Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 3

PERSPEKTIF PENDIDIKAN

NAMA : TRI SETYOWATI


NIM : 858161662
UPJJ : PALANGKARAYA

SOAL
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan guru berkompeten?
2. Buat analisis komparatif antara kurikulum Pendidikan sekolah dasar antara KTSP dan
Kurikulum 2013!
3. Mengapa penyususnan RPP mata Pelajaran harus berprinsip sistemik?
4. Mengapa bahan ajar bagi peserta didik lebih ditekan pada kontekstual dan tematik?
5. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam mengembangkan isi materi pada bahan ajar?

JAWABAN

1. GURU YANG BERKOMPETENSI adalah guru yang berkuwalitas dalam melaksanakan


tugas dimana guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal
perencanaan. Indikator kinerja guru dalam penyelenggaraan pendidikan ditandai dengan
adanya pengelolaan kelas, dan sumber belajar, dan menggunakan metode pembelajaran
yang tentunya bervariasi dan berpihak pada murid.
2. Perbedaan yang mendasar antara KTSP dan Kurikulum 2013 yaitu Dalam KTSP, kegiatan

Analisis komparatif atau perbandingan standar isi Kurikulum KTSP 2006 dengan
Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
No. Aspek KTSP 2006 Kurikulum 2013
1. Kerangka Dasar Kurikulum untuk jenis Kelompok A adalah mata
Kurikulum pendidikan umum, pelajaran yang
kejuruan, dan khusus pada memberikan orientasi
jenjang pendidikan dasar kompetensi lebih kepada
dan menengah terdiri atas: aspek kognitif dan afektif
• kelompok mata pelajaran sedangkan kelompok B
agama dan akhlak mulia; adalah mata pelajaran
• kelompok mata yang lebih menekankan
pelajarankewarganegaraan pada aspek afektif dan
dan kepribadian; psikomotor.
• kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan
teknologi;
• kelompok mata pelajaran
estetika;
• kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan
kesehatan.
2. Prinsip Kurikulum tingkat satuan Kurikulum 2013
Pengembangan pendidikan jenjang dikembangkan dengan
Kurikulum pendidikan dasar dan prinsip-prinsip:
menengah dikembangkan 1. Mengacu pada
oleh sekolah dan komite Peraturan Menteri
sekolah berpedoman pada Pendidikan dan
standar kompetensi Kebudayaan Nomor
lulusan dan standar isi 67
serta panduan penyusunan Tahun 2013 tentang
kurikulum yang dibuat Kerangka Dasar dan
oleh BSNP. Struktur Kurikulum
Kurikulum dikembangkan Sekolah Dasar/Madrasah
berdasarkan prinsip- Ibtidaiyah.
prinsip berikut. 2. Aktual dan
a. Berpusat pada potensi, Kontekstual
perkembangan, kebutuhan, selalu memperhatikan
dan kepentingan peserta perkembangan ilmu,
didik dan lingkungannya pengetahuan, teknologi,
b. Beragam dan terpadu dan seni yang mutakhir.
c. Tanggap terhadap 3. Fleksibel
perkembangan ilmu selalu memberikan
pengetahuan, teknologi, rujukan dan ruang yang
dan seni lebih luas kepada guru
d. Relevan dengan untuk menyusun
kebutuhan kehidupan perencanaan mengajar.
e. Menyeluruh dan 4. Menyeluruh
berkesinambungan mencakup pengembangan
potensi peserta didik
f. Belajar sepanjang hayat secara menyeluruh dalam
g. Seimbang antara ranah kompetensi
kepentingan nasional dan pengetahuan, sikap, dan
kepentingan daerah keterampilan.
3. Prinsip • Pelaksanaan kurikulum • Mata pelajaran adalah
Pelaksanaan didasarkan pada potensi, unit organisasi
Kurikulum perkembangan dan Kompetensi Dasar yang
kondisi peserta didik terkecil. Untuk kurikulum
untuk menguasai SD/MI organisasi
kompetensi yang berguna Kompetensi Dasar
bagi dirinya kurikulum dilakukan
• Kurikulum dilaksanakan melalui pendekatan
dengan menegakkan terintegrasi (integrated
kelima pilar belajar, yaitu: curriculum).
(a) belajar untuk beriman Berdasarkan pendekatan
dan bertakwa kepada ini maka terjadi
Tuhan Yang Maha Esa, reorganisasi Kompetensi
(b) belajar untuk Dasar mata pelajaran
memahami dan yang mengintegrasikan
menghayati, konten mata pelajaran
(c) belajar untuk mampu IPA dan IPS di kelas I, II,
melaksanakan dan berbuat dan III ke dalam mata
secara efektif, pelajaran Pendidikan
(d) belajar untuk hidup Agama dan Budi Pekerti,
bersama dan berguna PPKn, Bahasa Indonesia,
bagi orang lain, dan Matematika, serta
(e) belajar untuk Pendidikan Jasmani,
membangun dan Olahraga dan Kesehatan.
menemukan jati diri, Dengan pendekatan ini
melalui proses maka struktur Kurikulum
pembelajaran yang aktif, SD/MI menjadi lebih
kreatif, efektif, dan sederhana karena jumlah
menyenangkan. mata pelajaran berkurang.
• Pelaksanaan kurikulum • Prinsip pengintegrasian
memungkinkan peserta IPA dan IPS di kelas I,
didik mendapat II, dan III di atas dapat
pelayanan yang bersifat diterapkan dalam
perbaikan, pengayaan, pengintegrasian muatan
dan/atau percepatan lokal. Kompetensi Dasar
sesuai dengan potensi, muatan lokal yang
tahap perkembangan, dan berkenaan dengan seni,
kondisi peserta didik budaya dan keterampilan,
dengan tetap serta bahasa daerah
memperhatikan diintegrasikan ke dalam
keterpaduan mata pelajaran Seni
pengembangan pribadi Budaya dan Prakarya.
peserta didik yang Kompetensi Dasar
berdimensi ke-Tuhanan, muatan lokal yang
keindividuan, kesosialan, berkenaan dengan
dan moral. olahraga serta permainan
• Kurikulum dilaksanakan daerah diintegrasikan ke
dalam suasana hubungan dalam mata pelajaran
peserta didik dan pendidik Pendidikan Jasmani,
yang saling menerima dan Olahraga dan Kesehatan.
menghargai, akrab, • Selain melalui
terbuka, dan hangat, penyederhanaan jumlah
dengan prinsip tut wuri mata pelajaran,
handayani, ing madia penyederhanaan
mangun karsa, ing ngarsa dilakukan juga terhadap
sung tulada Kompetensi Dasar setiap
• Kurikulum dilaksanakan mata pelajaran.
dengan menggunakan Penyederhanaan
pendekatan multistrategi dilakukan dengan
dan multimedia, sumber menghilangkan
belajar dan teknologi Kompetensi Dasar yang
yang memadai, dan tumpang tindih dalam
memanfaatkan satu mata pelajaran dan
lingkungan sekitar antarmata pelajaran,
sebagai sumber belajar, serta Kompetensi Dasar
dengan prinsip alam yang dianggap tidak
takambang jadi guru sesuai dengan usia
(semua yang terjadi, perkembangan psikologis
tergelar dan berkembang peserta didik.
di masyarakat dan • Di kelas IV, V, dan VI
lingkungan sekitar serta nama mata pelajaran IPA
lingkungan alam semesta dan IPS tercantum dan
dijadikan sumber belajar, memiliki Kompetensi
contoh dan teladan). Dasar masing–masing.
• Kurikulum dilaksanakan Untuk proses
dengan mendayagunakan pembelajaran Kompetensi
kondisi alam, sosial dan Dasar IPA dan IPS,
budaya serta kekayaan sebagaimana Kompetensi
daerah untuk keberhasilan Dasar mata pelajaran lain,
pendidikan dengan muatan diintegrasikan ke dalam
seluruh bahan kajian berbagai tema. Oleh
secara optimal. karena itu, proses
• Kurikulum yang pembelajaran semua
mencakup seluruh Kompetensi Dasar dari
komponen kompetensi semua mata pelajaran
mata pelajaran, muatan terintegrasi dalam
lokal dan pengembangan berbagai tema.
diri diselenggarakan dalam
keseimbangan,
keterkaitan, dan
kesinambungan yang
cocok dan memadai
antarkelas dan jenis serta
jenjang pendidikan.
4. Struktur Kurikulum • Mata pelajaran adalah Struktur kurikulum
SD/MI unit organisasi merupakan pola dan
Kompetensi Dasar yang susunan mata pelajaran
terkecil. Untuk kurikulum yang harus ditempuh oleh
SD/MI organisasi peserta didik dalam
Kompetensi Dasar kegiatan pembelajaran.
kurikulum dilakukan Kedalaman muatan
melalui pendekatan kurikulum pada setiap
terintegrasi (integrated mata pelajaran pada setiap
curriculum). Berdasarkan satuan pendidikan
pendekatan ini maka dituangkan dalam
terjadi reorganisasi kompetensi yang harus
Kompetensi Dasar mata dikuasai peserta didik
pelajaran yang sesuai dengan beban
mengintegrasikan konten belajar yang tercantum
mata pelajaran IPA dan dalam struktur kurikulum.
IPS di kelas I, II, dan III Kompetensi yang
ke dalam mata pelajaran dimaksud terdiri atas
Pendidikan Agama dan standar kompetensi dan
Budi Pekerti, PPKn, kompetensi dasar yang
Bahasa Indonesia, dikembangkan
Matematika, serta berdasarkan standar
Pendidikan Jasmani, kompetensi lulusan.
Olahraga dan Kesehatan. Muatan lokal dan
Dengan pendekatan ini kegiatan pengembangan
maka struktur Kurikulum diri merupakan bagian
SD/MI menjadi lebih integral dari struktur
sederhana karena jumlah kurikulum pada jenjang
mata pelajaran berkurang. pendidikan dasar dan
• Prinsip pengintegrasian menengah.
IPA dan IPS di kelas I, II,
dan III di atas dapat
diterapkan dalam
pengintegrasian muatan
lokal. Kompetensi Dasar
muatan lokal yang
berkenaan dengan seni,
budaya dan keterampilan,
serta bahasa daerah
diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya.
Kompetensi Dasar muatan
lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta
permainan daerah
diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
• Selain melalui
penyederhanaan jumlah
mata pelajaran,
penyederhanaan dilakukan
juga terhadap Kompetensi
Dasar setiap mata
pelajaran. Penyederhanaan
dilakukan dengan
menghilangkan
Kompetensi Dasar yang
tumpang tindih dalam satu
mata pelajaran dan
antarmata pelajaran, serta
Kompetensi Dasar yang
dianggap tidak sesuai
dengan usia
perkembangan psikologis
peserta didik.
• Di kelas IV, V, dan VI
nama mata pelajaran IPA
dan IPS tercantum dan
memiliki Kompetensi
Dasar masing–masing.
Untuk proses
pembelajaran Kompetensi
Dasar IPA dan IPS,
sebagaimana Kompetensi
Dasar mata pelajaran lain,
diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh
karena itu, proses
pembelajaran semua
Kompetensi Dasar dari
semua mata pelajaran
terintegrasi dalam berbagai
tema.
5. Beban Belajar · Satuan pendidikan pada Beban belajar dinyatakan
semua jenis dan jenjang dalam jam belajar setiap
pendidikan minggu untuk masa
menyelenggarakan belajar selama satu
program pendidikan semester. Beban belajar di
dengan menggunakan SD/MI kelas I, II, dan III
sistem paket atau sistem masing-masing 30, 32, 34
kredit semester. Kedua sedangkan untuk kelas
sistem tersebut dipilih IV, V, dan VI masing-
berdasarkan jenjang dan masing 36 jam setiap
kategori satuan pendidikan minggu. Jam belajar
yang bersangkutan. SD/MI adalah 35 menit.
· Satuan pendidikan
SD/MI/SDLB Dengan adanya tambahan
melaksanakan program jam belajar ini dan
pendidikan dengan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru
menggunakan sistem memiliki keleluasaan
paket. waktu untuk
· Beban belajar yang mengembangkan proses
diatur pada ketentuan ini pembelajaran yang
adalah beban belajar berorientasi siswa aktif.
sistem paket pada jenjang Proses pembelajaran
pendidikan dasar dan siswa aktif memerlukan
menengah. Sistem Paket waktu yang lebih
adalah sistem panjang dari proses
penyelenggaraan program pembelajaran
pendidikan yang peserta penyampaian informasi
didiknya diwajibkan karena peserta didik
mengikuti seluruh perlu latihan untuk
program pembelajaran dan mengamati, menanya,
beban belajar yang sudah mengasosiasi, dan
ditetapkan untuk setiap berkomunikasi. Proses
kelas sesuai dengan pembelajaran yang
struktur kurikulum yang dikembangkan
berlaku pada satuan menghendaki kesabaran
pendidikan. Beban belajar guru dalam mendidik
setiap mata pelajaran pada peserta didik sehingga
Sistem Paket dinyatakan mereka menjadi tahu,
dalam satuan jam mampu dan mau belajar
pembelajaran. dan menerapkan apa yang
· Beban belajar sudah mereka pelajari di
dirumuskan dalam bentuk lingkungan sekolah dan
satuan waktu yang masyarakat sekitarnya.
dibutuhkan oleh peserta Selain itu bertambahnya
didik untuk mengikuti jam belajar
program pembelajaran memungkinkan guru
melalui sistem tatap muka, melakukan penilaian
penugasan terstruktur, dan proses dan hasil belajar.
kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk
mencapai standar
kompetensi lulusan
dengan memperhatikan
tingkat perkembangan
peserta didik.
· Kegiatan tatap muka
adalah kegiatan
pembelajaran yang
berupa proses interaksi
antara peserta didik
dengan pendidik. Beban
belajar kegiatan tatap
muka per
jam pembelajaran
pada masing-masing
satuan
pendidikan ditetapkan
sebagai berikut:
§ SD/MI/SDLB
berlangsung selama 35
menit;
· Beban belajar kegiatan
tatap muka per minggu
pada setiap satuan
pendidikan adalah sebagai
berikut:
o Jumlah jam
pembelajaran tatap muka
per minggu untuk
SD/MI/SDLB:
§ Kelas I s.d. III adalah
29 s.d. 32 jam
pembelajaran;
§ Kelas IV s.d. VI adalah
34 jam pembelajaran.
· Beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
terdiri dari:
· Waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur
bagi peserta didik pada
SD/MI/SDLB maksimum
40% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka dari
mata pelajaran yang
bersangkutan.
· Penyelesaian program
pendidikan dengan
menggunakan sistem
paket adalah enam tahun
untuk SD/MI/SDLB,
tiga tahun
· Sistem kredit semester
adalah sistem
penyelenggaraan
program pendidikan yang
peserta didiknya
menentukan sendiri
beban belajar dan mata
pelajaran yang diikuti
setiap semester pada
satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata
pelajaran pada sistem
kredit semester dinyatakan
dalam satuan kredit
semester (sks). Beban
belajar satu sks meliputi
satu jam pembelajaran
tatap muka, satu jam
penugasan terstruktur, dan
satu jam kegiatan mandiri
tidak terstruktur. Panduan
tentang sistem kredit
semester diuraikan secara
khusus dalam dokumen
tersendiri.
6. Kalender Kurikulum satuan Sama
Pendidikan pendidikan pada setiap
jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan
mengikuti kalender
pendidikan pada setiap
tahun ajaran. Kalender
pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu
tahun ajaran yang
mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan
hari libur.
A. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran
adalah waktu dimulainya
kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran
pada setiap satuan
pendidikan.
Minggu efektif belajar
adalah jumlah minggu
kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap
satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran
efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah
jam pembelajaran untuk
seluruh matapelajaran
termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam
untuk kegiatan
pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu
yang ditetapkan untuk
tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal
pada satuan pendidikan
yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari
libur khusus.
7. Standar Standar Kompetensi Kompetensi Inti
Kompetensi adalah kualifikasi merupakan terjemahan
kemampuan minimal atau operasionalisasi SKL
peserta didik yang dalam bentuk kualitas
menggambarkan yang harus dimiliki
penguasaan sikap, mereka yang telah
pengetahuan, dan menyelesaikan
keterampilan yang pendidikan pada satuan
diharapkan dicapai pada pendidikan tertentu atau
setiap tingkat dan/atau jenjang pendidikan
semester; standar tertentu, gambaran
kompetensi terdiri atas mengenai kompetensi
sejumlah kompetensi dasar utama yang
sebagai acuan baku yang dikelompokkan ke dalam
harus dicapai dan berlaku aspek sikap, pengetahuan,
secara nasional. dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotor)
yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas
yang seimbang antara
pencapaian hard skills
dan soft skills.

Kompetensi Inti
berfungsi sebagai unsur
pengorganisasi
(organising element)
kompetensi dasar.
Sebagai unsur
pengorganisasi,
Kompetensi Inti
merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu
kelas atau jenjang
pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi
prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi
yang berkesinambungan
antara konten yang
dipelajari siswa.
Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar
satu mata pelajaran
dengan konten
Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang
berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan
kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling
memperkuat.

Kompetensi Inti
dirancang dalam empat
kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan
(kompetensi inti 1), sikap
sosial (kompetensi 2),
pengetahuan (kompetensi
inti 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi
4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan
harus dikembangkan
dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara
integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan
sikap keagamaan dan
sosial dikembangkan
secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu
pada waktu peserta didik
belajar tentang
pengetahuan (kompetensi
kelompok 3) dan
penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti
kelompok 4).
8. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar · Kompetensi Dasar
merupakan sejumlah merupakan kompetensi
kemampuan yang harus setiap mata pelajaran
dimiliki peserta didik untuk setiap kelas yang
dalam mata pelajaran diturunkan dari
tertentu sebagai rujukan Kompetensi Inti.
untuk menyusun indikator Kompetensi Dasar
kompetensi. adalah konten atau
kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan yang
bersumber pada
kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta
didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan
karakteristik peserta
didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Mata
pelajaran sebagai
sumber dari konten
untuk menguasai
kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan
berdasarkan disiplin ilmu
yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi
esensialisme dan
perenialisme. Mata
pelajaran dapat dijadikan
organisasi konten yang
dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu
atau non disiplin ilmu
yang diperbolehkan
menurut filosofi
rekonstruksi sosial,
progresif atau pun
humanisme. Karena
filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik
seperti dikemukakan di
bagian landasan filosofi
maka nama mata
pelajaran dan isi mata
pelajaran
· Untuk kurikulum yang
akan dikembangkan tidak
perlu terikat pada kaedah
filosofi esensialisme dan
perenialisme.

· Kompetensi Dasar
merupakan kompetensi
setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang
diturunkan dari
Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar SD/MI
untuk setiap mata
pelajaran tercantum pada
Lampiran 1A s.d.
Lampiran 9 yang
mencakup: Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti,
PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS,
Seni Budaya dan
Prakarya, dan Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan, serta Daftar
Tema dan Alokasi
Waktunya.
9. Pendekatan a. Substansi mata · Integrasi Kompetensi
Pembelajaran pelajaran IPA dan IPS Dasar IPA dan IPS
pada SD/MI merupakan didasarkan pada
“IPA Terpadu” dan keterdekatan makna dari
“IPS Terpadu”. konten Kompetensi Dasar
b. Pembelajaran pada IPA dan IPS dengan
Kelas I s.d. III konten Pendidikan Agama
dilaksanakan melalui dan Budi Pekerti, PPKn,
pendekatan tematik, Bahasa Indonesia,
sedangkan pada Kelas IV Matematika, serta
s.d. VI dilaksanakan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
melalui pendekatan mata yang berlaku untuk kelas
pelajaran. I, II, dan III. Sedangkan
untuk kelas IV, V dan VI,
Kompetensi Dasar IPA
dan IPS berdiri sendiri
dan kemudian
diintegrasikan ke dalam
tema-tema yang ada untuk
kelas IV, V dan VI.
· Kompetensi Dasar IPA
dan IPS dengan konten
Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, PPKn,
Bahasa Indonesia,
Matematika, serta
Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
yang berlaku untuk kelas
I, II, dan III. Sedangkan
untuk kelas IV, V dan VI,
Kompetensi Dasar IPA
dan IPS berdiri sendiri
dan kemudian
diintegrasikan ke dalam
tema-tema yang ada untuk
kelas IV, V dan VI.

3. Penyusunan RPP harus sistematis, yaitu dimulai dari menetapkan identitas mata
pelajaran sampai dengan menetapkan prosedur evaluasi dan tindak lanjut, semuanya
harus disusun secara berututan agar mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
4. Karena sesuai dengan teori perkembangan Piaget yang mana tingkat perkembangan
anak SD berada pada tingkat operasional konkret yang mana karena hal tersebut
penyampaian materi pelajaran pada anak SD akan lebih optimal jika di sertai dengan
contoh konkret benda-benda di sekitar anak. Pembelajaran yang dianjurkan pun
pembelajaran kontekstual dan tematik, sehingga bahan ajarnya pun ditekankan pada
yang berbasis kontekstual dan tematik agar lebih mudah dipahami oleh anak.

5. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar yaitu:
(1) Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar Kompeten
Si/Kompetensi Dasar
(2) Prinsip konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajar yang dikembangkan
juga ada empat.

Anda mungkin juga menyukai