Anda di halaman 1dari 21

IG : @rizqyrahmat

Kurikulum
Merdeka untuk
Mengatasi
Learning Loss
IG : @rizqyrahmat

Head of Kampus Pemimpin Merdeka


Pembuat Konten Pembelajaran

Instagram

@rizqyrahmat
IG : @rizqyrahmat

Tujuan Sesi

1. Peserta memahami tentang kondisi


pendidikan yang terjadi.
2. Peserta mengetahui latar belakang
kurikulum merdeka digunakan.
3. Peserta mengetahui hal yang membuat
beda Kurikulum Merdeka.
4. Peserta mengetahui apa yang perlu
dilakukan dalam implementasi kurikulum
merdeka.
Pemahaman
Anda tentang
Kurikulum
Merdeka, nomor
berapa?
Ini adalah foto saya saat awal-awal menjadi guru,
kisaran tahun 2012. Ketika awal jadi guru itu …

● Selalu yang dikejar adalah ketuntasan


materi dalam KI dan KD.
● Berbagai cara dilakukan, pokoknya
sebelum ujian, semua materi sudah
diajarkan.
● “Semua harus Kalian pelajari, akan
muncul di ujian.” ini adalah salah satu
mantraku.
● Yang saya pahami waktu itu adalah
keberhasilan murid belajar ialah ketika
menguasai banyak materi.
● Dan itupun dilakukan oleh banyak guru.
Lalu apa Dampaknya?

Hanya memperhatikan Murid lainnya yang tidak bisa Karena fokus pada konten,
kemampuan sebagian kecil mengikuti kecepatan, pemahaman murid tidak
murid yang lebih berprestasi. tertinggal. Dan dampaknya tercapai. Bahkan konten
ke kelas-kelas berikutnya. yang dipelajari hanya
bertahan sampai ujian
selesai.
Lalu apa Dampaknya?

Too Much, Too Fast


Kajian yang dilakukan Pritchett dan Beatty (2015)
menunjukkan bahwa di beberapa negara berkembang
seperti Indonesia, materi pelajaran yang begitu padat
membuat guru terus bergerak cepat menyelesaikan bab
demi bab, konsep demi konsep, tanpa memperhitungkan
kemampuan siswa memahami konsep yang telah
dipelajarinya.

Sumber : Naskah Akademik Kurikulum Merdeka


Learning Loss telah terjadi jauh sebelum
pandemi menyerang.

Capaian murid Anak Indonesia belajar


Kemampuan Literasi, 12,4 tahun tapi hanya
Indonesia mengalami
Numerasi menurun 18 belajar 7,8 tahun. Ada 4,6
penurunan selama 14 tahun terjadi learning loss.
tahun terakhir. (PISA)
tahun terakhir. (SMERU) (Bank Dunia)
Pandemi memperparah Learning Loss
tersebut.

Murid Indonesia
Belajar di rumah membuat mengalami learning
murid Indonesia berpotensi
loss setara 5 - 6 bulan
mengalami learning loss
setara 0,8 hingga 1,3 tahun per tahun ketika proses
pembelajaran (Bank Dunia) belajar di rumah.
(Inovasi)
Apa yang menyebabkan jagung bisa tumbuh?

Memperbaiki tingkat kesuburan


tanah, memelihara tanaman,
memberi pupuk dan air, membasmi
ulat-ulat atau jamur yang
mengganggu hidup tanaman.

Tiap jagung memiliki pertumbuhan


yang berbeda, di sini peran petani
yaitu merawat jagung disesuaikan
dengan kekhasan tanah, dan
lingkungannya.
Kurikulum Merdeka sebagai Solusi

Berbasis Kompetensi Kontekstualisasi dan


Orientasi yang Holistik
Bukan Konten Personalisasi
Pada poin pertama, yaitu berbasis kompetensi
bukan konten, kurikulum disusun berdasarkan
kompetensi yang ingin ditumbuhkan pada
murid. Bukan keluasan materi, bukan
banyaknya materi yang diajarkan oleh guru.
Fokusnya ialah pemahaman akan materi,
kemampuan menerapkan, mengevaluasi, dan
merumuskan pengetahuan itu sendiri.

Jika melihat ini, maka guru tidak lagi “kejar


tayang” materi pembelajaran. Guru bisa lebih
memilih metode belajar yang sesuai
Berbasis Kompetensi kebutuhan murid. Fokus materi esensial.
Bukan Konten
(capaian pembelajaran diatur per fase bukan
per tahun)
Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum prototipe berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
untuk menggunakan
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
ceramah satu arah atau
berbasis problem dan pengembangan kompetensi -
metode lain yang efisien
projek, dll.) perlu waktu terutama kompetensi
dalam mengejar
ketuntasan penyampaian mendasar seperti literasi dan
materi numerasi - secara lebih
mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
Memirsa dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
terpisah-pisah. dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara &
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
Mempresentasikan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14


Salah satu hal berkaitan materi yang esensial
ini MIGO mengakomodasi, salah satunya
dengan menyediakan konten-konten yang
sesuai dengan kebutuhan murid.

Apalagi kalau sulit sinyal, tidak punya kuota,


namun materi harus unduh atau nonton dulu
melalui jaringan internet dan bandwitch yang
gede.

Beruntung MIGO INDONESIA menyediakan


konten-konten yang bisa diunduh secara
langsung di beberapa warung MIGO yang
bernama Migo Download Stations (MDS) ,
tanpa perlu KUOTA.
Pada poin kedua yaitu Orientasi yang Holistik,
bahwa pendidikan harus
menumbuhkembangkan murid secara utuh,
tidak sekadar pengetahuannya, tetapi juga
kompetensi dan karakternya.

Untuk mencapai poin ini, dalam kurikulum


Merdeka memberi porsi khusus pada
pembelajaran berbasis proyek. Memandu
murid berkolaborasi, membuat karya,
menyelesaikan problem yang relevan pada
Orientasi yang Holistik
kehidupan.
Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
Kurikulum 2013 sudah esensial yang dipelajari peserta
menekankan pada
didik dari berbagai disiplin ilmu
pengembangan
karakter, namun belum
c) struktur belajar yang fleksibel
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17


Pada poin ketiga yaitu Kontekstual dan
Personalisasi, penyesuaian kurikulum dengan
visi-misi sekolah dan juga kebutuhan belajar
muridnya.

Ini difasilitasi secara lebih serius dalam


kurikulum prototipe. Jam pelajaran tidak lagi
diikat per minggu, melainkan per tahun.
Ini memungkinkan sekolah untuk merancang
kurikulum secara lebih fleksibel.
Kontekstualisasi dan
Personalisasi
Fleksibilitas Perancangan Kurikulum Sekolah

Saat Ini Kurikulum Merdeka

● Kerangka kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci tujuan menetapkan tujuan belajar
pembelajaran per tahun. per fase (2-3 tahun) untuk
memberi fleksibilitas bagi
guru dan sekolah.

● Struktur kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci jam pelajaran per menetapkan jam pelajaran
minggu. per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam
menyusun kurikulum dan
pembelajarannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 19


Capaian Pembelajaran dan Alternatif Alurnya

Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
Memirsa dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
Mata Pelajaran: yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Bahasa Indonesia Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
Fase A (Kelas 1 dan 2) dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara &
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
Mempresentasikan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 20

Anda mungkin juga menyukai