
45