Anda di halaman 1dari 25

MENGENAL

KURIKULUM PROTOTIPE

Disampaikan :
Dr. H. Ujang S. Hidayat, M.Pd., M.Si

1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
KURIKULUM PROTOTIPE
UNTUK MEMBANTU
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah


pengembangan kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis,
kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau
materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi
sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan
murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2


Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta
memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa


karakteristik utama yang mendukung pemulihan
pembelajaran:

Pembelajaran berbasis projek untuk


skills dan karakter
pengembangan soft(iman, taqwa, dan akhlak mulia;
1 royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar
gotong
kritis; kreativitas).
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu
untuk
cukup pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar
2 seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right
3 level)
dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3


Kurikulum prototipe adalah kurikulum
yang akan ditawarkan ke sekolah pada
2022. Adapun sifat kurikulum ini adalah
opsional.

“Kurikulum prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena


pada tahun 2022 sifatnya opsional,” (Anindito Aditomo, Kepala
BSKAP)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Karena bersifat optional, maka
kurikulum prototipe hanya akan
diterapkan di satuan pendidikan yang
berminat menggunakannya sebagai alat
untuk transformasi pembelajaran.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

1. Pengembangan Karakter

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8


Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


prototipe, 20 - 30
persen jam pelajaran Pembelajaran berbasis projek penting
digunakan untuk untuk pengembangan karakter
pengembangan karena:
karakter Profil Pelajar a) memberi kesempatan untuk
Pancasila melalui belajar melalui pengalaman
pembelajaran berbasis (experiential learning)
projek. b) Mengintegrasikan kompetensi
Kurikulum 2013 sudah esensial yang dipelajari peserta
menekankan pada
didik dari berbagai disiplin ilmu
pengembangan
karakter, namun belum
c) struktur belajar yang fleksibel
memberi porsi
khusus dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9


Tema-tema Utama Pembelajaran Berbasis Projek

Kemendikbudristek menyediakan 7 tema utama yang


perlu dikembangkan menjadi modul dengan topik dan
tujuan yang lebih spesifik.

1. Bangunlah Jiwa dan Raganya


2. Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Gaya Hidup Berkelanjutan
5. Kearifan Lokal
6. Kewirausahaan
7. Suara Demokrasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11


Contoh Pembelajaran Berbasis Projek

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

2. Fokus pada Materi Esensial

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13


Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum prototipe berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
untuk menggunakan
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
ceramah satu arah atau
berbasis problem dan pengembangan kompetensi
metode lain yang efisien
projek, dll.) perlu waktu - terutama kompetensi
dalam mengejar
ketuntasan penyampaian mendasar seperti literasi dan
materi numerasi - secara lebih
mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan
Memirsa puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan
terpisah- pisah. Berbicara &
menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam
suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan gambar
Mempresentasikan dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar mampu
menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman diri, menulis
Menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur tentang kehidupan
sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan
tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15


Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

3. Fleksibilitas Perancangan
Kurikulum Sekolah dan
Penyusunan Rencana
Pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 16


Fleksibilitas Perancangan Kurikulum Sekolah

Saat Ini Kurikulum Prototipe

● Kerangka kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci tujuan menetapkan tujuan belajar
pembelajaran per tahun. per fase (2-3 tahun)
untuk memberi
fleksibilitas bagi guru
dan sekolah.

● Struktur kurikulum saat ini ● Kurikulum prototipe


mengunci jam pelajaran per menetapkan jam pelajaran
minggu. per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam
menyusun kurikulum dan
pembelajarannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17


Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
Alokasi per tahun Alokasi Projek per Total JP Per
(minggu) tahun Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Seperti halnya di SMP, di kelas 10
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* SMA:
72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Sejarah, dan Geografi
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
Pendidikan Pancasila 54 (2) *** 18 72 digabung menjadi “Sejarah”
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
Matematika 108 (3) 36 144 mata pelajaran wajib dialokasikan
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324 untuk projek kokurikuler
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP)
288 (8) 144 432
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
Bahasa Inggris mengintegrasikan muatan lokal dalam
54 (2) *** 18 72
mapel lain atau diajarkan melalui
PJOK 72 (2) 36 108 kegiatan projek.
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, 54 (2) *** 18 72
Pengolahan)

Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**


Total 1098 (32) 486 1584
Melanjutkan prinsip penyederhanaan, Kurikulum prototipe juga lebih berfokus pada
materi esensial di tiap mata pelajaran

Sebagai ilustrasi:
● Rata-rata jumlah kompetensi
Kurikulum Prototipe untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia
mengalami pengurangan 57% dari
rata-rata jumlah KD Kurikulum 2013
57% 28% 19%
● Rata-rata jumlah kompetensi
Kurikulum Prototipe untuk mata
pelajaran Matematika mengalami
pengurangan 28% dari rata-rata
jumlah KD Kurikulum 2013
● Rata-rata jumlah kompetensi
Kurikulum Prototipe untuk mata
pelajaran Sains mengalami
pengurangan 19% dari rata-rata
jumlah KD Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 19


Capaian Pembelajaran dan Alternatif Alurnya

Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan
Memirsa puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang

Mata Pelajaran: dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Bahasa Indonesia Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan
Fase A (Kelas 1 dan 2) Berbicara &
menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam
suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan gambar
Mempresentasikan dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar mampu
menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman diri, menulis
Menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur tentang kehidupan
sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan
tangan yang semakin baik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 20


Capaian Pembelajaran dan Alternatif Alurnya

Alternatif 1. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1


Pelajar dapat menjelaskan dan mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan guru terkait aktivitas pengelolaan diri: ciri fisik manusia, fungsi anggota
1.1
tubuh, dan merawat kebersihan tubuh dengan menggunakan kata – kata sendiri
Pelajar dapat memilih teks yang disukainya terkait topik menjaga kesehatan diri dan menentukan informasi penting dari teks audiovisual dan teks aural
1.2
(teks yang dibacakan) tersebut.
Pelajar dapat membuat simpulan sederhana dari teks naratif yang sesuai jenjangnya serta sesuai dengan minat Pelajar (beragam topik yang dapat
1.3 ditawarkan pada siswa adalah panca indera dan anggota tubuh, peran diri dan anggota keluarga dalam lingkungan terdekat, benda hidup dan benda
mati, cuaca dan siang malam dan perubahan waktu)
Pelajar dapat mengklasifikasi kosa kata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan,
1.4
slogan sederhana, dan/atau syair lagu)
Pelajar dapat merangkai suku kata (kombinasi kv dan kvk) menjadi kata yang sering ditemui. (kosa kata dan kata yang diambil mengenai benda hidup
1.5
dan benda mati di sekitar siswa)
1.6 Pelajar dapat menuliskan namanya sendiri dan mengungkapkan perkenalan diri serta keluarganya secara lisan dan tulis.
Pelajar dapat menceritakan ulang sebuah cerita atau pengalamannya sehari – hari disertai penggunaan waktu (nama hari dan bulan) secara lisan atau
1.7
tulis.
Pelajar dapat menggunakan kata tanya “apa” dan “mengapa” untuk memperjelas pemahaman terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru, teman,
1.8
dan orang dewasa di sekitarnya. (Topik yang disarankan adalah cuaca dan siang malam).
Pelajar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh teman, guru, dan orang dewasa di sekitarnya dengan suara yang keras dan
1. 9
jelas namun santun. (Pertanyaan terkait dengan topik cuaca dan siang malam)

1.10 Pelajar dapat memberikan tanggapan atas komentar orang lain sesuai dengan konteksnya. (Tanggapan didasarkan pada topik cuaca dan siang malam)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 21


Capaian Pembelajaran dan Alternatif Alurnya

Alternatif 2. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1


Pelajar memahami dan dapat mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan orang tua dan guru mengenai aktivitas yang berhubungan dengan bantu diri
1.1.
(mandi, berganti pakaian, membersihkan diri, makan).

Pelajar memahami makna aneka kata yang sering digunakan dalam keseharian pelajar: berhubungan dengan diri sendiri, rutinitas harian di rumah,
1.2.
sekolah, dan tempat umum.
1.3. Pelajar memahami konteks dasar saat berbicara.

1.4. Pelajar memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks aural yang dibacakan guru dan orang tua sesuai jenjangnya.

1.5. Pelajar mampu menanggapi aneka informasi yang mereka terima dengan reaksi yang tepat atau sesuai.

1.6. Pelajar menceritakan pengalaman pribadi sesuai konteks dengan runtut dan jelas.

1.7. Pelajar mengenal ke-26 alfabet dan dapat menuliskannya dengan tulisan tangan secara benar.

1.8. Pelajar mampu membedakan huruf dan bunyi huruf sehingga mampu menyalin kata yang dilihat dan didengar.

1.9. Pelajar dapat menyebutkan identitas dasar buku dan unsur intrinsik penokohan dari buku yang dibacakan.
Pelajar dapat memaknai gambar atau ilustrasi dalam sebuah teks secara tepat; Memahami hubungan antara tulisan dengan ilustrasi/gambar pada
1.10.
buku cerita atau teks non fiksi sederhana.

1.11. Pelajar menjelaskan kembali makna sebuah ilustrasi atau gambar dengan kalimat sendiri.

1.12. Pelajar mampu mengidentifikasi tulisannya sendiri kemudian memperbaiki kesalahan sederhana dalam tulisannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 22


Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SLB
SMK
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran diberlakukan hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini
Informatika menjadi mata Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan bermain- lingkungan sekitar, mata menyiapkan diri untuk Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
belajar berbasis buku pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru menentukan pilihan mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
bacaan anak
digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran di kelas 11. Mata dari 60% ke 70% intelektual, capaian
Fase Fondasi untuk mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, pelajaran yang dipelajari pembelajarannya sama
meningkatkan kesiapan Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran dengan sekolah reguler
bersekolah Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang yang sederajat, dengan
berbasis projek dengan
pendidikan informatika Di kelas 11 dan 12 pelajar mengintegrasikan mata pelajaran menerapkan prinsip
Pembelajaran berbasis • Integrasi computational
mengikuti mata pelajaran dari terkait. modifikasi kurikulum
projek untuk penguatan thinking dalam mata Pembelajaran berbasis Kelompok Mapel Wajib, dan
profil Pelajar Pancasila pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil memilih mata pelajaran dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sama dengan pelajar di
dilakukan melalui kegiatan Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan kelompok MIPA, IPS, Bahasa, menjadi mata pelajaran wajib sekolah reguler, pelajar di
perayaan hari besar dan dan IPAS minimal 3 kali dalam satu dan Keterampilan Vokasi minimal 6 bulan (1 semester). SLB juga menerapkan
perayaan tradisi lokal tahun ajaran
• sesuai minat, bakat, dan pembelajaran berbasis
Bahasa Inggris sebagai
aspirasinya Pelajar dapat memilih mata projek untuk menguatkan
mata pelajaran pilihan
pelajaran di luar program Pelajar Pancasila dengan
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis keahliannya mengusung tema yang
projek untuk penguatan profil
projek untuk penguatan profil sama dengan sekolah
Pelajar Pancasila dilakukan
Pelajar Pancasila dilakukan Alokasi waktu khusus projek reguler, dengan
minimal 3 kali dalam satu
minimal 2 kali dalam satu penguatan profil pelajar kedalaman materi dan
tahun ajaran, dan pelajar
tahun ajaran Pancasila dan Budaya Kerja aktivitas sesuai dengan
menulis esai ilmiah sebagai
untuk peningkatan soft skill karakteristik dan
syarat kelulusan
(karakter dari dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dan dan Teknologi 17
Teknologi
Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan
pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024
berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat (Kur- Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, kurikulum nasional
2013 yang Kurikulum Prototipe di SP dan Kurikulum Prototipe berdasarkan evaluasi
disederhanakan) dan SMK PK sebagai opsi bagi semua terhadap kurikulum pada
satuan pendidikan masa pemulihan
pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 24


Terima kasih

18

Anda mungkin juga menyukai