Anda di halaman 1dari 29

KURIKULUM PROTOTIPE

UNTUK MEMBANTU
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk
melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan
dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, dan kurikulum nasional
(Kur-2013 yang Kurikulum Prototipe Kurikulum Prototipe berdasarkan evaluasi
disederhanakan) di SP dan SMK PK sebagai opsi bagi terhadap kurikulum
semua satuan pada masa pemulihan
pendidikan pembelajaran

2
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum


sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan
murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-
akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang
berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan
berdasarkan konten atau materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan
lokal) dan kebutuhan murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3


Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta
memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa


karakteristik utama yang mendukung pemulihan
pembelajaran:

Pembelajaran berbasis projek untuk


skills dan karakter
pengembangan soft(iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong
1 royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis;
kreativitas).
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup
untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar
2 seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level)
3 dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

1
Pengembangan
Karakter

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5


Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter karena:
karakter Profil Pelajar a) memberi kesempatan untuk
Pancasila melalui belajar melalui pengalaman
pembelajaran berbasis (experiential learning)
projek. b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
Kurikulum 2013 sudah didik dari berbagai disiplin ilmu
menekankan pada
c) struktur belajar yang fleksibel
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6


Tema-tema Utama Pembelajaran Berbasis Projek

Kemendikbudristek menyediakan 7 tema utama yang


perlu dikembangkan menjadi modul dengan topik dan
tujuan yang lebih spesifik.

1. Bangunlah Jiwa dan Raganya


2. Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Gaya Hidup Berkelanjutan
5. Kearifan Lokal
6. Kewirausahaan
7. Suara Demokrasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

2
Fokus pada
Materi Esensial

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8


Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum prototipe berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru untuk
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
menggunakan ceramah
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
satu arah atau metode lain
berbasis problem dan pengembangan kompetensi
yang efisien dalam
projek, dll.) perlu waktu - terutama kompetensi
mengejar ketuntasan
penyampaian materi mendasar seperti literasi dan
numerasi - secara lebih
mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya
dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan menyampaikan pesan;
mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi secara santun. pelajar mampu
meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang
beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan dan
Menyimak informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan
tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami informasi dari
Membaca & bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. Pelajar
Memirsa mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan
ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk KI
KD sangat banyak dan terpisah- Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume dan intonasi
yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar
pisah. Berbicara &
orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Pelajar
mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu
Mempresentasikan menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri
dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar mampu menulis
deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi
Menulis berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis
eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

3
Fleksibilitas Perancangan
Kurikulum Sekolah dan
Penyusunan Rencana
Pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11


Fleksibilitas Perancangan Kurikulum Sekolah

Saat Ini Kurikulum Prototipe

● Kerangka kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci tujuan menetapkan tujuan belajar
pembelajaran per tahun. per fase (2-3 tahun) untuk
memberi fleksibilitas
bagi guru dan sekolah.

● Struktur kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci jam pelajaran per menetapkan jam pelajaran
minggu. per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam
menyusun kurikulum dan
pembelajarannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12


Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SLB
SMK
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran diberlakukan hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini dan
Informatika menjadi mata Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
penanaman karakter melalui • Untuk memahami pelajaran wajib Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran, yaitu
kegiatan bermain- belajar lingkungan sekitar, mata
berbasis buku bacaan anak menyiapkan diri untuk Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru menentukan pilihan mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
Fase Fondasi untuk digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran di kelas 11. Mata dari 60% ke 70% intelektual, capaian
meningkatkan kesiapan mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, pelajaran yang dipelajari pembelajarannya sama
bersekolah Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran dengan sekolah reguler yang
Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang berbasis projek dengan sederajat, dengan
Pembelajaran berbasis pendidikan informatika Di kelas 11 dan 12 pelajar
• Integrasi computational mengintegrasikan mata pelajaran menerapkan prinsip
projek untuk penguatan mengikuti mata pelajaran dari
profil Pelajar Pancasila terkait. modifikasi kurikulum
thinking dalam mata Pembelajaran berbasis Kelompok Mapel Wajib, dan
dilakukan melalui kegiatan pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil memilih mata pelajaran dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sama dengan pelajar di
perayaan hari besar dan Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan kelompok MIPA, IPS, Bahasa, menjadi mata pelajaran wajib sekolah reguler, pelajar di
perayaan tradisi lokal dan IPAS minimal 3 kali dalam satu dan Keterampilan Vokasi minimal 6 bulan (1 semester). SLB juga menerapkan
tahun ajaran sesuai minat, bakat, dan
• Bahasa Inggris sebagai pembelajaran berbasis
aspirasinya Pelajar dapat memilih mata projek untuk menguatkan
mata pelajaran pilihan
pelajaran di luar program Pelajar Pancasila dengan
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis keahliannya mengusung tema yang sama
projek untuk penguatan profil
projek untuk penguatan profil dengan sekolah reguler,
Pelajar Pancasila dilakukan
Pelajar Pancasila dilakukan Alokasi waktu khusus projek dengan kedalaman materi
minimal 3 kali dalam satu
minimal 2 kali dalam satu penguatan profil pelajar dan aktivitas sesuai
tahun ajaran, dan pelajar
tahun ajaran Pancasila dan Budaya Kerja dengan karakteristik
menulis esai ilmiah sebagai
untuk peningkatan soft skill dan kebutuhan pelajar di
syarat kelulusan
(karakter dari dunia kerja) SLB

Kementerian Pendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan,Riset,
Riset,dan
danTeknologi
Teknologi 13
5
Fase Capaian Pembelajaran

Fase A Fase B Fase C


Umumnya Umumnya Umumnya
Kelas I-II SD Kelas III-IV SD Kelas V-VI SD

Fase D Fase F
Fase E
Umumnya Umumnya Umumnya
Kelas VII-IX Kelas X SMA
Kelas XI-XII
SMP SMA

9
CAPAIAN PEMBELAJARAN SLB

Capaian Pembelajaran Setiap Fase: Pernyataan dalam bentuk paragraf yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi
capaian pembelajaran menurut elemen yang dipetakan menurut perkembangan peserta
didik. Pembagian fase dapat digambarkan sebagai berikut:
Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2
Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4
Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6
Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9
Fase E : Pada umumnya SMA Kelas 10
Fase F : Pada umumnya SMA Kelas 11-12
FASE SLB

Untuk SLB CP didasarkan pada usía mental yang ditetapkan


berdasarkan hasil asesmen. Pembagian fase dapat digambarkan
sebagai berikut:
Fase A : Pada umumnya usía mental (≤7 tahun)
Fase B : Pada umumnya usía mental (±8 tahun)
Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
Fase D : Pada umumnya usía mental (±9 tahun)
Fase E : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
Fase F : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
Profil Pelajar Pancasila
Penerapan Profil Pelajar Intrakurikule
Pancasila di sekolah rMuatan Pelajaran
Kegiatan/ pengalaman
Profil Pelajar Pancasila adalah
belajar
karakter dan kemampuan yang
dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap
individu pelajar melalui budaya
sekolah, pembelajaran
Projek
intrakurikuler, kokurikuler, maupun Pembelajaran berbasis
ekstrakurikuler projek yang kontekstual
Pelajar dan interaksi dengan
Indonesia lingkungan sekitar

Budaya Sekolah
Iklim sekolah, kebijakan,
pola interaksi dan Ekstrakurikule
komunikasi, serta norma rKegiatan untuk
yang berlaku di sekolah
mengembangkan minat
dan bakat
Dimensi dan Elemen Profil
Pelajar Pancasila

Beriman, Berkebinekaan Bergotong Mandiri Bernalar kritis Kreatif


bertakwa kepada global royong • Pemahaman diri • Memperoleh dan • Menghasilkan
Tuhan YME, • Mengenal dan • Kolaborasi dan situasi memproses gagasan yang
dan berakhlak menghargai budaya • Kepedulian • Regulasi diri informasi dan orisinal
• Komunikasi dan gagasan • Menghasilkan karya
mulia • Berbagi
• Menganalisis dan dan tindakan yang
interaksi antar
• Akhlak beragama budaya mengevaluasi orisinal
• Akhlak pribadi • Refleksi dan penalaran • Memiliki keluwesan
• Akhlak kepada tanggung jawab • Merefleksi dan berpikir dalam
manusia terhadap mengevaluasi mencari alternatif
• Akhlak kepada pengalaman pemikirannya solusi permasalahan
kebinekaan sendiri
alam
• Akhlak • Berkeadilan soial
bernegara
Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran
terintegrasi, bukan tematik (webbed)*

Unit Pembelajaran Integrasi (seperti jus)

Pengetahuan dan keterampilan


(kompetensi) yang dipelajari dari setiap
mata pelajaran berpadu dan melebur, tidak
dipisahkan lagi mana yang merupakan
bagian dari mapel Agama, PPKn, Bahasa
Indonesia, dsb.

*Webbed atau unit pembelajaran tematik (seperti gado-gado): Mata pelajaran dirangkai atau dipadu dengan menggunakan satu tema.
Pengetahuan dan keterampilan dari masing-masing mata pelajaran dapat diuraikan.
Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan
Pendidikan
Perubahan Iklim Bhinneka Tunggal Bangunlah Jiwa
Kearifan Lokal
Global Ika dan Raganya

Berekayasa dan
Berteknologi untuk
Suara Demokrasi Membangun NKRI Kewirausahaan

*TK dan SD wajib memilih min. 2 tema per tahun


**SMP, SMA, dan SMK wajib memilih min. 3 tema per tahun
***Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
23
Tiga Pilihan Bagi Satuan Pendidikan
yang Memilih Kurikulum Prototipe Jalur Mandiri

Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang mengukur kesiapan
guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada
pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi kurikulum prototipe.

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sedang: satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah
sesuai konteks lingkungan belajar setempat pada kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sederhana: satuan pendidikan menerapkan dengan perangkat ajar yang tersedia
pada kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan


kompleksitas sederhana: satuan pendidikan melakukan persiapan untuk
penerapan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7 dan 10.
Tiga Pilihan Bagi Satuan Pendidikan
yang Memilih Kurikulum Prototipe Jalur Mandiri

Kategori :
1. KS PSP yang telah masuk kuota (PSP Tipe 1)
2. Calon KS PSP yang telah lulus PSP tapi belum masuk kuota (PSP Tipe 2)
3. Calon KS PSP yang telah mendaftar di PSP tapi belum lulus (PSP Tipe 3)

Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sedang: satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah
sesuai konteks lingkungan belajar setempat pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP Tipe 1)

Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas


sederhana: satuan pendidikan menerapkan dengan perangkat ajar yang tersedia
pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP Tipe 2)

Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan


kompleksitas sederhana: satuan pendidikan melakukan persiapan untuk
penerapan dengan perangkat ajar yang tersedia pada kelas 1, 4, 7 dan 10. (PSP
Tipe 3)
Tahapan Implementasi Kurikulum Prototipe

Penerapan kurikulum prototipe dilakukan melalui tahapan berdasarkan


kesiapan dan penetapan target oleh satuan pendidikan.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


Kompleksit Kompleksi Komple Komplek
as tas Dasar ksitas sitas
Sederhana Sedang Tinggi

Melakukan
pengembangan sesuai Melakukan
Mengikuti Melakukan pengembangan sesuai
contoh modifikasi konteks satuan
pendidikan dengan konteks satuan
yang mengacu contoh pendidikan dengan
telah yang pelibatan warga
sekolah dan pelibatan warga
disediaka disediakan/dilatihk sekolah secara luas
n/ a n masyarakat secara
dilatihkan terbatas
Tahapan implementasi kurikulum prototipe jalur mandiri Bagi
pemerintah daerah, Januari - Maret 2022
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Memahami Memutuskan Mempersiapkan

Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Daerah Dinas Pendidikan Daerah


Daerah mengikuti sesi diskusi menyiapkan kemudahan dan
mempelajari implementasi kurikulum dukungan bagi sekolah yang
sumber belajar prototipe yang dipandu memutuskan melakukan
kurikulum tim LPMP/ implementasi kurikulum
prototipe PAUDDASMEN prototipe sesuai kapasitas
(dokumen/video) daerah.
Dinas Pendidikan Daerah
Dinas Pendidikan memutuskan Dinas Pendidikan Daerah
Daerah mengisi kemudahan dan mengkomunikasikan secara
angket kebutuhan dukungan bagi sekolah berkala tentang kesulitan dan
dukungan yang memutuskan kebutuhan dukungan
implementasi melakukan implementasi implementasi kurikulum
kurikulum prototipe kurikulum prototipe prototipe
Tahapan persiapan implementasi kurikulum prototipe jalur mandiri
Bagi satuan pendidikan, Januari - Maret 2022

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Memahami Memutuskan Menyiapkan

Kepala Sekolah dan Guru Kepala sekolah Kepala sekolah dan


mengakses video menentukan guru melakukan
pengenalan kurikulum pilihan persiapan
prototipe implementasi mengikuti rute
kurikulum belajar sesuai
Kepala Sekolah dan Guru prototipe. pilihan: pelatihan
mengisi angket kesiapan mandiri, sumber
penerapan kurikulum belajar, narasumber
prototipe kurikulum
prototipe &
komunitas belajar
1/23/2022 Sri Hartati@LPMP Jateng-012022 29

Anda mungkin juga menyukai