Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

KURIKULUM PROTOTIPE UNTUK


MEMBANTU PEMULIHAN
PEMBELAJARAN

Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan

Januari 2022
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan


kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi
tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah,
lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2


Efektivitas Kurikulum Darurat semakin menguatkan pentingnya perubahan
rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif

Rancangan dan
Rancangan dan implementasi kurikulum saat ini: Arahperubahan
Arah Perubahan Kurikulum:
kurikulum:
Implementasi Kurikulum Saat Ini:

● Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam ● Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu
tahun
● Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan ● Fokus pada materi yang esensial, Capaian
yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
didik
● Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan
● Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan
sehingga guru kurang leluasa dalam karakteristik peserta didik
mengembangkan pembelajaran kontekstual
● Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi
● Teknologi digital belum digunakan secara sistematis guru untuk dapat terus mengembangkan praktik
untuk mendukung proses belajar guru melalui berbagi mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
praktik baik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan 3


Teknologi
Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta
memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa


karakteristik utama yang mendukung pemulihan
pembelajaran:

Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft


skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong
1 royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis;
kreativitas).
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup
untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar
2 seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level)
3 dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

1 Pengembangan
Karakter

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5


“Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya
lahir batin … tidak tergantung kepada orang
lain, akan tetapi bersandar akan kekuatannya
sendiri.” (Ki Hajar Dewantara)

⇒ Tujuan pendidikan adalah memandu murid


agar mampu hidup mandiri, berdiri tegak di atas
kekuatannya sendiri, cakap mengatur hidupnya
dengan tertib.
merdeka dari ... merdeka untuk ..
Dimensi dan elemen
Profil Pelajar Pancasila
Beriman, bertakwa Berkebinekaan Bergotong royong Mandiri Bernalar Kritis Kreatif
kepada Tuhan Global
YME, dan
berakhlak mulia

Akhlak beragama Mengenal dan Kolaborasi Pemahaman diri dan Memperoleh dan Menghasilkan
menghargai budaya situasi memproses gagasan yang
Akhlak pribadi bangsa Indonesia Kepedulian informasi dan orisinal
dan dunia Regulasi diri gagasan
Akhlak kepada Berbagi Menghasilkan karya
manusia Komunikasi dan Menganalisis dan dan tindakan yang
Akhlak kepada alam interaksi antar mengevaluasi orisinal
budaya penalaran
Akhlak bernegara Memiliki keluwesan
Refleksi dan Merefleksi dan berpikir dalam
tanggung jawab mengevaluasi mencari alternatif
terhadap pemikirannya sendiri solusi permasalahan
pengalaman
kebinekaan

Berkeadilan sosial
Profil Pelajar Pancasila dicapai
melalui proses pembelajaran Intrakurikuler
yang terpadu dan menyeluruh Mata pelajaran PPKn.

Mata pelajaran lain


secara implisit.

Kokurikuler
Pembelajaran berbasis
Budaya Sekolah projek yang kontekstual
Profil dan interaksi dengan
Iklim sekolah, kebijakan, Pelajar lingkungan sekitar.
pola interaksi dan Pancasila
komunikasi, serta
norma yang berlaku di
sekolah.
Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk
mengembangkan minat
dan bakat.
Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
Kurikulum 2013 sudah esensial yang dipelajari peserta
menekankan pada
didik dari berbagai disiplin ilmu
pengembangan
karakter, namun belum
c) struktur belajar yang fleksibel
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10


Contoh Pembelajaran Berbasis Projek

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

2 Fokus pada
Materi Esensial

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13


Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum prototipe berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
untuk menggunakan
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
ceramah satu arah atau
berbasis problem dan pengembangan kompetensi
metode lain yang efisien
projek, dll.) perlu waktu - terutama kompetensi
dalam mengejar
ketuntasan penyampaian mendasar seperti literasi dan
materi numerasi - secara lebih
mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14


Melanjutkan prinsip penyederhanaan, Kurikulum prototipe juga lebih
berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran

Sebagai ilustrasi:
● Rata-rata jumlah kompetensi
Kurikulum Prototipe untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia
mengalami pengurangan 57%
dari rata-rata jumlah KD Kurikulum
2013
57% 28% 19%
● Rata-rata jumlah kompetensi
Kurikulum Prototipe untuk mata
pelajaran Matematika mengalami
pengurangan 28% dari rata-rata
jumlah KD Kurikulum 2013

● Rata-rata jumlah kompetensi


Kurikulum Prototipe untuk mata
pelajaran Sains mengalami
pengurangan 19% dari rata-rata
jumlah KD Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
Memirsa dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan terpisah- Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
pisah. dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara &
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
Mempresentasikan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 16


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

3 Fleksibilitas Perancangan
Kurikulum Sekolah dan
Penyusunan Rencana
Pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17


Fleksibilitas Perancangan Kurikulum Sekolah

Saat Ini Kurikulum Prototipe

● Kerangka kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci tujuan menetapkan tujuan belajar
pembelajaran per tahun. per fase (2-3 tahun) untuk
memberi fleksibilitas bagi
guru dan sekolah.

● Struktur kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci jam pelajaran per menetapkan jam pelajaran
minggu. per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam
menyusun kurikulum dan
pembelajarannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 18


Struktur yang lebih fleksibel mendorong sebagian sekolah untuk menerapkan
cara alternatif dalam mengorganisasikan pembelajaran

Hasil wawancara studi implementasi:

● Pada bulan November, pengorganisasian


pembelajaran di sekolah juga sudah lebih
beragam. Pemahaman guru terkait
keragaman karakteristik siswa juga mulai
tumbuh, yang ditandai dengan upaya guru
mengumpulkan informasi siswa.

● Meskipun adaptasi kurikulum sudah terjadi


pada sebagian besar satuan pendidikan, namun
sebagian guru dan sekolah masih memerlukan
penguatan kapasitas dalam
mengimplementasikan kurikulum prototipe,
terutama dalam memanfaatkan informasi
karakteristik keragaman peserta didik untuk
melakukan pembelajaran terdiferensiasi.

Sumber: Survei Monev Implementasi Kurikulum SP, PSKP-BSKAP, November 2021 KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 19
19
Proses memahami dan menerapkan kurikulum prototipe membutuhkan
waktu, namun dapat dilakukan oleh sekolah dengan beragam tingkatan.

Sumber: Survei Monev Implementasi Kurikulum SP, PSKP-BSKAP, November 2021 KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 20
20
Adaptasi Kurikulum Prototipe
di SD NU Al-Mustaniroh, Gresik, Jawa Timur
● Di tengah keterbatasan sarana prasarana dan pemahaman mengenai kurikulum prototipe, guru
tetap membuat modul ajar dan menerapkan di kelas. Guru menggunakan metode diskusi
kelompok, peragaan di halaman sekolah dan mulai menggunakan laptop, video, dan proyektor
dalam pengajaran.

● Siswa terlihat semangat ketika pembelajaran menggunakan proyektor untuk menyajikan materi.
Siswa juga lebih semangat melakukan pembelajaran di luar kelas dibanding di dalam kelas.

● Di kelas 1, guru menggunakan media kartu yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan angka-
angka dan melaksanakan pembelajaran di halaman sekolah dengan menggelar tikar. Suasana pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok di kelas 4
● Dalam pelaksanaan PSP ini, siswa terlihat tertarik dengan bahan ajarnya yang menampilkan
gambar yang menarik. Bagi siswa kelas 1 cara ini mendorong antusiasme mereka untuk
berpikir kritis mengenai gambar yang ada di bahan ajar tersebut.

“Sekolah menjadi lebih baik melalui pembelajaran-pembelajaran yang memberikan guru ruang
berinovasi. Sebenarnya di buku guru itu sudah ada petunjuk untuk melakukan apa, namun kita diberi
kebebasan untuk melakukan hal lain. Kami juga dapat menentukan metode sendiri untuk
pembelajaran”

(Wawancara Guru Ima, SD NU Al-Mustaniroh, 18/09/2021) Suasana pembelajaran


di luar ruangan pada kelas 1

Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 KementerianPendidikan,


Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 21
21
Penerapan Kurikulum Prototipe
di SMP Negeri 4 Poco Ranaka, Manggarai Timur
Implementasi Profil Pelajar
Setiap perubahan membutuhkan proses Pancasila mengasah kerja
adaptasi. Mulanya guru mengeluhkan sama dan kreativitas
perubahan menuju Sekolah Penggerak. guru. Projek pertama yang
Mereka tampak kebingungan dengan dilakukan SMPN 4 Poco
implementasi modul ajar dan bagaimana Ranaka dilaksanakan
menyiasati program digitalisasi sekolah. dengan menggabungkan
beberapa materi ajar
Namun proses adaptasi itu mengalami seperti Pendidikan
kemajuan. Sejak menjadi sekolah Kewarganegaraan, Bahasa
Gb 1. Ruang kelas sederhana yang didesain penggerak, para guru di SMPN 4 Poco Indonesia, IPS, dan Seni
untuk membuat proses belajar lebih interaktif Ranaka menjadi terbiasa dengan Budaya menjadi satu
penerapan teknologi dan proses aktivitas yaitu berkunjung
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih ke rumah adat.
menarik dengan berbasis diskusi. Siswa
dilatih untuk berpikir kritis dan berani Tokoh adat menjelaskan
mengemukakan pendapat dalam dengan antusias
menanggapi permasalahan yang bagaimana sejarah dan
dihadirkan oleh guru untuk tugas budaya di Desa Watu
kelompok. Lanur.
Guru terdorong lebih optimal SMPN 4 Poco Ranaka
memahami karakteristik siswa, melaksanakan projek
sehingga mengetahui bagaimana harus yang berbeda setiap
menghadapi minat siswa yang berbeda- Gb 3. Aktivitas Projek Penguatan Profil bulan. Antusiasme guru
beda. Guru juga sering melakukan refleksi Pelajar Pancasila bersama guru dan
dan siswa dalam
di ruang guru. Tokoh Adat
Gb 2. Siswa mencari sinyal di pohon mangga pelaksanaan projek
untuk mengerjakan PR yang berbasis digital
memang sangat terlihat.
Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1 Kebijakan Kurikulum

2 Karakteristik Umum Kurikulum Prototipe


AGENDA

3 Karakteristik per Jenjang

4 Manajemen Perubahan s.d. tahun 2024

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 23
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran diberlakukan hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini Informatika menjadi mata Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan bermain- lingkungan sekitar, mata menyiapkan diri untuk Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
belajar berbasis buku pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru menentukan pilihan mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
bacaan anak digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran di kelas 11. Mata dari 60% ke 70% intelektual, capaian
mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, pelajaran yang dipelajari pembelajarannya sama
Fase Fondasi untuk Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran dengan sekolah reguler
meningkatkan kesiapan Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang berbasis projek dengan yang sederajat, dengan
bersekolah pendidikan informatika Di kelas 11 dan 12 pelajar mengintegrasikan mata pelajaran menerapkan prinsip
• Integrasi computational mengikuti mata pelajaran dari
Pembelajaran berbasis terkait. modifikasi kurikulum
thinking dalam mata Pembelajaran berbasis Kelompok Mapel Wajib, dan
projek untuk penguatan pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil memilih mata pelajaran dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sama dengan pelajar di
profil Pelajar Pancasila Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan kelompok MIPA, IPS, Bahasa, menjadi mata pelajaran wajib sekolah reguler, pelajar di
setidaknya dilakukan dan IPAS minimal 3 kali dalam satu dan Keterampilan Vokasi minimal 6 bulan (1 semester). SLB juga menerapkan
melalui kegiatan perayaan tahun ajaran sesuai minat, bakat, dan pembelajaran berbasis
hari besar dan perayaan • Bahasa Inggris sebagai
aspirasinya Pelajar dapat memilih mata projek untuk menguatkan
tradisi lokal mata pelajaran pilihan
pelajaran di luar program Pelajar Pancasila dengan
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis keahliannya mengusung tema yang
projek untuk penguatan profil
projek untuk penguatan profil sama dengan sekolah
Pelajar Pancasila dilakukan
Pelajar Pancasila dilakukan Alokasi waktu khusus projek reguler, dengan
minimal 3 kali dalam satu
minimal 2 kali dalam satu penguatan profil pelajar kedalaman materi dan
tahun ajaran, dan pelajar
tahun ajaran Pancasila dan Budaya Kerja aktivitas sesuai dengan
menulis esai ilmiah sebagai
untuk peningkatan soft skill karakteristik dan
syarat kelulusan
(karakter dari dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 24
Teknologi
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek per Total JP Per
(minggu) tahun Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Seperti halnya di SMP, di kelas 10
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 SMA:

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah, dan Geografi
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
Pendidikan Pancasila 54 (2) *** 18 72 digabung menjadi “Sejarah”
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
Matematika 108 (3) 36 144
mata pelajaran wajib dialokasikan
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324 untuk projek kokurikuler
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 144 432
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72 ***opsional. Satuan Pendidikan dapat
PJOK 72 (2) 36 108 mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108 kegiatan projek.
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
54 (2) *** 18 72
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total 1098 (32) 486 1584
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XI Program Sekolah Penggerak
Asumsi 36 minggu/tahun K13 Alokasi per tahun Alokasi Projek per
Total JP Per Tahun
(minggu) tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Pembelajaran reguler tidak
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 penuh 36 minggu untuk
72 (2) 36 108
memenuhi alokasi projek
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 (hanya 27 minggu)Total
jp/minggu = 44
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 22 jp dialokasikan untuk
mapel pilihan dari kelompok
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 IPA, IPS, Bahasa dan Budaya,
Pendidikan Pancasila* 2 dan Vokasi
54 (2) *** 18 72
Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 144 Hanya mapel kelompok
umum (highlighted hijau
Matematika 4 108 (3) 36 144 dalam tabel) yang
Bahasa Inggris 2 54 (2) *** 18 72 diintegrasikan dengan projek
kokurikuler
Seni, minimal 1 dari pilihan berikut: a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
2 72 (2) 36 108
Teater, d) Seni Tari *Pilih salah satu
PJOK 3 54 (2) *** 18 72
**
Sejarah 2 54 (2) *** 18 72
***Diselenggarakan bila
Jumlah jp mapel umum 22 576 (18) 216 792 Satuan Pendidikan memiliki
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan sumberdaya yang
mencukupi. Jika sekolah
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi
membuka kelompok ini,
720 (20) -
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan siswa wajib mengambil
Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Muatan Lokal, 22 792 minimal 1 mapel dari tiap
dsb.*** kelompok
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
72 (2) -
Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)***
Muatan Lokal 2 72(2)***
Contoh ilustrasi untuk pemilihan mata pelajaran SMA kelas 11-12
sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar, tidak ada program peminatan di SMA

Ani ingin kuliah kedokteran, berikut Wayan masih menimbang apakah ia


mata pelajaran yang ia ambil di kelas kuliah Bisnis atau Teknik Sipil, maka
11 dan kelas 12: berikut mata pelajaran yang ia ambil di
kelas 11 dan kelas 12:

Kelompok Mata Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelompok Mata Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
18 JP/minggu Bahasa Indonesia 18 JP/minggu Bahasa Indonesia
(wajib diambil) Bahasa Inggris (wajib diambil) Bahasa Inggris
Matematika Matematika
Seni Musik Seni Teater
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Sejarah Sejarah

Kelompok Mata Biologi Kelompok Mata Fisika


Pelajaran MIPA Kimia Pelajaran MIPA Matematika Peminatan
10 JP/minggu 10 JP/minggu

Kelompok Mata Sosiologi Kelompok Mata Ekonomi


Pelajaran IPS Pelajaran IPS Geografi
5 JP/minggu 10 JP/minggu

Kelompok Mata Bahasa Inggris tingkat lanjut


Pelajaran Bahasa Wayan mengambil mata pelajaran dari 2 kelompok,
dan Budaya sebagaimana syarat minimum, meskipun sekolahnya membuka
5 JP/minggu 3 kelompok mata pelajaran pilihan.
27
1 Kebijakan Kurikulum

2 Karakteristik Umum Kurikulum Prototipe


AGENDA

3 Karakteristik per Jenjang

4 Manajemen Perubahan s.d. tahun 2024

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 28
Implikasi Perubahan dan Mitigasinya

● Jam mengajar mapel-mapel kelompok umum


alokasi beban mengajarnya tetap
Jam Mengajar ●
01 dan Tunjangan Profesi Guru
Diberikan beban tambahan mengajar bagi
guru yang beban mengajarnya kurang,
seperti menjadi koordinator projek penguatan
profil Pelajar Pancasila

● Disusun linieritas mata pelajaran yang


selaras dengan struktur kurikulum prototipe,
02 Linieritas Mata Pelajaran misal untuk mata pelajaran informatika dapat
diampu oleh guru yang mempunyai latar
belakang informatika atau MIPA

Kapasitas Guru dan Sekolah ● Diberikan pelatihan dan pendampingan


kepada komite pembelajaran (Guru, Kepala
untuk Menerjemahkan menjadi
03 Kurikulum Sekolah ●
Sekolah, dan Pengawas
Menyediakan platform teknologi untuk guru
dan Pembelajaran belajar dan berbagi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 29


29
Strategi Implementasi Kurikulum Prototipe

1. Rute Adopsi Kurikulum Prototipe Secara Bertahap


Memfasilitasi satuan pendidikan mengenali kesiapannya sebagai dasar menentukan pilihan implementasi kurikulum prototipe
serta memberikan umpan balik berkala (3 bulanan) untuk memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan implementasi
kurikulum prototipe dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

1. Menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar (High Tech)


Menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat ajar (buku teks, modul ajar, contoh projek, contoh kurikulum) dalam
bentuk digital yang dapat digunakan satuan pendidikan dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum prototipe.

1. Menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru (High Tech)


Melakukan pelatihan mandiri kurikulum prototipe yang dapat diakses secara daring oleh guru dan tenaga kependidikan untuk
memudahkan adopsi kurikulum prototipe disertai sumber belajar dalam bentuk video, podcast, atau ebook yang bisa diakses
daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).

1. Menyediakan Narasumber Kurikulum Prototipe (High Touch)


Menyediakan narasumber kurikulum prototipe dari Sekolah Penggerak/SMK PK yang telah mengimplementasikan kurikulum
prototipe. Pengimbasan bisa dilakukan dalam bentuk webinar atau pertemuan luring yang diadakan pemerintah daerah atau
satuan pendidikan.

1. Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar (High Touch)


Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak maupun diinisiasi Pengawas Sekolah sebagai wadah saling berbagi
praktik baik adopsi kurikulum prototipe di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.

30
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Prototipe

Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang
paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi kurikulum
prototipe.

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sedang: satuan
pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah sesuai konteks lingkungan belajar
setempat pada PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sederhana:


satuan pendidikan menerapkan perangkat ajar yang telah disediakan pada PAUD, kelas 1, 4, 7
dan 10.

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan kompleksitas


sederhana: satuan pendidikan menerapkan perangkat ajar yang telah disediakan pada PAUD,
kelas 1, 4, 7 dan 10.
Aplikasi teknologi sedang dikembangkan untuk membantu guru
memahami dan menerapkan kurikulum prototipe
Asesmen
● analisa diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat
● sesuai dengan level kemampuan murid

Perangkat Ajar
● berbagai referensi perangkat ajar yang berkualitas
● berpihak pada peserta didik

Pelatihan Mandiri
● Materi pelatihan berkualitas yang bisa diakses kapanpun
● Contoh modul seperti Merdeka Belajar, Profil Pelajar
Pancasila dan Penyesuaian pembelajaran dengan
kebutuhan dan karakterisk murid
Terima kasih

33

Anda mungkin juga menyukai